Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah faktor penting bagi kemajuan bangsa. Dalam
hal ini sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat terjadinya proses
pembelajaran. Pembangunan di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian
khusus guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kimia merupakan salah satu ilmu sains yang mempunyai peranan penting
dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan segala aspek kegiatan manusia
berkaitan erat dengan ilmu kimia. Ilmu kimia juga berperan untuk menguasai dan
menciptakaan teknologi di masa depan.
Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan siswa
ke dalam proses belajar sehingga siswa dapat memperoleh tujuan belajar sesuai
yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu
siswa karena merekalah yang akan belajar. Siswa merupakan individu yang
berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama
dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benarbenar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi
baik.
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode dan teknik pembelajaran.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses,
model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah model pembelajaran

Inkuiri (Inquiry

Based Learning), model

pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis


projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan

(Problem Based Learning). Selain itu, dalam kulrikulum 2013 pendekatan yang
digunakan dalam proses pembelajran adalah pendekatan scientific. Problem
Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai
dengan pendekatan scientific. Pada PBL peserta didik dituntut aktif untuk
mendapatkan konsep yang dapat diterapkan dengan cara memecahkan masalah.
Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran yang baik adalah
prestasi belajar siswa yang diperoleh selama proses pembelajaran. Dari hasil
belajar, guru dapat mengetahui siswa mana yang telah berhasil dan siswa yang
belum berhasil dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat melakukan
perbaikan maupun koreksi atas pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru bidang studi kimia SMA
Negeri 3 Pekanbaru, nilai belajar siswa pada pokok bahasan Kesetimbangan
Kimia masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata ulangan
harian siswa pada tahun ajaran 2013/2014, yaitu 66 dengan KKM 80 dan siswa
yang tuntas sebanyak 43%. Penyebab rendahnya nilai rata-rata ulangan siswa
diduga karena proses pembelajaran yang masih cenderung berpusat pada guru
sehingga kurang efektif dalam memicu keaktifan siswa dan menyebabkan
kebosanan pada diri siswa. Siswa cenderung merasa jenuh selama mengikuti
pembelajaran dan pembelajaran di kelas sehingga proses pembelajaran menjadi
monoton, kurang bermakna dan bahkan siswa sering merasa terbebani dengan
pembelajaran yang dilakukan. Keadaan seperti ini akan menyebabkan hasil
belajar siswa tidak maksimal.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan, salah satu strategi
yang diperkirakan dapat digunakan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Instant Assessment.
Selain itu, adanya tuntutan Kurikulum 2013 bahwa siswa harus aktif selama
mengikuti pembelajaran menjadikan strategi ini diduga tepat untuk diterapkan
dalam proses pembelajaran.

Strategi belajar aktif tipe Instant Assessment bukan strategi yang


menakutkan bagi siswa melainkan merupakan strategi untuk mengetahui latar
belakang siswa, sikap, harapan, dan mengetahui kemampuan pemahaman konsep
siswa dalam belajar dan meningkatkan kepedulian siswa dalam belajar kimia.
Pembelajaran melalui Instant Assessment merupakan sebuah strategi dengan
pengubahan proses pembelajaran menjadi suasana yang menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan dapat menumbuhkan semangat siswa untuk
belajar sehingga prestasi belajar siswa meningkat.
Instant Assessment merupakan pembelajaran

dengan

memberikan

pertanyaan kepada siswa, salah satunya pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda.
Pertanyaan yang telah diberikan akan dijawab oleh siswa dengan mengangkat
kartu A,B, atau C dan guru menilai dengan cepat jawaban dari siswa. Kemudian
siswa diminta menyampaikan alasannya (Zaini dkk, 2012).
Penyajian pertanyaan dalam bentuk permainan tentu akan membuat
suasana menjadi menyenangkan sehingga siswa akan bersemangat dalam
menjawab pertanyaan tersebut.Pertanyaan yang diberikan merupakan latihan soal
bagi siswa. Latihan soal merupakan suatu teknik mengajar

dimana

siswa

melaksanakan kegiatan latihan menyelesaikan soal-soal, agar siswa memiliki


ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari
(Roestiyah N.K ,1998)
Paramita Pradipta (2011) dalam penelitiannya memperoleh bahwa dengan
penerapan strategi pembelajaran aktif Instant Assessment dapat meningkatkan
hasil belajar IPA. Ficko Murieka Baspan (2013) memperoleh bahwa penerapan
strategi pembelajaran aktif Instant Assessment memberikan hasil yang positif
terhadap aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa. Selain itu, Fitri
Aldresti (2014) memperoleh bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe
Instant Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok
bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) di kelas XI IPA SMA N 1
Kampar dengan besar koefisien determinasi sebesar 9,97%.

Dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai penerapan pembelajaran


dengan strategi pembelajaran aktif tipe Instant Assessment, diharapkan strategi
ini dapat dijadikan solusi dalam mengatasi permsasalahan pembelajaran kimia di
SMAN 3 Pekanbaru. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, perlu
dilakukan penelitian dengan judul: Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif
Instant Assessment dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada
Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Di Kelas XI IPA SMAN 3
Pekanbaru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan strategi pembelajaran aktif Instant Assessment dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Kesetimbangan
Kimia di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru?
2. Berapa besar pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif Instant
Assessment dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan
Kesetimbangan Kimia di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran aktif Instant
Assessment

terhadap

prestasi

belajar

siswa

pada

pokok

bahasan

Kesetimbangan Kimia di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru.


2. Untuk mengetahui besar pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif
Instant Assessment dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pokok bahasan
Kesetimbangan Kimia di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru.
D. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, penerapan strategi pembelajaran aktif Instant Assessment dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa serta menciptakan suasana
belajar yang menarik, menyenangkan dan bermakna.

2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif atau acuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan pemikiran
dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih
luas.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran beberapa istilah yang
digunakan dalam penulisan makalah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran istilah. Adapun beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Strategi Pembelajaran Aktif Instant Assessment
Strategi Pembelajaran Aktif Instant Assessment adalah penilaian secara cepat
kepada siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa pada pokok
bahasan Kesetimbangan Kimia dan meningkatkan kepedulian siswa terhadap
belajar dan memberikan motivasi siswa. Strategi ini merupakan strategi untuk
mengetahui pengalaman, pemahaman, sikap dan perhatian siswa dalam
belajar secara cepat.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar menurut Winkel melalui Sunarto dan Ridwan (2007) adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi
belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah hasil yang dicapai oleh siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 3 Pekanbaru dalam bentuk angka-angka yang
diperoleh dari nilai pretest dan posttest pada pokok bahasan Kesetimbangan
Kimia.
F. Kajian Teoritis
1. Prestasi Belajar

Wina Sanjaya (2012) mengungkapkan bahwa belajar adalah proses


perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di dalam
laboratorium maupun dalam lingkungan. Sudjana (2004) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan diri seseorang.
Sedangkan menurut Gagne dalam (Suprijono, 2009) belajar adalah perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas.
Perubahan

disposisi

tersebut

tidak

diperoleh

langsung

dari

proses

pertumbuhan seorang secara ilmiah. Dapat disimpulkan bahwa belajar


merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang
sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan,
keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan
pengalaman indvidu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka
perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses belajar.
Winkel melalui Sunarto dan Ridwan (2007) mengungkapkan bahwa
prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot
yang dicapainya. Menurut Agus Suprijono (2009) menyatakan prestasi belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2009)
menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk
angka-angka setelah diberikan suatu tes hasil belajar pada setiap akhir
pertemuan, pertengahan semester dan akhir semester.
Untuk mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan maka
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum


menurut Slameto (2010) adalah:
a. Faktor internal
1) Faktor jasmaniah, mencakup: faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis, mencakup: intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motivasi, kematangan dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan
b. Faktor eksternal
1) Faktor keluarga, mencakup: cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang keadaan.
2) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat meliputi: kegiatan dalam masyarakat, media masa,
bentuk kehidupan bermasyarakat.
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
PBL dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Model pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang memberikan masalah
kepada siswa dan siswa diharapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut
dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif. Sehingga pada pembelajaran
ini siswa yang selalu aktif, guru hanya sebagai fasilitator (Wina Sanjaya,
2012).
Ciri yang paling utama dari model pembelajaran PBL yaitu
dimunculkannya masalah pada awal pembelajaran. Pelaksanaan model PBL
menurut Trianto (2011) terdiri dari 5 tahap proses, yaitu:
a. Tahap pertama adalah orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini
guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah, memfokuskan peserta didik

mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran dan mengajukan


masalah.
b. Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi
peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
Peserta didik dapat menyampaikan berbagai pertanyaan terhadap masalah.
c. Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu atau kelompok. Pada
tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini
guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
laporan dan mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan
berbagai data lain dari berbagai sumber.
e. Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan
masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyedilikan yang mereka
lakukan.
3. Strategi Pembelajaran Aktif Instant Assessment
Strategi pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara

efektif

dan

efisien.

