Anda di halaman 1dari 3

BAB II

DASAR TEORI
2.1.

Pengertian Keausan
Keausan (wear) merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam

sebuah sistem permesinan. Fenomena keausan dapat terjadi jika terdapat kontak antar
permukaan benda dan diberikan suatu gaya mekanik, jenis-jenis kontak dapat dilihat
pada Gambar 2.1. American System for Teting Material (ASTM) mendefinisikan
keausan sebagai kerusakan permukaan benda yang secara umum berhubungan dengan
peningkatan hilangnya material yang disebabkan oleh pergerakan relatif benda dan
sebuah substansi kontak [2]. Keausan juga dapat didefinisikan sebagai kehilangan
substansi secara progresif dari permukaan operasi dari benda akibat gerak relatif dari
permukaan terhadap benda lain [3].

Gambar 2.1. Tribological actions [4].


Fenomena keausan sangat susah diprediksi dan sulit diamati secara kasat mata
tetapi mudah dikenali kerusakannya. Proses terjadinya keausan dan faktor yang
mengakibatkan keausan pada material menjadi kajian yang penting dalam rekayasa
permesinan.
Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh adanya beberapa
mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa parameter yang bervariasi
meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan geometri permukaan benda yang
terjadi keausan.
7

Halaman Judul Bab ditulis dengan


angka Arab pada margin bawah dan
rata tengah

Halaman Isi pada setiap Bab ditulis


dengan angka Arab pada margin
atas dan rata kanan
8
2.2.

Jenis-jenis keausan dan penyebabnya


Mekanisme keausan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu keausan

yang penyebabnya didominasi oleh perilaku mekanis dari bahan dan keausan yang
penyebabnya didominasi oleh perilaku kimia dari bahan [5], sedangkan menurut Koji
Kato, tipe keausan terdiri dari tiga macam, yaitu mechanical, chemical and thermal
wear [6].
2.2.1. Keausan yang disebabkan perilaku mekanis (mechanical)
Jenis keausan yang disebabkan oleh kontak antar permukaan material, jenis
keausan ini digolongkan menjadi abrasive, adhesive, flow and fatigue wear.
2.2.1.1.

Keausan Abrasive

Keausan ini terjadi jika partikel keras atau permukaan keras yang kasar
menggerus dan memotong permukaan sehingga mengakibatkan hilangnya material
yang ada di permukaan tersebut [5, 6], seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 dan
2.3.
Contoh: micro-cutting, wedge forming, dan ploughing.

Gambar 2.2. Abrasive wear oleh micro-cutting pada permukaan yang


lunak.

Gambar 2.3. Mekanisme pada abrasive wear a) micro-cutting, b)


fracture, c) fatigue by repeating plouhing dan d) grain pull-out [5, 6].

Anda mungkin juga menyukai