Anda di halaman 1dari 15

Home

About Me

Welcome gaiss In my blog :))


rianiapriani

Makalah Cara penularan HIV di klinik gigi


TUGAS MAKALAH MIKROBIOLOGI

Makalah Infeksi
September 16, 2014 //
0
TUGAS MAKALAH KDM
INFEKSI

Disusun Oleh:

Vidi Swastika
Apri Ariani

Hafizah Mutiara Felicho

Putri Estu Meihati

DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT


AKADEMI KESEHATAN GIGI
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan Rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul INFEKSI
Makalah ini berisikan tentang informasi dan penjelasan tentang infeksi, macam macam
infeksi, cara masuknya infeksi
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari harapan ,oleh karena itu sran dan
kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menghasilkan
makalah yang lebih baik untuk masa mendatang
Akhir kata , kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini . Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua
Jakarta,18 Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar .
Daftar isi .

BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang ..

2. Rumusan Masalah 5
3. Tujuan Penulisan . 5
4. Metode Pemecahan Masalah 6
5. Sistematika Penulisan . 6
BAB II PEMBAHASAN
a. Definisi Infeksi .

1. Beberapa Yang Menyebabkan Infeksi 9


2. Cara masuknya Infeksi 13
3. Macam Macam Infeksi 17
4. Cara Mencegah Infeksi 19

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan
2. Saran .
DAFTAR PUSTAKA .

22
22
23

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit dan upaya pencegahan infeksi
adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Dalam pemberian
pelayanan yang bermutu, seorang petugas kesehatan harus memiliki kemampuan untuk
mencegah infeksi dimana hal ini memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan karena
mencakup setiap aspek penanganan pasien (Soeroso, 2007).
Kebutuhan untuk pengendalian infeksi nosokomial akan semakin meningkat terlebih lagi
dalam keadaan sosial ekonomi yang kurang menguntungkan seperti yang telah dihadapi
Indonesia saat ini. Indikasi rawat pasien akan semakin ketat, pasien akan datang dalam
keadaan yang semakin parah, sehingga perlu perawatan yang lebih lama yang juga berarti
pasien dapat memerlukan tindakan invasif yang lebih banyak. Secara keseluruhan berarti
daya tahan pasien lebih rendah dan pasien cenderung untuk mengalami berbagai tindakan
invasif yang akan memudahkan masuknya mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial
(Soeroso, 2007)
Saat ini, masalah infeksi nosokomial makin banyak mendapat perhatian para ahli karena di
samping dapat meningkatkan morbilitas maupun mortalitas, juga menambah biaya perawatan
dan obat-obatan, waktu dan tenaga yang pada akhirnya akan membebani pemerintah/rumah
sakit, personil rumah sakit maupun penderita dan keluarganya. Hal ini jelas bertentangan
dengan kebijaksanaan pembangunan bidang kesehatan yang justru menekankan peningkatan
efisiensi pelayanan kesehatan (Triatmodjo, 1993).
Infeksi nosokomial adalah semua kasus infeksi yang terjadi sekurang-kurangnya setelah 3 x
24 jam dirawat di rumah sakit atau pada waktu masuk tidak didapatkan tanda-tanda klinik
dari infeksi tersebut. Meskipun kultur tidak mendukung ke arah infeksi nosokomial, tetap
dicatat sebagai infeksi nosokomial (Kurniadi, 1993)
Jenis infeksi nosokomial yang sering dijumpai pada pasien bedah berturut-turut adalah
infeksi saluran kemih, infeksi arena bedah, infeksi saluran napas bawah, bakteriemia dan
sepsis yang berkaitan dengan penggunaan alat intravaskuler. Upaya identifikasi dan
pengamatan pasien yang berisiko tinggi harus dilakukan sehingga kemudian dapat dilakukan
upaya pencegahan, diagnosis dan penanggulangannya (Sjamsuhidayat & De jong, 2004).
Infeksi nosokomial pada pasien bedah meningkatkan morbiditas dan mortalitas,
memperpanjang masa rawat, menyebabkan hilangnya waktu kerja, dan meningkatkan biaya
perawatan (Sjamsuhidayat & De jong, 2004).

Cara penularan melalui tenaga perawat ditempatkan sebagai penyebab yang paling utama
infeksi nosokomial. Penularan melalui tangan perawat dapat secara langsung karena tangan
yang kurang bersih atau secara tidak langsung melalui peralatan yang invasif. Dengan
tindakan mencuci tangan secara benar saja kejadian infeksi nosokomial dapat mencapai 50%
apalagi jika tidak mencuci tangan. Peralatan yang kurang steril, air yang terkontaminasi
kuman, cairan desinfektan yang mengandung kuman, sering meningkatkan risiko infeksi
nosokomial (Utje, 1993).
2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi permasalahan yang bertujuan agar pengkajiannya
lebih terarah dan tepat sasaran. Adapun rumusan masalahnya adalah :
3. Apa yang dimaksud dengan infeksi ?
4. Apa saja macam-macam infeksi ?
5. Bagaimana cara masuknya infeksi ke dalam tubuh ?
3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.Mengetahui dan memahami definisi dari infeksi.
b.Untuk mengetahui macam-macam atau jenis-jenis infeksi.
c.Untuk mengetahui cara masuknya infeksi kedalam tubuh.
4. Metode pemecahan Masalah
Untuk pengumpulan data di dalam penyusunan tugas makalah ini,
penulis memakai metode yang telah ada yaitu studi kepustakaan
adalah mengumpulkan informasi atau data-data dengan cara
mempelajari dan menyimpulkan bahan bacaan berbagai macam
buku dan juga memperoleh data dari media internet
5.SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis membagi beberapa bab
dengan tujuan mempermudah penulis dalam menyusun serta
mudah untuk dibaca dan dipahami bagi pembaca
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang pembahasan latar belakang
ruang lingkup,metode pengumpulan data dan sistematika
penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas dan menerangkan pengertian
infeksi, macam-macam infeksi, cara masuknya infeksi

BAB III PENUTUP


Dalam bab terakhir ini membahas tentang kesimpulan dan
saran dalam penyusunan makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN

1. Infeksi
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu
gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut
dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau
setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah
sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa
inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru
menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi
nosokomial.
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan
menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakit akan timbul jika patogen
berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal.
Infeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh,terutama
yang menyebabkan cedera sellular lokal akibat kompetisi metabolisme,toksin,replikasi intra
selular,atau respon antigen-antibodi.
PENGERTIAN
Akut . Adalah suatu gangguan atau penyakit yang timbulnya (onset) cepat, atau berlangsung
dalam waktu pendek (tidak lama), dalam kurun waktu jam, hari hingga minggu.
Pada kondisi tertentu, akut dapat diartikan penyakit yang berat dan memerlukan penanganan
secara cepat (emergency), atau penyakit yang bersifat life safing saving, misalnya: akut
abdomen, infark miokard akut,apendiksitis akut, dan lain-lain.
Kronis . Artinya gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbilang bulan atau tahun)
atau dikenal sebagai penyakit menahun. Misalnya: hipertensi, diabetes melitus, kusta,
psoriasis , dan lain-lain.
Kita mengenal istilah lain terkait akut dan kronis, yakni sub-akut dan eksaserbasi akut . Yang
dimaksud sub-akut adalah penyakit-penyakit yang berlangsung agak lama (lebih lama dari
akut tapi bukan termasuk kronis), sedangkan eksaserbasi akut adalah penyakit kronis yang
karena berbagai sebab, menjadi akut.
Rantai Infeksi
Perkembangan infeksi terjadi dalam siklus yang bergantung pada elemen elemen berikut :

Agen infeksius atau pertumbuhan patogen


Tempat atau sumber pertumbuhan patogen

Portal keluar dari tempat tumbuh tersebut

Cara penularan

Portal masuk pejamu

Pejamu yang rentan

Infeksi terjadi akibat adanya mikroorganisme,termasuk bakteri,virus,jamur dan


protozoa.Mikroorganisme di kulit dapat merupakan flora residen atau transien.Organisme
residen berkembang biak pada lapisan kulit superfisial,namun 10 20% mendiami lapisan
epidermal.Organisme transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan orang atau
objek lain dalam aktifitas atau kehidupan normal.
Kemungkinan bagi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit bergantung
pada faktor faktor berikut :
1. Organisme dalam jumlah yang cukup
2. Virulensi atau kemampuan untuk menyebabkan sakit
3. Kemampuan untuk masuk dan hidup dalam pejammu
4. Pejamu yang rentan
Beberapa agen yang dapat menyebabkan infeksi,yaitu :
1 .Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.Keberadaan
bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen.Tetapi
pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut meniliki toleransi
yang rendah terhadap miikrooorganisme.Cintohnya Escherechia coli paling banyak dijumpai
sebagai penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi secara aparodik maupun endemik.
Contohnya :
1. anaerobik Grampositif,Clostridium yang menyebabkan gangren
2. Bakteri Gram-positif : Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan
hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru,tulang,jantung dan infeksi pembuluh
darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
3. Bakteri Gram-negatif : Enerobacteriacae,contohnya Escherechia
coli,Proteus,Klebsiella,Enterobacter.Pseudomonas seringkali ditemukan di air dan
penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan pasien yang
dirawat.Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua
infeksi di rumah sakit.

4. Serratia marcescens,dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,paru


dan peritoneum.
2 .Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus,termasuk
virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari tranfusi,dialisis,suntikan dan
endoskopi.Respiratory syncytial virus (RSV),rotavirus dan enterovirus yang ditularkan dari
kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral.Hepatitis dan HIV ditularkan melalui
pemakaian jarum suntik,dan trasfusi darah.Rute penularan untuk virus sama seperti
mikroorganisme lainnya.Infeksi gastrointestinal,infeksi traktus respiratorius,penyakit kulit
dan dari darah.Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah
cytomegalovirus,Ebola,influenza virus,herpes simplex virus,dan varicella-zoster virus,juga
dapat ditularkan.

3 .Parasit
Infeksi Cacing Pita
Cacing pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Terdiri dari bagian kepala yang
memiliki kait-kait kecil dan badannya mengandung 1000 proglotid (bagian yang
mengandung telur).
Siklus hidupnya mirip cacing pita sapi, tapi babi hanya merupakan tuan rumah perantara saja.
Manusia juga bisa berperan sebagai tuan rumah perantara, dimana telur cacing mencapai
lambung bila tertelan atau bila proglotid berbalik dari usus ke lambung. Embrio lalu
dilepaskan di dalam lambung dan menembus dinding usus, lalu akan sampai ke otot, organ
dalam, otak dan jaringan dibawah kulit, dimana mereka membentuk kista.
Kista yang hidup hanya menyebabkan reaksi ringan, sedangkan kista yang mati menimbulkan
reaksi yang hebat.
4. Jamur
Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan
immunosupresan,contohnya infeksi dari Candida albicans,Aspergiilus spp,Cryptococcus
neformans,Cryptosporidium.
5. Kuman
Kuman adalah organisme kecil seperti virus, bakteri, jamur, protozoa mikroskopik jahat yang
dapat menyebabkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Kuman bisa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan ringan maupun berat pada tubuh organisme inangnya
seperti manusia, hewan dan sebagainya.

B.Proses Infeksi
Infeksi terjadi secara progresif,berat ringannya penyakit klien tergantung pada tingkat
infeksi,patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan pejamu.Didalam proses infeksi
memiliki tahapan tertentu yaitu :
1. Periode Inkubasi
Interfal antara masuknya patogen dalam tubuh dan munculnya gejala utama.
1. Tahap Prodomal
Interpal dari awitan tanda gejala non spesifik(malaise,demam ringan,keletihan)sampai gejala
yang spesifik selama masa ini,mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien
mampu menularkan ke orang lain.
1. Tahap Sakit
Interpal saat klien memanifestasikan tanda dan gejala yang lebih spesifik terhadap jenis
infeksi.
1. Tahap Pemulihan
Interpal saat munculnya gejala akut infeksi ,lama penyembuhannyatergantung pada beratnya
infeksi dan keadaan umum kesehatan klien.
Cara Masuknya Infeksi
1. Saluran pernafasan (Inhalasi)

Penularan penyakit melalui saluran udara pernapasan. Oleh


karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat
umum adalah faktor yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit
yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang
ditularkan melalui udara). Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan
pernafasan: TBC paru-paru, influensa, pes, paru-paru, pneumonia, selesma,cacar,
penyakit lumpuh
anak-anak dan lain-lain. Sebagai contoh: orang menderita penyakit influensa pada
waktu batuk, bersi atau berbicara, akan menyemprotkan titik-titik getah rongga
hidung atau mulut yang mengandung virus virus influenza ke dalam udara. Bila ini
masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung), maka mungkin akan
terjadi penularan. Cara infeksi titik ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang
baik dan patut ditiru ialah: bila batu atau bersin memalingkan muka sambil menutup
mulut dan hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila seorang penderita TBC
meludah ke lantai tau tanah, maka ludah yang mengandung basil-basil tbc akan
mengering dan lama
kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan berterbangan dalam udara
terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali
akan terjadi infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne infection).

Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk sekali. Untuk itu baiklah disediakan
tempat-tempat tertentu.
Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan dengan infeksi titik
ludah. Hal ini disebabkan karena basil-basil yang jatuh ditanah dilemahkan atau
dilumpuhkan oleh terik cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran
pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin, batuk. Penyakit yang
ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis),
radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi
melalui
udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis, tbc, pes, paru-paru,
influenza, menularnya melalui udara.Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-benih
penyakit terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau mulut
waktu penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi ini disebut infeksi titik
ludah (droplet infection). Benih-benih penyakit itu mudah hilang dari udara, jatuh ke
tanah karena beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone infection).
Pada cara ini benih-benih penyakit terdapat di udara.
Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam ludah yang sudah jatuh
ke tanah dan mendebu. Karena sangat halus dan ringannya, benih itu dapat berada
dalam udara untuk sementara waktu. Menurut penyelidikan yang akhir-akhir,
sinarsinar
ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang terdapat dalam udara itu.
Ringkasan: Penularan melalui udara ada 2 macam: infeksi titik ludah (droplet
infection), dan infeksi debu (airborne infection).2. Saluran pencernaan
Bibit penyakikt masuk ke saluran makanan melalui makanan atau minuman, alat
makan yang tercemar. Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan pencernaan
makanan antara lain: typhus, cholera, dysentrie, paratyphus, A, B, dan C,
penyakitpenyakit
cacing, keracunan makanan dan lain-lain. Basil-basil masuk ke dalam rongga mulut
bersama-sama dengan makanan dan minuman. Makanan-makanan yang sudah
dihinggapi lalat atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan
berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang tidak masak lebih
dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi kesehatan. Penyakit yang ditularkan lewat
saluran makanan: disentri (basiler, amuba), hepatitis, kolera, tifus, cacingan,
toksoplasma, koksidia dsb.
3. Kulit
Penyakit-penyakit yang masuknya melalui kulit: malaria, pes, penyakit anjing gila,
tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing tambang, gonorrhoe, syphilis dan lain-lain.
Tentang penyakitpenyakit yang cara penularannya melalui kulit ada 2 macam: Kontak
(Contact). Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung
melalui benda-benda yang
terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada
umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih
cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya masih jarang.
1. Penularan karena hubungan langsung (direct contact).
2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect contact).
Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung kalau penularan melalui
kulit yang terjadinya sebagai akibat persentuhan. Yang dimaksud dengan penularan
karena hubungan tidak langsung adalah penularan melalui kulit yang terjadinya
dengan perantaraan suatu benda mati (selendang, sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit

gudik (kudis) penularannya mungkin secara langsung mungkin pula secara tidak
langsung. Kebiasaan untuk bertukar-tukaran pakaian adalah suatu kebiasaan yang
buruk. Tidur bersama-sama di satu tempat tidur dengan orang yang menderita
penyakit kulit pun dapat berakibatkan penularan penyakit-penyakit tersebut. Penetrasi
pada kulit. Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit
misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka,
misalnya tetanus.
Kulit: sentuhan dengan kulit, pakaian, handuk dsb. Penyakit yang ditularkan lewat
sentuhan (kontak langsung); kudis, panu,kusta, framboesia (patek), tetanus.
4. Melalui Hubungan Kelamin
Saluran kelamin: melalui hubungan kelamin sesama jenis atau lain jenis. Penyakit
yang ditularkan lewat saluran kelamin: sipilis, keputihan, infeksi gonokokal, AIDS
(acquired Immune Deficiency Syndrome).
5. Melalui plasenta
Melalui plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi melalui plasenta. Yakni
infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu
mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
6. Melalui berbagai jalur
Contohnya adalah polio yang menular melalui mulut dan nafas.

Pertahanan Terhadap Infeksi


Tubuh memiliki pertahanan normal terhadap infeksi,yaitu :
1. Flora Normal
Flora normal tubuh dapat melindungi seseorang terhadap beberapa patogen,normalnya tubuh
mengandung mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan dan di dalam
kulit,saliva,mukosa oral,dan gastrointestinal.
Flora normal dalam usus besar hidup dalam jumlah besar tanpa menyebabkan sakit.Flora
normal juga mensekresi substansi antibakteri di dalam usus.
1. Pertahanan Sistem Tubuh
Sejumlah sistem organ tubuh memiliki pertahanan tubuh yang unik terhadap
mikroorganisme.Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan yang secara fisiologis
disesuaikan dengan struktur dan fungsinya.Misalnya paru jalan masuk mikroorganisme
dilapisi oleh tonjolan seperti rambut atay silia yang secara ritmis bergerak unruk
memindahkan mukus dan organisme yang yang melekat di faring untuk di ekshalasi.
1. Inflamasi

Inflamasi merupakan reaksi protektif vaskuler dengan menghantarkan cairan,produk darah


dan nutrient ke jaringan interstisial ke daerah cedera.Proses tersebut mampu menetralisasi
dan mengerliminasi patogen atau jaringan mati dan memulai cara perbaikan sel dan jaringan
tubuh.
1. Respon Imun
Saat mikroorganisme menginvasi memasuki tubuh,mikroorganisme tersebut diserang pertama
kali oleh monosit.Sisa mikroorganisme tersebut kemudian memicu respon imun,materi yang
tertinggal (antigen) menyebabkan kerentanan respon yang mengubah susunan biologis tubuh
sehingga reaksi untuk paparan berikutnya berbeda dengan reaksi pertama ,respon yang
berubah ini dikenal dengan respon imun.
Pembagian Infeksi
PRIMER
Apabila terjadi secara langsung sebagai akibat dari proses yang ditimbulkan mikroorganisme
sendiri
SEKUNDER
Terjadi oleh sesuatu sebab, misalnya : kelemahan tubuh, kelaparan, kelelahan, luka dan
sebagainya
C.MACAM MACAM INFEKSI
1. Infeksi pada saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran
kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawah dinamai sistitis (infeksi kandung kemih)
sederhana, dan ketika mengenai saluran kemih atas dinamai pielonefritis (infeksi ginjal).
Gejala dari saluran kemih bawah meliputi buang air kecil terasa sakit dan sering buang air
kecil atau desakan untuk buang air kecil (atau keduanya), sementara gejala pielonefritis
meliputi demam dan nyeri panggul di samping gejala ISK bawah. Pada orang lanjut usia dan
anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau tidak spesifik. Kuman tersering penyebab kedua
tipe tersebut adalahEscherichia coli, tetapi bakteri lain, virus, maupun jamur dapat menjadi
penyebab meskipun jarang.
Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki, dengan
separuh perempuan mengalami setidaknya satu kali infeksi selama hidupnya.
1. infeksi pada saluran pernafasan
Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun saluran
pernapasan, mulai dari hidung, telinga tengah, faring (tenggorokan)), kotak suara (laring),
bronchi, bronkhioli dan paru. Jenis penyakit yang termasuk dalam infeksi saluran pernapasan
bagian atas antara lain :
o

Batuk pilek

Sakit telinga (otitis media)

Radang tenggorokan (faringitis)

Sedangkan jenis penyakit yang termasuk infeksi saluran pernapasan bagian bawah antara lain
:
o
o

Bronchitis
Bronkhiolitis

Pneumonia

c.infeksi pada lambung


Pada umumnya radang lambung dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
# Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang
# Adanya asam lambung dan pepsin yang berlebihan
# Mukosa (selaput lendir) lambung tak tahan terhadap asam lambung dan pepsin yang
berlebihan karena menurunnya kemampuan fungsi mukosa lambung tersebut.
# Waktu makan yang tak teratur, sering terlambat makan, atau sering makan berlebihan
# Terlalu banyak makanan yang pedas, asam, minuman beralkohol, obat-obatan tertentu
dengan dosis tinggi
1. infeksi ginjal
Infeksi ginjal biasanya terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kencing dan mulai berkembang
biak. Bakteri yang berasal dari infeksi di bagian tubuh lain juga bisa menyebar ke aliran
darah dan masuk ke ginjal.
Kondisi seperti ini dapat terjadi jika bagian tubuh buatan mengalami infeksi. Bagian tubuh
buatan, misalnya katup jantung buatan atau sendi buatan, yang digunakan untuk
menggantikan bagian tubuh asli yang rusak.
Infeksi ginjal juga dapat muncul setelah operasi ginjal.
e.infeksi usus
Infeksi usus adalah suatu penyakit yang menyerang usus yang di sebabkan oleh bakteri
cryptosporidium. Penyakit infeksi usus ini dapat menyerang baik usus kecil maupun usus
besar, yang dapat menimbulkan efek seperti diare, mual, ataupun kram pada perut,nfeksi usus
ini juga dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera di atasi atau di tangani
Cara Pencegahan Infeksi
Dengan menggunakan Standar kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain :
1. Cuci Tangan
2. Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi.
3. Segera setelah melepas sarung tangan.
4. Di antara sentuhan dengan pasien.

5. Sarung Tangan
6. Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang terkontaminasi.
7. Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.
8. Masker, Kaca Mata, Masker Muka
.
Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung, dan mulut saat kontak
dengan darah dan cairan tubuh.
1..

Baju Pelindung
2. Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh

Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat berkontak langsung dengan darah
atau cairan tubuh
1
2..

Kain
Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir
3. Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan pasien

4..

Peralatan Perawatan Pasien

Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan kulit
atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
1. Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
2..

Pembersihan Lingkungan

Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang
perawatan pasien
1. Instrumen Tajam
2. Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
3. Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
4. Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum bekas dengan
tangan
Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus tusukan
1..

Resusitasi Pasien

2. Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari
kontak langsung mulut dalam resusitasi mulut ke mulut
3. Penempatan Pasien
4. Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang pribadi / isolasi
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang atau hewan.
Pada infeksi yang manifes, orang yang terinfeksi tampak sakit secara lahiriah. Pada infeksi
yang non-manifes, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi, infeksi jangan dirancukan
dengan penyakit.
Istilah infeksi juga hanya mengacu pada organisme patogen, tidak pada semua jenis
organisme. Sebagai contoh, pertumbuhan normal flora bakteri yang biasa hadir di dalam
saluran usus tidak dianggap sebagai infeksi. Hal yang sama berlaku untuk bakteri yang
biasanya menghuni mulut. Agen Infeksi yang kemungkinan terjadinya infeksi tergantung
pada karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat antibiotika, tingkat virulensi,
dan banyaknya materi infeksius. Respon dan toleransi tubuh pasien dipengaruhi oleh Umur,
status imunitas penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yang
menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid, intervensi yang dilakukan pada
tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi.
Macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial, misalnya Infeksi saluran kemih.
Infeksi ini merupakan kejadian tersering, dihubungkan dengan penggunaan kateter urin.
Nosokomial pneumonia, terutama karena pemakaian ventilator, tindakan trakeostomy,
intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Nosokomial bakteremi yang memiliki resiko
kematian yang sangat tinggi.
B.Saran
Setelah mempelajari tentang infeksi ini kiranya kita dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang infeksi Penulis sadar
dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena
itu penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan
untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001
Suwarni, A. Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya
dengan Rerata Lama Hari Perawatan dan Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus:
Penderita Pasca Bedah Rawat Inap di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Provinsi
DIY Tahun 1999. Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta; 2001

Schaffer, et al (2000) Pencegahan Infeksi & Praktik yang Aman, Jakarta: EGC.

Sjamsuhidayat & De Jong (2004) Buku ajar Ilmu Bedah, EGC: Jakarta.

Alimul, A. H. (2002). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:


Salemba Medika.

http://kamuskesehatan.com/arti/infeksi/

Diakses tanggal 15 maret,pukul 19:05

http://-infeksi-usus.com

Diakses tanggal 15 maret ,pukul 19:05

wikipedia.com

Diakses tanggal 15 maret , pukul 19:10

Anda mungkin juga menyukai