Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan jenis-jenis
tumbuhan yang beraneka ragam. Keanekaragaman itu yang menjadi daya tarik
para ilmuan luar negeri untuk belajar dan ingin tahu tentang keragaman jenis
tanaman. Keadaan seperti iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan
hidup beraneka tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu kita wajib mensyukuri
anugerah Tuhan ini dengan cara menjaga kelangsungan hidup tanaman dengan
merawatnya agar tumbuh dan berkembang dengan maksimal.
Pertumbuhan tanaman merupakan konsep yang penting dalam dalam
budidaya tanaman yang harus dikuasai dan diaplikasikan, baik konsep
pertumbuhan

maupun

faktorfaktor

yang

mempengaruhinya.

Untuk

mempertahankan jenisnya, tumbuhan, hewan, dan manusia melakukan


perkembangbiakan. Tumbuhan dapat menghasilkan spora atau biji sebagai alat
pembiakan. Biji akan tumbuh menjadi tanaman baru yang kecil dan terus
tumbuh

menjadi

besar

sampai

menjadi

dewasa.

Pertumbuhan

dan

perkembangan merupakan dua hal yang selalu menandai suatu kehidupan.


Namun, pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi begitu saja. Ada banyak
faktor yang mempengaruhi kedua kegiatan hidup tersebut.
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah

sel

pada

suatu

organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible).


Sedangkan, perkembangan merupakan proses untuk mencapai kematangan
fungsi suatu organisme. Walaupun berbeda dari segi pengertian, namun kedua
proses ini berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling
terkait. Adapun perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif.
Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu
tejadi perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya, perkembangan hanya dapat
dinyatakan secara kualitatif karena terjadi perubahan fungsional dalam tubuh
suatu organisme sehingga tidak dapat diamati.
Oleh sebab itu kami penulis tertarik untuk mengetahui apa saja
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik
pengertian dari pertumbuhan dan perkembangbiakan, ciri-ciri serta faktor apa
saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
1

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pertumbuhan dan perkembangbiakan ?
2. Apa ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pertumbuhan dan perkembangbiakan
2. Mengetahui ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
3. Mengetahui
faktor
yang
memperngaruhi
pertumbuhan

dan

perkembangbiakan

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel
yang mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel
terjadi karena adanya pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya
organisme yang tumbuh tidak akan kembali ke bentuk semula. Pertambahan
jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis (Istamar, 2003).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktorfaktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada
dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan.
Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara
berangsur-angsur dari kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi

diferensiasi. Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara, mulai


dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan
tanaman. Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak
tumpang tindih (Champbell, 2002). Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan
ujung batang mendahului morfogenesis dan diferensiasi. Tetapi pembesaran
batang terjadi oleh karena pembesaran sel sel setelah morfogenesis dan
diferensiasi berlangsung.
B. Tahap tahap pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan menjadi pertumbuhan primer
dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer terjadi sebagai hasil
pembelahan sel jaringan meristem primer. Pertumbuhan primer diakibatkan
oleh aktivitas meristem apikal yang terdapat pada ujung akar dan pucuk
tunas, menghasilkan selsel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang
(Champbell, 2002). Pada ujung akar, batang dan daun terdapat sel-sel
meristem yang dapat berdeferensisasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur
dan fungsi khusus (Istamar, 2003). Pertumbuhan primer terdiri dari tiga
system jaringan yaitu jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar.
Pertumbuhan primer akan mendorong akar untuk menembus tanah. Pada
ujung akar terdapat tiga zona , yaitu zona pembelahan sel, zona pemanjangan,
dan zona pematangan (Champbell, 2003).
Aktivitas kambium mengakibatkan pertumbuhan sekunder yaitu besar
batang dan akar tanaman. Pertumbuhan sekunder yaitu adanya aktivitas
penebalan secara progersif. Pertumbuhan sekunder diakibatkan aktivitas
meristem lateral, silinder silinder yang bterbentuk dari sel sel yang
membelah ke samping di sepanjang tunas dan pertumbuhan sekunder kearah
dalam membentuk xylem dan ke arah luar membentuk floem (Champbell,
2002). Bermacam ragam bentuk yang dihasilkan dari proses pertumbuhan
dan perkembangan, yang pertama adalah pembelahan sel, pembesaran dan
periklinan (Salisbury dan Cleon, 2002).
C. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
adalah faktor dari dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor intern dan
3

ekstern (Salisbury dan Cleon, 2002). Faktor dari dalam (intern) yaitu faktor
yang terdapat pada tanaman itu sendiri berupa hormon hormon dan faktor
dari luar (ekstern) yaitu faktor lingkungan hidup tumbuhan tersebut. Faktor
intern meliputi zat dan hormon tumbuh yang berperan penting dalam proses
perrtumbuhan. Hormon adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh salah satu
bagian tubuh dan kemudian diangkut ke bagian tubuh yang lain, dimana
hormon tersebut akan memicu respon respon di dalam sel dan jaringan
sasaran.

Hormon,

berpengaruh

dalam proses

pembelahan

sel

dan

pemanjangan sel untuk proses pertumbuhan (Yandaru, 2001) . Secara umum


hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuh dengan cara
,mempengaruhi pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel. Hormon
tumbuhan meliputi auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, dan etilen
(Champbell, 2002). Hormon auksin berfungsi pada pemanjangan dan
diferensiasi

sel.

Hormon

sitokinin

berfungsi

sebagai

pertumbuhan,

perkembangan dan pembungaan. Hormon giberalin berfungsi pada


pertumbuhan, pemanjangan dan perkecambahan. Asam absisat berfungsi
untuk stomata. Sedang hormon etilen berfungsi dalam pematangan buah.
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan yaitu intensitas cahaya, air, nutrisi, suhu atau kelembaban, dan
oksigen. Peran nutrisi adalah sebagai penunjang pertumbuhan dan
perkembangan. Cahaya sangat berpengaruh karena dengan adanya cahaya
dapat melakukan fotosintesis. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh
lingkungan yaitu cahaya (Salisbury dan Cleon, 2002). Oksigen pada
pertumbuhan dan perkembangan merupakan bahan utama untuk respirasi. Air
berfungsi untuk perkecambahan biji dan menjaga kelembaban media
(Salisbury dan Cleon, 2002).

III.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau organisme dapat
diartikan sebagai proses pertambahan bio massa atau ukuran (berat, volume,
atau jumlah) yang sifatnya tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi
semula). Jadi, pertumbuhan merupakan suatu konsep kuantitatif yang
berkaitan dengan pertambahan massa suatu organisme.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan yang
menyertai pertumbuhan.

Perubahan itu meliputi perubahan bentuk dan

tingkat kematangan makhluk hidup. Secara sederhana, perkembangan


merupakan proses perubahan menjadi dewasa. Dalam proses tersebut, terjadi
diferensiasi sel

(perubahan struktur dan

fungsi

sel),

histogenesis

(pembentukan organ), dan gametogenesis (pembentukan selsel kelamin).


Berbeda

dengan

pertumbuhan,

perkembangan merupakan suatu

konsep kualitatif. Tanaman jagung pada contoh di depan, pada awalnya


berupa biji. Biji itu kemudian tumbuh menjadi tanaman kecil yang
memiliki akar, batang, dan daun. Setelah makin besar dan dewasa, akan
muncul bunga pada tanaman jagung itu. Jika terjadi penyerbukan, bunga itu
akan berubah menjadi buah yang akan menghasilkan biji biji jagung baru.
Munculnya akar, batang, daun, bunga, dan buah pada tanaman jagung itu
menunjukkan bahwa tanaman tersebut mengalami perkembangan.
Pertumbuhan suatu organisme multiseluler meliputi pembelahan sel,

pembentangan sel, dan beberapa pergerakan sel-sel pada organisme. Pada


organisme multiseluler, kelompok-kelompok sel menjadi terspesialisasi dan
membentuk fungsi tertentu. Spesialisasi itu meliputi proses biokimiawi dan
perubahan struktur. Spesialisasi sel-sel berhubungan dengan fungsi sel,
seperti untuk pengangkutan, penyokong, pergerakan, pencernaan atau
pembentukan makanan, serta pertahanan organisme.
Proses pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor
internal (dari dalam organisme itu sendiri) dan faktor eksternal (dari
lingkungan). Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal saling berinteraksi
sehingga sulit untuk menentukan mana yang paling berpengaruh. Sebagai
contoh, sulit untuk menentukan apakah ciri utama pertumbuhan, seperti tinggi
tubuh, sebagian besar dipengaruhi oleh faktor internal (gen) ataukah oleh
faktor eksternal (suplai makanan).
B. Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Kontinue
2. Ada masa percepatan dan perlambatan
3. Perkembangan mempunyai pola yang sama untuk semua individu, tetapi
untuk kecepatan berbeda-beda untuk tiap individu, sangat dipengaruhi
lingkungan.
4. Perkembangan erat dengan maturasi susunan saraf pusat.
5. Refleks primitif hilang sebelum gerakan volunteer tercapai.
C. Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

dan

Perkembangan

Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh
faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor
yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat
di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk
mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa
organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada

tumbuhan. Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan


dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor lingkungan berupa cahaya, suhu,
oksigen dan kelembapan.Untuk lebih memahami, mari cermati uraian berikut
ini.
1. Faktor Internal
Faktor

internal

yang

memengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan tumbuhan adalah faktor genetik. Faktor genetik inilah yang


mengendalikan hormon untuk proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Hormon merupakan suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh
tubuh yang dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan reaksi fsiologis yang
besar. Hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan disebut ftohormon.
Beberapa hormon tumbuhan yang sudah dikenal, antara lain auksin,
giberelin, sitokinin, etilen, asam absisat.
a. Auksin
Hormon ini ditemukan oleh Fritz Went, seorang ahli fsiologi
Belanda pada tahun 1928. Hormon auksin dihasilkan oleh tanaman
pada daerah meristem, seperti pucuk batang dan ujung akar. Auksin
dapat pula dijumpai pada tunas, daun muda, bunga, ataupun buah.
Hormon auksin yang paling dikenal adalah IAA (indole acetic acid)
yang strukturnya mirip dengan struktur asam amino triptofan. IAA
disintesis di meristem apikal, daundaun muda, dan biji. Sifat hormon
auksin adalah aktivitasnya dihambat oleh adanya cahaya.
Fungsi hormon auksin bagi tanaman, antara lain:
1) berperan dalam pembelahan dan pemanjangan sel;
2) merangsang pembelahan selsel kambium lateral, untuk pertumbuhan
sekunder;
3) dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah;
4) merangsang pembentukan akar lateral;
5) untuk menghasilkan buah tanpa biji;
6) menghambat pembentukan tunas lateral;
7) menghambat pematangan buah dan penuaan daun;
8) mencegah rontoknya bunga, buah, serta daun.

Hormon

auksin

merangsang

dominansi

apikal,

yaitu

pertumbuhan kuncup apikal yang sangat cepat sehingga menghambat


pertumbuhan kuncup lateral yang ada di bawahnya . Tingkat dominansi
kuncup apikal bervariasi pada berbagai jenis tumbuhan.
Kuncup apikal yang sedang tumbuh menghasilkan hormon
auksin. Sementara itu, kerja auksin dihambat oleh adanya cahaya.
Apabila sebagian kuncup apikal diarahkan pada cahaya matahari, akan
terjadi pengangkutan auksin dari bagian yang terkena cahaya ke bagian
yang terlindung dari cahaya. Pada keadaan demikian, auksin akan
merangsang pertumbuhan selsel pada bagian yang terlindung tersebut.
Pada saat yang bersamaan, pertumbuhan selsel pada bagian yang
terkena cahaya matahari akan terhambat karena konsentrasi auksin yang
rendah. Akibatnya, batang akan tumbuh melengkung ke arah datangnya
cahaya matahari.
b. Giberilin
Giberelin pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh seorang
ahli penyakit tanaman dari Jepang bernama E. Kurosawa. Hormon ini
diisolasi dari jamur Gibberella fujikuroi yang merupakan parasit pada
tanaman padi. Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3,GA1,
GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38. Giberelin diproduksi oleh
jamur dan tumbuhan tinggi
Hormon giberelin dapat ditemukan hampir pada semua bagian
tanaman, baik akar, batang, daun, bunga, maupun buah. Peranan
hormon giberelin bagi tanaman, antara lain
1) bersama dengan auksin merangsang pembelahan dan pemanjangan
sel;
2) merangsang pertumbuhan batang dan daun;
3) menghilangkan sifat kerdil tanaman;
4) pada konsentrasi tinggi, merangsang pertumbuhan akar;
5) merangsang perkecambahan;
6) merangsang pembentukan bunga pada tanaman hari panjang (long
day plant);

7) merangsang perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan buluh


serbuk sari;
8) menghambat pertumbuhan akar adventif;
9) mematahkan dormansi sebagian besar jenis biji.
c. Sitokinin
Hormon sitokinin ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama
Folke Skoog pada tahun 1954. Ada beberapa macam sitokinin yang
telah diketahui, di antaranya kinetin, zeatin (pada jagung), dan benzil
amino purin (BAP). Sitokinin ditemukan hampir pada semua jaringan
meristem. Peranan sitokinin, antara lain
1) bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan selsel tanaman;
2) menghambat dominansi apikal oleh auksin;
3) merangsang pertumbuhan kuncup lateral;
4) merangsang pemanjangan titik tumbuh;
5) mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio;
6) merangsang pembentukan akar cabang;
7) menghambat proses penuaan (senescence) daun
d. Asam Absisat (ABA)
Senyawa ini ditemukan pada tahun 1963 oleh P.F. Wareing dan
F.T. Addicott. Asam absisat dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan
batang serta diedarkan oleh jaringan pengangkut. Biji dan buah juga
mengandung ABA dalam jumlah yang tinggi, tetapi tidak diketahui
apakah ABA disintesis atau diedarkan ke biji dan buah. Asam absisat
disebut juga hormon stress karena memiliki sifat menghambat
pertumbuhan tanaman. Fungsi ABA, antara lain :
1) menghambat pembelahan sel;
2) mempercepat proses penuaan, terutama pada daun;
3) mempercepat gugurnya daun;
4) menghambat pertumbuhan;
5) mempertahankan dormansi biji dan kuncup ;
6) merangsang pembusukan buah;

7) merangsang penutupan stomata jika kekurangan air.


e. Gas Etilen
Etilen

merupakan

satusatunya

hormon

tumbuhan

yang

berbentuk gas, tidak berwarna, dan berbau seperti eter. Etilen dihasilkan
oleh ruasruas batang, buah yang matang, dan jaringan yang menua,
misalnya daundaun yang gugur. Peranan etilen, antara lain
1) mempercepat pematangan buah ;
2) merangsang penuaan daun dan pembusukan buah;
3) bersama dengan auksin dapat memacu pembungaan;
4) menghambat pertumbuhan akar dan batang pada saat stress.
Banyak aspek pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
yang dipengaruhi oleh dua atau lebih hormon. Hormonhormon
tumbuhan itu dapat saling berinteraksi untuk memperkuat pengaruh
hormon lainnya, disebut

sinergisme. Sebagai contoh, giberelin dan

auksin bersinergisme dalam proses pemanjangan batang. Sebaliknya,


pengaruh

hormon

tumbuhan

dapat

saling

berlawanan,

disebut

antagonisme. Contohnya, sitokinin berantagonisme dengan auksin.


Sitokinin merangsang pertumbuhan kuncup lateral, sedangkan auksin
mempertahankan dominansi apikal kuncup terminal. Etilen yang
dihasilkan oleh daun merupakan pengatur pengguguran daun (absisi).
Pada tahap awal absisi, auksin berantagonisme dengan etilen, tetapi
kemudian auksin menjadi bersinergisme dengan kerja etilen.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, antara lain nutrisi, cahaya, suhu, kelembapan,
dan aerasi.
a. Nutrisi
Semua makhluk hidup, termasuk tumbuhan, memerlukan
nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi atau zatzat makanan
tersebut diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai penyusun
komponenkomponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan

10

tumbuhan. Nutrisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur makro


(makronutrisi) dan unsur mikro (mikronutrisi).
Unsur makro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam
jumlah banyak), antara lain karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,
sulfur, fosfor, potasium (kalium), dan magnesium. Unsur mikro (yaitu,
unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit) terdiri atas
besi, tembaga, seng, mangan, kobalt, natrium, boron, klor, dan
molibdenum. Semua unsur tersebut harus selalu tersedia, meskipun
diperlukan hanya dalam jumlah sedikit. Apabila suatu unsur tidak
dapat tercukupi, tanaman akan mengalami defisiensi. Defsiensi suatu
unsur akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terganggu. Gejala yang mungkin timbul akibat defisiensi unsur hara
adalah sebagai berikut.
1) Defisiensi nitrogen menyebabkan tumbuhan tumbuh jelek dan
berwarna hijau muda. Permukaan daun bagian bawah berwarna
kuning atau cokelat muda dan batang pendek serta kurus .
2) Defisiensi potasium (kalium) menyebabkan tumbuhan memiliki
tunas yang kecil dan ujungujung daun mudanya mati. Daun yang
lebih tua memperlihatkan gejala klorosis dengan ujung pinggirnya
mengering dan berwarna kecokelatan. Pada pinggir daun biasanya
terdapat banyak bercak cokelat .
3)

Defisiensi fosfor menyebabkan tumbuhan tumbuh jelek dengan


daun berwarna hijau kebiruan. Bagian bawah daun kadang
berwarna seperti karat dengan bercak ungu atau cokelat.

4)

Defisiensi magnesium akan menunjukkan gejala klorosis (daun


tidak berwarna hijau karena kekurangan klorofl). Hal itu terjadi
karena magnesium diperlukan untuk pembentukan klorofl.

5) Defisiensi besi menyebutkan daun muda mengalami klorosis parah,


tetapi tulang daun utamanya tetap hijau seperti biasa. Kadangkadang muncul bercak cokelat. Sebagian atau keseluruhan daun
mungkin mati.
6) Defisiensi

seng

menyebabkan

11

terjadinya

gejala

klorosis

antarpertulangan daun yang akhirnya menyebabkan nekrosis


(jaringannya berwarna gelap) dan menghasilkan pigmentasi ungu.
Jumlah daun sedikit dan bentuknya mengecil, ruas batang pendek,
tunas berbentuk roset, serta produksi buah rendah. Daun gugur
dengan cepat.
b. Cahaya
Tidak semua jenis nutrisi yang diserap oleh tanaman dapat
digunakan secara langsung oleh tanaman untuk pertumbuhannya.
Sebagai contoh, air dan karbon dioksida harus diolah terlebih dahulu
di dalam daun untuk membentuk zat gula (glukosa) melalui proses
fotosintesis. Fotosintesis hanya dapat terjadi jika ada cahaya. Hasil
fotosintesis yang berupa glukosa itu akan digunakan oleh tanaman
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan atau sebagai bahan untuk
membangun komponenkomponen sel. Jika tidak ada cahaya,
fotosintesis tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi
bagi tumbuhan untuk melangsungkan pertumbuhannya. Cahaya juga
berhubungan dengan kerja hormon auksin. Anda tentu masih ingat
peran auksin dalam pertumbuhan tanaman. Aktivitas hormon auksin
dihambat oleh cahaya. Pada kondisi tidak ada cahaya, kerja auksin
menjadi

sangat

optimal

sehingga

memacu

pembelahan

dan

pemanjangan sel. Akibatnya, tumbuhan tumbuh sangat cepat, tetapi


berdaun

pucat

klorofil.Tumbuhan

(kuning)
memiliki

karena
respons

tidak

dapat

berbeda

membentuk

terhadap

lama

penyinaran. Respons tersebut dapat berupa pertumbuhan ataupun


reproduksi. Respons tumbuhan terhadap lama waktu terang (siang)
dan gelap (malam) setiap harinya disebut

fotoperiodisme.

Berdasarkan hal tersebut, tanaman dapat dibedakan menjadi empat


kelompok yaitu tanaman hari pendek, tanaman hari panjang, tanaman
hari sedang, dan tanaman hari netral.Tanaman hari pendek adalah
tanaman yang berbunga jika mendapatkan lama siang kurang dari 12
jam setiap harinya, contohnya krisan dan stroberi. Tanaman hari
panjang adalah tanaman yang berbunga jika mendapatkan lama siang

12

lebih dari 12 jam setiap harinya, contohnya bayam. Tanaman hari


sedang adalah tanaman yang berbunga jika mendapatkan lama siang
kirakira 12 jam setiap harinya, contohnya kacang. Tanaman hari netral
adalah tanaman yang berbunga tidak bergantung pada lamanya siang
setiap hari, contohnya mawar.
c. Suhu
Peran suhu terhadap pertumbuhan tanaman sangat penting
karena suhu berpengaruh terhadap aktivitas enzim. Enzim merupakan
senyawa protein yang dapat berperan sebagai katalisator dalam reaksireaksi kimia di dalam sel. Enzim hanya dapat bekerja secara optimal
jika suhunya optimal. Jika suhu naik melebihi suhu optimal, aktivitas
enzim akan berkurang. Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi
kimia di dalam sel tidak dapat berjalan dengan baik. Jika reaksireaksi
kimia sel terganggu, pertumbuhan tanaman juga akan terganggu. Anda
tentu juga masih ingat peran suhu terhadap transpirasi. Jika suhu naik,
transpirasi juga akan naik sehingga tanaman akan kehilangan lebih
banyak air. Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.
Tanaman biasanya memiliki persyaratan suhu tertentu untuk dapat
hidup secara normal.
d. Kelembaban
Mengapa kelembapan berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman? Kelembapan udara akan berpengaruh terhadap laju
penguapan atau transpirasi. Jika kelembapan rendah, laju transpirasi
meningkat sehingga penyerapan air dan zatzat mineral juga
meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman. Jika kelembapan tinggi, laju transpirasi rendah
sehingga penyerapan zatzat nutrisi juga rendah. Hal ini akan
mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga
pertumbuhannya juga akan terhambat.
e. Aerasi
Aerasi tanah berkaitan dengan kandungan oksigen di dalam
tanah. Tanah yang memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan

13

aerasinya baik. Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk


melakukan

respirasi.

Respirasi

akar

akan

bermanfaat

dalam

perkembangan selsel akar dan juga berguna untuk membantu


penyerapan nutrisi dari dalam tanah. Jika aerasi tidak baik, respirasi
akar akan terganggu sehingga mengganggu pertumbuhan akar dan
penyerapan nutrisi.

IV.

KESIMPULAN

Pertumbuhan dan perkembangan organisme merupakan hasil dari


pembelahan sel, pembesaran sel serta diferensiasi sel, yang mana memiliki
cirri-ciri sebagai berikut continue, ada masa percepatan dan perlambatan,
perkembangan mempunyai pola yang sama untuk semua individu, tetapi untuk
kecepatan berbeda-beda untuk tiap individu, sangat dipengaruhi lingkungan,
perkembangan erat dengan maturasi susunan saraf pusat, refleks primitif
hilang sebelum gerakan volunteer tercapai. Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor
dari dalam berupa hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya matahari,
suhu udara, kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.

14

DAFTAR PUSTAKA

Champbell. N A. 2002. Biologi Jilid 2. Erlangga: Jakarta.


Champbell. N A. 2003. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Nuranti, Yandaru. 2003. Biologi. Jakarta. Erlangga.
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 2002. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Institut
Teknik Bandung. Bandung.
Syamsuri, Istamar. 2003. Biologi. Jakarta. Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai