Anda di halaman 1dari 15

Cara Membuat Tabel Persamaan Akuntansi Langkah demi Langkah

Diposkan oleh Andi Pujianto di 2/07/2015


Dalam pembahasan materi akuntansi jasa sebelumnya, blog akuntansi-jasa telah menerangkan salah
satu konsep akuntansi yang penting yaitu tentang persamaan dasar akuntansi dan telah dibahas pula
soal dan pembahasan penerapan persamaan akuntansi dalam pencatatan transaksi keuangan pada tabel
persamaan dasar akuntansi. Bagi sebagian pembaca blog ini dengan memahami dua artikel materi
akuntansi tersebut sudah mampu menguasai konsep persamaan akuntansi dan langkah pembuatan tabel
persamaan akuntansi, namun bagi sebagian pembaca masih ada yang belum menguasainya dengan tepat
sehingga penulis memutuskan untuk membuat artikel ini dengan judul Cara Membuat Tabel Persamaan
Akuntansi Langkah demi Langkah, penulis berharap dengan artikel ini para pembaca dapat terbantu
dalam memahami langkah demi langkah dalam pencatatan transaksi keuangan perusahaan jasa ke
dalam tabel persamaan akuntansi dengan tepat, Selengkapnya silahkan simak baik-baik pembahasan
berikut

ini.

Untuk Memulai pembahasan dalam menyusun tabel persamaan akuntansi, penulis suguhkan dahulu
beberapa contoh transaksi perusahaan jasa yang sering terjadi dalam sebuah operasional usaha jasa,
selanjutnya akan dilanjutkan analisa terhadap transaksi tersebut secara lengkap dan akhirnya dicatatlah
pengaruh transaksi tersebut terhadap akun-akun yang bersangkutan kedalam tabel persamaan dasar
akuntansi. Untuk memulai pembahasan silahkan anda amati dan pahami beberapa transaksi berikut ini,
dan posisikan diri anda sebagai pihak diperusahaan jasa tersebut.

Contoh Ilustrasi Soal dalam Penyusunan Tabel Persamaan Akuntansi


Pada 1 Maret 2015 Pak Mustika Mendirikan sebuah usaha bengkel sepeda motor, yang diberi nama
bengkel mustika, untuk memulai usahanya pak mustika sebagai pemilik tunggal bengkel tersebut
menyetor sejumlah Uang tunai yang diperuntukan sebagai modal awal usahanya dengan nilai Rp.
15.000.00

Pada 4 Maret 2015, Pak Mustika sebagai pemilik Bengkel memutuskan untuk melakukan peminjaman
uang kepada pihak bank dengan jumlah 5.000.000 Rupiah.

Tanggal 7 Mareti 2015, Bengkel Mustika membeli sejumlah peralatan bengkelnya kepada toko GP Moto
secara tunai dengan besar uang yang dikeluarkan Rp 12.000.000.

Pada tanggal 8 Maret Bengkel Mustika melakukan pembelian perlengkapan bengkelnya dengan kredit
senilai Rp 300.000 Kepada Toko Sanjaya.

Tanggal 10 Maret 2015, Bengkel Mustika Membayar Hutangnya pada toko sanjaya Sebesar Rp. 300.000

Setelah Beroperasi selama 1 bulan pada tanggal 30 maret 2015 diketahui bahwa Bengkel Mustika
menerima Pendapatan jasa Sebesar Rp 2.000.000.

Berbagai beban yang ditanggung bengkel mustika selama 1 bulan pada bulan maret tanggal 31 diketahui
sebesar Rp. 900.000 dengan
Beban Gaji
Bensin
Makanan dan minuman

rincian dibawah ini:

Rp. 400.000
Rp.200.000
Rp. 300.000

Pada tanggal 31 maret 2015, Bengkel Mustika membayar cicilan utang pada Bank sejumlah Rp. 250.000.
Pada 31 Maret 2015, Pak Mustika sebagai pemilik bengkel mengambil uang untuk keperluan pribadi
senilai 120.000 rupiah dari kas bengkelnya.

