GEOMETRI TRANSFORMASI
Tentang
PENGGOLONGAN, LAMBANG DAN AKSIOMA GEOMETRI
Oleh :
ARIF PURNAWAN
: 409.015
ARIF SWANDRI
: 406.253
MAULIDA FITHRIANI
: 409.060
: 409.090
Dosen Pembimbing :
ANDI SUSANTO, S.Si, M.Sc
dapat menyelesaikan makalah ini, shalawat dan salam kami sampaikan untuk
pimpinan umat islam yakni Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa
umat manusia ke alam yang penuh pengetahuan ini.
Pada kesempatan ini kami telah membuat makalah tentang geometri,
Diharapkan dapat membantu proses perkuliahan geometri transformasi.
Geometri adalah ilmu mengenai bangun, bentuk dan ukuran benda-benda.
Geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antaratitik, garis, sudut,
bidang dan bangun-bangun ruang.
Di dalam makalah sederhana ini kami mencoba membahas tentang
Penggolongan Geometri, Lambang Dan Aksioma Geometri.
Bidang
(G
Datar
atau
Dimensi
Dua)
d. Geometri Bola
Geometri bola adalah geometri dua dimensi dari permukaan
bola. Pada geometri bola, titik didefinisikan seperti pada geometri
3 Untung Trisna Suwaji, Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan
Alternatif Pemecahannya
bahwa
lukisan
dalam
geometri
itu
tidak
perlu
analitik
sudah
dikembangkan
sejak
jaman
: titik-titik
2. g, h, . . .
: garis-garis
3. titik (g, h)
4. garis ( A,B ) =
AB
5.
AB
: garis melalui A dan B
: sinar garis AB dengan pangkal A
6. AB
: ruas garis AB
7. AB
8.
AB
9. A-B-C
10.
ABC
11. m ABC
12.
: kongruen
13. ~
: sebangun (similar )
14. AB
PQ
15. AB =
16. AB CD
17.
ABC PQR
18.
ABC
19. m(
ABC )
diantara A dan D
3) terdapat sedikitnya satu titik E sehingga A
diantara B dan E
b. Jika A, B dan C suatu titik sehingga B diantara A dan C, maka A, B,
dan C berbeda & terletak pada satu garis (kolinear).
c. Jika A, B dan C suatu titik sehingga B diantara A dan C, maka B
diantara C dan A.
d. Jika A, B dan C tiga titik kolinear, maka tepat satu dari tiga keadaan
ini benar:
1) B diantara A dan C
2) C diantara A dan B
3) A diantara B dan C.
3. Aksioma Kongruensi
a. Diketahui suatu ruas garis
AB dan suatu titik P pada
garis g, maka pada setiap
sinar garis di g yang
berpangkal di P terdapat
tepat satu titik Q yang
memenuhi PQ AB .
b. AB AB
c. Jika AB A' B'
maka
A' B ' AB
d. Jika AB
A' B'
A' B'
dan
maka
garis-ruas
garis
garis g, dan
garis
tanpa
titik
(h,
kongruen
dengan
(h,
kongruen
dengan
(h, k)
j. jika (h, k)
(h,
k) dan (h, k)
(h, k) maka (h, k)
(h, k)
k. Jika
dalam
segitiga-
A'C '
dan A A maka
B B.
4. Aksioma Kesejajaran
Dua garis dikatakan sejajar bila kedua garis itu tidak berserikat satu
titikpun.
Aksioma kesejajaran : Melalui suatu titik di luar sebuah garis
terdapat tepat satu garis yang sejajar dengan garis yang diketahui.
5. Aksioma kontinuitas dan kelengkapan
1. Diketahui titik A dan B dan A1 sehingga A-A1-B, kemudian ambil
A2, A3, . . . dst. Sehingga A-A1-A2, A1-A2-A3, dst. Dengan AA1 =
A1A2 =A2A3 = . . . , maka terdapatlah bilangan positif n sedemikian
sehingga A- B An.
2. Tidak ada titik atau garis yang dapat ditambahkan kepada sistem di
atas tanpa melanggar salah satu aksioma di atas.
D. Bukti Dalil-Dalil dalam Geometri Euclid
Euclid adalah seorang ahli logika ternama telah menyatakan bahwa
perubahan perkembangan teori geometri non Euclid dapat kontradiksi dengan
postulat kesejajaran Euclid. Seiring dengan kepercayaan ahli matematika
bahwa geometri non Euclid hanya memungkinkan untuk teori ruang dan yang
menjelaskan segala sesuatunya secara fisik. Tetapi posisi unik geometri Euclid
di abad 19 telah diserang oleh penemuan geometri non Euclid. Dan banyak
di
P
dan
Q
c. P =
Q
(po
stul
at
ke
11)
d. P =
1
(po
stul
at
ke
11)
e. P
dan
1
dua
sud
ut
bert
ola
k
bel
aka
ng,
jadi
sud
ut
bert
ola
k
bel
aka
ng
sa
ma
bes
ar
(ter
buk
ti)
2. Sifat
kongruensi
segitiga (SAS,
ASA, SSS)
Bukti : Sifat kongruensi segitiga (ASA )
a. Lu
kis
A
BC
da
n
P
QR
se
hin
gg
a
A=
P,
B=
Q
dan
AB
=
PQ
b. Pin
da
hk
an
AB
C
pa
da
PQ
R
se
hin
gg
a
A
beri
mpi
t
den
gan
P,
B
beri
mpi
t Q
dan
AB
beri
mpi
t
pad
a
PQ
ma
ka
C
beri
mpi
t
pad
a R
dan
C=
R
( p
ost
ulat
5)
3. Teorema
kesamaan
sudut
alas
segitiga sama
kaki
dan
konversinya
Bukti :
Diberikan ABC dengan AC = BC, maka A = B
a. Lukis garis bagi C (aksioma 6)
b. Perpanjang garis bagi tersebut hingga memotong AB di D
(aksioma 9)
c. Dalam ACD dan BCD, AC=BC, 1= 2 (aksioma 6),
CD=CD (berimpit), sehingga ACD kongruen dengan
BCD (S-A-S)
d. Jadi A = B (sudut yang berkoresponden sama besar) (terbukti )
Dan sebaliknya jika diberikan ABC dengan A = B
maka
AC
BC
Bukti :
a) Lukis garis bagi C sehingga 1 = 2 (aksioma
6)
b) Karena A = B dan 1 = 2 maka ADC = BDC
c) ADC kongruen dengan BDC
sehingga AC = BC (terbukti)
d) Eksistensi garis yang tegak lurus pada garis
pada titik dari garis tersebut
e) Eksistensi garis yang tegak lurus pada garis
yang melalui titik eksternal
f) Pembentukan
suatu
sudut
yang
sama,
segitiga
yang
kongruen