Ptategang Soca Jibril

BETON PRATEGANG
DESIGN AND MANUFACTURING REFERENCE

Design
SNI 03-1725-1989
BMS 7 - 1992
AASHTO - 2002
ACI 318 - 2002
SNI 03-2847-2002
Recommendation for Design Loading of Highwa

Bridge Design Code
Standard Sepecification for Highway Bridges
Building Code Requirements for Structural Con
Indonesian Concrete Code
Manufacturing
WIKA BETON-09-IK-005
Girder Manufacturing Work Instruction
PC I GIRDER Shape and Dimension

B
B
B1
h1
h6
h5
h5
h4
h4
H 1500 mm
H 1700 mm
END SECTION
Notation
Unit
h1
h2
h3
h4
h5
h6
A
B
B1
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
90
75
75
100
125
62.5
170
350
-
125
75
75
100
125
62.5
170
350
-
H(cm)
160
170
125
200
75
120
100
250
225
250
21
50
40
180
200
550
800
600
210
200
120
250
250
50
40
200
800
600
230
200
120
250
250
50
40
200
800
600
ASDAM TAMBUSAY D11108292
BETON PRATEGANG
mm
650
650
650
700
700
700
PC I GIRDER Classification
Span
(m)
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Beam Spacing (cm)

A-Class (Cube :800 Kg/cm2)
H-90
185
140
140
140
H-125
230
230
230
230
230
230
230
230
185
185
140
140
140
H-160
230
230
230
230
230
230
230
230
230
230
230
185
185
185
140
140
140
140
140
140
H-170
230
230
230
185
185
140
140
140
140
140
H-210
230
230
230
230
230
230
230
185
185
185
185
185
140
140
140
H-230
230
230
230
185
185
185
185
140
Span
(m)
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
BETON PRATEGANG
tion for Design Loading of Highway Bridges
ecification for Highway Bridges

Requirements for Structural Concrete
acturing Work Instruction
h1
h2
h1
h2
h3
h3
h4
C
h4
C
H 1500 mm
H 1700 mm
MIDLLE SECTION
BETON PRATEGANG
Span
(m)
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Beam Spacing (cm)

B-Class (Cube :500 Kg/cm2)
H-90
185
140
140
H-125
230
230
230
230
185
185
140
140
140
H-160
230
230
230
230
230
230
230
185
185
185
140
140
140
140
H-170
230
230
230
230
230
185
185
185
140
140
140
140
140
H-210
230
230
230
230
230
185
185
185
185
140
140
140
140
140
H-230
230
230
230
185
185
185
185
140
140
140
140
140
BETON PRATEGANG
PENENTUAN JARAK ANTAR GIRDER DAN JUMLAH GIRDER YANG DIPAKAI

Berdasarkan PC Girder Shape And Dimension Dari WIKA, untuk:
Span
36.00 m
maka digunakan;
Beam Spacing Max
230
cm
High of Girder
210
cm
500
cm , Jumlah spans yang digunakan adalah;
*) Data Girder Terlampir

untuk lebar jembatan
m
m
n
B+a
Dimana;
500
(
80
= 2.6129
230
m =
Jumlah Spans
Jumlah Gider
Lebar Jembatan (tanpa trotoar)
Lebar Girder
Jarak antar girder
= m+1
=
3 +
4 Buah
Perhitungan Jarak antara Girder yang dipakai;

a
L - (B x m)
m
500
240
3
86.666667 cm
Jadi, jarak antar girder yang digunakan adalah
166.67 cm
1.6667 m
BETON PRATEGANG
NG DIPAKAI
BETON PRATEGANG
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

A. DATA SLAB LANTAI JEMBATAN
Tebal slab lantai jembatan (ts)
0.20
Tebal lapisan aspal + overlay (ta)
0.07
Tebal genangan air hujan (th)
0.05
Jarak antara balok prategang (s)
1.67
Lebar jalur lalu-lintas (b1)
7.50
Lebar trotoar (b2)
1.50
Lebar total jembatan (B)
10.50
Panjang bentang jembatan (L)
39.00
B. BAHAN STRUKTUR
Mutu beton :
Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K / 10 =
Modulus elastiK, Ec = 4700 * fc' =
Angka poisson =
Modulus geser, G = Ec / [2*(1 + u)] =
Koefisien muai panjang untuk beton, =
K - 350
29.05
MPa
25332.08
MPa
0.20
10555.04
0.00001
Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan > 12 mm : BJ - 39
Tegangan leleh baja, fy =BJ*10 =
390.00
Untuk baja tulangan dengan 12 mm : U -
30.00
Tegangan leleh baja, fy = BJ*10 =
300.00
MPa
SOCA SETIAWAN/MUH.JIBRIL
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Jenis Bahan
kN/m3
Berat beton bertulang, wc
24.00
Berat beton tidak bertulang, w'c
22.00
Berat aspal, wa
22.00
Berat jenis air, ww
10.00
Berat baja, ws
78.50
I. ANALISIS BEBAN SLAB LANTAI JEMBATAN

1. BERAT SENDIRI (MS)
Faktor beban ultimit (KMS)
1.30
Ditinjau slab lantai jembatan selebar,

Tebal slab lantai jembatan,
b=
1.00
h = ts =
0.20
wc =
24.00
kN/m3
4.80
kN/m3
Berat beton bertulang

Berat sendiri QMS = b * h * ws =
2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)
Faktor beban ultimit (KMA)
2.00
JENIS
TEBAL (m)
BERAT
(kN/m3)
BEBAN
kN/m
Lapisan aspal + overlay
0.07
22.00
1.54
Air hujan
0.05
10.00
0.50
2.04
3. BEBAN TRUK "T" (TT)

Faktor beban ultimit (KTT)
2.00
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang besarnya :
T=
100.00
kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil

Beban Truk "T" :
PTT = ( 1 + DLA ) * T =
DLA =
130.00
0.30
kN
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
4. BEBAN ANGIN (EW)

Faktor beban ultimit (KEW )
1.20
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat
angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2
(kN/m)
Dimana :
Cw = koefisien seret
1.25
Vw = Kecepatan angin rencana
30.00
m/det
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2
1.35
kN/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan.
h=
2.00
Jarak antara roda kendaraan
x=
1.75
PEW =
0.77
Transfer beban angin ke lantai jembatan,

PEW = [ 1/2*h / x * TEW ],
5. PENGARUH TEMPERATUR (ET)
Faktor beban ultimit (KET)
1.20
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh
temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih antara temperatur
maksimum dan temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Temperatur maksimum rata-rata
Tmax =
40.00
Temperatur minimum rata-rata
Tmin =
15.00
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
= ( Tmax - Tmin )/2
Perbedaan temperatur pada slab,
T =
12.5
Koefisien muai panjang untuk beton,
0.00001
/ oC
Modulus elastis beton,
Ec =
25332084
kPa
6. MOMEN PADA SLAB LANTAI JEMBATAN

Formasi pembebanan slab untuk mendapatkan momen maksimum pada bentang menerus dilakukan
seperti pada gambar di bawah ini.
Momen maksimum pd slab dihitung berdasarkan metode one way slab dengan beban sebagai berikut :
QMS
QMA
PTT
PEW
T
Koefisien momen lapangan dan momen tumpuan untuk bentang menerus dengan beban merata, terpusat
dan perbedaan temperatur adalah sebagai berikut :
k = koefisien momen
s=
1.67
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Untuk beban merata Q :
M = k * Q * s2
Untuk beban terpusat P :
M=k*P*s
Untuk beban temperatur, T :
M = k * * T * Ec * s3
Momen akibat berat sendiri (MS) :

Momen tumpuan (MMS)
lapangan (MMS)
Momen
0.0833
* QMS * s2
0.0417
* QMS * s
0.1041
* QMA * s2
0.0540
* QMA * s2
0.1562
* PTT * s
0.1407
* PTT * s
0.1562
* PEW * s
0.1407
* PEW * s
Momen akibat beban mati tambahan (MA) :

Momen tumpuan (MMA)
lapangan (MMA)
Momen
Momen akibat beban truck (TT) :

Momen tumpuan (MTT)
lapangan (MTT)
Momen
Momen akibat beban angin (EW) :

Momen tumpuan (MEW)
lapangan (MEW)
Momen
Momen akibat temperatur (ET) :

Momen tumpuan (MET)
lapangan (MET)
Momen
5.62E-07
* * T* Ec * s3
2.81E-06
* * T* Ec * s3
Faktor
Beban
Daya Layan
Keadaan
Ultimit
Berat sendiri
KMS
1.0
1.3
1.111
Beban mati tambahan
KMA
1.0
2.0
0.590
Beban truk "T"
KTT
1.0
2.0
33.843
Beban angin
KEW
1.0
1.2
0.201
Pengaruh temperatur
KET
1.0
1.2
0.001
Faktor
Beban
M Tumpuan
(kNm)
M Lapangan
(kNm)
Mu Tumpuan
(kNm)
Berat sendiri
1.3
1.111
0.556
1.444
Beban mati tambahan
2.0
0.590
0.306
1.180
Beban truk "T"
2.0
33.843
30.485
67.687
6.1 MOMEN SLAB

Jenis Beban
M Tumpuan
(kNm)
6.2 KOMBINASI - 1
Jenis Beban
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Beban angin
1.2
0.201
0.181
0.241
Pengaruh temperatur
1.2
0.001
0.003
0.001
70.552
6.3 KOMBINASI - 2
Faktor
Beban
Jenis Beban
M Tumpuan
(kNm)
M Lapangan
(kNm)
Mu Tumpuan
(kNm)
Berat sendiri
1.3
1.111
0.556
1.444
Beban mati tambahan
2.0
0.590
0.306
1.180
Beban truk "T"
2.0
33.843
30.485
67.687
Beban angin
1.2
0.201
0.181
0.241
Pengaruh temperatur
1.2
0.001
0.003
0.001
70.552
7. PEMBESIAN SLAB
7.1 TULANGAN LENTUR NEGATIF
Momen Rencana Tumpuan, Mu
Mutu beton :
K-
300
Kuat tekan beton, fc'
Mutu baja
U-
39
Teg. leleh baja, fy
kNm
70.552
Tebal slab beton, h

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = h - d
Modulus elastis baja, Es
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, 1
29.05
MPa
390
MPa
200
mm
20
mm
200,000
MPa
0.85
b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) =
0.032616
Rmax = 0.75 *b * fy * [1 *0.75* b * fy /( 0.85 * fc )
7.697275
Faktor reduksi kekuatan lentur,
0.80
Momen rencana ultimit, Mu

Tebal efektif slab beton, d = 0.9 * h
Ditinjau slab beton selebar 1 m, b
Momen nominal rencana, Mn = Mu /
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 )
70.552
kNm
180
mm
1,000
mm
88.190
kNm
2.721918154
OK
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Rasio tulangan yang diperlukan :
= 0.85 * fc / fy * [ 1 - * [1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) ]
0.007413278
Rasio tulangan minimum, min = 25%*( 1.4 / fy )
0.000897436
Rasio tulangan yang digunakan,
0.007413278
Luas tulangan yang diperlukan, AsPerlu = b * d
1334.389981
Diameter tulangan yang digunakan,
mm2
D 14
Jarak tulangan yang diperlukan, s = / 4 * D * b / As

s
Digunakan tulangan
2
AsAda = / 4 * D * b / s =
2
mm
115.409
D 14 - 100
mm2
1540
Tulangan bagi / susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok.

As'Perlu = 50% * As =
mm2
667.19
Diameter tulangan yang digunakan, D
12
mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = / 4 * D * b / As =
169.5798961
Digunakan tulangan
mm
D 12 - 150
As'Ada = / 4 * D2 * b / s =
mm2
754.286
7.2 TULANGAN LENTUR POSITIF

Momen Rencana Tumpuan, Mu
Mutu beton :
K-
300
Mutu baja
U-
39
Teg. leleh baja, fy
kNm
62.526
Tebal slab beton, h

29.05
MPa
390
MPa
200
mm
20
mm
200,000
MPa
0.85
b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) =
0.032616
Rmax = 0.75 *b * fy * [1 *0.75* b * fy /( 0.85 * fc )
7.697275
0.80

Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d )
6
62.526
kNm
180
mm
1,000
mm
78.157
kNm
2.412262138
OK

