Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
menghasilkan inovasi baru yang berkembang menuju arah yang lebih
baik. Hal ini dapat dilihat mulai dari peralatan rumah tangga sampai
tingkat perkantoran, yang didukung dengan peralatan canggih. semua itu
dapat dikendalikan secara otomatis sehingga membuat pekerjaan
manusia lebih efisien dan mudah.
Pencahayaan merupakan aspek penting di ruang perkantoran,
karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas cahaya di
dalam kantor. tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Sesuai
keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, intensitas cahaya
untuk jenis kegiatan pekerjaan rutin seperti pekerjaan kantor /
administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan perakitan /
penyusunan, tingkat pencahayaan minimal 300 Lux. Intensitas cahaya di
ruang perkantoran dimaksudkan untuk memberikan pencahayaan kepada
benda-benda yang merupakan obyek kerja, seperti computer dan lainlain. Untuk itu diperlukan intensitas cahaya yang optimal. Selain
menerangi obyek kerja, pencahayaan juga diharapkan mencukupi untuk
menerangi keadaan sekililingnya.
Pencahayaan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada
pencahayaan untuk melihat komputer, karena tingkat pencahayaan yang
dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan satu
nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Rekomendasi tingkat
penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara
300-700 lux seperti berikut, Untuk kegiatan Komputer dengan sumber
dokumen yang terbaca jelas diperlukan tingkat pencahayaan sebesar 300
lux, Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca
jelas diperlukan tingkat pencahayaan sebesar 400-500 lux, Tugas
memasukan data diperlukan tingkat pencahayaan sebesar 500-700 lux
(Grandjen, 2000)
Pemakaian pencahayaan yang berlebihan juga berhubungan
dengan efisiensi penggunaan energi listrik sehingga diperlukan
pengaturan. Pencahayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu pencahayaan
alami dan pencahayaan buatan, pencahayaan alami adalah sumber
pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sedangkan Pencahayaan
buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain

cahaya alami. Pencahayaan buatan yang biasa digunakan adalah lampu,


pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit
dicapai oleh cahaya alami atau saat cahaya alami tidak mencukupi.
Intensitas cahaya perlu diatur untuk menghasilkan kesesuaian kebutuhan
pencahayaan di dalam ruangan berdasarkan fungsi ruangan, sehingga
memungkinkan untuk penghematan energi listrik.
Sistem pencahayaan ruangan pada umumnya memanfaatkan
pencahayaan alami dari sinar matahari dan pencahayaan buatan di
hasilkan dari lampu, pada umumnya system pencahayaan masih manual
dimana masih dilakukan oleh manusia, salah satu contoh untuk
menghidupkan lampu kita harus menekan tombol on/off dari saklar, atau
membuka tirai ruangan untuk mendapat pencahayaan alami dari sinar
matahari, hal tersebut terkadang kurang efektif karena manusia
terkadang tidak lepas dari rasa malas. Faktor kesibukan yang dialami
manusia saat ini sangatlah tinggi, sehingga banyak yang tidak
memperhatikan keadaan sekitar.
Dari permasalahan diatas, penulis melakukan penelititan untuk
merancang sebuah sistem yang dapat mengatur pencahayaan ruangan
secara optimal, baik untuk faktor kenyamanan maupun efesiensi
pemakaian energi listrik. Dengan penelitian yang berjudul Sistem
Pengendalian Pencahayaan Ruangan Otomatis Tirai Blind Berbasis
Microcontroller ATMega 328. Sistem pengendalian pencahayaan
mengunakan tirai otomatis ini akan ada pada posisi aktif apabila ada
aktifitas orang di dalam ruangan, dan akan mengatur cahaya di dalam
rungan sesuai intensitas cahaya yang di tentukan. Jika cahaya dari luar
(matahari) berlebihan maka tirai akan menyesuaikan, sehingga intensitas
cahaya didalam ruangan optimal. Apabila cahaya matahari tidak
mencukupi atau kekurangan maka bola lampu akan dalam posisi aktif,
dimana bola lampu pada ruangan juga di atur redup dan terangnya agar
bisa menyesuaikan jumlah cahaya yang di butuhkan di dalam ruangan.
Penelitian Tugas akhir ini dititik beratkan pada perancangan
sistem pengendalian pencahayaan ruangan otomatis, yang dimungkinkan
bisa diimplementasikan pada ruangan perkantoran, guna mengatur
pencahayaan dalam ruangan serta lebih mengefisiensikan penggunaan
energi listrik berlebihan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, Maka
dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan antara lain:

1.
2.

Bagaimana Rancang Bangun suatu sistem pengendalian


pencahayaan ruangan otomatis tirai blind berbasis microcontroller
ATMega 328?
Bagaimana respon alat sistem pengendalian pencahayaan otomatis
menggunakan tirai blind terhadap intensitas cahaya yang masuk
keruangan?

1.3. Batasan Masalah


Beranjak dari keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman penulis, dipandang perlu untuk mengadakan pembatasan
masalah dalam pembuatan sebagai berikut :
1. Pengendalian dilakukan terbatas pada miniatur ruang perkantoran
yang memiliki 1 buah lampu pijar dan dilengkapi dengan tirai
blinds.
2. Tingkat penerangan yang akan dicapai adalah 300 -700
3. Pergerakan tirai blinds hanya dapat bergerak dalam 5 state, yaitu
20% terbuka, 40% terbuka, 60% terbuka, 80% terbuka, dan 100%
terbuka.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir
ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara merancang suatu sistem pengendalian
pencahayaan ruangan otomatis tirai blind berbasis microcontlor
ATMega 328.
2. Untuk Mengetahui respon Dari alat sistem pengendalian
pencahayaan otomatis menggunakan tirai blind terhadap cahaya
yang diterima.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Penelitian ini akan menghasilkan sistem pengendalian penerangan
otomatis pada ruangan berjendela, sehingga dapat bermaanfaat
untuk faktor kenyamanan maupun efesiensi dalam pemakaian
energi listrik.
2. Menambah wawasan Ilmu pengetahuan dalam hal pemanfaatan
teknologi Mikrokontroller & memberikan informasi yang berguna
bagi masyarakat terutama generasi muda yang ingin menekuni

3.

bidang Otomatisasi.
Menjadi bahan acuan pengetahuan dan penelitian bagi mahasiswa
STMIK STIKOM INDONESIA di bidang robotika dan kecerdasan
buatan

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk memberikan gambaran pada tugas akhir ini, selanjutnya akan
diuraikan sistematika penyajian sebagai berikut.
Bab I
Pendahuluan
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah dan sistematika
penulisan.
Bab II
Landasan Teori
Bab ini memuat tentang teori-teori yang berhubungan dengan
robot yang menjadi penunjang dalam menyelesaikan
penulisan tugas akhir ini.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini memuat tentang objek penelitian, jenis dan sumber
data dan metode pengumpulan data.
Bab IV Pembahasan
Bab ini memuat tentang pembahasan mengenai hasil
penelitian yang dilakukan.
Bab V
Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan akhir dari penelitian yang menguraikan
tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan
saran-saran.

Anda mungkin juga menyukai