Pembelajaran

aktif

dimaksudkan

untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,


dengan melibatkan anak didik secara aktif dalam proses pembelajaran
sehingga anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai
dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki (Kemp dalam Wina Sanjaya,
2012).
Zaini, dkk (2012) mengungkapkan bahwa pembelajaran aktif adalah
suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.
Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti peserta didik yang

mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan belajar aktif, peserta didik


diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran. Pembelajaran aktif pada
dasarnya adalah suatu pembelajaran yang mengupayakan untuk memperkuat
dan memperlancar stimulus dan respon pada anak didik dalam pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang tidak membosankan bagi
mereka. Dengan memberikan strategi pembelajaran aktif pada anak didik
dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat
dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses (Hartono, dkk. 2012).
Instant Assessment merupakan strategi strategi penilaian secara cepat
kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dan meningkatkan
kepedulian siswa terhadap belajar dan memberikan motivasi siswa. Strategi
ini dapat meningkatkan suasana akademik, memotivasi asiswa untuk aktif,
dan meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi yang diajarkan
(Silberman, 2009).
Dalam pembelajaran dengan Instant Assessment, guru memberikan
penilaian cepat dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa berupa
pilihan ganda. Setiap siswa diberikan kartu untuk menjawab pertanyaan guru
dengan kode B atau S untuk menjawab soal benar salah, kode angka 1, 2, 3, 4
atau 5 untuk pertanyaan dengan jawaban rangking atau kode huruf A, B dan C
untuk soal berupa pilihan ganda. Pertanyaan yang telah diberikan akan
dijawab oleh siswa dengan mengangkat kartu dan guru menilai dengan cepat
jawaban dari siswa. Kemudian siswa diminta menyampaikan alasannya (Zaini
dkk, 2012).
Strategi pembelajaran Instant Assessment dapat mendorong siswa
untuk

bersemangat

dalam mengikuti

pembelajaran. Langkah-langkah

pembelajaran Instant Assessment sebagai berikut :


1

Guru membuat potongan-potongan kertas/kartu, masing- masing di tulis


huruf A, B atau C untuk menjawab pertanyaan pilihan ganda, B atau S
untuk menjawab soal benar salah, atau angka 1,2,3,4 atau 5 untuk
pertanyaan dengan jawaban rangking.

10

Guru membuat pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh siswa
dengan menunjukkan kartu (kertas yang telah di siapkan sebelumnya)

yang ada pada peserta didik.


Guru membacakan pertanyaan atau pernyataan yang telah dibuat dan

meminta siswa untuk menjawab dengan mengangkat kertas (kartu).


Dengan cepat guru menghitung jawaban peserta didik. Kemudian meminta

beberapa peserta didik untuk menyampaikan alasan dari jawaban mereka.


Langkah 3 dan 4 di ulangi sampai waktu yang pelajaran berakhir.
(Silberman, 2009)

4. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Instant Assessment terhadap


Prestasi Belajar Siswa pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia
Pokok bahasan Kesetimbangan Kimia merupakan salah satu materi
yang diajarkan kepada siswa di kelas XI IPA SMA/MA sederajat. Pokok
bahasan Kesetimbangan Kimia mempelajari tentang kesetimbangan dinamis,
faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan, hubungan
kuantitatif antara pereaksi dari reaksi kesetimbangan dan proses Haber Bosch
dan proses kontak. Kesetimbangan Kimia merupakan materi yang bersifat
konsep dan hitungan sehingga membutuhkan suasana belajar yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam memahami pokok bahasan
tersebut. Sehingga jika siswa tidak memahami konsep maka akan kesulitan
untuk mengerjakan soal-soal hitungan. Siswa akan menganggap materi
Kesetimbangan Kimia merupakan materi yang sulit dan membosankan.
Sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah penggunaan model ataupun strategi pembelajaran. Dengan adanya
strategi pembelajaran yang menyenangkan siswa tidak akan merasa mudah
bosan sehingga ia menikmati dan serius dalam mengikuti pelajaran. Pada
penerapan strategi pembelajaran aktif Instant Assessment siswa dituntut untuk
saling bekerja sama dan aktif karena penilaian akan langsung dinilai oleh
guru. Sehingga siswa termotivasi dan kegiatan pembelajaran tidak lagi

11

membosankan. Adanya motivasi yang baik dapat meningkatkan keaktifan


siswa sehingga dapat menunjukkan hasil atau prestasi yang baik. Siswa yang
termotivasi dengan baik dalam belajar akan melakukan kegiatan lebih banyak
dan lebih cepat dibandingkan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar.
Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi.
Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Instant Assessment pada
pokok bahasan Kesetimbangan Kimia adalah sebagai berikut :
1. Siswa dikelompokkan masing-masing terdiri dari 5-6 orang yang memiliki
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

kemampuan yang berbeda-beda.


Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan materi pelajaran.
Guru membagikan LKS Kesetimbangan Kimia kepada setiap siswa.
Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.
Guru bersama siswa membahas LKS.
Siswa diminta mengumpulkan LKS

9. Masing-masing kelompok diberi kartu berwarna dengan tulisan huruf A, B


atau C untuk menjawab pertanyaan pilihan ganda, B atau S untuk
menjawab soal benar salah, atau angka 1,2,3,4 atau 5 untuk pertanyaan
dengan jawaban rangking.
10. Guru membacakan pertanyaan atau pernyataan yang telah dibuat dan
meminta siswa untuk menjawab dengan mengangkat kertas (kartu).
11. Kelompok diberi waktu untuk menjawab pertanyaan yang dibacakan guru.
12. Guru meminta tiap perwakilan kelompok secara bersamaan mengangkat
kartu pilihannya.
13. Guru menilai dengan cepat jawaban kelompok.
14. Guru menunjuk perwakilan kelompok secara acak untuk menyampaikan
alasan dari jawabannya.
15. Guru meninjau kembali atau memperjelas alasan yang disampaikan oleh
perwakilan kelompok.
16. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
17. Guru memberikan penguatan (pujian) terhadap kelompok yang paling
banyak menjawab pertanyaan dengan benar.

12

18. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
19. Guru memberikan evaluasi.
20. Guru menutup pelajaran.
5. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Instant Assessment
terhadap Prestasi Belajar Siswa pada pokok bahsan Kesetimbangan
Kimia
Kesetimbangan Kimia merupakan salah satu pokok bahasan dalam
mata pelajaran kimia yang diajarkan pada siswa di kelas XI IPA. Pokok
bahasan Kesetimbangan Kimia mempelajari tentang kesetimbangan dinamis,
faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan, hubungan
kuantitatif antara pereaksi dari reaksi kesetimbangan dan proses Haber Bosch
dan proses kontak. Kesetimbangan Kimia merupakan pelajaran yang sifatnya
tidak hanya menghafal, tetapi membutuhkan pemahaman konsep, analisis dan
kemampuan siswa untuk mengaitkannya pada kehidupan sehari-hari.
Dalam pokok bahasan Kesetimbangan Kimia masih banyak siswa
yang belum mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi
belajar dan siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran. Hal ini
tentu saja akan membuat siswa kurang perhatian terhadap pelajaran. Selain itu
pada materi hitungan, siswa yang aktif dalam mengerjakan soal adalah siswa
yang pintar saja, sedangkan siswa yang belum mengerti enggan untuk
bertanya kepada guru ataupun teman yang lain. Akibatnya, tidak semua siswa
aktif dalam proses pembelajaran dan berakibat pada nilai siswa pada materi
Kesetimbangan Kimia menjadi tidak maksimal.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran kimia diperlukan strategi
yang tepat agar siswa lebih aktif belajar dan memahami. Keaktifan ini
tentunya akan memberikan pengaruh pada prestasi belajar siswa. Bila siswa
menjadi partisipan yang aktif dalam proses belajar, maka ia akan memiliki
pengetahuan yang diperolehnya dengan baik. Keaktifan siswa yang dapat

13

menyebabkan
mengkonstruksi

naiknya

prestasi

belajar

dikarenakan

pengetahuannya

sendiri.

Guru

siswa

diharapkan

dapat
mampu

menciptakan suasana yang menyebabkan siswa aktif dalam belajar sehingga


memungkinkan terjadinya peningkatan prestasi belajar (Slameto, 2010).
Dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Instant Assessment,
siswa menjadi lebih aktif dalam belajar karena guru langsung menanggapi
jawaban dari siswa. Pada pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tipe Instant
Assessment, proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara
acak sehingga setiap siswa akan berusaha berpartisipasi aktif saat proses
pembelajaran dan diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran
aktif Instant Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan Kesetimbangan Kimia di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru.
H. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Pekanbaru kelas XI Semester
ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Waktu pengambilan data direncanakan
dilakukan pada bulan November 2014 sampai selesai.
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain pretest
dan posttest yang dilakukan terhadap dua kelas. Kelas eksperimen
menerapkan strategi pembelajaran aktif Instant Assessment sedangkan kelas
kontrol tidak menerapkan strategi pembelajaran aktif Instant Assessment. Dari
penelitian ini akan diperoleh data awal (Pretest) dan data akhir (Posttest).
Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah Design Randomized
Control Gruop Pretest-Posttest dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rancangan Penelitian

14

Kelas
Eksperimen
Kontrol

Pretest
T0
T0

Perlakuan
X
-

Posttest
T1
T1

Keterangan:
T0 = Data awal (data sebelum perlakuan), diambil dari nilai Pretest
X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menerapkan strategi
pembelajaran aktif Instant Assessment
T1 = selisih antara nilai posttest dan pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
-

Perlakuan terhadap kelas kontrol tanpa


pembelajaran aktif Instant Assessment

menerapkan

strategi

(M. Nazir, 2004)


Tahapan dalam rancangan penelitian ini yaitu:
a. Tahap persiapan
1) Menetapkan

materi

pelajaran

yang

akan

disajikan

yaitu

Kesetimbangan Kimia
2) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS dan Soal evaluasi
3) Pembuatan soal Instant Assessment
4) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data yaitu

soal

pretest/posttest.
5) Membuat power point yang berisikan materi pelajaran, rumus-rumus
atau aturan-aturan yang berlaku sehingga siswa lebih mudah
mengingat.
6) Memberikan pretest kepada seluruh populasi untuk mengetahui
kemampuan dasar siswa mengenai pokok bahasan Kesetimbangan
Kimia.
7) Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kelas yang terdistribusi
normal dan uji homogenitas untuk mengetahui kelas yang homogen.
8) Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara diundi.
9) Membentuk kelompok heterogen secara akademik (tinggi, sedang,
rendah) untuk kelas eksperimen yang terdiri dari 5-6 orang.

15

10) Memberikan sosialisasi untuk proses pembelajaran menggunakan


strategi pembelajaran aktif Instant Assessment kepada siswa dikelas
eksperimen.

Pada

sosialisasi

ini

dijelaskan

langkah-langkah

pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif Instant


Assessment.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan,
setiap pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran (3 x 45 menit) dengan
kedua kelas diberikan materi yang sama yaitu Kesetimbangan Kimia.
Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan
menerapkan strategi pembelajaran aktif Instant Assessment, sedangkan
pada kelas kontrol proses belajar dilaksanakan tanpa menerapkan
strategi pembelajaran aktif Instant Assessment, untuk uraian kegiatan
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kelas Eksperimen
A. Kegiatan Awal

Kelas Kontrol
A. Kegiatan Awal

a. Guru menunjuk salah satu a. Guru menunjuk salah satu


siswa untuk memimpin doa,
siswa untuk memimpin doa,
memeriksa kehadiran siswa,
memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan dan kerapian
kebersihan dan kerapian kelas
kelas
b. Guru meminta siswa untuk
b. Guru meminta siswa untuk
duduk di dalam kelompok
duduk di dalam kelompok
yang telah di tentukan
yang telah di tentukan
sebelumnya yang terdiri dari
sebelumnya yang terdiri
5-6 orang.
dari 5-6 orang.
c. Guru
menyampaikan
apersepsi
c. Guru
menyampaikan
apersepsi

d. Guru
memberi
kepada siswa

motivasi

16

d. Guru memberi motivasi e. Guru menyampaikan


kepada siswa.
pembelajaran.
e. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Mengamati

B. Kegiatan Inti
Mengamati

Mengamati dengan cara


membaca/mendengar/ melihat
dari berbagai sumber tentang
kesetimbangan kimia, contoh
demonstrasi reaksi timbal
sulfat dengan kalium iodida
yang terbentuk warna kuning,
setelah penambahan
natriumsulfat kembali
terbentuk endapan putih.

(mengorientasikan
pada masalah)

Mengamati dengan cara


membaca/mendengar/ melihat
dari berbagai sumber tentang
kesetimbangan kimia, contoh
demonstrasi reaksi timbal sulfat
dengan kalium iodida yang
terbentuk warna kuning, setelah
penambahan natriumsulfat
kembali terbentuk endapan putih.

(mengorientasikan
pada masalah)

siswa

Menanya
Guru
memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk
mengajukan
pertanyaan yang berkaitan
terjadi reaksi balik (reaksi
kesetimbangan dinamis), dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pergeseran
kesetimbangan,
hubungan

kuantitatif antara pereaksi


dari reaksi kesetimbangan
dan proses Haber Bosch dan
proses
kontak
(Mengorganisasi siswa untuk

belajar)

tujuan

Pengumpulan data
Melalui diskusi informasi

siswa

Menanya
Guru memberikan kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan terjadi reaksi
balik (reaksi kesetimbangan
dinamis), dan faktor-faktor yang
mempengaruhi
pergeseran
kesetimbangan,
hubungan

kuantitatif antara pereaksi dari


reaksi kesetimbangan dan
proses Haber Bosch dan
proses kontak
(Mengorganisasi siswa untuk
belajar)
Pengumpulan data
Melalui diskusi informasi oleh
guru dan melalui diskusi
kelompok, peserta didik dapat

17

mendiskusikan reaksi yang


terjadi berdasarkan hasil
demonstrasi, mendiskusikan
terjadinya reaksi kesetimbangan
dan jenis-jenisnya, menuliskan
persmana reaksi dalam
kesetimbangan, merancang
percobaan faktor-faktor yang
menggeser arah kesetimbangan
dan mempresentasikannya untuk
menyamakan persepsi,
melakukan percobaan faktorfaktor yang menggeser arah
kesetimbangan (konsentrasi,
volum, tekanan dan suhu) dan
mengamati dan mencatat data
hasil percobaan

oleh guru dan melalui


diskusi kelompok, peserta
didik dapat mendiskusikan
reaksi yang terjadi
berdasarkan hasil demonstrasi,
mendiskusikan terjadinya
reaksi kesetimbangan
dan jenis-jenisnya, menuliskan
persmana reaksi dalam
kesetimbangan, merancang
percobaan faktor-faktor yang
menggeser arah kesetimbangan
dan mempresentasikannya
untuk menyamakan persepsi,
melakukan percobaan faktorfaktor yang menggeser arah
kesetimbangan (konsentrasi,
volum, tekanan dan suhu) dan
mengamati dan mencatat data
hasil percobaan

(Membimbing penyelidikan
individual maupun
kelompok)
Guru membagikan
kepada siswa

(Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok)
Guru
membagikan
kepada siswa

LKS

Mengasosiasi
Guru meminta siswa agar
mengerjakan LKS secara
berkelompok.
Guru membimbing siswa
dalam
melakukan
penyelidikan
dan
memberikan
kesempatan
untuk
mengumpulkan
informasi yang diperlukan
dari berbagai sumber yang
relevan.

LKS

Mengasosiasi
Guru meminta siswa agar
mengerjakan LKS secara
berkelompok
Guru membimbing siswa
dalam
melakukan
penyelidikan dan memberikan
kesempatan
untuk
mengumpulkan
informasi
yang diperlukan dari berbagai
sumber yang relevan.
(mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya)
Mengkomunikasikan
Guru meminta siswa untuk

18

(mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya)

Mengkomunikasikan
Guru meminta siswa untuk
menyajikan hasil diskusi
LKS secara acak dan
memberikan
tanggapan
terhadap hasil diskusi
(Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan masalah)
Penerapan Strategi Instant
Assessment
Masing-masing
kelompok
diberi
kartu
berwarna
dengan tulisan huruf A, B
atau C untuk menjawab
pertanyaan pilihan ganda, B
atau S untuk menjawab soal
benar salah, atau angka
1,2,3,4
atau
5
untuk
pertanyaan dengan jawaban
rangking.
Guru
membacakan
pertanyaan atau pernyataan
yang telah dibuat dan
meminta
siswa
untuk
menjawab
dengan
mengangkat kertas (kartu).
Kelompok diberi waktu
untuk menjawab pertanyaan
yang dibacakan guru.
Guru
meminta
tiap
perwakilan kelompok secara

menyajikan hasil diskusi LKS


secara acak dan memberikan
tanggapan terhadap hasil
karya yang telah disajikan
(Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan masalah)

19

bersamaan
mengangkat
kartu pilihannya.
Guru menilai dengan cepat
jawaban kelompok.
Guru menunjuk perwakilan
kelompok secara acak untuk
menyampaikan alasan dari
jawabannya.
Guru meninjau kembali
atau memperjelas alasan
yang
disampaikan
oleh
perwakilan kelompok.
Guru
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
berikutnya hingga waktu
yang disepakati berakhir.
C. Kegiatan Akhir

C. Kegiatan Akhir

a. Guru bersama-sama dengan a. Guru bersama-sama siswa


siswa merangkum secara
merangkum
secara
keseluruhan materi pelajaran
keseluruhan materi pelajaran
yang telah dipelajari.
yang telah dipelajari.
b. Guru
memberikan
soal b. Guru
memberikan
soal
evaluasi kepada masingevaluasi kepada masingmasing siswa
masing siswa
c. Guru memberikan penguatan c. Guru
meminta
atau pujian kepada kelompok
mempelajari
yang memperoleh nilai paling
selanjutnya dan
tinggi.
pelajaran
d. Guru
meminta
mempelajari
selanjutnya dan
pelajaran

siswa
materi
menutup

siswa
materi
menutup

20

2) Setelah

pembelajaran

materi

Kesetimbangan

Kimia

selesai

dilaksanakan, maka pada kedua kelas diberikan tes akhir (Posttest)


untuk menentukan peningkatan prestasi belajar siswa.
c. Tahap Pelaporan
1) Melakukan analisa data yang diperoleh dari nilai pretest dan posttest
kedua kelas dengan menggunakan rumus statistik.
2) Membuat kesimpulan.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Suharsimi (dalam Subana, 2004) populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari
5 kelas.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk
sumber data. Adapun sampel pada penelitian ini adalah 2 kelas dari 5
kelas populasi. Semua populasi akan diberikan pretest yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada materi yang akan
diajarkan. Pretest ini juga dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui
kehomogenan kelas calon sampel. Kemudian kedua kelas yang homogen
akan diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4. Data dan Instrumen
a. Data yang digunakan adalah data kuantitatif berupa data primer yang
diambil dari soal pretest-postest dan data sekunder yang diambil dari hasil
ulangan pada materi Kesetimbangan Kimia.
b. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1) Silabus dan Sistem Penilaian
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Lembar Kerja Siswa (LKS)
4) Lembar evaluasi
5) Soal Instant Assessment
6) Buku paket
c. Instrumen Pengumpul data

21

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan


soal pretest dan posttest.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
adalah teknik test. Data yang dikumpulkan diperoleh dari:
a. Tes materi prasyarat
Tes materi prasyarat bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
mengenai soal-soal yang berkaitan atau materi yang wajib dikuasai siswa
sebelum mempelajari materi Kesetimbangan Kimia. Soal-soal dalam tes
ini terdiri dari materi stoikiometri, stoikiometri larutan, laju reaksi dan
termokimia.
b. Pretest
Diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum masuk materi
Kesetimbangan Kimia (sebelum diterapkan strategi pembelajaran aktif
tipe Instant Assessment). Pemberian Pretest bertujuan untuk mengetahui
kemampuan dasar siswa yang nantinya digunakan untuk pengolahan data.
c. Posttest
Diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah selesai materi
Kesetimbangan Kimia (setelah diterapkan strategi pembelajaran aktif tipe
Instant Assessment). Soal Posttest sama dengan soal Pretest.
Selisih nilai posttest-pretest digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan prestasi belajar siswa yang diberi perlakuan dengan
menerapkan strategi pembelajaran aktif Instant Assessment dan yang tidak
menerapkan strategi pembelajaran aktif Instant Assessment.
6. Teknik Analisis Data
Pada prinsipnya teknik analisa data digunakan untuk mengolah data
dengan menggunakan metode statistik yang tepat untuk mencari kesimpulan.
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal
atau tidak. Data tes materi prasyarat, pretest dan postest diuji
normalitasnya dengan persamaan uji normalitas Liliefors. Dengan kriteria

22

pengujian ( = 0,05), data terdistribusi secara normal jika L maks Ltabel..


Langkah-langkah pengujian normalitas liliefors :
Menyusun data nilai siswa dari yang terkecil ke yang terbesar (Xi)
Mengisi kolom frekuensi sesuai dengan sebaran data nilai siswa (f)
Frekuensi kumulatif (F) = frekuensi sebelum + frekuensi sesudahnya
F
Fz = n , perbandingan frekuensi kumulatif (F) terhadap jumlah
sampel (n)

Menghitung Z skor dengan rumusan , Z =

(Xi )
S

dimana adalah

nilai rata-rata kelas dan S adalah standar deviasi dengan rumus S =

n X 2 ( X )
n (n1)

Menetukan nilai Z tabel dari masing-masing nilai Z skor


Menentukan harga L hitung dengan rumusan selisih antara Fz dan P
Z
Setelah data dimasukkan maka akan diperoleh harga L

maks

yang akan

dibandingkan dengan harga Ltabel, di mana harga Ltabel diperoleh dengan


rumusan:
0,886
L=
n
(Agus Irianto, 2010)
2.

Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
dimiliki merupakan data yang homogen. Uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan rumus uji-t dua pihak. Untuk memperoleh nilai t
hitung maka perlu dihitung dahulu varians kedua sampel, homogen atau
tidak dengan meggunakan uji F. Pengujian homogenitas varians
menggunakan uji F dengan rumus :

23

Fh it =

varians terbesar
varians terkecil

Jika Fhitung < Ftabel (didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ,
dimana ( = 0,05) dengan dk = (n 1 1, n2 1)), maka kedua sampel
dikatakan mempunyai varians yang sama atau homogen. Langkah
selanjutnya adalah menguji kesamaan rata-rata (uji dua pihak) untuk
mengetahui kehomogenan kemampuan kedua sampel dengan uji-t dua
pihak. Rumus yang digunakan untuk uji-t dua pihak ini adalah sebagai
berikut:
x 1x 2
t=

Sg

1 1
+
n1 n 2

Standar deviasi gabungan (Sg) dapat dihitung dengan menggunakan


rumus berikut:
n
n
( 21) S 22
Sg = ( 11) S +
n1+ n22

2
1

Apabila thitung terletak antara ttabel dan ttabel ( - ttabel < thitung < ttabel ),
dimana ttabel didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n 1 + n2 2 dengan
kriteria probabilitas 1 ( = 0,05 ) maka kedua sampel dikatakan
homogen.
Keterangan:
F : lambang statistik untuk menguji varians
t : lambang statistik untuk menguji hipotesis
x 1
: rata-rata nilai uji homogenitas sampel 1
x 2

: rata-rata nilai uji homogenitas sampel 2

n1 : jumlah siswa sampel 1


n2 : jumlah siswa sampel 2

24

S 21
2

S2

: varians sampel 1
: varians sampel 2

Sg : standar deviasi gabungan


3.

(Sudjana, 2005)
Uji Hipotesis
Rumus uji-t juga digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji-t yang digunakan adalah uji-t
pihak kanan dengan kriteria probabilitas ( 1- ). Rumus yang digunakan
untuk uji-t pihak kanan ini adalah sebagai berikut:
x 1x 2
t=

Sg

1 1
+
n1 n 2

Untuk menentukan deviasi gabungan (S g ) digunakan rumus berikut :


n
n
2
2 ( 11) S 2
2
(
11)S
+
Sg =
1
n 1+ n22

Keterangan:
t : lambang statistik untuk menguji hipotesis
x 1
: nilairata-rataselisih posttest dan pretest kelas ekperimen
x 2

: nilairata-rataselisih posttest dan pretest kelas kontrol

n1 : jumlah siswa kelas ekperimen


n2 : jumlah siswa kelas kontrol
S 21
: varians skor prestasi belajar kelas ekperimen
2

S2

: variansskor prestasi belajar kelas kontrol

Sg : standar deviasi gabungan


Kriteria pengujian diterima hipotesis jika thitung > ttabel dengan dk = n1 +
n2 2 dengan = 0,05. Sedangkan untuk derajat harga t lainnya hipotesis
ditolak (Sudjana, 2005).

25

4. Penentuan Koefisien Determinasi


Untuk menentukan besar peningkatan prestasi belajar kimia siswa
pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia melalui penerapan strategi
pembelajaran aktif tipe Instant Assessment dilakukan dengan menentukan
koefisien determinasi dengan rumus :
Kp = r2 x 100%
Dimana r2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
r2 =

t2
t 2 +n2

Keterangan :
Kp : besarnya koefisien determinasi
r
: koefisien korelasi
t
: lambang statistik untuk uji hipotesis
n
: jumlah siswa
( Riduwan dan Sunarto, 2010)
I. Daftar Pustaka
Agus Irianto. 2010. Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangan. Jakarta :
Kencana
Agus Suprijono. 2009.Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Ficko Murieka Baspan, Yulia Haryono, Merina Pratiwi. 2013. Pengaruh Penerapan
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Instant Assessment Terhadap Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 25 Padang.
Fitri Aldresti. 2014. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Instant Assessment
(Penilaian Instan) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)di Kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Kampar.
Hartono, Sri Murhayati, Helmiati, Promadi, Zulhidah dan Akbarizan. 2012.
Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Pekanbaru :
Zanafa Publishing.

26

M. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.


Paramita Pradipta. 2011. Penerapan Strategi Pembelajaran Instant Assessment Untuk
Meningkatkan Partisipasi Dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas XI RPL 2
SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011
Riduwan dan Sunarto. 2010. Pengantar Statistika. Bandung : Alfabeta
Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Silberman, Mel. 2009. Active Learning. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta
Rineka Cipta.

Subana. 2004. Statistik Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung.


Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung : Tarsito
Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Sunarto dan Ridwan. 2007. Pengantar Statistik. Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,
Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Konstruktif.
Prestasi Pustaka. Jakarta.
Wina Sanjaya. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bandung : Kencana.
Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani. 2012. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Puskata Insan Madani.

Anda mungkin juga menyukai