Anda di halaman 1dari 8

Definisi

Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi/benjolan yang


timbul di rongga mulut. Namun biasanya jenis sariawan yang sering timbul sehari-hari
pada rongga mulut kita disebut (dalam istilah kedokteran gigi) adalah Stomatitis Aftosa
Rekuren.
Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut,
biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal
maupun berkelompok. Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam,
bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak
tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu. Ada pula yang mengatakan
bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut.
Etiologi
Sampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum diketahui. Namun para
ahli telah menduga banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini,
diantaranya adalah : Penyebab yang berasal dari keadaan dalam mulut seperti :
-Kebersihan mulut yang kurang
- Letak susunan gigi/ kawat gigi
- Makanan /minuman yang panas dan pedas
- Rokok
- Pasta gigi yang tidak cocok
- Lipstik
-Infeksi jamur
- Overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan).
Klasifikasi
a. Stomatitis Primer, meliputi :
- Recurrent Aphtouch Stomatitis (RAS)
Merupakan ulcer yang terjadi berulang. Bentuknya 2 5 mm, awal lesi kecil, dan
berwarna kemerahan. Akan sembuh 2 minggu tanpa luka parut.
- Herpes Simplek Stomatitis
Stomatitis yang disebabkan oleh virus. Bentuknya menyerupai vesikel.
- Vincents Stomatitis
Stomatitis yang terjadi pada jaringan normal ketika daya tahan tubuh menurun.
Etiologinya, bakteri normal yang ada pada mulut, yaitu B. Flora. Bentuk stomatitis
ini erythem, ulcer dan nekrosis pada ginggival.
b. Stomatitis Sekunder, merupakan stomatitis yang secara umum terjadi akibat infeksi
oleh virus atau bakteri ketika host (inang) resisten baik lokal maupun sistemik.

MANIFESTASI KLINIS
1. Masa prodromal atau penyakit 1 24 jam : Hipersensitive dan perasaan seperti
terbakar
2. Stadium Pre Ulcerasi
Adanya udema / pembengkangkan setempat dengan terbentuknya makula pavula
serta terjadi peninggian 1- 3 hari
3. Stadium Ulcerasi
stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas sisinya
merah dan udema tonsilasi ini bertahan lama 1 16 hari. Masa penyembuhan ini
untuk tiap-tiap individu berbeda yaitu 1 5 minggu.
Patofisiologi
Identifikasi pada pasien dengan resiko tinggi, memungkinkan dokter gigi untuk
memulai evaluasi pra-perawatan dan melakukan tindakan profilaktis yang terukur
untuk meminimalkan insidens dan morbiditas yang berkaitan dengan toksisitas rongga
mulut. Faktor resiko paling utama pada perkembangan komplikasi oral selama dan
terhadap perawatan adalah pra-kehadiran penyakit mulut dan gigi, perhatian yang
kurang terhadap rongga mulut selama terapi dan faktor lainnya berpengaruh pada
ketahanan dari rongga mulut. Faktor resiko lainnya adalah : tipe dari kanker
(melibatkan lokasi dan histology), penggunaan antineoplastik, dosis dan administrasi
penjadwalan perawatan, kemudian area radiasi, dosisnya, jadwal dilakukan radiasi
(kekerapan dan durasi dari antisipasi myelosuppresi) serta umur pasien. Keadaan
sebelum hadirnya penyakit seperti adanya kalkulus, gigi yang rusak, kesalahan
restorasi, penyakit periodontal, gingivitis dan penggunaan alat prostodontik,
berkontribusi terhadap berkembangnya infeksi lokal dan sistemik. Kolonisasi bakteri
dan jamur dari kalkulus, plak, pulpa, poket periodontal, kerusakan operculum, gigi
palsu, dan penggunaan alat-alat kedokteran gigi merupakan sebuah lahan yang subur
buat organisme opportunistik dan pathogenistik yang mungkin berkembang pada
infeksi lokal dan sistemik. Tambalan yang berlebih atau peralatan lain yang melekat
pada gigi, membuat lapisan mulut lebih buruk, menebal dan mengalami atropi,
kemudian menghasilkan ulserasi local (stomatitis).
Gambaran Klinis dari Stomatitis
a. Lesi bersifat ulcerasi
b. Bentuk oval / bulat
c. Sifat tersebar
d. Batasnya jelas
e. Biasa singulas (sendiri-sendiri) dan multiple (kelompok)
f. Tepi merah
g. Lesi dangkal
h. Lesi sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut
Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur

sedangkan diagnosis pasti dengan menggunakan biopsi.


Pemeriksaan laboratorium :
1. WBC menurun pada stomatitis sekunder
2.

Pemeriksaan kultur virus ; cairan vesikel dari herpes simplek stomatitis

3.

Pemeriksaan cultur bakteri ; eksudat untuk membentuk vincents stomatitis

Penatalaksanaan Medis
a. Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabai
b. Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya.
c. Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup,
terutama
d. makanan yang mengandung vitamin 12 dan zat besi.
e. Hindari stres
f. Pemberian Atibiotik
Terapi
Pengobatan stomatitis karena herpes adalah konservatif. Pada beberapa kasus
diperlukan antivirus. Untuk gejala lokal dengan kumur air hangat dicampur garam
(jangan menggunakan antiseptik karena menyebabkan iritasi) dan penghilang rasa sakit
topikal. Pe-ngobatan stomatitis aphtosa terutama penghilang rasa sakit topikal.
Pengobaatan jangka panjang yang efektif adalah menghindari faktor pencetus.
Digunakan satu dari dua terapi yang dianjurkan yaitu:
1. Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu untuk bulan pertama dan
kemudian 1000 mcg per bulan) untuk pasien dengan level serum vitamin B12
dibawah 100 pg/ml, pasien dengan neuropathy peripheral atau anemia
makrocytik, dan pasien berasal dari golongan sosio ekonomi bawah.
2. Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari.
Tidak ada perawatan lain yang diberikan untuk penderita RAS selama
perawatan dan pada waktu follow-up. Periode follow-up mulai dari 3 bulan
sampai 4 tahun.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Identitas ( Data Biografi)
Stomatitis dapat menyerang semua umur, mayoritas antara 20-40 tahun lebih

b.

c.

d.

e.

f.

g.

cenderung pada wanita, kelompok sosial ekonomi tinggi, penderita stres, atau
mempunyai riwayat sariawan pada keluarga.
Riwayat sakit dan Kesehatan
1. Keluhan utama rasa nyeri di mulut
2. Riwayat kesehatan sekarang
Stomatitis bisa terjadi pada seseorang karena intoleransi dengan pasta gigi,
penyakit yang beresiko menimbulkan stomatitis, misalnya faringitis, panas
dalam, mengkonsumsi makanan yang berlemak , kurang vitamin C, vitamin
B12 dan mineral.
Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun
sehingga lebih mudah terkena stomatitis.
Riwayat penyakit keluarga.
Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkan terjadinya
stomatitis. Ada juga teori yang menyebutkan bahwa penyebab utama dari SAR
(Stomatitis Aftosa Rekuren) atau sariawan adalah keturunan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya menderita SAR
lebih rentan untuk mengalami SAR juga.
Pengkajian Psikososial :sterss, gaya hidup (alkohol, perokok) serta kaji fungsi
dan
penampilan dari rongga mulut terhadap body image dan sex. Pengkajian
lingkungan rumah dan komunitas : lingkungan yang panas, dan sanitasi yang
buruk.
Riwayat nutrisi : kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin
C, vitamin B12, mineral, dan zat besi serta pola makan yang buruk, misalnya
hanya mengkonsumsi karbohidrat dan protein saja
Pemeriksaan fisik
B1 (Breath) : Bau nafas, RR normal
B2 (Blood) : Hemorrhage (perdarahan) akibat kerusakan membrane mukosa
oral,
resiko kekurangan volume darah.
B3 (Brain) : Nyeri
B4 (Bladder) : Secara umum tidak mempengaruhi kecuali jika ada kondisi
dehidrasi
akibat intake cairan yang kurang
B5 (Bowel) : - Mukosa oral mengalami peradangan, bibir pecah-pecah, rasa
kering, suatu sensasi rasa luka atau terbakar (khususnya melibatkan lidah)
- Hipersalivasi
- Perubahan kulit mukosa oral, tampak bengkak dan kemerahan (hiperemi)
B6 (Bone) : Kondisi fisik yang lemah sebagai akibat intake nutrisi yang
kurang

Analisa Data
1. Ds : Pasien mengeluh nyeri saat mengunyah makanan.
Do : - Antropometri: penurunan berat badan

- Klinik : perubahan kulit mukosa oral (bengkak dan kemerahan).


- Diet : makan tidak habis, nafsu makan menurun
a. Intoleransi pasta gigi, kurang vitamin C, oral hygene yang buruk
b. Kerusakan vaskular,selular,dan matrik
c. Perubahan mukosa
d. Nafsu makan berkurang
e. Risiko kekurangan nutrisi
f. Resiko kekurangan nutrisi
2. Ds : Pasien mengatakan nafsu makan berkurang
Do : - Suhu tubuh naik
- Adanya lesi di membran mukosa oral
- Membran mukosa tampak bengkak dan kemerahan
a. Alergen
b. Alergi dan defisiensi immunologi
c. Inflamasi (peradangan)
d. Pelepasan mediator inflamasi (prostalgadin)
e. Nyeri
f. Perubahan membran mukosa oral
Perubahan membrane mukosa oral
3. Ds : Pasian gelisah
Do : - Perubahan mucosa oral
- Suhu tubuh naik
-Membran mukosa bengkak dan kemerahan Intoleransi pasta gigi, kurang
vitamin C, oral hygene yang buruk
a. Peradangan (inflamasi)
b. Kerusakan membran mukosa
c. nyeri
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan proses peradangan
(inflamasi)
2. Nyeri berhubungan dengan kerusakan membran mukosa oral
3. Risiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan perubahan mucosa oral
penurunan
Intervensi dan Rasional
1.

