Anda di halaman 1dari 62

METODA IDENTIFIKASI

DAMPAK

Metoda identifikasi dampak  proses awal


kegiatan analisis dampak rencana kegiatan
terhadap komponen lingkungan
Metoda identifikasi dampak: metoda checklist, matrik, overlay, flowchart, permodelan,
dan simulasi
Langkah awal identifikasi bisa dimulai dengan
menyimak masalah utama yang diduga akan
muncul dari hasil proses perlingkupan

Proses identifikasi dampak dapat dilakukan


melalui tiga tahapan kegiatan (Canter, 1977):
Membuat uraian rona lingkungan hidup awal,

Menentukan berbagai komponen kegiatan


yang menimbulkan dampak,
Menentukan komponen lingkungan yang
berubah akibat rencana kegiatan.

Metoda identifikasi dampak paling sederhana:


metoda check-list  memuat daftar/
informasi tentang:
Rincian tahapan dan jenis rencana kegiatan
yang menimbulkan dampak,
Rincian komponen/sub-komponen/ parameter
lingkungan yang diperkirakan akan terkena
dampak.
Hasil  matrik interaksi antara komponen
rencana kegiatan dan komponen lingkungan.

Proses selanjutnya  perlingkupan (scoping)


 menentukan jenis kegiatan & komponen
lingkungan yang mempunyai hubungan sebabakibat sangat kuat yang akan diprediksi dan
dievaluasi dampaknya.
Selain checklist dan matrik interaksi diagram
alir dampak: memperlihatkan alur dampak 
gradasi orde dampak primer, sekunder, tersier,
dan seterusnya  bermanfaat dalam
penentuan prioritas pengelolaan dan
pemantauan dampak.

Contoh
Matrik Identifikasi Dampak

Catatan:
Kolom diisi tanda x
(ada dampak) atau -
(tidak ada dampak)
Kolom bernomor 1
sampai 18: diisi jenis
kegiatan rencana
kegiatan

1.Metode Daftar Uji


Metode daftar uji mempunyai:
1. Keuntungan: sederhana; daftar uji dapat mengingatkan kita faktor apa
saja yang perlu diperhatikan sehingga mengurangi kemungkinan
terlupakannya faktor tertentu.
2. Kerugian: sering digunakan secara mekanis tanpa menguji lebih dahulu
kesesuaiannya untuk proyek dan lingkungan yang sedang diteliti;
tidak ada daftar uji yang cocok untuk semua jenis proyek dan disemua
jenis lokasi; dan penyebab dampaknya tidak dinyatakan secara eksplisit
sehingga untuk mengatasi masalah perlu dikembangkan metode matriks

a. Daftar Uji Sederhana: Merupakan daftar komponen dan


besaran lingkungan yang mungkin akan terkena dampak.
Contoh: Daftar Uji Sederhana : FISIK KIMIA
Kualitas udara

Resapan air
permukaan

Tingkat kebisingan

Kualitas air permukaan

Getaran

Sidementasi

Jenis tanah

Tataguna lahan

Tingkat erosi

Bentang alam

Kualitas air tanah

Parameter yang diperkirakan akan terkena dampak deberi tanda v

b. Daftar Uji kuesioner: Merupakan daftar pertanyaan.


Contoh: Daftar Uji kuesioner menurut world Bank (1974)
KEGIATAN PARIWISATA:
A. Lingkungan / kaitan dengan sumberdaya
1. Konsekuensi lingkungan apakah yang diperkirakan akan terjadi karena
perubahan pola tataguna lahan dan perpindahan penduduk sebagai akibat
adanya operasi proyek
2. Apakah proyek akan menyebabkan kedatangan banyak orang untuk mencari
pekerjaan? Jika ya, masalah lingkungan/sosial apa yang diprakirakan akan
terjadi?
3. Apakah para wisatawan akan menciptakan kondisi yang membahayakan
perlindungan atau pengelolaan aspek lingkungan alamiah yang penting?
4. dll
B. OPERASI
1. Apakah ada kegiatan operasi yang akan menyebabkan kerusakan lingkungan?
2. Apakah rancang bangun pemasokan air dan pengelolaan limbah mencukupi
persyaratan?
3. Kemanakah limbah domestik akan dibuang?
4. Dll

c.

Daftar Uji deskriptif: menguraikan secara


singkat apa yang harus dilakukan oleh peneliti,
data yang diperlukan, sumber data
Langkah pertama adalah mengidentifikasi
butir yang relevan yang kemudian disusul
dengan mencari data menurut petunjuk
dalam daftar uji tersebut.

2. Metode Matriks Check List


Dalam metode ini dilakukan penyusunan;
daftar uji komponen lingkungan yang ada di sekitar
lokasi kegiatan yang diprakirakan terkena dampak
daftar uji aktifitas rencana kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak.
Kedua daftar uji tersebut disusun dalam suatu
matriks.
Matriks check list dapat menunjukkan interaksi yang
pasti antara satu kegiatan yang dilakukan dengan dampak
yang ditimbulkan terhadap satu atau beberapa komponen
lingkungan.

Contoh identifikasi dampak potensial metoda matrik

3. Metode Bagan Alir


Bagan Alir pada dasarnya memperlihatkan hubungan sebab-akibat
dampak potensial pada tingkatan ganda (multiple levels) yang
terdiri dari dampak-2:
 Dampak Primer (dampak langsung): interaksi antara sumber
dampak (komponen kegiatan) dengan penerima dampak primer
(komponen lingkungan)
 Dampak sekunder (dampak tidak langsung ke 1): interaksi antara
penerima dampak primer (komponen lingkungan) dengan penerima
dampak sekunder (komponen Lingkungan)
 Dampak tersier (dampak tidak langsung ke 2): interaksi antara
penerima dampak sekunder (komponen lingkungan) dengan penerima
dampak tersier (komponen Lingkungan), dst

CONTOH LAIN BAGAN ALIR DAMPAK

Contoh identifikasi dampak potensial metode bagan alir

INTEGRASI DAFTAR UJI, MATRIKS DAN BAGAN ALIR

Ketiga metode identifikasi dampak tersebut


dapat saling mengisi, apabila digunakan secara
terpadu. Integrasi ini tidak perlu selalu harus
ketiganya, melainkan dapat juga hanya dua
diantara tiga metode.
Pembuatan matriks dan bagan alir dapat
menjadi lebih sistematis

EVALUASI

DAMPAK
POTENSIAL

Tujuan:
memisahkan dampak-dampak yang memerlukan kajian
mendalam untuk membuktikan dugaan (hipotesa) dampak dari
dampak yang tidak lagi perlu dikaji.
 Pada langkah ini dihasilkan:
DAFTAR DAMPAK PENTING HIPOTETIK

DAMPAK PENTING HIPOTETIK


Dampak penting hipotetik adalah dampak yang harus dibuktikan dengan
kajian mendalam dalam ANDAL; yaitu:
1. Dampak Penting (Significant Impact): untuk dipastikan
bahwa dampak yang akan timbul tersebut memang betul
dampak penting, yaitu dengan mempelajari: besaran,
sebaran, dan sifat dampak
2. Kurang dipahami (unknown) : untuk mendapatkan
informasi lebih rinci tentang jenis, besaran, dan sebaran
dampak, serta komponen lingkungan terkena dampak.
Dengan informasi rinci tersebut dapat ditentukan apakah
suatu dampak termasuk dampak penting atau tidak

KRITERIA UNTUK EVALUASI


DAMPAK POTENSIAL (1)

Kriteria evaluasi dampak potensial dapat terdiri dari 4


pertanyaan:
1. Apakah beban terhadap komponen lingkungan
tertentu sudah tinggi? Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis data sekunder dan kunjungan (observasi) lapangan.
2. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi
tentang komponen lingkungan tersebut. Hal ini dapat
dilihat dari terjemahan hasil konsultasi publik.

KRITERIA UNTUK EVALUASI


DAMPAK POTENSIAL (2)
3. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang

peranan penting dalam kehidupan sehari-hari


masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi)
dan terhadap komponen lingkungan lainnya
(nilai ekologis) sehingga perubahan besar pada
kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat
berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan
keutuhan ekosistem. Hal ini dpt dilihat dari
kunjungan (observasi) lapangan.
4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan
dilanggar dan atau dilampui oleh dampak tersebut?
Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-2
yang menetapkan baku mutu lingkungan, baku mutu
emisi/ limbah, tata ruang dan sebagainya

KRITERIA UNTUK EVALUASI


DAMPAK POTENSIAL (3)
Cara menapis dampak potensial dengan 4 pertanyaan
Kriteria Diatas:

1. Jika salah satu pertanyaan dijawab ya, dampak potensial tersebut


dikatagorikan sebagai Dampak Penting Hipotetik yang harus dikaji dalam
ANDAL.
2. Jika ada dampak potensial yang jawabannya adalah tidak tahu, dampak
tersebut perlu dikaji dalam ANDAL. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan
dan menganalisis informasi lebih banyak agar karakter dari dampak
tersebut lebih jelas dan dapat dipastikan apakah dampak tersebut dianggap
dampak penting atau tidak.

KLASIFIKASI

DAMPAK PENTING
HIPOTETIK(1)

Klasifikasi Dampak Penting Hipotetik:


Upaya mengelompokkan dampak menurut keterkaitan satu
dengan yang lain sehingga merupakan hubungan antara sumber
dampak, dampak primer, sekunder, dan tersier dst.
Masing-2 dampak yang saling terkait akan dikemas dalam satu
tema yang menggambarkan isu yang paling utama beserta
dampak-dampak terkait

KLASIFIKASI

DAMPAK PENTING
HIPOTETIK (2)

 Tujuan Melakukan Klasifikasi Dampak Penting Hipotetik:


1. untuk mengelompokkan / mengorganisir dampak penting hipotetik yang
telah dirumuskan dari tahap sebelumnya
2. untuk mempertajam arah kajian ANDAL sehingga
pemilihan strategi kajian dan metodologi bisa lebih tajam
3. untuk proses prakiraan, evaluasi, dan penyusunan RKL RPL
 Manfaat Melakukan Klasifikasi Dampak Penting Hipotetik:
Untuk memudahkan pengambil keputusan melihat tema-2 atau dampak-2
yang memerlukan perhatian khusus

KLASIFIKASI

DAMPAK PENTING
HIPOTETIK(3)

Tema-2 yang Relevan digunakan untuk Klasifikasi Dampak Penting Hipotetik:


1. Berkaitan dengan fungsi ekologis (mis: konservasi hutan
menjadi tema untuk dampak-2 terkait dengan pembalakan
hutan, erosi, peningkatan sedimentasi di dasar sungai,
maupun perubahan pola mata-pencaharian
2. Berkaitan dengan sasaran kebijakan (mis: adanya
kebijakan untuk mempertahankan budidaya perikanan
tradisional di suatu wilayah, mengikat dampak-2 terkait dg
pencemaran air, populasi dan kenekaragaman spesies, mata
pencaharian, dll
3. Berkaitan dengan kepentingan sosial (mis: pemindahan
penduduk menjadi tema pengikat untuk dampak-2 perubahan
tatanan sosial, perubahan mata pecaharian, perubahan
demografi, dll)

PENENTUAN PRIORITAS

KAJIAN
(1)

 Tujuan Melakukan Penentuan Prioritas Kajian


Untuk mengkomunikasikan derajat keseriusan dampak sehingga penilai KA
dapat secara cepat melihat dampak-2 mana saja yang perlu mendapatkan
perhatian khusus
 Pengaruhnya Terhadap Rancangan Kajian ANDAL:
1. Pemilihan tenaga ahli
2. Pemilihan metodologi yang lebih mendalam untuk
dampak-2 yang memiliki tingkat prioritas tinggi
3. Proporsi pembiayaan dalam pengelolaan dan pemantauan dampak.

PENENTUAN PRIORITAS

KAJIAN
(2)

Tiga Pendekatan dapat Digunakan untuk


Memprioritaskan Dampak:
1.
2.
3.

Membuat urutan prioritas terhadap semua dampak penting hipotetik.


Jika ada 8 dampak penting hipotetik, semua diberi urutan prioritas
Membuat urutan prioritas terhadap tema-2 pengikat. Jika ada 3 tema
untuk 8 dampak penting hipotetik, 3 tema tsb yang diberi urutan prioritas
Membuat urutan prioritas berdasarkan tahapan kegiatan. Setiap tahapan
(Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi, dan Pasca Operasi) ada dampak-2
tertentu yang diprioritaskan

PENENTUAN PRIORITAS

KAJIAN
(3)

Contoh Membuat Urutan Prioritas


Dampak Menggunakan metoda yang:
memprakirakan besarnya peluang (probability) terjadinya
dampak
dan
memprakirakan besarnya akibat atau
konsekwensi (consequences) yang mungkin terjadi.

PENENTUAN PRIORITAS

KAJIAN
(4)

Caranya:
1. Peluang kejadian dibuat gradasi nilai yang mewakili
gradasi peluang kejadian dari yang hampir pasti
s.d jarang sekali
2. Besarnya akibat dibuat gradasi nilai yang mewakili
gradasi besarnya konsekwensi (akibat) dari yang
katastropik (Bencana) s.d insidental (dapat
diabaikan)

Besarnya Peluang
Kejadian

PENENTUAN PRIORITAS
KAJIAN (5)
Insidental
(1)

Kecil
(2)

Menengah Besar
(3)
(4)

Hampir Pasti
(5)

10

15

20

25

Kemungkinan
Besar
(4)

12

16

20

Sedang
(3)

12

15

Kemungkinan
Kecil (2)

10

Jarang sekali
(1)

Besarnya Akibat (Konsekwensi)

Bencana
(5)

KEGUNAAN HASIL KLASIFIKASI DAN PRIORITAS DAMPAK


PENTING HIPOTETIK

Hasil Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting Hipotetik


Digunakan untuk Menetapkan:
1. Batas wilayah dan horison waktu.
2. Ruang lingkup dan kedalaman ANDAL, yang antara lain
mencakup :
Jenis data yang dikumpulkan.
Metode pengumpulan data.
Lokasi pengukuran.

CONTOH
PROSES PELINGKUPAN

Contoh pelingkupan pada tahap KONSTRUKSI

CARA PENGELOMPOKAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK


DAN KETERKAITANNYA
Contoh; Daftar dampak penting hipotetik pada tahap konstruksi dan tahap operasi
diantaranya

Keresahan masyarakat karena khawatir terjadi pencemaran

Penurunan kualitas udara (debu)

Penurunan kualitas air laut,

Meningkatnya kebisingan,

Peningkatan volume lalu lintas

Penurunan kesehatan masyarakat

Tersedianya kesempatan kerja dan berusaha

Meningkatkan pendapatan masyarakat

Penurunan jumlah habitat infauna benthos

Perubahan garis pantai

Pendangkalan

Dampak penting hipotetik dikelompokkan menjadi


beberapa kelompok menurut keterkaitannya satu
sama lain, contoh:
a. Keresahan masyarakat yang disebabkan oleh kehkawatiran
semakin tercemarnya kualitas udara (debu) dan kualitas air
laut, meningkatnya kebisingan, serta peningkatan volume lalu
lintas pada tahap konstruksi dan tahap operasi
b. Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan yang
dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat akibat kegiatan
mobilisasi material tahap konstruksi dan kegiatan
penumpukan dan distribusi barang curah dan batubara
pada tahap operasi

c. Tersedianya kesempatan kerja dan berusaha pada kegiatan


konstruksi dan operasi pelabuhan yang dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat
d. Penurunan kualitas air laut yang mempengaruhi jumlah
habitat infauna benthos
e. Perubahan garis pantai akibat kegiatan reklamasi yang dapat
menyebabkan terjadinya pendangkalan
Kemudian Dampak penting hipotetik yang telah terkelompokkan
tersebut selanjutnya diurutkan berdasarkan kepentingannya

PENENTUAN PRIORITAS

Caranya:
1. Peluang kejadian dibuat gradasi nilai yang mewakili
gradasi peluang kejadian dari yang hampir pasti
s.d jarang sekali
2. Besarnya akibat dibuat gradasi nilai yang mewakili
gradasi besarnya konsekwensi (akibat) dari yang
katastropik (Bencana) s.d insidental (dapat
diabaikan)