Pada tanggal 31 Maret 2015 diketahui adanya data penyesuaian, bahwasanya perlengkapan yang dimiliki
bengkel mustika yang tersisa hingga akhir bulan maret hanya senilai Rp 50.000 dan akumulasi
penyusutan peralatan bengkel Mustika sejumlah Rp 110.000

Nah Para Pembaca yang saya hormati, setelah anda mengamati transaksi-transaksi keuangan di atas,
selanjutnya kita akan mulai menganalisa satu persatu dari transaksi di atas dengan tepat, selengkapnya
silahkan simak dengan seksama analisa dari transaksi di atas berikut ini:

Analisa Lengkap Dalam Pembuatan Tabel persamaan akuntansi


Transaksi Penyetoran modal awal Pemilik (1 Maret 2015)
Transaksi yang terjadi pada I maret 2015 adalah transaksi penanaman modal awal yang dilakukan oleh
pak mustika sebagai pemilik bengkel dalam bentuk uang tunai sebesar 15.000.000. Akibat dari transaksi
ini maka Harta perusahaan dalam hal ini bengkel Mustika bertambah dalam wujud kas senilai 15.000.000
Selain itu Modal bengkel mustika juga bertambah dengan nilai yang sama yaitu 15.000.000. Dengan
demikian transaksi penyetoran modal pemilik dalam bentuk uang tunai akan dicatat dalam tabel
persamaan akuntansi sebagai berikut :

Pada kolom Harta mengalami penambahan sebesar 15.000.000 dalam bentuk uang kas sedangkan pada
kolom pasiva Modal pak mustika bertambah 15.000.000

Transaksi Hutang pada Bank (4 Maret 2015)


Pak Mustika dengan tujuan meningkatkan kas usaha bengkelnya maka dia memutuskan melakukan
peminjaman uang tunai pada bank sebesar Rp 5000.000. Pengaruh dari adanya transaksi tersebut adalah
bertambahnya saldo kas bengkel mustika sebesar Rp 5.000.000 disamping itu saldo hutang yang

ditanggung bengkel mustika juga bertambah sebesar Rp 5000.000. Dengan demikian transaksi Hutang
kepada bank dicatat dalam tabel persamaan akuntansi adalah sebagai berikut :

Pada kolom Harta atau aktiva kas bertambah 5000.000 dan pada kolom Pasiva Hutang bertambah
5000.000, Karena setiap terjadi transaksi baru harus ditambahkan dengan saldo sebelumnya maka
sekarang terhitung hingga tanggal 4 maret Saldo Kas Rp 20.000.000 yang berasal dari saldo kas tanggal
maret ditambah saldo kas tanggal 4 maret, saldo hutang Rp 5.000.000 dan saldo Modal Rp 15.000.000,
sehingga terbuktilah bahwa Harta = Hutang + Modal sesuai rumus persamaan akuntansi

Transaksi Pembelian peralatan Bengkel dengan sistem tunai (7 Maret 2015)


Transaksi yang terjadi pada 7 maret 2015 adalah transaksi pembelian peralatan secara tunai, akibat dari
transaksi ini adalah bertambahnya peralatan bengkel sejumlah Rp 12.000.000 dan berkurangnya saldo
kas bengkel mustika sejumlah Rp 12.000.000. Sehingga sampai dengan tanggal 7 maret sisa saldo kas
tersisa 8000.000 karena telah berkurang sebesar 12.000.000 untuk membeli peralatan sedangkan saldo
peralatan bersaldo 12.000.000. Transaksi yang terjadi tanggal 7 maret dibengkel mustika ini adalah salah
satu transaksi yang unik, mengapa unik? Karena jika kita lihat tabel persamaan akuntansi dibawah ini,
maka terlihat dengan jelas bahwa transaksi ini hanya mempengaruhi kolom harta saja, yaitu harta dalam
wujud kas dan harta dalam wujud peralatan.

