Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
yang mempunyai status lebih tinggi akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang
statusnya lebih rendah darinya, demikian sebaliknya yang lebih rendah akan sulit berkomunikasi
dengan yang lebih tinggi statusnya dibandingkan dengan dirinya.
c. Sikap Defensif
Seringkali terjadi orang dalam berkomunikasi menunjukkan sikap defensif, yang kadang-kadang
tidak diketahuinya atau sengaja dilakukannya. Hal ini dilakukan untuk melindungi dirinya dari
bahaya yang ia bayangkan nyata atau tidak nyata. Misalnya pengirim pesan secara lisan, dalam
menyampaikannya menggunakan gerak tubuh, pandangan mata, raut muka dan cara berbicara
yang menyebabkan penerima pesan juga melakukan gerakan
yang sama. Akhirnya pesan tidak dapat diterima dengan baik dan benar, bahkan perhatian
penerima pesan tidak pada apa yang disampaikan pengirim pesan akan tetapipada apa yang mau
dikatakan untuk menjawab pesan yang diterima.
d. Perasaan negatif.
Sering terjadi antara pengirim pesan dengan penerima pesan terjangkit perasaan negatif, yang
berupa perasaan tidak nyaman, seperti rasa takut, tertekan, terpaksa, enggan, agresif dll.
Akibatnya pengirim pesan tidak dapat membuat encoding dengan baik dan benar dan penerima
pesan tidak siap menerima pesan.
e. Asumsi
Asumsi atau pengandaian, akan dilakukan oleh penerima pesan apabila ia merasa bahwa pesan
yang diterimanya sulit diterima karena banyak data, fakta yang harus diterima.
f. Bahasa
Yang dimaksud dengan bahasa adalah semua bentuk yang dipergunakan dalam proses
penyampaian berita, yaitu bahasa lisan, bahasa tertulis, gerak gerik, dan sebagainya. Bahasa yang
digunakan akan menunjukkan tingkat intelektualitas seseorang, sehingga orang yang mempunyai
tingkat intelektual yang tinggi akan cenderung menggunakan bahasa yang tinggi juga atau
istilah-istilah asing tahap memperhatikan tingkat kemampuan orang yang diajak berbicara,
sehingga sering menimbulkan salah pengertian (miscommunication).
Bahasa dapat menjadi penghalang karena:
1). Satu kata mempunyai arti yang berbeda satu dengan lainnya;
2). Kata dan kalimatnya kabur;
3). Kata terlalu khas, hanya digunakan dalam hal-hal khusus, tidak umum dipakai dalam
perkomunikasian sehari-hari;
4). Kalimat bertele-tele dan sukar dimengerti.
Halangan bahasa dapat diatasi dengan usaha-usaha:
1). Pergunakan kata-kata yang sederhana, mudah dimengerti oleh siapapun;
2). Pergunakan tata bahasa yang benar.
3). Pergunakan kalimat-kalimat yang pendek singkat dan jelas.
4). Ingat, dengan siapa kita mengadakan pembicaraan, sampai ditingkat mana pengetahuan dan
pendidikannya, sehingga kita dapat menyesuaikan diri;
5). Pergunakan kode-kode, serta lambang-lambang dan gerak-gerik yang dapat memperjelas apa
yang kita ucapkan
FAKTOR PENDUKUNG
Scott M. Cultip dan Allen H. Center dalam bukunya
Effective Public Relation mengemukakan faktor faktor
yang menyebabkan komunikasi menjadi efektif, artinya
keberhasilan komunikasi yaitu dengan Seven C's
Communication yaitu:
1). Credibility (kepercayaan), adanya kepercayaan antara komunikator dengan komunikan;
2). Context (perhubungan, pertalian), keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi
dan kondisi lingkungan pada waktu komunikasi berlangsung;
3). Content (kepuasan), apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak komunikan dan sebaliknya
pihak komunikan mau memberikan reaksi, respon kepada pihak komunikator;
4). Clarity (kejelasan), yang dimaksud disini adalah kejelasan akan isi berita tersebut, kejelasan
akan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan istilah yang digunakan dalam pengoperan lambanglambang;
5). Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi), harus dilakukan secara terus
menerus dan jangan saling bertentangan satu dengan lainnya;
6). Capability of audience (kemampuan pihak penerima berita), pengirim berita harus
mengetahui kemampuan penerima berita.
7). Channels of distribution (saluran pengiriman berita), hendaknya digunakan saluransaluran pengiriman berita yang sudah biasa dipakai dan sudah dikenal oleh umum.
Tingkatan Empati :
Level 0: Dokter menolak sudut pandang pasien
Kalau stress ya, mengapa datang ke sini? Atau Ya, lebih baik operasi
saja sekarang.
Level 1: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu
Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda mau
menceritakan lebih jauh apa yang membuat Anda stres?
Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar usaha Anda
untuk menyempatkan berolah raga
Level 6: Dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing feelings and experience)
dengan pasien.
Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan Anda berdua. Beberapa
pasien pernah mengalami aborsi spontan, kemudian setelah kehamilan
*level 4 (pursuit) bersumber dari Bylund and makoul (2002), jika level 4 dihilangkan dan hanya
terbagi dari level 0 sampai level 5 bersumber dari Konsil Kedokteran Indonesia.
Pendengar Aktif
Memberikan perhatian lebih
dengan baik
Second Guessing : pendengar terlalu sibuk membayangkan apakah pembicara
selanjutnya
Forecasting : pendengar mengambil satu topic dari pebicara dan membahasnya terus
menerus, bisa disebabkan karena pendengar bosan dengan mareti yang dibahas atau