Anda di halaman 1dari 15

KERACUNAN ECTASY

Apakah Ectasy itu ?


Dari pengertian bahasa Ectasy berarti suatu keadaan kenikmatan yang mendalam
atau kegembiraan emosional yang tinggi. Jadi dengan menamakan pil tersebut
ectasy, maka orang pun berpikir besar kemungkinan pil itu akan memberikan
kenikmatan dan kegembiraan seperti namanya itu.
Secara

farmakologis

dipendekkan

dengan

pil

XTC

MDMA).

adalah
Dari

Metelin

namanya,

Dioxy

Meth

jelaslah

Amphetemin

MDMA

suatu

(lalu

turunan

Amphetamin. Kebetulan Amphetamin ini mempunyai banyak turunan. Dari dulu


berbagai turunannya dipakai sebagai obat Asthm. Yang lain dipakai sebagai obat
pelangsing tubuh. Tetapi ada juga turunannya yang umumnya dipakai untuk
merangsang susunan saraf atau psikomotor sehingga si pemakai akan merasa lebih
jaga, lebih kuat dan tahan bekerja.

Bagaimana efek Ectasy ?


Secara kimia saraf, Amphetamin ini bekerja pada sistem Limbik otak yakni pusat
emosi yang akhirnya menimbulkan perasaan gembira, waspada dan energik.
Sedangkan dari sudut susunan saraf otonom yakni simpatik. Saraf simpatik ini
mensarafi

organ-organ

yang

membuat

manusia

menjadi

aktif,

misalnya

meningkatkan denyut jantung, tekanan darah juga meningkat, pernapasan lebih


cepat. Jadi boleh dikatakan seluruh tubuh menjadi lebih aktif karena obat tersebut.
Sebaliknya susunan saraf otonom yang lain, yakni parasimpatik, yang terutama
mempersarafi organ-organ sistem pencernaan. Karena itulah dengan memakai
Amphetamin, maka orang menjadi energik,waspada serta gembira, tetapi karena
parasimptis menjadi pasif, sistem pencernaan menjadi berhenti. Orang akan bekerja
jauh lebih lama dari biasa dan tidak merasa lapar. Karena itulah Amphitamin banyak
dipakai untuk obat pelangsing tubuh.
Sayangnya efek sampingnya pun banyak, tekanan darah bisa meningkat, jantung
bedebar-debar, dan sering susah tidur. Sesudah obatberhentipun, ada orang yang
terus susah tidur, ada orang yang menjadi mengantuk terus. Tetapi yang pasti nafsu
makan meningkat kembali dan orangpun menjadi gemuk kembali. Karena itulah
belakang ini, Amphetamin tidak banyak lagi dipakai sebagai obat pelangsing, karena
efek samping di atas dan menimbulkan frustasi bila obat dihentikan.
XTC menimbulkan kenikmatan bagi pemakainya. Ada rasa nikmat, gembira, percaya
diri, jaga terus tanpa mengantuk. Secara fisik, badan akan bergerak-gerak dan
semakin tinggi dosis, gerakan-gerakan makin cepat pula dan kadang-kadang tidak
terkontrol lagi, kepala geleng-geleng ke kiri dan ke kanan dan gigi bisa gemeretak.
Dengan gabungan efek emosi dan fisik di atas, maka pemakaian XTC memang sesuai

untuk menari dan terutama berdisco yang diserta dengan House Music.
Dari sudut emosional, memang XTC memberikan keintiman antara pria dan wanita.
Mereka merasa bersatu walapun belum kenal sebelumnya.
Tetapi dengan stimulasi saraf simpatis dan istirahatnya saraf parasimpatis, maka
organ-organ yang dipersarafi saraf parasimpatis akan in-aktif semuanya. Organ ini
terutama adalah sistem pencernaan dan sistem respon seks. Pada saat pemakaian
dalam pengaruh XTC, maka seluruh organ seks akan in-aktif . Ujung-ujung saraf
sentuhan yang pada saat orang bergairah akan memberi kenikmatan seks tidak
terjadi lagi. Jadi walau organ-organ seks disentuh tak ada rasa nikmat. Walau tinggi,
fantasi keintiman ditambah rasa senang antara pemakai, tetapi organ seksnya tidak
bekerja saat itu. Ini berlaku untuk wanita maupun pria. Semua saraf-saraf seks tidak
akan bekerja saat tripping.