Transaksi pembelian perlengkapan bengkel secara kredit (8 Maret 2015)


Bengkel Mustika melakukan pembelian perlengkapan dengan kredit sebesar Rp 300.000 pada tanggal 8
Maret 2015. Pengaruh adanya transaksi ini maka saldo perlengkapan bertambah sebesar Rp 300.000 dan
hutang bengkel mustika juga bertambah sebesar Rp 300.000

Transaksi Pelunasan Hutang (10 Maret 2015)


Pada 10 maret 2015 pak mustika memutuskan untuk melunasi hutangnya pada toko sanjaya sebesar Rp
300.000 atas pembelian perlengkapan tanggal 8 maret. Akibat transaksi pelunasan hutang ini maka saldo
kas berkurang senilai Rp 300.000 dan saldo Hutang juga berkurang senilai 300.000. Sehingga saldo kas
sampai dengan tanggal 10 maret adalah sebesar Rp.7.700.00 dan saldo utang sebesar Rp 5000.000.

Transaksi perolehan pendapatan jasa (30 Maret 2015)


Bengkel mustika selama satu bulan beroperasi memperoleh pendapatan sebanyak 2.000.000. Akibat dari
transaksi ini adalah Saldo Kas bertambah sebesar Rp 2.000.000 dan Saldo Modal Bertambah sebesar Rp
2.000.000

Transaksi pembayaran beban operasional (31 jan 2014)


Total Beban yang dibayar Bengkel mustika setelah beroperasi selama 1 bulan adalah sebesar Rp 900.000.

Pengaruh adanya transaksi ini adalah berkurangnya Saldo Kas sebesar Rp 900.000 dan berkurangnya
modal sebesar Rp 900.00

Transaksi Terjadinya Prive (31 Maret 2015)


Pada akhir bulan Maret pak Mustika mengambil uang kas senilai Rp 120.000 dari saldo kas bengkelnya
untuk berobat anaknya yang sakit. Pengaruh dari terjadinya transaksi ini adalah berkurangnya saldo kas
Rp 120.000 dan berkurangnya modal Rp 120.000.

Beberapa Data Penyesuaian Bulan Maret 2015


Pada akhir bulan Maret 2015 bengkel pak Mustika menunjukan adanya data penyesuaian pada
perlengkapan yang tersisa yaitu Rp 50.000 dan besarnya akumulasi penyusutan peralatan satu bulan di
bulan maret Rp 110.000. Dari data penyesuaian tersebut maka dapat dianalisis bahwa perlengkapan
yang telah terpakai adalah sebesar 250.000 karena Sebelumnya saldo perlengkapan sebesar Rp 300.000,
dengan demikian pada tabel persamaan akuntansi dicatat pengurangan perlengkapan sebesar 250.000
dan pengurangan saldo modal sebesar 250.000. Mengapa dicatat sebagai pengurangan pada modal saat
terjadi pemakain perlengkapan? Hal ini karena perlengkapan yang sudah dipakai dalam operasional
usaha diakui sebagai Beban perlengkapan sedangkan setiap bebean bersifat mengurangi Modal.
Sedangkan Data penyesuaian akumulasi peralatan menunjukan bahwa nilai ekonomi peralatan telah
berkurang sebesar 110.000 karena telah digunakan untuk operasional selama satu bulan. Karena
penyusutan juga dianggap sebagai beban yaitu bebean penyusutan maka dalam tabel persamaan
akuntansi dicatat pengurangan pada peralatan sebesar 110.000 dan pengurangan pada modal 110.00

Sekarang dari analisa di atas maka yang terakhir adalah pencatatan pengaruh transaksi terhadap akunakun yang terlibat dalam transaksi ke dalam tabel persamaan akuntansi, setelah dilakukan analisa yang
tepat maka tabel persamaan akuntansi yang dibuat sesuai dengan contoh ilustrasi pada usaha bengkel
mustika di atas adalah sebagai berikut :

Demikianlah yang dapat disampaikan tentang langkah-langkah pembuatan tabel persamaan


akuntansi dalam perusahaan jasa, semoga dengan artikel ini anda dapat terbantu dalam membuat tabel
persamaan akuntansi, selanjutnya Blog belajarakuntansijasa.blogspot.com akan dibahas tata cara
pembuatan laporan keuangan perusahaan jasa melalui tabel persamaan akuntansi.