Besarnya Peluang
Kejadian

PENENTUAN PRIORITAS
KAJIAN (5)
Insidental
(1)

Kecil
(2)

Menengah Besar
(3)
(4)

Hampir Pasti
(5)

10

15

20

25

Kemungkinan
Besar
(4)

12

16

20

Sedang
(3)

12

15

Kemungkinan
Kecil (2)

10

Jarang sekali
(1)

Besarnya Akibat (Konsekwensi)

Bencana
(5)

Dari hasil klasifikasi tersebut, tergambar bahwa urutan prioritas


yang harus dikaji secara mendalam adalah
1. aspek sosial,
2. pencemaran udara;
3. pencemaran air laut;
4. perubahan garis pantai.
Hal ini juga berkaitan dengan penyediaan sumberdaya (SDM,
dana, dll) dan potensi yang harus disediakan untuk menangani
dampak penting yang diperkiran timbul, baik pada saat
penyusunan AMDAL maupun pada tahapan implementasi
RKL RPL.

Pelingkupan wilayah studi


Tujuan :
untuk membatasi luas wilayah studi ANDAL sesuai hasil
pelingkupan dampak penting, dan dengan memperhatikan
keterbatasan sumber daya, waktu dan tenaga, serta saran
pendapat dan tanggapan dari masyarakat yang
berkepentingan.
BATAS WILAYAH STUDI TERDIRI DARI :
BATAS PROYEK
BATAS EKOLOGIS
BATAS SOSIAL
BATAS ADMINISTRASI

BATAS PROYEK
Adalah ruang dimana suatu rencana kegiatan akan melakukan
kegiatan prakonstruksi, konstruksi dan operasi. Dari ruang
rencana inilah bersumber dampak terhadap lingkungan hidup
di sekitarnya, termasuk dalam hal ini alternatif lokasi rencana
kegiatan. Posisi batas proyek ini agar dinyatakan dalam
koordinat.

Batas Proyek merupakan batas terluar kegiatan prakonstuksi,


konstruksi, operasi dan pasca operasi

BATAS EKOLOGIS BATAS EKOLOGIS


adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air,
udara), dimana proses alami yang berlangsung di dalam ruang
tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar.
Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana
usaha dan/atau kegiatan yang secara ekologis memberi
dampak terhadap aktivitas kegiatan.
BATAS EKOLOGIS
Batas terjauh transportasi limbah ; air, udara, tanah
Batas perubahan fungsi ekosistem
Gabungkan kedua batas diatas
Note: Identifikasi komunitas masyarakat dan/atau lembaga
masyarakat yang akan berubah karena kerusakan sumber daya
alam atau pencemaran

BATAS SOSIAL

BATAS SOSIAL

adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan


tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang
mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan
(termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan
proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
BATAS SOSIAL
Plotkan lokasi masyarakat yang berada pada BATAS PROYEK &
BATAS EKOLOGIS
Plotkan masyarakat diluar BATAS PROYEK & BATAS EKOLOGIS
namun berpotensi terkena dampak penting dari rencana kegiatan
melalui penyerapan tenaga kerja, pembangunan fasilitas umum
dan fasilitas sosial.

BATAS ADMINISTRASI
BATAS ADMINISTRATIF
adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di dalam ruang tersebut.
Batas ruang tersebut dapat berupa batas administrasi
pemerintahan atau batas konsesi pengelolaan sumber
daya oleh suatu kegiatan (misal, batas HPH, batas
kuasa pertambangan) atau batas Kewenangan
mengatur / mengelola sumber daya

BATAS WILAYAH STUDI


Dengan memperhatikan batas-batas

PROYEK
EKOLOGIS
SOSIAL
ADMINISTRASI, dan
mempertimbangkan kendala-kendala teknis yang
dihadapi (dana, waktu, tenaga, teknik dan metode
telaahan), maka diperoleh:

Contoh:
PELINGKUPAN
BATAS WILAYAH STUDI

BATAS TAPAK
Batas tapak merupakan batas dimana kegiatan pembangunan
Jembatan Surabaya-Madura dan jalan akses yang akan dibangun, yang
sesuai dengan rencana Jembatan Surabaya-Madura dan jalan akses
menurut studi kelayakan sebelumnya.
Adapun batas tapak jembatan adalah :

Di darat : Tapak jembatan berada di sisi Surabaya berada di Desa


Tambakwedi, Desa Tanah Kali Kedinding Kecamatan Kenjeran Desa Bulak
dan Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak, dan Desa Gading
Kecamatan Tambaksari serta di sisi Madura terletak di desa Sukolilo Barat,
Desa Pangpong, Desa Baengas, Desa Morkepek, Desa Sedangdaya, Desa
Petapan Kecamatan Labang, Desa Masaran Kecamatan Tragah dan
Desa Burneh Kecamatan Burneh.

Di laut :Tapak jembatan di laut sisi Surabaya dengan koordinat x =


696404,76; y = 9202830,99; z = 1,027 dan di sisi Madura dengan koordinat x
= 6967484,2431; y = 9208263,927; z = 4,200.

Batas Tapak

BATAS EKOLOGIS
Batas ekologis yaitu batas yang merupakan ruang
persebaran dampak dari kegiatan menurut media transportasi
limbah (air, udara), dimana proses alami yang berlangsung di
dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar akibat kegiatan Pembangunan Jembatan SurabayaMadura dan jalan aksesnya.
Batas ekologis ini dibagi menjadi dua yaitu batas ekologi di
darat dan di laut.
Batas ekologis di darat adalah
500 meter kanan kiri jembatan dan dari
bahu jalan akses baik sisi Madura maupun
sisi Surabaya.
Batas ekologi di laut adalah
5 km kiri kanan dari posisi pilar-pilar
jembatan.

Batas Ekologis

BATAS administratif
Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara
leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan budaya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam ruang
sekitar jembatan dan jalan akses. Batas administrasi tersebut meliputi
kecamatan kecamatan yang diberikan pada Tabel berikut

Sisi Surabaya
-

Kecamatan Kenjeran.
Kecamatan Tambaksari
Kecamatan Bulak

Sisi Madura
-

Kecamatan Tragah
Kecamatan Burneh
Kecamatan Labang

Batas
Administratif

BATAS Sosial
Batas sosial yaitu batas wilayah menurut terdapatnya
berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan
nilai tertentu yang sudah mapan, dan diprakirakan dapat
terkena dampak penting dari pembangunan jalan dan
jembatan Surabaya-Madura, baik berupa dampak positif
maupun negatif. Wilayah yang masuk didalam batas sosial
dapat dilihat dalam Tabel berikut
Kabupaten Bangkalan
Kecama
tan
- Burneh

Desa/
Kelurahan
- Burneh

Kota Surabaya
Kecamatan
- Kenjeran :

Desa/Kelurahan
- Tambakwedi
- Tanah Kali Kedinding

- Tragah

- Masaran

- Bulak :

- Bancang
- Labang

- Sendanggajah
- Petapan
- Sendanglaok
- Morkepek
- Pangpong
-Sukolilo Barat

- Kedungcowek
- Bulak Banteng

- Tambaksari :

- Gading
- Rangkah

Batas Sosial

BATAS Wilayah Studi


Batas ini merupakan kesatuan atau resultante
dari keempat batas tersebut diatas dengan
mempertimbangkan kemampuan dan
pelaksanaan studi Amdal yang biasanya
terdapat keterbatasan dalam hal
sumberdaya seperti waktu, dana, tenaga
ahli, teknik dan metode telaahan.

Batas Wilayah
Studi

Waktu Kajian
Penetapan tahun (tahun-tahun) yang digunakan untuk prakiraan
dan evaluasi dampak dalam ANDAL atau disebut sebagai
ASSESMENT YEAR
Waktu Kajian lazimnya adalah:
tahun dimana rencana kegiatan sudah beroperasi, yang dinyatakan
dalam tahun (mis 2020)
Prakiraan Dampak Dilakukan dengan:
Membandingkan kondisi komponen lingkungan dengan kegiatan
(with project) dan kondisi tanpa project (without project)

Anda mungkin juga menyukai