Perubahan mukosa oral berhubungan dengan proses peradangan (inflamasi)


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan mukosa oral
kembali normal dan lesi berangsur sembuh.
Kriteria Hasil :
- Mukosa oral kembali normal (tidak bengkak dan hiperemi)
- Lesi berkurang dan berangsur sembuh.
- Membran mukosa oral lembab

Intervensi Rasional
Mandiri :
- Pantau aktivitas klien, cegah hal-hal yang bisa memicu terjadinya stomatitis
(oral hygene yang buruk, kurang vitamin C, kondisi stres, makanan/minuman
yang terlalu panas dan pedas)
- Kaji adanya komplikasi akibat kerusakan membran mukosa oral
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antibiotik dan obat kumur
Health education :
- Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan
reaksi alergi pada rongga mulut.
- Ajarkan oral hygene yang baik
Observasi :
- Catat adanya kerusakan membran mukosa ( bengkak, hiperemi/kemerahan)
- Personal hygene yang buruk, asupan nutrisi yang kurang vitamin C, kondisi
psikologis (stres) merupakan pemicu terjadinya stomatitis
- Stomatitis bisa mengakibatkan
komplikasi yang lebih parah jika
tidak segera ditangani
- Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi dan obat kumur bisa
menghilangkan kuman-kuman di mulut sehingga bisa mencegah terjadinya
infeksi lebih lanjut.
- Reaksi alergi bisa menimbulkan infeksi
- Oral hygene yang baik bisa
meminimalisir terjadinya stomatitis
- Membran mukosa yang bengkak dan
hiperemi adalah indikasi adanya
peradangan.
2. Diagnosa Keperawatan : resiko tinggi Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan
dengan penurunan keinginan untuk makan sekunder akibat rasa nyeri di mukosa
mulut.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul kembali dan
status nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
- Status nutrisi terpenuhi
- nafsu makan klien timbul kembali
- berat badan normal
- jumlah Hb dan albumin normal

Intervensi Rasional
Mandiri :
- Beri nutrisi dalam keadaan lunak ; porsi sedikit tapi sering.
- Pantau berat badan tiap hari
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemasangan NGT jika klien tidak dapat makan dan minum peroral
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam diet
Health education :
- Berikan informasi tentang zat-zat makanan yang sangat penting bagi keseimbangan
metabolisme tubuh
Observasi :
- Makanan yang lunak meminimalkan kerja mulut dalam mengunyah makanan.
- Nutrisi meningkat akan meningkat berat badan
- Tubuh yang sehat tidak mudah untuk terkena infeksi (peradangan)
- Adanya kalori (sumber energi) akan mempercepat proses penyembuha
- Indikasi adekuatnya protein untuk sistem imun
3. Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan kerusakan membran mukosa
oral
Tujuan : Membran mukosa oral kembali normal
Kriteria Hasil :
- Hilangnya rasa sakit dan perih di mukosa mulut
- Tidak bengkak dan hiperemi
- Suhu badan normal
Intervensi Rasional
Mandiri :
- Memberikan makanan yang tidak merangsang, seperti makanan yang
mengandung zat kimia
- Menghindari makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin
- Menghindari pasta gigi yang merangsang
- Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit
makanan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgesic dan kortikosteroid
Health education :
- Beri penjelasan tentang faktor penyebab,Menganjurkan klien untuk
memperbanyak

mengkonsumsi buah dan sayuran terutama


vitamin B12, Vitamin C dan zat Besi
Observasi :
- Monitor kandungan vitamin C, vitamin B12, zat besi dan mineral
- Kaji status nutrisi
- Makanan yang merangsang, terlalu panas dan terlalu dingin, serta pasta gigi
yang merangsang dapat menimbulkan nyeri di bagian yang sariawan
- Analgesic dapat mengurangi rasa nyeri
Dan kotikosteroid untuk mengurangi peradangan.
- Jika klien mengetahui factor penyebab maka klien dapat mencegah hal
tersebut terjadi kembali.
- Sayuran, Vitamin B 12, Vitamin C dan
zat besi dapat mencegah terjadinya
sariawan.
- Adanya vitamin C, vitamin B12, zat besi, dan mineral merupakan faktor yang
dapat mencegah terjadinya stomatitis
- Nutrisi yang meningkat akan memperceoat proses penyembuhan

Anda mungkin juga menyukai