Latihan Membuat Tabel Persamaan akuntansi dengan mudah


Diposkan oleh Andi Pujianto di 2/05/2015
Setelah disampaikan dengan lengkap tentang konsep persamaan akuntansi pada artikel blog belajar
akuntansi jasa sebelumnya, maka sekarang dalam artikel ini akan dijelaskan penerapan persamaan dasar
akuntansi dalam mencatat transaksi keuangan perusahaan yang terjadi pada kegiatan operasionalnya
kedalam

sebuah

tabel,

yang

dalam

ilmu

akuntansi

dikenal

tabel

persamaan

akuntansi

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap perusahaan termasuk perusahaan jasa dalam kegiatan
operasinya pasti akan dijumpai berbagai trasaksi keuangan, dari transaksi keuangan yang terjadi maka
sudah pasti harus disertai dengan bukti transaksi keuangan, nah selanjutnya pa yang harus dilakukan
dengan bukti transaksi keuangan tersebut? Tentu saja bukti transaksi keuangan harus dicatat kedalam
pembukuan perusahaan hingga akhirya pada akhir periode dapat dilakukan penyusunan laporan

keuangan

Pada umumnya pencatatan dalam siklus akuntansi yang pertama adalah pencatatan dalam jurnal umum,
namun sebelum mempelajari cara membuat jurnal umum maka terlebih dahulu harus dikuasai dengan
tepat tentang pencatatan bukti transaksi ke dalam tabel persamaan akuntansi. Untuk dapat membuat
tabel persamaan akuntansi dengan benar maka harus dipahami konsep dasar persamaan akuntansi yaitu
Harta = Hutang + Modal, Dengan memahami konsep persamaan dasar akuntansi maka anda dapat
menerapkannya dalam pencatatan bukti transaksi keuangan ke dalam tabel persamaan akuntansi., Hal ini
karena pada dasarnya saat melakukan pencatatan bukti transaksi sama halnya dengan mencatat
pengaruh transaksi keuangan terhadap akun-akun yang ada dalam persamaan akuntansi. Agar anda
lebih jelas tentang praktik mencatat bukti transaksi dari setiap transaksi dalam perusahaan jasa yang
terjadi kedalam tabel persamaan akuntansi silahkan lihat Latihan soal dan pembahasan pembuatan tabel
persamaan akuntansi dalam kasus di perusahaan jasa berikut ini :

Latihan Soal Pembuatan Tabel Persamaan Akuntansi


Salah satu contoh dari perusahaan jasa adalah usaha bengkel, nah berikut ini akan di ilustrasikan
beberapa transaksi keuangan yang terjadi selama satu bulan dalam pelaksanaan usaha bengkel milik Pak
Ramli yang baru saja dibuka pada bulan februari 2015, silahkan simak baik-baik beberapa transaksi
berikut ini :

Pada 1 Februari 2015 Pak Ramli menyetor Uang tunai untuk modal awal bengkelnya sebesar Rp.
10.000.000 pada rekening khusus untuk usaha bengkelnya yang sengaja dipisah dari rekening pribadi.

Pada 5 Februari 2015, Bengkel Ramli meminjam Uang kepada bank senilai 8.000.000 Rupiah.

Tanggal 6 Februari 2015, Bengkel Ramli membeli dengan tunai beberapa peralatan bengkel seharga Rp.
16.000.000.

Pada tanggal 7 Februari Bengkel Ramli membeli perlengkapan bengkel pada toko jaya sukses meliputi oli
dan minyak rem dengan cara kredit sebesar Rp. 200.000.

Tanggal 14 Februari 2015, Bengkel Ramli Melunasi sebagian Hutangnya pada toko jaya sukses Sebesar
Rp. 80.000

Pendapatan jasa yang diterima bengkel ramli hingga 28 Februari 2015 terkumpul sebesar Rp. 1.800.000.

Beban -beban yang keluarkan bengkel ramli hingga 28 februari 2015 sebesar Rp. 800.000 dengan
rincian sebagai berikut:

Beban Gaji
Bensin

Rp.450.000
Rp.150.000

Makanan dan minuman

Rp.200.000

Pada tanggal 28 Februari 2015, Bengkel Ramli membayar cicilan utang Bank sebesar Rp. 300.000.

