Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Geologi Regional
(1999) atau Blok Banten (Martodjodjo, 1984) yang menempati bagian tengah
barat-Jawa Barat.
Dari sudut pandang Tektonik Lempeng, pada zaman Tersier Jawa Barat
Utara merupakan suatu cekungan belakang busur (foreland basin) dan busur
magmatik (magmatic arcs) di bagian selatannya (Asikin, 1974, dan Hamilton,
1979). Daerah penelitian merupakan bagian dari busur magmatic (magmatic arc).
Busur magmatik telah mengalami migrasi ke arah selatan sejak Zaman
Kapur Atas, Miosen sampai Kuarter (Asikin, 1974).
2.1.2
Stratigrafi Regional
Daerah
penelitian
termasuk
ke
dalam
bagian
Mandala
Banten
2.3). Pada waktu yang sama di cekungan Bogor masih di dominasi oleh endapan
aliran gravitasi dan lingkungan laut dalam.
10
Tabel 2.1 Korelasi Stratigrafi Daerah Gunung Pongkor dengan Daerah Banten Selatan
11
Gambar 2.2 Pola Umum Struktur di Jawa Barat (Pulunggono dan Martodjojo (1994))
12
13
Meratus (N 30o E), Arah Bayah (N 360o E) dan Arah Sumbu Pulau Jawa (N 270o
E). Secara umum pola struktur tersebut akan mempengaruhi proses dan pola
mineralisasi di daerah Pongkor dan sekitarnya.
2.2
2.2.1
Landasan Teori
Landasan Teori Geologi Struktur
14
lurus, bentuk permukaan bidang kekarnya relatif datar, rapat dan kadang
dijumpai jejak pergeseran berupa cermin sesar.
- Kekar tarik terbentuk akibat adanya peregangan (tarikan), mempunyai ciri fisik
antara lain relatif tidak lurus, bentuk permukaannya bergelombang, berongga,
sering diisi oleh mineral. Kekar tarik dibagi lagi menjadi dua yaitu :
a.
Release joint
Kekar tarik yang terbentuk akibat berkurangnya atau hilangnya gaya yang
bekerja.
b.
Tension joint
Kekar tarik yang bidang rekahannya sejajar dengan arah tegasan.
15
menentukan arah umum tegasan utama. Dengan analisis kekar dalam penentuan
jenis sesar hal ini dapat diterapkan dengan menggunakan permodelan Anderson
(1951) kaitannya dengan stress ellipsoid yang menyatakan (Gambar 2.4) :
-
Ketika tegasan terkecil vertikal (R) (Gambar 2.4 A-B), tegasan menengah (Q)
akan berarah utara-selatan dan tegasan terbesar (P) berarah barat-timur.
Ketika tegasan terbesar terus bertambah maka batuan akan pecah. Fracture
yang terbentuk sejajar dengan Q dan membentuk sudut 30 0 terhadap P. Arah
rekahan utara-selatan dan satu set dengan dip 300 timur dan set lainnya
dengan dip 300 barat. Apabila fracture ini mengalami perpindahan yang
berarti maka terbentuklah sesar naik.
Ketika tegasan menengah vertikal (Q) (Gambar 2.4 C-D), tegasan terkecil
(R) akan berarah utara-selatan dan tegasan terbesar (P) tetap berarah barattimur. Ketika tegasan utama terus bertambah maka batuan akan pecah. Shear
fracture yang terbentuk adalah vertikal, satu set dengan jurus berarah ENE
dan set lainnya dengan jurus WNW. Apabila fracture ini mengalami
perpindahan yang berarti maka set ENE membentuk sesar mendatar dextral
dan set WNW membentuk sesar sinistral.
Ketika tegasan terbesar vertikal (P) (Gambar 2.4 E-F), tegasan terkecil (R)
akan berarah barat-timur dan tegasan terkecil (Q) berarah utara-selatan.
Ketika tegasan terbesar terus bertambah maka batuan akan pecah. Fracture
yang terbentuk dengan jurus utara-selatan, set
dengan jurus 600 barat dan set lainnya dengan jurus 600 timur. Apabila
16
fracture ini mengalami perpindahan yang berarti maka akan membentuk sesar
normal.
Gambar 2.4
Ketika sesar normal dengan dip menghadap ke timur (Gambar 2.5 A), sumbu
strain menengah adalah tegak lurus bidang kertas ini, sumbu strain terkecil
adalah C yang membentuk sudut 300 terhadap dip sesar karena sumbu C
vertikal dan sumbu strain terbesar A adalah horizontal. Tension aktif sejajar
dengan A dan kompresi sejajar dengan C. F adalah bidang sesar.
Pada sesar yang vertikal (Gambar 2.5 B), sumbu strain kedua adalah tegak
lurus bidang kertas ini, sumbu strain terkecil adalah C yang membentuk sudut
300 terhadap sesar. Apabila besar dip sesar 89 0E maka dapat dikategorikan
sebagai sesar normal, namun jika dip sesar 890W maka di kategorikan sebagai
17
sesar naik. Tension aktif sejajar dengan A dan kompresi sejajar dengan C. F
adalah bidang sesar.
-
Pada sesar horizontal (Gambar 2.5 C), tension aktif sejajar dengan A dan
kompresi sejajar dengan C. F adalah bidang sesar.
Gambar 2.5 Kaitan sesar dengan strain ellipsoid. Diagram bagian atas merupakan sesar
dan diagram bagian bawah adalah strain ellipsoid (Billings, 1960)
18
Proyeksi
stereografi
merupakan
proyeksi
yang
didasarkan
pada
perpotongan bidang atau garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang
horizontal yang melalui sebuah bola. Bidang ini akan berbentuk lingkaran, disebut
lingkaran primitif.
Lingkaran primitif merupakan proyeksi yang kedudukannya (dip = 0).
Oleh sebab itu, penentuan proyeksi dip untuk bidang dimulai pada lingkaran luar,
dan dip 90o terletak pada pusat lingkaran. Untuk menentukan kemiringan bidang
yang dip-nya antara 0 90o, maka proyeksinya akan berbentuk busur yang jarijarinya lebih besar dari jari-jari lingkaran primitif, sehingga disebut lingkaran
besar atau great circle, atau stereogram. Untuk struktur bidang yang vertikal,
maka proyeksinya akan berupa garis lurus yang melalui pusat lingkaran primitif.
Disamping lingkaran primitif dan lingkaran besar, terdapat juga lingkaran
kecil yang merupakan perpotongan antara bidang permukaan bola dengan bidang
yang tidak melalui pusat bola. Lingkaran kecil ini berfungsi untuk memplot arah
jurus bidang, atau bearing suatu garis.
Suatu struktur garis dalam proyeksi stereografi akan digambarkan sebagai
suatu garis yang berasal dari pusat lingkaran primitive dan titik ujungnya
merupakan proyeksi titik tembus struktur garis tersebut dengan bagian bawah bola
ke bidang permukaan (horisontal) bola, oleh karena itu maka proyeksi struktur
garis yang kedudukannya horizontal (plunge = 00), titik ujung garis proyeksinya
akan terletak di lingkaran primitif. Dengan demikian penentuan proyeksi besarnya
plunge pada stereonet sama caranya dengan untuk dip (untuk struktur bidang),
19
yakni 00 dimulai dari lingkaran primitive dan 900 terletak dipusat lingkaran
(Gambar 2.6).
20
2.2.1.5 Vein
Vein adalah kekar tensional yang terisi mineral. Selagi kita memetakan
dan menganalisis jalur penggerusan, sering kita menemukan vein dalam jumlah
yang banyak. Umumnya vein yang berhubungan dengan jalur penggerusan terisi
kuarsa dan kalsit. Vein dapat pula terisi oleh feldspar, mika, oksida besi dan
gipsum pada jenis batuan tertentu. Mineral-mineral tersebut diendapkan dari
cairan hidrotermal yang menerobos rekahan.
Vein dapat menjadi indikator yang dapat di percaya untuk mengetahui
karakteristik jalur penggerusan. Umumnya arah vein tegak lurus dengan
perpanjangan sumbu regang maksimum 2 karena vein ini merupakan arah kekar
tensional, akan tetapi bila vein tersebut merupakan release joints maka arah vein
tegak lurus dengan tegasan utama 1. pada daerah simple shear atau riedel shear
vein akan terbenuk 450 dari arah jalur penggerusan.
21
Pembentukan vein dapat juga berupa jog dan horsetail (Gambar 2.8),
kedua jenis struktur ini terbentuk di daerah dengan kondisi geologi oblique
convergence.
a.
Dilational jog
Pull-apart basin terbentuk jika jog adalah dilational, akibat extensional
yang dibatasi dengan bentukan depresi jajargenjang. Jajargenjang ini diisi
oleh sedimen epiklastik dan terawetkan pada surficial sampai menengah
pada kerak. Pull apart basin ini berasosiasi dengan urat epitermal emassilver karena bentukan jajargenjang ini yang mengandung sedimen
epiklastik permeable untuk dilalui larutan hidrotermal. Di tempat lain
sistem urat epitermal dapat terbentuk berdekatan dengan pull apart basin
jika hostrock memngungkinkan. Dilational jog ini akan terbentuk apabila
sesar mendatar dextral membelok ke kanan atau sesar mendatar sinistral
membelok ke kiri.
Compressional atau Antidilational jog terbentuk akibat friksi dari dua sisi
sehingga menghasilkan breccias. Jog yang menghubungkan dua sesar
mendatar. Jog ini terbentuk akibat adanya sesar mendatar dextral yang
22
Horsetail
Horsetail atau splay merupakan fracture melengkung , biasanya beberapa set
horsetail dan membentuk sudut yang berhubungan dengan satu sesar
mendatar yang membentuk horsetail tersebut dan merupakan bagian dari
sigmoid loop (McKinstry, 1948). Horsetail adalah penghentian sistem sesar
dan sebagai indikasi kehilangan energi. Splay pada sesar mendatar regional
dapat menjadi lokasi untuk terbentuknya intrusi porfiri.
23
24
25
kadang berupa mineral peusedomorf dari mineral flourit dan barit. Bentuk
bentuk jebakan hidrotermal sering mengikuti bentuk rongga atau rekahan yang
diisinya, kadang-kadang diikuti oleh proses replacement. Pada jebakan cavity
filling bisa terjadi dua proses, yaitu : pembentukan rongga dan pengisian larutan
mineral, dimana proses tersebut bisa terjadi bersamaan atau dipisahkan oleh
interval waktu.
Lowell Guilbert (1970) membagi zona ubahan hidrotermal ke dalam empat
zona ubahan berdasarkan kumpulan dan asosiasi mineral ubahan yang muncul
pada kondisi kesetimbangan yang sama dan derajat pH (Gambar 2.10), sebagai
berikut :
1.
2. Filik
Terbentuk pada pH yang hampir sama dengan pH ubahan argilik, namun
temperaturnya lebih tinggi daripada temperatur ubahan argilik yaitu sekitar
2300-4000C dan salinitas yang beragam. Dicirikan dengan kehadiran mineral
serisit atau muskovit. Pada zona filik dapat juga hadir kelompok mineral
kaolin temperatur tinggi yaitu pirofilit dan andalusit dan juga mineral klorit.
26
3. Propilitik
Terbentuk pada temperatur 2000-3000C, salinitas beragam dan kondisi pH
mendekati netral dengan kehadiran mineral epidot dan / atau klorit (Corbett
dan Leach, 1998). Pada zona ini dapat juga ditemukan mineral k-feldspar dan
albit sekunder. Alterasi propilitik mengubah batuan menjadi hijau, karena
mineral baru terbentuk berwarna hijau. Mineral tersebut adalah klorit, aktinolit
dan epidot. Mineral tersebut terbentuk dari dekomposisi Fe-Mg seperti biotit,
amfibol atau piroksen walaupun bisa tergantikan oleh feldspar.
4. Potasik
Terbentuk pada temperatur tinggi (>3000C), salinitas tinggi, kondisi netral,
dicirikan dengan kehadiran mineral biotit dan / atau k-feldspar + magnetit +
aktinolit + klinopiroksen. Merupakan hasil pengayaan potassium, terbentuk
sebelum kristalisasi magma selesai biasanya berbentuk kusutan dan agak
terputus putus oleh pola vein. Alterasi potasik bisa terjadi lingkungan
plutonik dalam, dimana ortoklas akan terbentuk, atau daerah dangkal,
lingkungan vulkanik dimana adularia terbentuk.
27
Propilitik
Arglik
Filik
Potasik
Gambar 2.10 Model zona alterasi hidrotermal pada Porphyry Copper menurut Lowell
Guilbert, 1970
2.
28
b. Endapan berasosiasi dengan batuan beku asam basa dan dekat dengan
permukaan bumi.
c. Tekstur akibat cavity filling jelas terlihat, sekalipun sering mengalami
proses replacement, antara lain berupa crustification atau banding.
d. Asosiasi mineralnya berupa sulfida : Au, Cu, Ag, As, Sb dan oksida Sn.
e. Proses pengayaan ( Supergene-enrichment) sering terjadi.
3.
Endapan Ephithermal
Endapan mineral yang terdapat di daerah penelitian berupa epitermal low
Suhu relatif rendah (500-250C) dengan salinitas bervariasi antara 0-5 wt.%
Zona bijih berupa urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan
pembentukan kantong-kantong bijih, seringkali terdapat pada pipa dan
stockwork. Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit
kenampakan replacement (penggantian).
29
Logam mulia terdiri dari Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U
Mineral bijih berupa Native Au, Ag, elektrum, Cu, Bi, Pirit, markasit, sfalerit,
galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite, stibnite, realgar, orpiment, ruby
silvers, argentite, selenides, tellurides.
Mineral penyerta adalah kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendahFe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite,
zeolit.
30
Karakteristik
Tatanan
tektonik
Kontrol
struktur
regional
Kontrol
struktur lokal
Tekstur
Dimensi
endapan
Batuan induk
(host rock)
Hubungan
waktu
Mineral bijih
Sulfidasi Tinggi
Cu, Te/Se
K, Zn, Ag/Au
Kedalaman
formasi
Asosiasi
geokimia,
Anomali tinggi
Asosiasi
geokimia,
Anomali
rendah
Berlanjut
31
Logam yang
diproduksi
Asosiasi
mineral
ubahan
Ubahan batu
samping
Temperatur
pembentukan
bijih
Karakter
Fluida
Kedalaman
pembentukan
Sumber sulfida
lumpur
Endapan Au dan Ag
Produksi logam dasar bervariasi
Endapan Au dan Ag
Produksi Cu cukup berarti
Advanced argiliic
Bagian luar (atas) merupakan zona
argilik menengah + seritisasi maupun
zona propilitik.
1000C sampai 3200C
Bijih : 1500-3000C
Gangue 1400C, pada kasus tertentu
terjadi boiling
- Salinitas rendah, biasanya <3 wt % NaCL equiv.
- Meteoric water (dominan)
berinteraksi dengan fluida magmatik
- pH mendekati netral
- Reduksi
- Kandungan S rendah
100-1400 m sebagian besar 300-600 m
Magmatik atau batu samping vulkanik.
32
33
Crustiform
Istilah crustiforn dianalogikan sebagai crustiform-banding dideskripsi oleh
Adams (1920) dan Lindgren (1993). Tekstur ini berurutan, tipis (sampai beberapa
sentimeter), dan subparalel-band yang dibedakan oleh tekstur, proporsi mineral,
dan/atau warna. Umumnya, banding terbentuk dari dua dinding yang retak.
-
Cockade
Merupakan bagian dari tektur crustiform seperti yang telah dideskripsi
sebelumnya oleh Taber dalam Adams (1920) dan Spurr (1926). Pada breksi,
34
konsentrik crustiform-band terdiri dari fragmen asing dari dinding batuan atau
material urat awal sehingga menghasilkan tekstur cockade.
-
Colloform
Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Rogers (1917). Pada umunya,
permukaan luar dari mineral atau agregat mineral yang menunjukkan kombinasi
bentuk spherical, botryodal, reniform, dan mammillary disebut colloform. Untuk
mineral silika, tekstur ini mengkarakteristikan agregat kalsedon dalam band yang
halus. Dibawah mikroskop, kalsedon dengan tekstur colloform berbentuk seperti
serat-serat yang tipis.
-
Moss
Tekstur ini memiliki kemiripan dengan micro-botryodal gel structure
yang dideskripsi oleh Adams (1920). Pada sampel megaskopis, agregat silika
menunjukkan kenampakan turbit yang heterogen, sama dengan vegetasi lumut.
Dibawah mikroskop, kelompok sphere (biasanya berdiameter 0,1 1 mm)
ditunjukkan oleh distribusi agregat mineral silika yang sudah tidak murni.
Beberapa spherical yang tidak murni juga menunjukkan internal concentric atau
bentuk radiasi. Tekstur moss berubah menjadi tekstur colloform jika sphere saling
berhubungan.
-
Comb
Tekstur comb merupakan kelompok kristal kuarsa baik paralel maupun
35
seperti sisir gerigi. Umumnya kristal menunjukkan ukuran butir yang seragam dan
berbentuk euhedral pada ujungnya.
-
Zonal
Tekstur zonal menunjukkan alterasi yang jelas dan zona milky dengan
kristal kuarsa individu. Zona Milky diisi penuh oleh fluida atau inklusi padat dan
biasanya paralel pada pertumbuhan kristal.
- Mosaic
Agregat kristal kuarsa baik yang mikrokristalin maupun kriptokristalin
memiliki bentuk irreguler dan batas butir yang tidak jelas. Pada sampel
megaskopis, biasanya memiliki gelas dan sangat padat. Tekstur ini berbentuk
seperti
jigsaw
dimana
kebanyakan
mikroteksturnya
berupa
jasperoid
Feathery
Dibawah mikroskop dengan polar pada posisi nicol silang, kristal kuarsa
Flamboyant
36
Tekstur ini dijelaskan oleh Adams (1920) dan Sander dan Black (1988).
Kareakteristik utama tekstur ini adalah berbentuk radial atau flamboyant dengan
bentuk kristal yang kurang lebih membundar. Sama dengan tekstur feathery,
kristal kuarsa dapat berkembang pada bagian tepinya atau seluruhnya berbentuk
euhedral.
-
Ghost sphere
Tekstur ini umumnya terdapat besama mikrokristalin kuarsa seperti cloudy
sphere yang ditunjukkan oleh penyebaran kristal kuarsa yang tidak murni. Tekstur
ghost-sphere bisa digantikan sebagai tekstur moss, karena kedua tekstur tersebut
memiliki
kesamaan
sifat,
tekstur
ghost-sphere
digunakan
untuk
Pseudobladed
Lattice bladed : menampilkan suatu network intersecting silica bladed
dengan rongga polihedral, sebagian diisi dengan comb quartz. Pada sayatan tipis,
setiap bladed terdiri dari serangkaian lipatan paralel yang dipisahkan oleh kristal
kuarsa atau kristal yang telah tumbuh secara simetris disekitar lipatan dan tegak
lurus terhadap lipatan paralel tersebut.
37
Ghost bladed :
Blades diidentifikasi pada permukaan hand spesimen yang dipoles melalui
Paralel bladed :
Silica blades paralel dengan suatu kelompok namun kelompok-kelompok
yang berdekatan mungkin memiliki orientasi yang berbeda. Ciri mikroskop dari
tekstur paralel pada dasarnya sama dengan tekstur lattice-bladed: masing-masing
kelompok terdiri dari satu set lipatan paralel, dipisahkan baik oleh kristal kuarsa
persegi panjang atau dengan kristal prismatik dan / atau kristalit yang tumbuh
tegak lurus dengan lipatan.
-
Pseudoacicular
Pada sampel megaskopis, agregat mineral silika biasanya berasosiasi
Saccharoidal
Pada sampel megaskopis, tekstur ini terlihat seperti butiran gula. Dibawah
38