Pada wanita organ-organ seks berongga maka bila

dipaksakan, masih bisa coitus, tetapi tidak akan merasakan kenikmatan. Hanya
perasaannya yang merasa menyatu. Bila pengaruh XTC telah habis, barulah ada
kemungkinan respon fisiologis seks bisa bekerja lagi.
Suatu waktu akan terjadi overdosis dengan berbagai gejala seperti tekanan darah
yang meninggi, denyut jantung yang terlalu cepat, badan yang kekeringan dan
akhirnya bisa meninggal

MANIFESTASI KLINIS KERACUNAN AMPHETAMIN


Gejalanya :

Agresif

Iritabilita, insomnia

Salah persepsi tentang pandangan, halusinasi pendengaran

Hiperaktif, bicara berulang-ulang, euforia

Pupil dilatasi

Peningkatan nadi dan tekanan darah

Paranoid

Halusinasi, suhu tubuh meningkat

Kejang, coma dan meninggal.

Penatalaksanaan
1. Coba bicarakan / komunikasikan dengan pasien : sering munculnya paranoid
psikosis akibat pemakaian Amphetamin.
Pasien mengalami kerusakan / gangguan : weas of reference, halusinasi penglihatan

dan pendengaran, perubahan body image, hiperaktifitas, dan eksitasi.


2. Digunakan obat yang spesifik untuk mengurangi agitasi
Biasanya dalam 24 jam setelah pasien minum Amphetamin akan mulai tidur terusmenerus.
Pasien relatif nyaman dan tenang, pasien menjadi lebih agresif dan sampai pada
tahap panik.
3. Pemeriksaan Amphetamin dalam urine
4. Menempatakan pasien dalam lingkungan yang memudahkan perawat melakukan
observasi terhadap kemungkinan pasien melakukan bunuh diri.

KERACUNAN MAKANAN

Pendahuluan
Kontaminasi makanan dengan zat kimia di Indonesia sampai saat ini amat sukar
didiagnosa, karena fasilitas leboratorium yang belum memadai untuk maksud
tersebut. Pentingnya pemeriksaan laboratorium disini dilihat dari pengalaman
Sulianti, dimana dari 131 kasus keracunan makanan, 68 orang diantaranya meninggal
setelah

pemeriksaan

laboratorium

ternyata

menunjukan

adanya

C.

wellchii

merupakan penyebabnya. Jenis makanan yang sering menimbulkan keracunan di


Indonesia adalah jengkol, singkong, atau jamur.

Keracunan makanan dapat disebabkan oleh :

Makanan yang tercemar zat kimia seperti peptisida, lapisan logam dari kaleng
makanan atau akibat fumigasi ruangan.

Mikroba yang mencemari makanan (Salmonela, Clostridium botulinum dan lainlain).

Zat kimia tertentu yang ditambahkan pada makanan sebagai penyedap, pemanis
dan pengawet.

Makanan itu sendiri secara alamiah sudah mengandung zat kimia, misalnya asam
jengkolat, jamur Aspergilus flavus mengandung aflatoksin dan jamur Amanita
muscaria mengandung muskarin.

KERACUNAN JENGKOL
Keracunan jengkol paling sering dilaporkan diantara penyebab keracunan makanan di
Indonesia. Salah satu sebab dari keadaan ini adalah karena jengkol termasuk sayuran
yang banyak digemari oleh kalangan tertentu masyarakat Indonesia. Biji jengkol
(Pithelobium lobatum) mengandung asam amino (asam jengkolat) dengan rumus
bangun sebagai berikut :
S -- CH3 --- CHNH2 --- COOH
CH 2
S --CH3 --- CHNH2 --- COOH
Menurut VAN VEEN dan HYMAN yang dikutib oleh R. WIRATMAJA, dkk. jengkol
mengandung 2 % asal jengkolat.
Untuk mendiagnosis keracunan jengkol tidak sulit, biasanya sesudah makan jengkol
timbul sakit perut, muntah, kolik, disuria, oliguria, sampai anuria, hematuria, uremia
(gagal ginjal akut); serta bau jengkol yang berasal dari mulut, hawa napas dan urine.
Kristal asam jengkol dapat menyumbat uretra yang menimbulkan adanya infiltrat dan
abses di penis, skrotinum, perineum dan sekitarnya. Terjadinya kristal (hablur) akibat

asal jengkolat pada saluran kemih diduga karena pH urin bersifat asam. Rupa-rupanya
terjadi kristal-kristal pada saluran kemih inilah yang menjadi sebab sebagian besar
gejala tersebut di atas.

Pengobatan keracunan jengkol


1. Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut / pinggang saja) pasien tidak perlu
dirawat, dan cukup dinasehati untuk banyak minum serta memberikan natrium
bikarbonat saja.
Bila gejala penyakit berat (oliguria, hematuria, anuria, tidak dapat minum) maka
pasien perlu dirawat dengan diberikan infus natrium bikarbonat dalam larutan
Glukosa 5 %.
2. Anjuran yang dapat diberikan untuk mencegah timbulnya keracunan jengkol
adalah dengan dilarang makan jengkol
3. Mengusahakan cara pengolahan yang baik (dimasak, digoreng, dibakar, ditanam
lebih dahulu sebelum dimakan)
Cara ini sukar dilaksanakan mengingat tidak mudahnya mengubah kebiasaan makan
seseorang.

KERACUNAN SINGKONG
Singkong

(manihot

utilissima)

merupakan

bahan

makanan

yang

mengandung kalori seperti beras. Perbedaannya adalah singkong


mengandung protein 1 % sedangkan beras mengandung protein 7,5 %.
Singkong mengandung linamarin, yaitu suatu glikosida yang mengikat
sianida. Linamarin dapat mempengaruhi enzym yang biasanya
terdapat dalam jaringan tumbuh-tumbuhan sehingga melepaskan
sianida bebas yang dapat menguap jika dipanaskan. Tiap jenis singkong
mengandung jenis HCN berbede-deda, yang dapat dibagi dalam dua
golongan :
1. Singkong tidak beracun, dimana kadar HCN 50 - 100 mg / kg berat
singkong segar.
2. Singkong sangat beracun, dimana kadar HCN lebih dari 100 mg / kg
berat singkong segar.
Kadar HCN paling tinggi adalah pada bagian paling luar ubi. Daum
singkong

juga

mengandung

HCN.

Untuk

mgnhindari

keracunan

singkong dapat dilakukan dengan :


1. Memilih parietas singkong yang mengandung sedikit HCN.
2. Mempersiapkan

singkong

sebelum

dimasak,

misalnya

dengan

mengiris-iris lebih dahulu kemudian direndam atau dialiri air selama


12 jam. Cara ini akan menghilangkan HCN sebanyak 67 % dari
umbinya. Merebus daun singkong akan menghilangkan 95 % HCN.

Gejala keracunan akut singkong adalah sebagai berikut :

1. Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah dan diare


2. Sesak napas dan sianois
3. Apatis, kemudian lambat laun mengalami koma dan
4. Renjatan (shock)

Pengobatan dalam menanggulangi keracunan singkong ialah :

1. Mencuci

lambung,

membuat

pasien

muntah,

bila

makanan

diperkirakan masih ada dalam lambung (kurang dari 4 jam sesudah


makan singkong)
2. Berikan natrium nitrat dan natrium sulfat (lihat antidotum)
3. Berikan oksigen
4. Natrium

nitrat

dan

natrium

tiosulfat

merupakan

antidotum

keracunan sianida yang secara dramatis akan menghilangkan gejalagejala keracunan singkong dalam waktu singkat.
KERACUNAN BONGKREK
Keracunan ini biasanya dari tempe bongkrek maupun ampasnya (bahan
sisa minyak kelapa), umumnya jari jamur golongan rhizopus (kurang
beracun), namun kemudian mengalami superkontaminasi jamur :
Pseudomonas cocovenans yang membentuk racun toksoflavin (dari
gliserin) dan asam bongkrek (dari asam lemak) yang tahan terhadap
pemanasan.
Gambaran klinik

Inkubasi 1 - 4 jam

Sakit kepala

Muntah / mual

Depressi napas dan

Coma

Terapi :

Atasi gejala yang ada

Sulfas atropin mungkin berguna karena

antidotum spesifik belum

ada

KERACUNAN MAKANAN KALENG

Pada kaleng yang sudah rusak / menggelembung kemasannya.

Inkubasi beberapa jam

Racun berasal dari bakteri Clostridium Perfrigens

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Brunner / Suddart, Textbook of Medical -Surgical Nursing, Fourth Edition,
2..B. Lippiocott Company, Philadelphia, Toronto. 1980
Naek L. Tobing, Ectasy dan Seks, Kompas, Sabtu 19 Oktober 1996, hal
4.
Puernawan Zunadi, et all, Kapita Selekta Kedokteran, edisi ke -2, Media
Aesculapius, FKUI, 1982, hal 748 - 749.

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN

CEDERA KEPALA
di
RUANG IRNA. B. LT. I . KANAN
RSUPN. CIPTO MANGUNKUSUMO
TANGGAL 19-22 NOVEMBER 1996

Oleh :

YAN ASYEREM
NPM. 019501546Y

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA
1996

TRANFUSI

Perlengkapan

Blood filter set

Cairan NaCL 0,9 % (NS)

Sarung tangan

Infus set

tape

filter leocosit-depliting k/p

presure bag k/p

blood warnes k/p

TAHAP
1. Pengkajian

RASIONALISASI

2. Kaji integritas kulit dan keadaan vena

Peradangan

atau

tanda-tanda

infeksi

merupakan kontraindikasi pada pemberian


tranfusi farah
3. Tujukkan

pada

pihak

yang RS pihak yang bersangkutan mengelola

bersangkutan/RS tentang pengelolaan prosedur


darah

dan

kemanan

pelaksanaan

pemberian darah

4. Cek ukuran yamg digunakan pasien , Kateter yang lebih besar dapat dilewati oleh
biasanya

nedle

No

18

angiokateter
Kaji riwayat tranfusi klien

dan

19 molekul darah dan komponen yang lebih


besar melalui vena dan mencegah hemolisis
Untuk mengobservasi reaksi tranfusi apabila
terjadi reaksi pd pasien dapat diantiapasi
dengan pemberian antihistamin/anti peretik
untuk mencegah resiko lebih lanjut

5. Kaji indikasi pemberian tranfusi (contoh Dengan


Ht menurun)

mengetahui

alasan/indikasi

pemberian tranfsi makan dapat dilakukan


evalusai secara sepesifik

6. Monitor tanda-tanda vital klien, catat Monitor tanda vital merupakan tanda
sebelum pemberian tranfusi

terjadinya reaksi tranfusi


10

7. Kaji/lihat jenis tranfusi yang dianjurkan Pemberian


oleh dokter

mandat

tranfusi

dokter.

dilakukan

Cek

kembali

sesuasi
untuk

mencegah komplikasi
Diagnosa keperawatan
1. Penurunan kardiak output
2. Difisit volume cairan
3. Volume cairan yang berlebihan

Planning
1. Keadaan cairan pasien seimbang

Aktifitas pasien toleran

Kardiak output meningkat

Klien tidak mengalami tranfusi

Tetesan harus dipertahankan sesuai program

2. Keriteria hasil

Klien terbebas dari tanda dan gejala reaksi alergi tranfusi

Hb & Ht dalam keadaan normal

Tanda dan gejala peradangan/pleblitis tidak ada

3. Berikan formulir dan tanda persetujuan klien


4. Pesan darah ke bang darah yang akan dianat beberapa waktu kemudian dalam waktu
tidak lebih dari 30 menit
5. Jelaskan tentang prosedur dan tujuan pemberian pada pasien
6. Anjurkan kepada pasien untuk memberi tahu perawat bila mengalami nafas pendek,
menggigil, sakit kepala, nyeri dan tanda-tanda bintik kemerahan pada kulit
7. Bersama perawat yang lain kaji :

Nama dan indentitas klien dan cocokkan pada pak darah, bank darah

Golongan darah dan Rh

11

Lakukan Cross darah

Jenis resus dan golongan darah pendonor

Nomor unit RS

Tanggal dan waktu pemberian darah

Jenis tranfusi cek kembali instruksi dokter

Jika terjadi pembekuan darah kembalikan ke bank darah

8. Catat hasil pengontrolan

IMPLEMENTASI
RASIONALISASI
1. Periksa tanda-tanda vital 30 menit Sebelum melakukan trenfusi kepada klien,
sebelum pemberian tranfusi, lakukan amati temperatur, nadi, tekanan darah,
peningkatan suhu ke dokter

pernafasan , cek reaksi dengan mencatat


perubahan tanda vital

2. Buang urine klien dan kosongkan urine Jika terjadi reksi tranfusi ambil contoh urine
bag

yang dibutuhkan dari urine setelah dilakkan

trenfusi darah
3. Cuci tangan dan gunakan hand schon Mengurangi
tertularnya
yang disposibel
4. Pemberian tranfusi darah

virus

HIV,

Hepatitis, Bakteri darah


Mempersiapkan pemberian darah dalam

Untuk pemberian pada slang slang pemindahan klem pada posisi off
(bercabang) ketiga klem plane untuk mencegah tumpahnya darah dan
mencegah kerusaan darah tersebut
dipasang pada posisi off

Untuk pemberian pada satu


slang klem dipasang pada posisi
off

5. Untuk slang yang bercabang

memungkinkan

masukkan kedalam kantong 0,9 % perawat dengan cepat memasukkan 0,9 %


normal salin

Menggnakan slang yang


normal

salin

kedalam

darah.

Cairan

Untmakan slang dengan pemberian 0,9 Dextrose tidak pernah digunakan karena
dapat menyebabkan pembekuan darah.
% normal salin
Dalam pemberian Normal salin perawat
menggunakan vena yang tetap atau paten.
Pada

pelaksanaan

slang

bercabang

seharusnya dapat diantisipasi pada berbagai


12

tranfusi dengan mengikuti petunjuk dan


menlihat

Buka klem pada slang bercaang


dengan

yang

dapat

diberikan sebelum slang dirubah


Berikan cairan mengalir

dari

normal

lepaskan

klem

salin
yang

unit

kantong normal salin ke kantong

menghubungkan

kantong

banyaknya

yang kosong

dan
tidak

digunakan didalam slang sampai

kantong berisi normal salin


Tutup klem pada slang yang

Mencegah aliran infus yang cepat

tidak digunkan
Putar sisi dari tetmapat drip,

Mencegah

biarkan sarngan sebagai bagian

udara

penutup
Bua bagian yang rendah dari

Mengeluarkan semua udara dari

role klem dan isi slang dengan

slang

masuknya

gelembung

normal salin
Tutup bagian yang lebihrendah
dari role klem
6. Untuk pelaksanaan satu slang

Mempersiapkan

pelaksanaan

Memngisi slang dengan darah


Putar klep infus sampai saringan

penyaringan dan slang berisi darah


Melakukan dengan cepat dengan

terisi dengan darah

menghubungkan

mulai

dari

persiapan slang infus ke slang

Bila menggunakan satu slang

kateter intra vena


Tranfusi
darah

pemberian darah slang lain yang

menggunakan infus set biasa, untuk

berisi cairan NaCL 0,9

mengurangi kerusakan darah

tidak

dihubungkan dengan slang darah

dengan melalui dua cara

tersebut dan gunakan plester

dengan jarum

sebagai pengaman sambungan

Slang

Sambungkan slang tranfusi ke

menyebabkan

slang kateter untuk menjaga

masukkan darah melalui vena

untuk

IV
trauma

yang
pada

dapat

dapat
sel,

keseterilan dan buka bagian


yang terrendah dari klem
7. Perhatikan klem selama 15 - 30 menit Banyak reaksi yang bisa terjadi dalam 15-30
pertama