Pada 28 Februari 2015, Ramli sebagai pemilik bengkel memgambil uang dari usaha bengkelnya untuk
keperluan pribadi senilai Rp. 100.000

Diketahui dari data penyesuaian bahwa perlengkapan bengkel yang masih tersisa hingga akhir februari
senilai Rp 40.000 dan diketahui pula akumulasi penyusutan peralatan bengkel senilai Rp 100.000

Semua Transaksi keuangan yang dilakukan bengkel ramli sebagaimana terlihat di atas dicatat oleh
bengkel ramli ke dalam tabel persamaan akuntansi seperti di bawah ini:

Berdasarkan tabel persamaan akuntansi yang ditunjukan di atas maka dapat saudara lihat bahwa dalam
tabel tersebut terjadi keseimbangan antara Harta dengan Hutang dan Modal, hal ini sesuai dengan
formula persamaan dasar akuntansi Harta = Hutang + Modal setiap pencatatan transaksi. Sebagai
contoh lihatlah transaksi tanggal 1 februari, disitu terjadi transaksi penyetoran modal awal dari pemilik
yaitu pak ramli, maka di dalam tabel persamaan akuntansi tertulis akun Kas bernilai 10.000.000 dan
akun modal bernilai 10.000.000 jadi memenuhi persamaan Harta = Modal, selanjutnya lihatlah transaksi
pada tanggal 5, disitu terjadi peminjaman uang ke bank sebesar Rp 8.000.000, sehingga dalam tabel
tercatat Kas 8000.000 dan utang 8000.000 jadi memenuhi persamaan Harta = Utang, dari transaksi
tanggal 1 maupun tanggal 5 februari 2015 di atas terlihat adanya keseimbangan antara harta dengan

Kewajiban atau Harta dengan sumber harta, harta dapat berbentuk kas, perlengkapan, peralatan dan
sebagainya sedangkan sumber harta hanya berbentuk Modal atau Hutang. Bagi anda yang masih belum
tahu bagaimana menganalisa sebuah transaksi keuangan hingga dapat mencatat penambahan atau
pengurangan pada setiap akun dan mencatatnya ke dalam tabel persamaan akuntansi, maka sangat
disarankan saudara memahami artikel langkah demi langkah membuat tabel persamaan akuntansi.
Mengapa tidak dijelaskan diartikel ini? Karena artikel ini dibuat khusus untuk latihan bagi yang tujuannya
memantapkan penguasaan konsep persamaan akuntansi.

Contoh 2 :
Pada Awal bulan April 2013 Pak Amat Ansor mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
pengiriman barang dengan nama "Jaya Expres" adapun transaksi selama bulan April adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 1 April pak Amat sebagai pemilik perusahaan menyetorkan uang kas sebesar Rp 4.800.000 sebagai
modal awal.
Pada tanggal 5 April Jaya expres membeli peralatan kantor seharga Rp 1.250.000 dibayar dengan kas sebesar
Rp 750.000 dan sisanya dibayar bulan Mei 2013
Pada tanggal 8 April Pak Amat membeli perlengkapan kantor secara tunai dengan harga Rp 75.000
Pada tanggal 10 April Jaya Expres melunasi hutangnya pada kreditur dengan uang tunai sebesar Rp 250.000
Pada tanggal 15 April dibayar beban sewa kantor untuk bulan April sebesar Rp 400.000
Pada tanggal 17 April Jaya expres membayar beban sewa kendaraan Rp 300.000
Pada tanggal 20 April Jaya expres menerima pendapatan jasa angkut sebesar Rp 1000.000
Pada tanggal 22 April Pak amat mengambil sebagian modal untuk kepentingan pribadi senilai Rp 600.000
Pada tanggal 25 April Jaya expres menerima pendapatan jasa angkut sebesar 1.500.000
Pada tanggal 31 April diperkirakan beban penyusutan peralatan kantor sebesar Rp 30.000 dan perlengkapan
kantor yang tersisa senilai Rp 15.000

Daftar persamaan dasar akuntansi perusahaan jasa


Berdasarkan transaksi di atas maka pak Amat menyusun sebuah daftar persamaan akuntansi sebagai berikut:

Penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa


Setelah disusun daftar persamaan akuntansi maka selanjutnya dapat dibuat laporan keuangan, yang meliputi
laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan neraca sebagai berikut:

Penyusunan Laporan Laba-Rugi


akuntansi

melalui daftar persamaan dasar

Laporan laba rugi disusun dengan mengutip Semua pendapatan dan beban yang ada dalam daftar persamaan
dasar akuntansi

Laporan perubahan modal yang disusun melalui daftar persamaan


dasar akuntansi
Laporan Perubahan modal dapat disusun dengan mengutip saldo yang mempengaruhi perubahan modal
perusahaan seperti prive dan sebagainya, serta mengutip saldo laba atau rugi dalam laporan laba-rugi.

