Anda di halaman 1dari 23

10/01/15

amara

Di Indonesia terdapat berbagai rangkaian


batuan beku.
Hubungan satu dengan yang lainnya dapat
dicermati.
Tahap pra orogen berupa pembentukan
suatu cekungan geosinklin di selama
Palaesoikum.
Proses ini termasuk yang terjadi di Timor
oleh erupsi traki basal dari seri Lautan
Atlantik (De Roever, 1940).
10/01/15

amara

Tahapan ini diikuti oleh suatu evolusi


orogen di dalam geosinklin selama
Mesosoikum, Tersier dan Kwarter sebagai
proses pembentukan jalur geantiklin dan
cekungan geosinklin.

Secara bertahap jalur orogen ini


menyebar keluar pusat cekungan
geosinklin.

10/01/15

amara

Foredeep melengkung atas ke dalam


suatu geantiklin dan bergeser keluar lebih
jauh.

Selanjutnya pada dasar cekungan orogen,


ofiolit basa sampai ultrabasa mengalami
ekstrusi dan intrusi dari asosiasi ofiolit
radiolaria dan intrusi peridotit dan
serpentinit.
10/01/15

amara

Selama proses pembentukan geantiklin


batuan ofiolit bercampur dengan naiknya
migmatit sehingga dasar tubuh batolit
granit terjadi.

Biasanya terdapat tiga atau lebih gerakan


pengangkatan pada setiap jalur orogen.

10/01/15

amara

Pengangkatan pertama masih bukan


batuan volkanik, pengangkatan kedua
proses erupsi lava basa, menengah
maupun asam, dari seri lava Pasifik, dan
langkah ketiga vulkanik padam.

Masing-masing pengangkatan diikuti oleh


intrusi batuan plutonik berkomposisi
menegah dan asam.

10/01/15

amara

Tahap lanjut dari evolusi jalur orogen ini


adalah hadirnya erupsi batuan tipe
Mediteran.

Akhirnya tahap akhir orogen sebagai


tahap pembentukan kontinen terbetuk.

Dataran Sunda telah dikonsolidasikan


oleh tahap diastrofisme Mesosoikum Tua,
sedang proses pembentukan pegunungan
berlanjut bergeser ke keluar membentuk
orogen jalur Sunda saat ini.
10/01/15

amara

Pusat Datara Sunda sekarang membentuk


baselevel sebagai suatu peneplain khas. Pada
akhir Kwarter di sepanjang tepi blok yang
terkonsolidasi ini terjadi aliran lava basal olivine.

Cakupan batuan beku begitu luas dan sangat


berkaitan dengan evolusi kerak bumi.

InI memberi kesan bahwa peristiwa yang


berkaitan dengan proses yang terjadi pada
pembentukan batuan beku merupakan hal
penting dalam proses pembentukan
pegunungan
10/01/15

amara

. Pertanyaan selanjutnya, dengan demikian,


sebenarnya adalah, dalam hal ini mana magma
juvenile dan mana magma induk? Kelihatannya
hanya erupsi awal basal trakitik yang dapat
diperlakukan seperti itu.

Pra kondisi kerak bumi berkomposisi sialik


berumur Perm harus diikuti oleh kekar dan
patahan utama agar magma di bawah
permukaan dapat hadir ke permukaan.

Steinmann, Kossmat, dkk mempertimbangkan


ophiolites berasal dari magma juvenil.
10/01/15

amara

Tetapi peridotites, di Sulawesi Timur


mengalir ke permukaan dengan tenang
dan menggantikan seluruh komplek
batuan dasar yang kristalin.

Dia tidak diproduksi oleh diferensiasi


kristalisasi dari intrusi basal yang sangat
besar, sebab mereka secara langsung
ditimpali oleh endapan bawah laut
berumur Kapur yang berumur sama
dengan intrusi tersebut.
10/01/15

amara

10

Di Seram Barat, Manipa dan Kellang


bagian intrusi tersingkap. Situasi yang
sama ditemukan di Kawasan Meratus,
ketika tubuh peridotit secara berturutturut diintrusi dan digantikan (replace)
oleh gabro, diorit, diorit kuarsa dan granit
plagioklas.

Situasi ini justru kebalikan dari apa yang


seharusnya terjadi pada kasus
diferensiasi kristalisasi dan fragsinasi.
10/01/15

amara

11

Batuan menjadi lebih asam dengan terus


bertambahnya kedalaman.
Anomali isostatik negatif di Sulawesi Timur
dan Seram menunjukkan bahwa peridotit
menandakan adanya masa peridotit yang
sekarang mendasari kaki pegunungan granit.

Situasi ini mendorong ke arah pemikiran


bahwa pada seri batuan basa sampai ultrabasa
dari geosinklin berukuran sangat besar, bagian
permukaannya merupakan akumulasi magma
asam (granit).
10/01/15

amara

12

Ini merupakan hasil berbagai proses


evolusi kimia di bagian permukaan kerak
bumi.

Proses hypo-differentiation tersebut


merupakan hasil gangguan keseimbangan
lapisan tengah basal tectonosphere
karena penurunan cekungan.

10/01/15

amara

13

Penurunan cekungan menyebabkan


terjadinya pembebasan tekanan akibat
relief, sekaligus terjadi peningkatan
gradien geotermal di lapisan dasar dan
menengah.

Dengan proses hypo-differentiation


tersebut, dalam waktu berjuta-juta tahun,
kerak basal akan terbagi-bagi menjadi
batuan ultrabasa (anti root) dan granit
(mountain-root).
10/01/15

amara

14

Mengenai gunungapi strato dapat dipahami


sebagai konsentrasi saluran-saluran dari
peningkatan pancaran dalam jumlah yang
besar dari bagian magma yang mudah
menguap.

Gunungapi itu merupakan cerobong di atas


intrusi batolit. Kita tidak bisa bayangkan
pernah magma juvenil bisa naik menerobos
astenolit dan membuat zona migmatit selama
tahapan evolusi geantiklin dari suatu jalur
orogen.
10/01/15

amara

15

Kedalaman intrusi dari batolit granodiorit


Tersier Tengah pasti tidak lebih dari 2 km,
dan granodiorit Tersier Akhir di Wetar dan
Lirang mungkin lebih tinggi.

Pada kasus erupsi paroksismal Kwarter


Ranau dan Toba di Sumatra, bagian
puncak intrusi granit diledakkan.

10/01/15

amara

16

Oleh karena itu magma palingenic Pacific


mungkin dibentuk dekat di bawah
permukaan. Intrusi dangkal ini
berasimilasi dengan batugamping Tersier,
sehingga menyebabkan menyimpang dari
kebiasaan (menghasilkan produk letusan
Mediteran.

10/01/15

amara

17

Akhirnya, setelah konsolidasi dari


kerangka batuan beku jalur orogen ini,
kekar utama memotong kerak bumi
sampai ke lapisan magma.
Erupsi efusif basal olivine dari Daratan
Sunda lekat menyerupai batuan basal
dari jalur orogen.
Mereka dicemari oleh material kerak.
Oleh karena itu magma induk riil mungkin
lebih banyak trakit basal.
10/01/15

amara

18

Ringkasan ini memberi kesimpulan utama


dari diskusi di depan.

Kita adalah sungguh sadar akan fakta


bahwa sebagian dari aktivitas batuan
beku berbeda dari konsep petrologi
klasik.

10/01/15

amara

19

Tetapi kita sudah mencoba untuk


mempertimbangkan dan menghubungkan
dengan gejala geofisika dan geologi yang
mengikuti evolusi batuan beku ini, untuk
memberi suatu sintesis berdasarkan fakta
mengenai gambaran umum tentang
evolusi orogen.

Sintesis ini berdasar pada teori geosinklin


dari Hall dan Dana.

10/01/15

amara

20

Baru-baru ini Knoff (1948) telah memberi


suatu tambahan ringkasan teori ini.

Doktrin geosinklin adalah suatu prinsip


dasar dalam ilmu pengetahuan geologi,
dan sangat bernilai untuk penafsiran
evolusi orogen di Indonesia.

10/01/15

amara

21

Di kepulauan ini ditemukan banyak


contoh perubahan bentuk jalur geosinklin
ke dalam rantai pegunungan.

Sehingga dapat melacak evolusi ke


samping daerah ini dari jalur orogen lebih
tua ke dalam yang lebih muda, serta
hubungan antara jalur orogen dan
aktivitas batuan beku, isostasi, dan
seismisitas.

10/01/15

amara

22

sejarah yang berhubungan geologi, baik


permukaan bumi maupun planet kita ini
secara keseluruhan, tidak cukup
memberikan informasi tanpa
mempertimbangkan evolusi geokimia.

10/01/15

amara

23

Anda mungkin juga menyukai