setelah

dipasang

transusi menit pertama pada klien dengan trenfusi,

pastikan jumlah tetesan 2 - 5 ml/menit

pemasukan

sedikit

pada

permulaan

menurunkan volume darah klien, akan


memperkecil bahaya reaksi
13

8. Monitor tanda vital setiap 5 menit pada Kewaspadaan terhadap perubahan tanda15 menit pertama, selanjutnya setiap 15 tanda vital yang ditandai reaksi sedini
menit setiap jam berikutnya dalam satu mungkin
jam sampai semuah darah dimasukkan
dan satu jam setelah trenfusi darah
9. Pasang infus sesusi instruksi dokter. Kondisi klien akan teratur bila tetesan darah
Darah pack sel biasanya menyebar 10 tetes/menit
keseluruh tubuh setelah 1,5 -2 jam dan
mengalir secara keseluruhan keseluruh
tubuh setelah 2-3 jam
10. Lakukan spul slang infus dengan NaCL

Sisa pemasukan darah lewat IV dan adanya

NaCL dapat mencegah hemolisis


11. Pastikan semua tindakan berlangsung Untuk
mengurang
transmisi
dengan baik. Lepas sarung tangan dan mikroorganisme
cuci tangan

EVALUASI
1. Observasi

reaksi

kedinginan, Tanda-tanda dini reaksi infus

kemerahan, gatal, dispnoe, kram dan


bengkak
2. Observasi

klien

dan

kaji

hasil Untuk mengkaji ada tidaknya perubahan

laboratorium untuk dapat mencatat hasil fisiologis


pemberian komponen darah
3. Monitor tempat pemasangan infus dan Mendeteksi adanya infeltrasi atau plebitis
kaji

keadaan

fisiologis

setiap

pengukuran tanda vital


4. Hasil yang tidak diharapkan bisa terjadi Terjadi bila darah donor tidak sesuai dengan
seperti.

resipien
klien

menunjukkan

tanda

kedinginan, panas, urtuikaria,

dispnue, sakitkepala, nyeri dada


Gejala
anafilaktik
shock: Walaupun jarang terjadi tapi biasanya

hipertensi takikardi, kemerahan, karena kesalahan pada bank darah atau


salah pemberian/tertukar
kesdran menurun kardiak ares
Tanda overload cairan : Banyaknya seldarah merah menarik cairan
takipnoe, ke dalam vaskuler karena penambahan
tekanan osmotik
cracless
Infiltarsi dan flebitis terjadi pada Terjadi pada lokasi infus
Dispnoe,

takikardi,

vena

14

Pencatatan dan Pelaporan


Mencatat tipe dan jumlah pemberian darah serta respon klien terhadap trenfusi darah
biasanya pencatatan tranfusi dibuat terpisah
Folow up
1. Reaksi tranfusi

Stop darah segera dan ikuti anjuran

Pelihara keadaan infus dengan NaCL

Kembalikan darah ke bank darah

2. Anaphilatic Shock

Ketidak lancaran tranfusi

panggil petugas imergensi

bila perlu CPR

pelihara keadaan IV

3. Overload cairan

Lambatkan atau stop cairan

Turunkan kepala klien

Berikan deuritik, morfin, O2 sesuai anjuran

4. Infiltrasi atau infeksi pada lokasi infus

Pasang infus kembali pada tempat lain

Mengadakan penilain untuk menurunkan infiltrasi atau inflamasi

5. Secara perlahan atau menggoyang bagian

bagian infus dapat mencegah timbulnya

kepadatan cairan. Pemberian NaCL secara bersamaan dengan infus darah dapat
mencairkan darah yang terlalu kental

15

Anda mungkin juga menyukai