Neraca yang disusun melalui daftar persamaan dasar akuntansi


Neraca disusun dengan mengutip saldo total dari masing-masing akun, letak saldo total ada pada baris terahir
pada setiap akun.

Kesimpulan
Laporan keuangan dapat disusun dengan mudah melalui daftar persamaan dasar akuntansi. Pada umumnya cara
penyusunan laporan keuangan melalui persamaan dasar akuntansi dipraktikan pada perusahaan yang jenis
transaksinya masih sederhana dan frekuensi terjadinya transaksi masih sedikit. Cara menyusun laporan keuangan
melalui daftar persamaan dasar akuntansi dilakukan dengan mengutip data keuangan yang berada pada daftra
persamaan akuntansi, misalnya laporan laba rugi mengutip semua pendapatan dan beban yang ada dalam daftar
persamaan akuntansi. Demikianlah pembahasan penyusunan laporan keuangan melalui persamaan
akuntansi dalam web akuntansi pendidik, semoga bermanfaat.

Cara Posting Jurnal Umum Ke Buku Besar secara tepat


Sabtu, Mei 03, 2014
Andi Pujianto

Apakah arti dari istilah posting? Nah sebelum membahas panjang lebar tentang cara memposting jurnal
umum ke buku besar, terlebih dahulu perlu diketahui apa itu sebenarnya posting.
Dalam akuntansi dasar kita akan berkenalan dengan istilah baru yang mungkin masih asing ditelinga.
Contohnya posting (apakah publis artikel diblog? Bukan itu, contoh lain buku besar (apakah buku yang
besar? Tentu bukan),,, langsung saja kita bahas pengertian posting dalam ilmu akuntansi, posting atau
memposting adalah suatu kegiatan atau proses memindahkan semua akun dalam jurnal beserta saldo akun
tersebut kedalam buku besar. Proses posting jurnal umum ke buku besar dilakukan secara berkala
maksudnya ketika terjadi transaksi keuangan maka munculah bukti transaksi setelah itu bukti transaksi
keuangan tersebut langsung dicatat dalam jurnal umum dan langsung pula diposting ke buku besar jadi
singkatnya posting dilakukan tiap ada pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum, inilah yang dimaksud
berkala. Namun jika posting dari jurnal khusus ke buku besar dilakukan secara periodik, selengkapnya
tentang hal ini silahkan simak dalam cara posting jurnal khusus ke buku besar.

Nah sampai sini, diharapkan anda sudah mengetahui yang dimaksud posting, sekarang bagaimana cara
atau teknikmemposting dari jurnal umum ke buku besar? Selengkapnya akan diuraikan dalam artikel ini.
Sebelum kegiatan posting dilakukan maka langkah awal yang harus dilakukan adalah memasukan saldo
awal masing-masing buku besar (jika ada kalau tidak ada saldo awal tulis saja 0 atau tidak usah ditulis),
Saldo awal tiap akun buku besar dapat anda temukan dalam daftar neraca saldo awal perusahaan atau
disebut juga neraca ahir pada periode sebelumnya. Setelah saldo awal terisi maka langkah selanjutnya
adalah memindahkan saldo dalam jurnal umum ke buku besar sesuai akun masing-masing... Ah pusing

kalau Cuma teori saja, mungkin anda akan berkata demikian, untuk itu dalam artikel ini akan diberikan
contoh kegiatan posting jurnal umum ke buku besar. Silahkan simak ilustrasi berikut ini:
Pada bulan januari 2014 tepatnya tanggal 5 perusahaan zhafira salon yang bergerak dalam bidang jasa
tata rias kecantikan untuk wanita membeli beberapa perlengkapan seperti sampo, krim pemutih wajah dan
sebagainya dengan harga Rp 700.000, perusahaan zhafira membeli perlengkapan tersebut secara tunai.
Nah,, setelah perusahaan zhafira melakukan transaksi pembelian maka dilakukanlah pencatatan bukti
transaksi pembelian tersebut ke jurnal umum. Adapun jurnal umum yang dibuat adalah sebagai berikut:

Dalam jurnal umum terlihat pada kolom ref masih kosong, mengapa? hal ini karena jurnal umum ini belum
diposting ke buku besar, jika telah diposting maka kolom ref akan terisi kode akun buku besar yang
bersangkutan. Setelah membuat jurnal umum seperti diatas maka, selanjutnya mempostingnya ke dalam
buku besar, proses postingnya adalah sebagai berikut:

Gambar teknis atau Cara Memposting jurnal ke Buku Besar

Terlihat dalam jurnal umum ada dua buah akun yang telah dicatat yaitu akun perlengkapan dan akun kas,
sehingga buku besar yang kita buat adalah dua buah yaitu buku besar akun kas dengan kode akun 111, dan
buku besar akunperlengkapan dengan kode akun 121, jika anda belum tau kode akun masing-masing akun
silahkan pahami post penggolongan kode akun. Nah saya kira demikian untuk pembahasan dalam artikel ini,
jika masih binggung silahkan bertanya lewat komentar, semoga pembahasan ini dapat menambah
pemahaman anda tentang cara posting jurnal umum ke buku besar.

http://www.akuntansidasar.com/2014/05/cara-posting-jurnal-umum-ke-buku-besar-secara-tepat.html

Contoh Soal Jurnal Umum Akuntansi

Tuan Victor membangun sebuah perusahaan yang diberi nama PT. Victory, perusahaan tersebut
bergerak dalam bidang pelayanan jasa transportasi. Berikut beberapa transaksi yang terjadi selama
bulan Januari 2013:
2 Januari, Untuk mendirikan perusahaan, Tuan Victor menginvestasikan uangnya sebesar
Rp.10.000.000,00 dan kendaraan seharga Rp. 20.000.000,00 nomor bukti 001
3 Januari, Pembelian perlengkapan secara tunai seharga Rp. 200.000,00 nomor bukti 002
4 Januari, Pembelian peralatan seharga Rp. 6.000.000, 00 yang sudah dibayar secara tunai sebanyak
Rp. 1.000.000,00 dan sisanya akan dibayar 3 bulan lagi dengan nomor bukti 002A
6 Januari, Dibayar dimuka sewa gedung untuk operasional perusahaan sebesar Rp. 1.000.000,00
untuk masa satu tahun dengan nomor bukti 003
8 Januari, Dibayar rekening telepon, listrik, dan air untuk bulan ini Rp. 225.000,00 nomor bukti 004
11 Januari, Diterima pendapatan sebesar Rp. 2.500.000,00 dengan nomor bukti 005
13 Januari, Dibayar beban pemasangan iklan di harian Suara Merdeka untuk 6 kali penerbitan
mingguan sebesar Rp. 250.000,00 nomor bukti
006
15 Januari, Dibayarkan premi asuransi Rp. 220.000,00 nomor bukti 007
18 Januari, Difakturkan tagihan terhadap Nona Amel atas biaya jasa yang telah diselesaikan sebesar
Rp. 3.100.000,00 dengan nomor bukti 008
20 Januari, Menerima pinjaman dari pihak Bank Mandiri sebesar Rp. 7.000.000,00
24 Januari, Pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadi oleh Tuan Victor sebesar Rp.
750.000,00 nomor bukti 010
26 Januari, Dibayar beban lain-lain Rp. 150.000,00 nomor bukti 011
28 Januari, Dibayar upah karyawan sebesar Rp. 700.000,00 nomor bukti 012
30 Januari, Dibayar untuk angsuran utang pembelian peralatan sebesar Rp. 400.000,00 nomor bukti
013
Berikut pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum:

Ketelitian dan ketepatan sangat diperlukan dalam menyusun jurnal umum akuntansi. Semoga salah
satu contoh di atas dapat memberikan sedikit gambaran tentang cara menyusun dan menyelesaikan
soal jurnal umum akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai