Setelah Imam Mahdi, satu penanda besar hari kiamat yang akan muncul adalah Dajjal. Dia berasal dari
manusia dan merupakan sosok nyata. Kemunculannya akan didahului dengan sejumlah peristiwa besar.
Di antara kewajiban seorang muslim adalah beriman kepada hari akhir dan apa yang akan terjadi
sebelum dan setelahnya. Hari kiamat tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kecuali Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Jibril ‘alaihissalam bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
َما ْال َمسْ ُئ ْو ُل َع ْن َها ِبأَعْ لَ َم مِنْ السَّائ ِِل: َقا َل.َفأ َ ْخ ِبرْ نِي َعنْ السَّا َع ِة
“Kabarkanlah kepadaku kapan terjadi hari kiamat?” Rasulullah menjawab, “Orang yang ditanya tidak
lebih tahu dari bertanya.” (HR. Muslim no. 1)
Meskipun tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya
telah menerangkan tanda-tanda yang akan muncul sebelum terjadinya. Tanda-tanda hari kiamat ada
dua, shugra dan kubra.
Tanda kiamat shugra banyak jumlahnya, Di antaranya yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam hadits Jibril:
انِ أَنْ َتلِدَ ْاألَ َم ُة َر َّب َت َها َوأَنْ َت َرى ْال ُح َفا َة ْالع َُرا َة ْال َعالَ َة ِر َعا َء ال َّشا ِء َي َت َط َاولُ ْو َن فِي ْال ُب ْن َي: َقا َل.ار ِت َها
َ َفأ َ ْخ ِبرْ نِي َعنْ أَ َم:َقا َل
“(Jibril) berkata: Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya. Rasulullah menjawab: Budak perempuan
melahirkan tuannya, dan kamu lihat orang yang telanjang kaki dan telanjang badan penggembala
kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR. Muslim no. 1)
Adapun tanda kiamat kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari
radhiyallahu 'anhu:
.ت ٍ إِ َّن َها لَنْ َتقُ ْو َم َح َّتى َت َر ْو َن َق ْبلَ َها َع ْش َر آ َيا: َقا َل.َّاع َة َ َن ْذ ُك ُر الس: َما َت َذا َكر ُْو َن؟ َقالُوا: َف َقا َل.صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعلَ ْي َنا َو َنحْ نُ َن َت َذا َك ُر َّ
َ ُّاطلَ َع ال َّن ِبي
َ َ ْ َ
ٍ ْن َمرْ َي َم َعلَ ْي ِه ال َّسالَ ُم َو َيأج ُْو َج َو َمأج ُْو َج َوثالَث َة ُخس ُْو ُ ُ َ
ٌف َخسْ ف ِ مْس مِنْ َم ْغ ِر ِب َها َو ُن ُز ْو َل عِ ي َْسى اب ِ ان َوال َّدجَّ ا َل َوالدَّا َّب َة َوطل ْو َع ال َّش َ َفذ َك َر الد َُّخ
َ
اس إِلى َمحْ ش ِر ِه ْم َ َّ ُ ْ َ ْ
َ ك نا ٌر تخ ُر ُج مِنْ ال َي َم ِن تط ُرد الن ْ َ َ َ
َ ِب َوآ ِخ ُر ذل ْ
ِ ب َوخسْ فٌ ِب َج ِزي َْر ِة ال َع َر َ ْ ْ َ
ِ ِبال َمش ِر ِق َوخسْ فٌ ِبال َمغ ِرْ ْ
Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata: “Apa yang kalian
perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.” Beliau
berkata: “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.” Beliau
menyebutkan: “Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya ‘Isa
‘alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di
jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat
berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no. 2901)
Di antara tanda kiamat kubra yang termaktub dalam hadits di atas adalah keluarnya Dajjal. Pembahasan
masalah keluarnya Dajjal merupakan pembahasan penting disebabkan beberapa faktor yang disebutkan
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu:
1. Banyaknya orang yang menisbatkan diri kepada ilmu dan dakwah meragukan akan turunnya Nabi Isa
‘alaihissalam dan terbunuhnya Dajjal.
2. Kebanyakan manusia tidak terbiasa membicarakan masalah keluarnya Dajjal dan turunnya ‘Isa bin
Maryam ‘alaihissalam.
(Lihat Qishshah Al-Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa, karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Dajjal
Secara bahasa:
Disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu dalam kitab beliau At-Tadzkirah bahwa lafadz
Dajjal dipakai untuk sepuluh makna. Di antaranya: Kadzdzab (tukang dusta), Mumawwih (yang menipu
manusia). Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Dikatakan demikian karena dia adalah
manusia yang paling besar penipuannya.”
Dalam istilah syar’i:
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Seorang laki-laki pendusta (penipu) yang keluar
di akhir zaman mengaku sebagai Rabb.” (Syarah Lum’atul I’tiqad)
Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk".
Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang
mendapat petunjuk".
Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di atas, ia bernama
Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi
Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW
yaitu Muhammad bin Abdullah.
Meskipun bentuk akar kata “hada” dijumpai di Al Quran hampir 330 kali, tapi bentuk kata “al-
Mahdi“ tidak ada dalam al-Quran. Meskipun di beberapa hadits yang masih diperdebatkan al-
Mahdi sering muncul sebagai sebuah “nama“ kehormatan atau gelar. Namun, makna dan artinya
sesungguhnya menunjuk kepada makna biasa yang menjelaskan sosok yang spiritual yaitu yang
“memperoleh bimbingan yang benar“, yang telah menerima secara aktif dan mencerap tataran
isyarat Ilahiyah dalam kehidupan yang paripurna.
Bahkan dalam banyak hal penerima itu sendiri sebagi “al-Mahdi“ merepresentasikan Kehidupan
dalam seluruh tatanan realitas karena cerapannya mewakili pengalaman Isra Mi’raj Nabi
Muhammad SAW. Namun, tentu saja, aktualitasnya berdasarkan potensi-potensi dasarnya yang
sesuai dengan ruang-waktunya, sunnatullah-Nya, dan tentunya berbeda dengan pengalaman Nabi
Muhammad SAW di zamannya.
Kenyataannya, yang dimaksud al-Mahdi secara umum adalah Umat Islam yang tercerahkan
dengan Iqra dan menyucikan jiwa, serta patuh pada perintah dan larangan Allah, serta mengikuti
sunnatullrasul dengan taqwa. Jadi, apa yang disebut al-Mahdi secara umum sebenarnya adalah
Umat Islam yang taqwa sebagai Pewaris Pengetahuan Tauhid melalui washilah Nabi Muhammd
SAW yaitu Al Quran. Karena itu, adalah kemustahilan kalau al-Mahdi justru menyimpang dari
ajaran Islam dimana Shalat merepresentasikan Namaz, Miraj, Iman, Islam dan Ihsan sebagai
penyaksian dan aktualitas Jamal dan Jalal Allah dengan syahadat yang benar yaitu syahadat yang
menjadi pijakan awal dan akhir perjalanan ruhani Umat Islam.
Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam.
“ (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) ”
Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang
disebutkan dalam beberapa hadist berikut:
Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka
Raja kedzaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan
berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.
Kekuasaan dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai
dengan takdir Allah, maka Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas
membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajjal dan
pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di "pintu Lod" dalam kompleks Al-Aqsa
Munculnya Ya’juj dan Ma’juj di Asia
Price Rp 75,000
Rp 60,000
Description
Dalam al-Quran (QS. al-Kahfi 93-98) diceritakan, bahwa Dzulqarnain pernah diminta oleh satu bangsa
untuk membangunkan 'Tembok Pertahanan' agar selamat dari kebengisan dan kebiadaban bangsa lain.
Ternyata tembok itu masih tetap berdiri kokoh sampai sekarang. Dan yang lebih mencengangkan,
ternyata tembok itu ada di Cina, negara yang tidak jauh letaknya dari kita. Dari sinilah Ya'juj dan Ma'juj
muncul.
Ya'juj dan Ma'juj, dua bangsa yang menjadi monumen sejarah dalam Al-Quran. Fenomena kekejaman
dan kejahatan senantiasa menjadi acuan mereka dalam bertindak. Dua bangsa yang telah disinyalir oleh
Rasulullah saw sebagai bagian pertanda datangnya hari kiamat, ketika mereka 'menggeliat' bangun dari
'tidur' mereka yang sekian lama. Dua bangsa yang dapat disinyalir pula memiliki sisa 'kekuatan' dari
kejayaan mereka dimasa silam yang kelak justru melebihi kekuatan humanika manapun saat ini. 'Rise of
Asianism' atau 'Kebangkitan bangsa-bangsa Asia' yang mereka gaungkan menjadi langkah awal
perwujudan eksplorasi kekuatan mereka yang tersisa. Anda mungkin tidak menyadari hal itu!
Apa yang terlintas dalam pikiran anda ketika anda mendapatkan fenomena kemajuan teknologi, industri,
dan ekonomi di Jepang, Cina, Hongkong, Taiwan, dan Korea? Mengapa Korea Utara kerap bersikukuh
untuk berseberangan dengan Amerika, sang 'pengatur' dunia? Pernahkah anda mengkaji mengapa
negara-negara di utara seperti Siberia, Mongolia, Tibet, Kazakhstan, Uzbekistan, dan lainnya mulai tidak
enggan membuka jati dirinya dihadapan publik internasional, setelah sebelumnya Uni Sovyet, sebuah
negara di Utara sana bahkan mampu menyaingi negara Paman Sam? Semua itu baru episode awal? Yang
jelas, episode-episode selanjutnya akan terjadi. Setidaknya anda harus menyadari bahwa dua bangsa
tersebut memang telah 'terjaga'.
Buku ini akan mengantar anda menemukan berbagai fakta sejarah mencengangkan yang mungkin tidak
pernah anda duga sebelumnya, tetapi sduah dimuat dalam Al-Quran ratusan tahun yang silam. Satu
bukti bahwa al-Quran itu bukan kitab suci biasa yang direkayasa manusia.
Ya’juj dan Ma’juj (dalam bahasa Arab )يأجوج و مأجوجatau Gog dan Magog dalam tradisi Ibrani
(Yahudi, )גוג ומגוגadalah sebutan yang muncul dalam Alkitab, Kitab Kejadian dan kitab suci
umat Islam, Al-Qur'an mengenai sekelompok manusia yang memiliki kekuatan sebagai perusak
dan penghancur kehidupan di muka bumi. Ya’juj dan Ma’juj dalam tradisi religius digambarkan
dalam istilah yang ambigu (tidak jelas). Ada yang menyebutnya sebagai manusia, mahkluk
berbentuk raksasa, suatu bangsa atau negeri. Ya’juj dan Ma’juj juga muncul dalam banyak mitos
dan cerita rakyat di banyak negara.
Rasulullah S.A.W. "Sesungguhnyakiamat itu tidak akan terjadi
sebelum kamu melihat sepuluh tanda :-
1 Asap
2 Dajjal
3 Binatang melata di bumi
4 Terbitnya matahari sebelah barat
5 Turunnya Nabi Isa A.S
6 Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
7 Gerhana di timur
8 Gerhana di barat
9 Gerhana di jazirah Arab
10 Keluarnya api dari kota Yamanmenghalau manusia ke
tempat pengiringan mereka.
Dajjal maksudnya ialah bahayabesar yang tidak ada bahaya
sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai harikiamat. Dajjal boleh
membuat apa sahaja perkara-perkara yang luar biasa.Dia akan
mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara
keduamatanya tertulis perkataan 'Ini adalah orang kafir'.
Berkata Ali bin Abi Talib,Akan datag di suatu masa di mana Islam itu
hanya akan tinggal namanya sahaja,agama hanya bentuk sahaja, Al-
Qur'an hanya dijadikan bacaan sahaja, merekamendirikan masjid,
sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut AsmaAllah. Orang-
orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama,
darimereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada
mereka juga.Dan kesemua yang tersebut adalah tanda-tanda hari
kiamat."
2. Disia-siakannya amanat
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis
sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui
dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus
melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata,
“Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak
menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain,
“Rasul saw. tidak mendengar.” Setelah Rasulullah saw.
menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya
tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah
saw.” Rasulullah saw. Berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka
tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?”
Rasulullah saw. Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang
bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan
terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas,
manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99
orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, ”Barangkali akulah
yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan
terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa
itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah
pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim)
“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang
dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci
Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.”
(HR At-Tabrani)