BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah faktor penting bagi kemajuan bangsa. Dalam
hal ini sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat terjadinya proses
pembelajaran. Pembangunan di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian
khusus guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kimia merupakan salah satu ilmu sains yang mempunyai peranan penting
dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan segala aspek kegiatan manusia
berkaitan erat dengan ilmu kimia. Ilmu kimia juga berperan untuk menguasai dan
menciptakaan teknologi di masa depan.
Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan siswa
ke dalam proses belajar sehingga siswa dapat memperoleh tujuan belajar sesuai
yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu
siswa karena merekalah yang akan belajar. Siswa merupakan individu yang
berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama
dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benarbenar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi
baik.
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode dan teknik pembelajaran.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses,
model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah model pembelajaran
Inkuiri (Inquiry
(Problem Based Learning). Selain itu, dalam kulrikulum 2013 pendekatan yang
digunakan dalam proses pembelajran adalah pendekatan scientific. Problem
Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai
dengan pendekatan scientific. Pada PBL peserta didik dituntut aktif untuk
mendapatkan konsep yang dapat diterapkan dengan cara memecahkan masalah.
Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran yang baik adalah
prestasi belajar siswa yang diperoleh selama proses pembelajaran. Dari hasil
belajar, guru dapat mengetahui siswa mana yang telah berhasil dan siswa yang
belum berhasil dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat melakukan
perbaikan maupun koreksi atas pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru bidang studi kimia SMA
Negeri 3 Pekanbaru, nilai belajar siswa pada pokok bahasan Kesetimbangan
Kimia masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata ulangan
harian siswa pada tahun ajaran 2013/2014, yaitu 66 dengan KKM 80 dan siswa
yang tuntas sebanyak 43%. Penyebab rendahnya nilai rata-rata ulangan siswa
diduga karena proses pembelajaran yang masih cenderung berpusat pada guru
sehingga kurang efektif dalam memicu keaktifan siswa dan menyebabkan
kebosanan pada diri siswa. Siswa cenderung merasa jenuh selama mengikuti
pembelajaran dan pembelajaran di kelas sehingga proses pembelajaran menjadi
monoton, kurang bermakna dan bahkan siswa sering merasa terbebani dengan
pembelajaran yang dilakukan. Keadaan seperti ini akan menyebabkan hasil
belajar siswa tidak maksimal.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan, salah satu strategi
yang diperkirakan dapat digunakan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Instant Assessment.
Selain itu, adanya tuntutan Kurikulum 2013 bahwa siswa harus aktif selama
mengikuti pembelajaran menjadikan strategi ini diduga tepat untuk diterapkan
dalam proses pembelajaran.
dengan
memberikan
pertanyaan kepada siswa, salah satunya pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda.
Pertanyaan yang telah diberikan akan dijawab oleh siswa dengan mengangkat
kartu A,B, atau C dan guru menilai dengan cepat jawaban dari siswa. Kemudian
siswa diminta menyampaikan alasannya (Zaini dkk, 2012).
Penyajian pertanyaan dalam bentuk permainan tentu akan membuat
suasana menjadi menyenangkan sehingga siswa akan bersemangat dalam
menjawab pertanyaan tersebut.Pertanyaan yang diberikan merupakan latihan soal
bagi siswa. Latihan soal merupakan suatu teknik mengajar
dimana
siswa
terhadap
prestasi
belajar
siswa
pada
pokok
bahasan
2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif atau acuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan pemikiran
dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih
luas.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran beberapa istilah yang
digunakan dalam penulisan makalah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran istilah. Adapun beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Strategi Pembelajaran Aktif Instant Assessment
Strategi Pembelajaran Aktif Instant Assessment adalah penilaian secara cepat
kepada siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa pada pokok
bahasan Kesetimbangan Kimia dan meningkatkan kepedulian siswa terhadap
belajar dan memberikan motivasi siswa. Strategi ini merupakan strategi untuk
mengetahui pengalaman, pemahaman, sikap dan perhatian siswa dalam
belajar secara cepat.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar menurut Winkel melalui Sunarto dan Ridwan (2007) adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi
belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah hasil yang dicapai oleh siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 3 Pekanbaru dalam bentuk angka-angka yang
diperoleh dari nilai pretest dan posttest pada pokok bahasan Kesetimbangan
Kimia.
F. Kajian Teoritis
1. Prestasi Belajar
disposisi
tersebut
tidak
diperoleh
langsung
dari
proses
efektif
dan
efisien.
Pembelajaran
aktif
dimaksudkan
untuk
bersemangat
dalam mengikuti
pembelajaran. Langkah-langkah
10
Guru membuat pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh siswa
dengan menunjukkan kartu (kertas yang telah di siapkan sebelumnya)
11
12
18. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
19. Guru memberikan evaluasi.
20. Guru menutup pelajaran.
5. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Instant Assessment
terhadap Prestasi Belajar Siswa pada pokok bahsan Kesetimbangan
Kimia
Kesetimbangan Kimia merupakan salah satu pokok bahasan dalam
mata pelajaran kimia yang diajarkan pada siswa di kelas XI IPA. Pokok
bahasan Kesetimbangan Kimia mempelajari tentang kesetimbangan dinamis,
faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan, hubungan
kuantitatif antara pereaksi dari reaksi kesetimbangan dan proses Haber Bosch
dan proses kontak. Kesetimbangan Kimia merupakan pelajaran yang sifatnya
tidak hanya menghafal, tetapi membutuhkan pemahaman konsep, analisis dan
kemampuan siswa untuk mengaitkannya pada kehidupan sehari-hari.
Dalam pokok bahasan Kesetimbangan Kimia masih banyak siswa
yang belum mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi
belajar dan siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran. Hal ini
tentu saja akan membuat siswa kurang perhatian terhadap pelajaran. Selain itu
pada materi hitungan, siswa yang aktif dalam mengerjakan soal adalah siswa
yang pintar saja, sedangkan siswa yang belum mengerti enggan untuk
bertanya kepada guru ataupun teman yang lain. Akibatnya, tidak semua siswa
aktif dalam proses pembelajaran dan berakibat pada nilai siswa pada materi
Kesetimbangan Kimia menjadi tidak maksimal.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran kimia diperlukan strategi
yang tepat agar siswa lebih aktif belajar dan memahami. Keaktifan ini
tentunya akan memberikan pengaruh pada prestasi belajar siswa. Bila siswa
menjadi partisipan yang aktif dalam proses belajar, maka ia akan memiliki
pengetahuan yang diperolehnya dengan baik. Keaktifan siswa yang dapat
13
menyebabkan
mengkonstruksi
naiknya
prestasi
belajar
dikarenakan
pengetahuannya
sendiri.
Guru
siswa
diharapkan
dapat
mampu
14
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Pretest
T0
T0
Perlakuan
X
-
Posttest
T1
T1
Keterangan:
T0 = Data awal (data sebelum perlakuan), diambil dari nilai Pretest
X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menerapkan strategi
pembelajaran aktif Instant Assessment
T1 = selisih antara nilai posttest dan pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
-
menerapkan
strategi
materi
pelajaran
yang
akan
disajikan
yaitu
Kesetimbangan Kimia
2) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS dan Soal evaluasi
3) Pembuatan soal Instant Assessment
4) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data yaitu
soal
pretest/posttest.
5) Membuat power point yang berisikan materi pelajaran, rumus-rumus
atau aturan-aturan yang berlaku sehingga siswa lebih mudah
mengingat.
6) Memberikan pretest kepada seluruh populasi untuk mengetahui
kemampuan dasar siswa mengenai pokok bahasan Kesetimbangan
Kimia.
7) Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kelas yang terdistribusi
normal dan uji homogenitas untuk mengetahui kelas yang homogen.
8) Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara diundi.
9) Membentuk kelompok heterogen secara akademik (tinggi, sedang,
rendah) untuk kelas eksperimen yang terdiri dari 5-6 orang.
15
Pada
sosialisasi
ini
dijelaskan
langkah-langkah
Kelas Kontrol
A. Kegiatan Awal
d. Guru
memberi
kepada siswa
motivasi
16
B. Kegiatan Inti
Mengamati
(mengorientasikan
pada masalah)
(mengorientasikan
pada masalah)
siswa
Menanya
Guru
memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk
mengajukan
pertanyaan yang berkaitan
terjadi reaksi balik (reaksi
kesetimbangan dinamis), dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pergeseran
kesetimbangan,
hubungan
belajar)
tujuan
Pengumpulan data
Melalui diskusi informasi
siswa
Menanya
Guru memberikan kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan terjadi reaksi
balik (reaksi kesetimbangan
dinamis), dan faktor-faktor yang
mempengaruhi
pergeseran
kesetimbangan,
hubungan
17
(Membimbing penyelidikan
individual maupun
kelompok)
Guru membagikan
kepada siswa
(Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok)
Guru
membagikan
kepada siswa
LKS
Mengasosiasi
Guru meminta siswa agar
mengerjakan LKS secara
berkelompok.
Guru membimbing siswa
dalam
melakukan
penyelidikan
dan
memberikan
kesempatan
untuk
mengumpulkan
informasi yang diperlukan
dari berbagai sumber yang
relevan.
LKS
Mengasosiasi
Guru meminta siswa agar
mengerjakan LKS secara
berkelompok
Guru membimbing siswa
dalam
melakukan
penyelidikan dan memberikan
kesempatan
untuk
mengumpulkan
informasi
yang diperlukan dari berbagai
sumber yang relevan.
(mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya)
Mengkomunikasikan
Guru meminta siswa untuk
18
(mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya)
Mengkomunikasikan
Guru meminta siswa untuk
menyajikan hasil diskusi
LKS secara acak dan
memberikan
tanggapan
terhadap hasil diskusi
(Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan masalah)
Penerapan Strategi Instant
Assessment
Masing-masing
kelompok
diberi
kartu
berwarna
dengan tulisan huruf A, B
atau C untuk menjawab
pertanyaan pilihan ganda, B
atau S untuk menjawab soal
benar salah, atau angka
1,2,3,4
atau
5
untuk
pertanyaan dengan jawaban
rangking.
Guru
membacakan
pertanyaan atau pernyataan
yang telah dibuat dan
meminta
siswa
untuk
menjawab
dengan
mengangkat kertas (kartu).
Kelompok diberi waktu
untuk menjawab pertanyaan
yang dibacakan guru.
Guru
meminta
tiap
perwakilan kelompok secara
19
bersamaan
mengangkat
kartu pilihannya.
Guru menilai dengan cepat
jawaban kelompok.
Guru menunjuk perwakilan
kelompok secara acak untuk
menyampaikan alasan dari
jawabannya.
Guru meninjau kembali
atau memperjelas alasan
yang
disampaikan
oleh
perwakilan kelompok.
Guru
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
berikutnya hingga waktu
yang disepakati berakhir.
C. Kegiatan Akhir
C. Kegiatan Akhir
siswa
materi
menutup
siswa
materi
menutup
20
2) Setelah
pembelajaran
materi
Kesetimbangan
Kimia
selesai
21
22
(Xi )
S
dimana adalah
n X 2 ( X )
n (n1)
maks
yang akan
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
dimiliki merupakan data yang homogen. Uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan rumus uji-t dua pihak. Untuk memperoleh nilai t
hitung maka perlu dihitung dahulu varians kedua sampel, homogen atau
tidak dengan meggunakan uji F. Pengujian homogenitas varians
menggunakan uji F dengan rumus :
23
Fh it =
varians terbesar
varians terkecil
Jika Fhitung < Ftabel (didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ,
dimana ( = 0,05) dengan dk = (n 1 1, n2 1)), maka kedua sampel
dikatakan mempunyai varians yang sama atau homogen. Langkah
selanjutnya adalah menguji kesamaan rata-rata (uji dua pihak) untuk
mengetahui kehomogenan kemampuan kedua sampel dengan uji-t dua
pihak. Rumus yang digunakan untuk uji-t dua pihak ini adalah sebagai
berikut:
x 1x 2
t=
Sg
1 1
+
n1 n 2
2
1
Apabila thitung terletak antara ttabel dan ttabel ( - ttabel < thitung < ttabel ),
dimana ttabel didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n 1 + n2 2 dengan
kriteria probabilitas 1 ( = 0,05 ) maka kedua sampel dikatakan
homogen.
Keterangan:
F : lambang statistik untuk menguji varians
t : lambang statistik untuk menguji hipotesis
x 1
: rata-rata nilai uji homogenitas sampel 1
x 2
24
S 21
2
S2
: varians sampel 1
: varians sampel 2
(Sudjana, 2005)
Uji Hipotesis
Rumus uji-t juga digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji-t yang digunakan adalah uji-t
pihak kanan dengan kriteria probabilitas ( 1- ). Rumus yang digunakan
untuk uji-t pihak kanan ini adalah sebagai berikut:
x 1x 2
t=
Sg
1 1
+
n1 n 2
Keterangan:
t : lambang statistik untuk menguji hipotesis
x 1
: nilairata-rataselisih posttest dan pretest kelas ekperimen
x 2
S2
25
t2
t 2 +n2
Keterangan :
Kp : besarnya koefisien determinasi
r
: koefisien korelasi
t
: lambang statistik untuk uji hipotesis
n
: jumlah siswa
( Riduwan dan Sunarto, 2010)
I. Daftar Pustaka
Agus Irianto. 2010. Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangan. Jakarta :
Kencana
Agus Suprijono. 2009.Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Ficko Murieka Baspan, Yulia Haryono, Merina Pratiwi. 2013. Pengaruh Penerapan
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Instant Assessment Terhadap Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 25 Padang.
Fitri Aldresti. 2014. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Instant Assessment
(Penilaian Instan) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)di Kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Kampar.
Hartono, Sri Murhayati, Helmiati, Promadi, Zulhidah dan Akbarizan. 2012.
Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Pekanbaru :
Zanafa Publishing.
26