Bab Vi Merancang Keturunan Yang Baik Dan Sehat
Bab Vi Merancang Keturunan Yang Baik Dan Sehat
Sasaran Belajar
Setelah membaca bab ini mahasiswa diharapkan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
adalah
sebuah
sunnatullah
karena
hal
tersebut
98
merupakan sabda rasulullah saw. secara prinsip sabda rasulullah
adalah juga wahyu. Allah berfirman
(4 -3 : )
Artinya: dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut
kemauan hawa nafsu. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu
yang diwahyukan (kepadanya - Q.S. an-Najm/53: 3-4).
Demikian sabda Rasulullah yang dimaksud:
( )
( )
Artinya:
Satu dinar engkau nafkahkan ke jalan Allah, satu dinar engkau
nafkahkan kepada budak, satu dinar engkau sedekahkan kepada
orang miskin, satu dinar engkau nafkahkan kepada keluargamu
(istri dan anak), yang paling besar pahalanya adalah dinar yang
engkau nafkahkan kepada keluargamu - H.R. Muslim dari Abi
Hurairah (an-Nawawi, [t.th.]: 154).
Petunjuk tentang betapa besarnya pahala nafkah pada
keluarga dari Rasullulah ini secara prinsip adalah sunnatullah.
Termasuk Sunnatullah (undang-undang keagamaan) adalah wanita
muslimah kelak akan masuk surga melalui pintu manapun yang ia
suka jika saat di dunia ia memiliki karakter 1) Salat fardu yang lima.
2) Puasa Ramadhan. 3) Kesediaan menjaga kemaluan kecuali
kepada suami_ tidak selingkuh sama sekali, dan. 4) Taat pada
suami dalam hal-hal selain kedurhakaan. Demikian sabeda Nabi:
99
( )
Artinya:
Apabila wanita mendirikan salatnya yang lima, berpuasa bulan
Ramadan, memelihara kemaluannya, dan menaati suaminya, maka
dia masuk surga dari pintu-pintu surga mana pun yang dia
kehendaki - H.R. Ahmad dari Abi Hurairah (Ibrahim, l994: l84).
Puasa itu wajib adalah berdasar undang-undang keagamaan
atau sunnatullah karena perintah itu termaktub di dalam Alquran.
Demikian firman Allah
(183 )
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa (Q.S.al-Baqarah/2:183).
Apabila hendak melakukan salat supaya berwudu (Q.S. alMaidah/5: 5) adalah undang-undang keagamaan
(sunnatullah)
100
ateisme) yang berhasil menemukan teori dan akhirnya meningkat
menjadi hukum alam bisa ingkar atau tidak mengakui undangundang keagamaan sebagaimana termaktub dalam kitab suci.
Undang-undang keagamaan, dalam hal ini Alquran, maupun
Hadis Nabi saw menjelaskan bahwa nafsu birahi terhadap lawan
jenis yang berpuncak pada hubungan seksual adalah sunnatullah.
Alquran mengatakan:
Artinya
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apaapa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di
sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga), Q.S. Ali Imran/3:
14).
Alquran juga menjelaskan bahwa semua yang tumbuh di
muka bumi, termasuk manusia dicipta Allah berpasang-pasang,
Alah berfirman:
Artinya
Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.S.
Yasin/36:36).
Dalam dunia manusia, pasangan manusia laki-laki adalah
manusia perempuan. Dengan demikian, hidup berpasang-pasang
atau berjodoh-jodoh adalah sunnatullah, undang-undang Allah,
atau pula undang-undang agama Islam.
Rasulullah mengatakan bahwa nikah itu adalah sunnah dari
para Rasul. Demikian sabda beliau:
101
)
(
Artinya;
Empat perkara termasuk sunnah para Utusan (Rasul), yaitu:malu,
wewangian, siwak (gosok gigi), dan nikah (H.R. alt-Turmuzi dari
Samurah)
Karena nikah itu sunnah Rasul, maka beliau melarang
sahabatnya yang hidup membujang. Larangan itu pada akhirnya
berlaku menyeluruh bagi umat Islam. Demikian sabda Nabi saw:
)
(
Artinya:
. . .bahwa Nabi salla-llahu laihi wa sallam melarang hidup
membujang (H.R. at-Turmuzi dari Samurah).
Bagi siapa saja dari kaum muslimin yang tetap membujang,
pada hal ia mampu menikah, tetapi tidak mau melakukannya, ia
tidak diakui sebagi umat Muhammad. Demikian sabda Nabi saw:
Artinya:
. . .Barang siapa tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan
golonganku . . .
Karena nikah yang salah satu bentuk praktisnya adalah
hubungan seksual adalah sunnatullah - dalam arti dianjurkan olehNya - maka siapa pun dengan dalih dan upaya apapun pasti tidak
bisa melawan sunnatullah tersebut. Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya:
Bagi mereka berita gembira bag kehidupan di dunia dan (dalam
kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat
(janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar
(Q.S. Yunus/10:64).
102
Hanyalah omong kosong dan kebohongan besar kalau ada
manusia - yang jelas non muslim - untuk menjadi orang terbaik
dalam suatu agama justru hidup membujang sebagai orang suci
dan mengkhotbahkan kesucian. Di balik lagalitas bujang, ternyata
justru bergelimang dengan kehidupan seksual sekuat-kuatnya,
dengan cara apapun yang ia mau, dengan siapa pun ia suka,
dengan cara apapun ia menghendaki sehingga inses dan sodomi
mereka lakukan tanpa merasa berdosa maupun mengkhianati
umatnya (Nigel, 2007:1-274) yang jika diukur dari norma agama
Islam adalah kehidupan seksual yang paling kotor dan menjijikkan
sepanjang sejarah manuisa.
Supaya umat Islam tidak menjalani kehidupan seksual seperti
binatang atau orang-orang yang disucikan tetapi paling bobrok
dalam kehidupan ini, Rasulullah menganjurkan kepada umatnya
segera menikah setelah memiliki kemampuan (nafaqah lahir-batin).
Demikian sabda beliau:
)
(
Artinya:
Hai para pemuda, barang siapa yang mampu di antara kamu serta
berkeinginan hendak kawin, hendaklah dia kawin. Karena
sesungguhnya perkawinan itu akan memejamkan matanya
terhadap orang yang tidak halal dilihatnya, dan akan
memeliharakannya dari godaan syahwat. Dan barang siapa yang
tidak mampu kawin hendaklah ia puasa, karena dengan puasa
hawa nafsunya terhadap perempuan akan berkurang (H.R. alJamaah).
Ungkapan
aghaddu
lil
bashar
wa
ahshanu
lil
farj
103
tentang seks. Untuk itulah Rasulullah sebagai pemimpin umat
mengetahui keadaan ini hingga beliau menghimbau umatnya
supaya segera menikah agar khayalan-khayalan tentang seks
berkurang karena berganti dengan realisasi-realisasi seksualitas.
Beliau sendiri mencontohinya dan melaknat bagi yang membujang
yang mampu untuk menikah.
Hanya saja realisasi hubungan seksual tidak laksana binatang
yang hanya berhukum kemauan dan kemampuan mengalahkan
pesaingnya
dengan
kekerasan.
Secara
naluri
pada
umunya
akad
nikah,
dan
kehidupan
berkeluarga
hingga
Artinya
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian
kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami
istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu
perjanjian yang kuat (Q.S. an-Nisa/4:21).
Beratnya perjanjian dalam perkawinan sebanding beratnya
janji para Rasul untuk menegakkan kalimat tauhid yang beresiko
kematian oleh para penentangnya atau oleh kaumnya sendiri. Isa
bin Maryam hendak di bunuh oleh umatnya sendiri, kaum Yahudi,
untung saja diselamatkan oleh Allah di-rafa. Allah berfirman:
104
Artinya:
Tetapi (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.
Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q.S. anNisa;/4:l58).
Dengan kerumitan dan beratnya nikah terlihat essensinya
bahwa hasrat seksual tidak boleh dibunuh (dipadamkan), karena itu
sunnatullah,
tetapi
dikendalikan
dengan
juga
jangan
berbagai
dibiarkan
norma,
liar,
bahkan
melainkan
ditinggikan
( )
Artinya;
Orang mukmin adalah sadara orang mukmin, maka tidak halal bagi
seorang mukmin meminang seorang perempuan yang sedang
dipinang oleh saudaranya, sehingga nyata sudah ditinggalkan (H.R.
Ahmad dan Muslim).
Atas dasar hadis di atas, Islam hanya membenarkan seorang
laki-laki melamar perempuan yang benar-benar kosong (dalam
bahasa kontemporer jomblo). Perempuan yang hendak dijadikan
jodoh haruslah seiman-tauhid. Nabi bersabda:
)
Artinya:
Sungguh perempuan itu dinikahi oleh karena agamanya, hartanya,
dan kecantikannya, maka pilih yang beragama. (HR. Muslim dan atTurmuzi dari Jabir ).
105
Perempuan seiman itu masih diseleksi lagi sehingga muncul
sederet wanita yang tidak boleh dinikahi, yaitu: (l) ibu dan ibu si ibu
(nenek) dari bapak dan seterusnya ke atas, (2) anak dan cucu
seterusnya ke bawah, (3) saudara perempuan se bapak se ibu, (4)
saudara perempuan se bapak, (5) saudara prempuan se ibu, (6)
anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah,
(7) anak perempuan dari saudara perempuan se ibu ke bawah, (8)
ibu yang menyusuinya (secara genealogis bisa orang lain tanpa ada
ikatan darah), (9) saudara sepersusuan (bukan saudara kandung)
se ayah se ibu, sebapak saja, atau se ibu saja, (I0) mertua, (11)
anak tiri manakala ibunya telah di-dukhul atau disenggamai,
(12)istri dari anak (menantu), (13) istri dari bapak (ibu tiri), (14)
saudara ipar (kakak atau adik dari istri sebapak-seibu, se bapak
saja, atau se ibu saja jika di kawin bersama-sama (Soeleman Rasjid,
l981:369).
Perempuan yang dapat dinikahi tidak otomatis langsung
dapat dinikahi, melainkan harus jelas walinya. Islam memberikan
penjelasan siapa saja yang berhak menjadi wali bagi perempuan
yang hendak menikah, yaitu: (1) bapaknya, (2) kakek, (3) saudara
laki-laki sebapak seibu, (4) saudara laki-laki se bapak,(5) anak lakilaki dari saudara laki-laki se bapak se ibu, (6) anak laki-laki dari
saudara laki-laki se bapak, (7) saudara bapak yang laki-laki, (8)
anak laki-laki dari paman/pakde pihak bapak, (9) hakim (Soeleman
Rasjid, l981:364).
Siapa yang menjadi wali sebagaimana urutan prioritas di atas
ada persyaratan internal dalam diri mereka, yaitu wali harus: (1)
beragama Islam, (2) baligh, (3) berakal sehat, (4) merdeka/bukan
budak, dan (5) adil (Soeleman Rasjid, l981:364). Syarat perwalian
baru gugur jika perempuan yang hendak menikah itu telah menjadi
janda.
106
Setelah persyaratan-persyaratan di atas dipenuhi, bagi lakilaki yang hendak menikahi wanita pilihannya diwajibkan memberi
mahar atau mas kawin, boleh berupa uang atau benda. Dalam hal
ini Allah berfirman:
Artinya:
. . .Berilah perempuan yang kamu
pemberian/mahar . . . (Q.S. an-Nisa;/4:4).
kawini
itu
suatu
maupun
upacara-upacara
tradisional
dan
lokal
(sighat)
akad
nikah
yang
menggambarkan
107
Wali
)
(
Artinya:
Semoga Allah memberkat
dan Dia memberkati kamu, dan
mempertemukan kamu berdua dalam kebaikan (H.R. at-Turmuzi
dari Abu Hurairah)
Atau menurut formula Ulama yang semakna dengan hadis Nabi saw
di atas :
Artinya:
Berkah Allah atas kamu berdua dan semoga Allah mempertemukan
kamu berdua dalam kebaikan dan kebahagiaan.
Atau
Artinya;
Ya Allah pertemukan diantara keduanya dalam suasana sejahtera
dan gembira. Ya Allah anugerahkan keturunan yang salih-salihat
108
penyenang hati bagi keduanya, Islam, dan bagi manusia semuanya
(Tim, 2003:147).
B. Seksualitas Yang Benar dan Sehat
1. Kesucian
Bentuk
perawatan
kehidupan
seksualitas
adalah
seorang
hendaklah
contohkan adalah:
suami-istri
saling
berdoa.
hendak
Doa
berhubungan,
yang
Rasulullah
109
)
(
Artinya
Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaitan, dan jauhkanlah syaitan
terhadap rizki yang telah Engkau anugerahkan kepada kami
(H.R. at-Turmuzi dari Ibnu Abbas).
Apresiasi kegiatan seks menurut Islam ini tidak sematamata pelampiasan nafsu birahi, melainkan harus tetap sadar
akan eksistensi iman, ingat kepada Allah, bahkan memohon
kepada-Nya supaya dijauhkan dari syaitan.
3. Peragaan
Islam memberikan kebebasan cara yang disenangi dalam
melakukan senggama, yang penting masih dalam hubungan
kelamin. Di luar itu, umpama wati dubur
istrinya dan al-harf
(sodomi) terhadap
Artinya
Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok
tanammu bagaimana saja kamu kehendaki dan kerjakanlah
amal yang baik untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah
kabar
gembira
orang-orang
yang
beriman
(Q.S.
alBaqarah/2:223).
Pengertian
kehendaki)
senggama
anna
mengandung
atas
dasar
syitum
(bagaimana
pengertian
selera
bagi
antara
saja
lain
suami-istri
kamu
peragaan
yang
akan
atau
suami
mendatangi
istri
dari
arah
110
al-hamsi [t.th]:75-76, Muslim,I,[t.th.]:606-607), bukan lubang
yang lain (dubur dan saluran air seni).
4. Tidak menggosip Pasangan
Ketika beberapa wanita (ibu-ibu) berkumpul, demikian
juga laki-laki (bapak-bapak) sering terjadi obrolan santai ke sana
kemari, tanpa topik yang jelas ditentukan terlebih dulu, tetapi
obrolan itu amat asyik dan sering lupa waktu, bisa menggosip
pasangan
hidupnya
sendiri
(suami
menggosip
istri
atau
( )
Artinya
Sesungguhnya sejelek-jelek manusia pada hari kiyamat adalah
seorang suami yang menggosip istrinya dan istri menggosip
suaminya mengenai rahasianya (H.R. Muslim dari Abi Said alHudri - Muslim,I [t.th.]:608).
Yang di maksud rahasia adalah hal-hal yang menyangkut
tentang kehidupan seksualitas.
5. Penyimpangan Seksual
Jika
aturan-aturan
agama
(syariat)
dipenuhi
dalam
hubungan
seks
kapan
saja
tidak
diperbolehkan,
111
melainkan tetap saja ada pembatasan atau saat-saat tertentu
tidak diperbolehkan. Larangan ini jika dikaji secara mendalam
sebenarnya mengandung manfaat bagi yang bersangkutan,
bukan orang lain. Di antara larangan itu adalah tidak boleh
melakukan senggama ketika istri sedang menstruasi. Alquran
mengatakan:
Artinya
Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: haid
itu adalah kotoran. Oleh sebab itu hendaklah
mereka,
sebelum mereka suci. Apa bila mereka telah suci, maka
campurilah mereka di tempat yang telah diperintahkan Allah
kepadamu. Allah menyukai orang-orang yang taubat dan
menyukai orang-orang yang mnenyucikan diri (Q.S. alBaqarah/2:222).
Yang dimaksud menjauhkan diri dari wanita haid hanya
terbatas tidak melakukan persetubuhan dengan memasukkan
penis ke dalam lubang vagina. Bercumbu rayu di antara
keduanya diperbolehkan.
Ayat ini turun berkenaan dengan tradisi orang Yahudi
bahwa wanita haid tidak boleh makan bersama suami,
termasuk tinggal di rumah bersama suami, apalagi berjima.
Dengan demikian ayat ini sebagai jawaban bahwa wanita
haid tetap dihormati dalam semua urussan kehidupan. Justru
ayat ini mengingatkan kepada suami agar tidak ceroboh dan
rakus. Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
)
(
Artinya:
. . . perbuatlah (terhadap istri) selain senggama (H.R. Muslim
dan at-Turmuzi dari Anas bin Malik - Hasan al-Hamsi,[t.th.]:74.
112
b. Azl
Azl adalah mencabut penis dari vagina ketika si suami
inzal (orgasmus dan mengeluarkan sperma) karena khawatir
akan
terjadi
kehamilan
bagi
istri.
Sebaiknya
jangan
Kalau
ingin
menghidari
kehamilan
dalam
azl.
Meskipun
larangan
itu
kurang
tegas.
()
Artinya:
Tidak ada setiap air mani itu (yang tumpah) tidak menjadi
anak. Apabila Allah menghendaki mencipta sesuatu tidak ada
yang mencegahnya - H.R. Muslim dari Abu Said al-hudri
(Muslim,I,[t.th.]:608).
Ketika ada pertanyaan - dan pertanyaan ini terjadi
berulang-ulang -
dan
tidak
menginginkan
kehamilan,
mereka
113
melakukan azl kemudian kekurangpuasan itu,
ia lalu
azl
dan
bertanggungjawab
supaya
atas
mereka
kaum
laki-laki
perbuatannya.Laki-laki
maupun
Artinya:
. . .mereka, wanita, adalah pakaianmu dan kamu, laki-laki,
adalah pakaian mereka (wanita). . . (Q.S. al-Baqarah/187).
Dalam ayat ini mengandung pengertian bahwa antara
suami dan istri adalah setara dan saling mengambil manfaat
atas pasangannya.
c. Transeksualisme
Transeksualisme termasuk gangguan identitas
jenis,
( )
Artinya:
Allah melaknati wanita yang menyerupai laki-laki dan laki-laki
yang menyerupai wanita (H.R. at-Turmuzi)
Bentuk
hanya
terbatas
pada
pakaian
yang
tidak
114
dapat ditoleransi dan tidak termasuk transeksualisme, tetapi
telah menjadi isyarat yang bisa saja mengarah kepada
transeksualisme beneran. Apabila wanita sudah berperilaku
dan berperasaan laki-laki (pakaian tentu bermodel laki-laki)
lalu berperasaan seksnya terhadap wanita (sejenis) termasuk
transeksualisme
Rasulullah
(Hawari,l997:383-384).
melarang
homoseksual
dan
Dengan
lesbian
tegas
dengan
( )
Artinya
Jangnlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki (lain)
janganlah wanita melihat aurat wanita (lain); janganlah lakilaki berada (bersetubuh) dengan laki-laki dalam satu selimut;
janganlah wanita berada (bersetubuh) dengan wanita dalam
satu selimut (H.R. at-Turmuzi,IV,[t.th.]: l96).
d. Selingkuh dan Hidup Bersama di Luar Nikah
Hidup bersama di luar nikah adalah hubungan antara
laki-laki dan perempuan dalam satu rumah tetapi tidak diikat
oleh perkawinan supaya masing-masing lebih merasa bebas
tidak ditekan satu sama lain, termasuk dalam hubungan
seksual. Seks hanya semata sebagai pancaran kebutuhan
biologis dan bebas dari ikatan agama (Hawari,l9997:223).
Kehidupan semacam ini dilarang keras dalam Islam karena
termasuk kategori zina, yaitu hubungan seksual laki-lakiperempuan di luar nikah. Nabi saw bersabda:
( )
Artinya:
Lesbi di antara wanita adalah zina mereka (H.R. Thabrani PP.4, 2003:228).
115
Zina adalah perbuatan keji menurut Islam. Demikian
Allah berfirman:
Artinya:
. . . Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk (Q.S. al-Isra/17:32).
Termasuk zina adalah selingkuh. Perselingkuhan adalah
hubungan seksual di luar nikah yang masing-masing pihak
atau salah satunya mempunyai pasangan hidup (suami atau
istri) yang sah menurut syariat Islam. Seorang istri memiliki
suami yang sah tetapi bersebadan dengan laki-laki lain
disebut zina muhshan. Pelaku zina muhshan dihukum dengan
dilempari batu hingga meninggal. Zina ghairu muhshan, yaitu
perzinaan antar bujang dihukum dengan dilempari batu 100
kali. Penghukum (eksekutor) tidak boleh merasa kasihan
terhadap pelaku zina. Demikian firman Allah:
Artinya:
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka
deralah tiap-tiap orang dari keduanya 100 kali dera, dan
janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada
Allah dan hari akhir, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang
beriman (Q.S. an-Nur/24:2).
Dengan demikian pelaku perbuatan seks menyimpang
berakibat amat menyakitkan atau bahkan mematikan, bukan
hanya mengganggu kesehatan.
e. Masturbasi
116
Kelihatannya
bersenang-senang
masturbasi
dengan
(al-istimta
menggunakan
bi
al-yad)
tangan)
atau
masturbasi.
Kelihatannya
tradisi
seksual
wala
taqrabu
az-zina.
Secara
umum
)
(
Artinya:
. . . jagalah auratmu kecuali kepada istrimu atau budak
wanitamu (H.R. at-Turmuzi dari kakek Bahaz bin Hakim - atTurmuzi,IV,[t.th.]:188).
Dalam hadis ini dijelaskan bahwa membuka aurat
diperbolehkan ketika melakukan jima terhadap istri atau
wanita lain yang halal dijima, yaitu budak wanita (amat). Di
luar itu tidak boleh kecuali ketika buang air. Mandi saja
sebaiknya tetap memakai kain penutup, kecuali di kamar
mandi yang tertutup.Di dalam persepian, tetap tidak boleh
membuka aurat karena Allah tetap mengetahui, demikian
117
juga malaikat yang bertugas mengikuti kita untuk merekan
semua aktifitas yang kita lakukan untuk diskor termasuk
kategori
perbuatan
yang
mengandung
pahala
atau
mengendalikan
emaginasi-emaginasi
seksual
( )
Artinya
Wahai para pemuda, barang siapa yang ingin menikah
sedang ia mampu, maka hendaklah ia menikah, karena
menikah itu dapat menjaga mata (untuk melihat wanita) dan
menjaga kesucian farji. Barang siapa yang belum mampu
menikah, maka hendaklah ia berpuasa karena dapat
mengurangi khayalan-khayalan tentang wanita (al-Hadis).
Memahami hadis di atas begitu jelas bahwa masturbasi
termasuk yang dilarang dalam agama. Ketidaktegasan sabda
Nabi tentang ini adalah terlalu suci bagi
Rasulullah untuk
Latihan-latihan
1. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara hukum alam dan
sunnatullah,
berilah
contohnya
masing-masing
berikut
118
2. Berilah
argumen
naqli
maupun
aqli
bahwa
menikah
itu
sunnatullah !
3. Bisakah
manusia
melawan
sunnatullah,
termasuk
dalam
baik
merasa
sudah
mampu
atau
belum
Pertanyaan:
a. Tulis kembali dan harakati secara benar !
b. Terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara baik dan
benar !
c. Jelaskan apa kandungan ayat itu dalam kaitannya dengan
kehidupan seksualitas ?
d. apa arti kata yang digarisbawahi ?
119
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur-anul-Karim
Abdu-llah, Ahmad fuad, al-Mujam al-Mufahras li Alfaz al-Quran alKarim. Indonesia: al-Maktabah Dahlan, [pt.th.].
Cawthorne, Nigel, Rahasia kehidupan Seks para Paus (trans) Hilmi
Mustafa & Sigit P. Yogyakarta: Alas, 2007.
Al-Hamsi, Muhammad Husain, Quran Karim: tafsir wa Bayanu maa
Asbab an-Nuzul li as-Sayuti. Bairut: Dar ar-Risalah, [t.th.].
Ibrahim, Majdi as-Sayyid, 50 Wasiat Rasulullah saw Bagi Wanita
(trans.) Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka Alkautsar, l994.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PN.Balai Pustaka, l990
Rasjid, Soeleman, Fiqh Islam, Jakarta: Attahiriyah, l981.
Tim PP. Muhammadiyah , Tanya Jawab 4 dan 5. Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2003.
An-Nawawi, Muhiyyi ad-Din Abi Zakaria bin Syaraf. Riyad ashShalihin. Surabaya: Syirkah wa Mathbaah Ahmad bin Said
bin Nabhan, [t.th.].
Shahih Muslim. Indonesia: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyyah, [t,th.].
at-Turmuzi, Abi Isa Muhammad bin Isa bin Saurah, Sunan at-Turmuzi
wa Huwa al-Jami as as-Shahih, Semarang: Toha Putra,
[t.th.].