= 0.85 * fc / fy * [ 1 - * [1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) ]
0.0065211125
0.000897436
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
0.0065211125
Luas tulangan yang diperlukan, As = b * d
1173.800243
mm2
D 14
Jarak tulangan yang diperlukan, s = / 4 * D2 * b / As

s
Digunakan tulangan
AsAda = / 4 * D2 * b / s =
mm
131.198
D 14 - 100
mm2
1540

mm2
586.90
12
mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = / 4 * D * b / As =
192.7804289
Digunakan tulangan
mm
D 12 - 150
As'Ada = / 4 * D2 * b / s =
754.286
mm2
8. KONTROL LENDUTAN SLAB

Mutu beton :
K-
300
Mutu baja
U-
39
Kuat tekan beton,

fc =
Tegangan leleh baja,
fy =
Modulus elastis beton, Ec = 4700* fc'
29.1
MPa
390
MPa
25332.084399
MPa
200000
MPa
Tebal slab, h
200
mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d'
20
mm
Tebal efektif slab, d = h - d'
180
mm
Luas tulangan slab, As
1,540
mm2
Panjang bentang slab, Lx = 1.80 m
1,800
mm
Ditinjau slab selebar, b = 1.00 m
1,000
mm
130.000
kN
6.840
kN/m
7.500
mm
666666666.67
mm4
Modulus keruntuhan lentur beton, fr = 0.7 * fc'
3.772864
MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec
7.90
Beban terpusat, P = TTT

Beban merata, Q = QMS + QMA
Lendutan total yg terjadi ( tot ) < Lx / 240
Inersia brutto penampang plat, Ig = 1/12*b*h
n * As
12158.494151
mm2
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton,

c = n * As / b =
12.16
mm
Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sebagai berikut :

Icr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 =
343113281.4
mm4
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
yt = h / 2 =
Momen retak : Mcr = fr * Ig / yt
100
mm
12945196.22
Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :

Ma = 1/8 * Q * Lx2 + 1/4 * P *Lx =
2828700
kNm
2.8287E+012
Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,

Ie = ( Mcr / Ma )3 * Ig + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] * Icr =
343113281.4
mm4
1.924801696
mm
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :

e = 5/384*Q*Lx4 / ( Ec*Ie ) +1/48*P*Lx3 / ( Ec*Ie ) =
Rasio tulangan slab lantai jembatan :
= As / ( b * d ) = 0.008555556
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
=
2.0
= / ( 1 + 50* ) = 1.40077821
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
g = * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie ) =
0.1506766042
mm
Lx / 240 =
7.5
Lendutan total pada plat lantai jembatan :

tot = e + g = 2.075478301
mm
mm
OK
9. KONTROL TEGANGAN GESER PONS
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Mutu Beton : K - 300
Kuat tekan beton, fc' =

fv = 0.3 * fc' =
Kuat geser pons yang disyaratkan,
Faktor reduksi kekuatan geser,

Beban roda truk pada slab, PTT
130000.0
29.1
MPa
1.6
MPa
0.6
N
h=
200.0
mm
a=
300.0
mm
ta =
70.0
mm
u = a + 2 * ta + h =
640.0
mm
v = b + 2 * ta + h =
840.0
mm
b=
Luas bidang geser : Av = 2 * ( u + v ) * d
532800
mm2
Gaya geser pons nominal, Pn = Av * fv
861506.4618
* Pn
516903.8771
Faktor beban ultimit, KTT
2.00
Beban ultimit roda truk pada slab, Pu = KTT * PTT
260000
SKETSA PEMBESIAN SLAB LANTAI JEMBATAN
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
II. PERHITUNGAN SLAB TROTOAR

1. BERAT SENDIRI TROTOAR
Jarak antara tiang railing :
L=
2.0
Berat beton bertulang :

wc =
Berat sendiri Trotoar untuk panjang
L=
2.0
24.0
b
(m)
h
(m)
Shape
L (m)
Berat
(kN)
1.10
0.30
2.00
15.840
0.15
0.30
0.5
2.00
1.080
1.08
0.07
0.5
2.00
1.814
0.20
0.40
0.5
2.00
1.920
0.11
0.40
2.00
2.112
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
0.10
0.40
0.5
2.00
0.960
0.21
0.25
0.5
0.15
0.095
0.15
0.25
0.5
0.15
0.068
0.15
0.55
0.15
0.297
1.40
0.20
2.00
13.440
0.63
2.52
SGP 3" dengan berat/m =
PMS
40.145
20.073
2. BEBAN HIDUP PEDESTRIAN
Beban hidup pada pedestrian per meter lebar tegak lurus bidang gambar :
Gaya
(kN)
Lengan
(m)
Momen
(kNm)
Beban horisontal pada railing (H1)
0.75
1.200
0.900
Beban horisontal pada kerb (H2)
1.50
0.400
0.600
Beban vertikal terpusat (P)
20.00
0.750
15.000
Beban vertikal merata = q * b2
7.20
0.750
5.400
Jenis Beban
MTP =
21.900
3. MOMEN ULTIMIT RENCANA SLAB TROTOAR

Faktor beban ultimit untuk berat sendiri pedestrian
KMS =
1.3
Faktor beban ultimit untuk beban hidup pedestrian
KTP =
2.0
Momen akibat berat sendiri pedestrian :
MMS =
15.9
Momen akibat beban hidup pedestrian :
MTP =
21.9
Mu = KMS * MMS + KTP * MTP =
64.5
Momen ultimit rencana slab trotoar :

4. PEMBESIAN SLAB TROTOAR
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Mutu beton :
K-
300
29.05
MPa
Mutu baja
U-
39
Teg. leleh baja, fy
390
MPa
Tebal slab beton, h
200
mm
20
mm
200,000
MPa

0.85
b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) =
0.032616
Rmax = 0.75 *b * fy * [1 *0.75* b * fy /( 0.85 * fc )
7.697275
0.80
Faktor reduksi kekuatan GESER,
0.60
64.498
kNm
180
mm
1,000
mm
80.623
kNm

6
2.488357908
OK

= 0.85 * fc / fy * [ 1 - * [1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) ]
0.006739052
0.000897436
0.006739052
Luas tulangan yang diperlukan, AsPerlu = b * d
1213.029332
mm2
D 13
Jarak tulangan yang diperlukan, s = / 4 * D * b / As

s
Digunakan tulangan
2
109.466
mm
D 14 - 100
AsAda = / 4 * D2 * b / s = 1327.857143
mm2

mm2
606.51
12
mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = / 4 * D2 * b / As =

Digunakan tulangan
As'Ada = / 4 * D2 * b / s =
186.5459543
mm
D 12 - 150
754.286
mm2
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
III. PERHITUNGAN TIANG RAILING

1. BEBAN TIANG RAILING
Jarak antara tiang railing,
Beban horisontal pada railing.
Gaya horisontal pada tiang railing,
L=
H1 =
2
0.750
HTP = H1 * L =
1.5
y=
0.8
MTP = HTP * y =
1.2
KTP =
2.0
Momen ultimit rencana,
Mu = KTP * MTP =
2.4
Gaya geser ultimit rencana,
Vu = KTP * HTP =
3.0
Lengan terhadap sisi bawah tiang railing,

Momen pada pada tiang railing,
Faktor beban ultimit :
2. PEMBESIAN TIANG RAILING
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Mutu beton :
K-
300
29.05
MPa
Mutu baja
U-
39
Teg. leleh baja, fy
300
MPa
Tebal tiang railing, h
150
mm
15
mm
200,000
MPa

0.85
b = 1* 0.85 * fc/ fy * 600 / ( 600 + fy ) =
0.046641
Rmax = 0.75 *b * fy * [1 *0.75* b * fy /( 0.85 * fc )
8.264271
0.80
Faktor reduksi kekuatan GESER,
0.60
2.400
kNm
Tebal efektif tiang railing, d = 0.9 * h
135
mm
Lebar tiang railing, b
150
mm
3.000
kNm

6
1.09739369
OK

= 0.85 * fc / fy * [ 1 - * [1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ) ]
0.00374309
Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy
0.009333333
0.00374309
Luas tulangan yang diperlukan, AsAda = b * d
75.79757613
mm2
D 14
Jumlah tulangan yang diperlukan,
n = As / ( 1 / 4 * D2 ) =
Digunakan tulangan,
1.55
14
3. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Vu
3.00
kN
Gaya geser ultimit rencana, Vu
3,000
Vc = ( fc') / 6 * b * d
18,191
1/2 * * Vc
5,457
Vu > 1/2 * * Vc
Geser)
(Memerlukan Tulangan
Vs = Vu - Vc
7,914
Vs
13,191
Digunakan sengkang berpenampang
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Luas tulangan geser sengkang,
Av = / 4 * 2 * 2 =
56.6
mm2
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :

S = Av * fy * d / Vs = 173.695219
Digunakan sengkang,
6 - 150 mm
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
kN/m
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
(PPJT-1992,Tabel 5)
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
4.800
kN/m
2.040
kN/m
130.000
kN
0.771
kN
12.5
erata, terpusat
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
1.111
kNm
0.556
kNm
0.590
kNm
0.306
kNm
33.843
kNm
30.485
kNm
0.201
kNm
0.181
kNm
0.001
kNm
0.003
kNm
M Lapangan
(kNm)
0.556
0.306
30.485
0.181
0.003
Mu Lapangan
(kNm)
0.723
0.612
60.970
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
0.217
0.004
62.526
Mu Lapangan
(kNm)
0.723
0.612
60.970
0.217
0.004
62.526
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
mm
500.0
OK
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
m
kN/m3
Lengan
(m)
Momen
(kNm)
0.550
8.712
1.150
1.242
0.860
1.560
1.233
2.368
1.355
2.862
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
1.433
1.376
1.405
0.133
1.450
0.098
1.450
0.431
0.700
9.408
1.450
3.654
MMS =
31.843
15.922
kNm
kNm
kNm
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
PERHITUNGAN BALOK PRATEGANG ( PCI - GIRDER)
Uraian
Notasi
Dimensi
Panjang balok prategang
39.00
Jarak antara balok prategang
1.67
Tebal plat lantai jembatan
ho
0.20
Tebal lapisan aspal + overlay
ha
0.07
Tinggi genangan air hujan
th
0.05
Kode
Lebar
(m)
Kode
b1
0.64
h1
b2
0.80
h2
b3
0.30
h3
b4
0.20
h4
b5
0.25
h5
b6
0.70
h6
Jenis Bahan
Berat
(kN/m3)
Beton prategang, wc
25.50
Beton bertulang, wc'
24.00
Beton, wc"
22.00
Aspal, waspal
22.00
Air hujan, wair
10.00
DIMENSI BALOK PRESTRESS
h
Keliling penampang balok yang berhubungan
dengan udara luar,
K=
5.426
m
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
A. BETON
Mutu beton :
K - 500
41.50
30277.63
Angka poisson =
0.15
Modulus geser, G = Ec / [2*(1 + u)] =
13164.19
Koefisien muai panjang untuk beton, =
0.00001
fci' = 0.80 * fc' =
Kuat tekan beton pada keadaan awal (saat transfer),

Tegangan ijin beton saat penarikan :
Tegangan ijin tekan,
0.60 * fci' =
0.50 * fci' =
Tegangan ijin tarik,

Tegangan ijin beton pada keadaan akhir :
Tegangan ijin tekan,
0.45 * fc' =
0.50 * fc' =
Tegangan ijin tarik,

Mutu beton lantai jembatan
K - 300
24.90
23452.95
B . BAJA PRATEGANG
DATA STRANDS CABLE - STANDAR VSL
Jenis strands
Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416

grade 270
Tegangan leleh strand, fpy
1,580
MPa
Kuat tarik strand, fpu
1,860
MPa
Diameter nominal strands
12.7
mm (1/2")
Luas tampang nominal satu strands, Ast
98.7
mm2
187.32
kN (100%
UTS)
Jumlah kawat untaian (strands cable)
20
tendon
Diameter selubung ideal
84
mm
Luas tampang strands
1,974.0
mm2
Beban putus satu tendon, Pb1
3,750.0
kN (100%
UTS)
Modulus elastis strands, Es
193,000
MPa
Beban putus minimal satu strands, Pbs
Tipe dongkrak
VSL 19
C. BAJA TULANGAN
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Untuk baja tulangan deform D > 12 mm
BJ - 32
Untuk baja tulangan polos 12 mm
BJ - 24
Kuat leleh baja,
fy =BJ*10 =
320
MPa
Kuat leleh baja,
fy = BJ*10 =
240
MPa
1. PENENTUAN LEBAR EFEKTIF PLAT LANTAI
Lebar efektif plat (Be) diambil

nilai terkecil dari
L/4 =
s=
12 * ho =
Be =
1.67
( Lebar efektif plat lantai )
fc'(plat) = 0.83 * K (plat) =
24.90
( Kuat tekan beton plat )
fc'(balok) = 0.83 * K (balok) =
41.50
( Kuat tekan beton balok )
Eplat = 4700 fc' (plat) =
23452.95
( Modulus elastisitas plat beton )
Ebalok = 0.043 *(wc)1.5 * fc' (balok) = 35669.9725057716 ( Modulus elastisitas balok beton prategang )
n = Eplat / Ebalok =
Beff = n * Be =
0.6574984857
1.096
( Nilai perbandingan modulus elastisitas )
( Lebar pengganti beton plat lantai jembatan )
Untuk menghindari hambatan dan kesulitan pada saat pengangkutan, balok prategang dibuat dalam
bentuk segmental, dengan berat per-segmen maksimum 80 kN sehingga dapat diangkut dengan truk
kapasitas 80 kN, kemudian segmen-segmen balok tersebut disambung di lokasi jembatan.
2. SECTION PROPERTIES BALOK PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
DIMENSI
Luas Tampang A
( m2)
Jarak
terhadap alas
y
(m)
Statis Momen A * y
( m3)
Lebar
b
(m)
Tinggi
h
(m)
0.64
0.07
0.04480
2.07
0.09251
0.80
0.13
0.10400
1.97
0.20436
0.30
0.12
0.01800
1.86
0.03348
0.20
1.65
0.33000
1.08
0.35475
0.25
0.25
0.03125
0.33
0.01041
0.70
0.25
0.17500
0.13
0.02188
0.75230
0.76129
Tinggi total balok prategang : h

Luas penampang balok prategang : A
Letak titik berat : yb = A*y / A
ho =
0.20
Beff =
1.67
ya = h - yb =
1.088
2.10
0.75230
m2
1.012
Ib = A * y2 + Io =
1.18438
m4
Momen inersia terhadap alas balok
Ix = Ib - A * yb2
0.41400
m4
Momen inersia terhadap titik berat balok
Wa = Ix / ya =
0.38049
m3
Tahanan momen sisi atas
Wb = Ix / yb =
0.40911
m3
Tahanan momen sisi bawah
3. SECTION PROPERTIES BALOK COMPOSIT (BALOK PRATEGANG + PLAT)
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
DIMENSI
Luas Tampang Ac
( m2)
Jarak
Statis Momen Ac * yc
terhadap alas
( m3)
yc
(m)
Lebar
b
(m)
Tinggi
h
(m)
1.096
0.20
0.2191661619
2.2
0.4821655561
0.64
0.07
0.04480
2.07
0.09251
0.80
0.13
0.10400
1.97
0.20436
0.30
0.12
0.01800
1.86
0.03348
0.20
1.65
0.33000
1.08
0.35475
0.25
0.25
0.03125
0.33
0.01041
0.70
0.25
0.17500
0.13
0.02188
0.97147
1.24345
Tinggi total balok composit : hc
2.30
Luas penampang balok prategang : Ac
0.97147
m2
Letak titik berat : ybc = Ac*y / Ac
1.280
Letak titik berat : yac = hc - ybc
1.020
Ibc = Ac * y2 + Ico
2.24587
m4
Momen inersia alas balok
Ixc = Ibc - Ac * ybc2 =
0.65429
m4
Momen inesia t.b. balok compos
Wac = Ixc / yac =
0.64144
m3
Tahanan momen sisi atas plat
W'ac = Ixc / (yac - ho) =
0.79788
m3
Tahanan momen sisi atas balok
Wbc = Ixc / ybc =
0.51117
m3
Tahanan momen sisi bawah balo
4. PEMBEBANAN BALOK PRATEGANG

4.1 BERAT SENDIRI (MS)
4.1.1 BERAT DIAFRAGMA
Ukuran Diafragma
Tebal =
0.20
Berat satu buah diafragma

Jumlah diafragma
m
W=
6.0
n=
Lebar =
0.97
Berat diafragma
Panjang bentang, L =
39.00
Jarak diafragma, x4 =
19.50
(Dari Tengah Bentan
x3 =
15.00
(Dari Tengah Bentan
x2 =
10.00
(Dari Tengah Bentan
x1 =
5.00
(Dari Tengah Bentan
x0 =
0.00
(Dari Tengah Bentan
Momen maksimum di tengah bentang L,

Berat diafragma eqivalen,
Mmax = (1/2 * n * x4 - x3 -x2 - x1

QDiafragma = 8 *
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
4.1.2 BERAT BALOK PRATEGANG
Panjang balok prategang, L
39.00
Berat balok prategang + 10%,

QBalok = WBalok / L =
Luas Penampang, A
WBalok = A * L * Wc =
19.18
kN/m
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
4.1.3 GAYA GESER DAN MOMEN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)
Beban, QMS = A * w
(kN/m)
Gaya geser, VMS = 1/2 * QMS * L

Momen, MMS = 1/8 * QMS * L
Jenis beban berat sendiri
(kN)
(kNm)
Lebar
b
(m)
Tebal
h
(m)
Balok prategang
Luas
A
(m2)
Beban
QMS
(kN/m)
0.7523
19.18365
Plat lantai
1.67
0.20
0.333
Deck slab
1.03
0.07
0.072
1.7248
Diafragma
0.282
TOTAL
29.191
Keterangan : w = berat jenis material

4.2 BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)
Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan
suatu beban pada balok (girder) jembatan yang merupakan elemen non-struktural, mungkin besarnya
berubah selama umur jembatan.
Girder jembatan direncanakan mampu memikul beban mati tambahan berupa :
a. Aspal beton setebal 50 mm untuk pelapisan kembali di kemudian hari ( overlay ).
b. Genangan air hujan setinggi 50 mm apabila saluran drainase tidak bekerja dengan baik
Beban, QMA = A * w
(kN/m)
Gaya geser, VMA = 1/2 * QMA * L
(kN)
Momen, MMA = 1/8 * QAS * L2
(kNm)
39.00
Jenis beban mati tambahan
Lebar
b
(m)
Tebal
h
(m)
Luas
A
(m2)
Beban
QMA
(kN/m)
Lapisan aspal + overlay
1.67
0.07
0.117
2.567
Air hujan
1.67
0.05
0.083
0.833
TOTAL
3.400
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Keterangan : w = berat jenis material
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
4.3 BEBAN LAJUR "D" (TD)
Beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata ( Uniformly Distributed Load ), UDL dan beban garis
(Knife Edge Load ), KEL seperti terlihat pd. gambar.
UDL mempunyai intensitas q ( kPa ) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani
dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 9.0kPa untuk L 30 m
q = 9.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa untuk L > 30 m
KEL mempunyai intensitas, p = 49.0 kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.4 untuk L 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.3 untuk L 90 m
Panjang balok, L
39.00
Jarak antara balok prategang, s
1.67
Beban merata :
q = 9.0 *( 0.5 + 15 / L ) =
7.96
QTD = q * s =
13.27
p=
49.00
DLA =
0.40
Beban merata pada balok :

Beban garis :
Faktor beban dinamis,
Beban terpusat pada balok :
PTD = (1 + DLA) * p * s =
114.33
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * QTD * L + 1/2 * PTD = 315.9166667 kN
MTD = 1/8 * QTD * L2 + 1/4 * PTD * L =
3637.5625 kNm
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
4.4 GAYA REM (TB)
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan
dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah
memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, HTB = 250 kN
untuk Lt 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) kN
untuk 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, HTB = 500 kN
untuk Lt 180 m
Panjang balok, L
39.00
Gaya rem, HTB
250.00
kN
1.67
Jarak antara balok prategang, s
Jumlah balok prategang untuk jalur selebar b1, n Balok =
4.00
Gaya rem untuk Lt 80 m :
62.50
TTB = HTB / nBalok =
kN
Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
QTD = q * s =
13.27
PTD = p * s =
TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) =
Diambil gaya rem, TTB =
Lengan terhadap titik berat balok,
y = 1.80 + ho + ha + yac =
M = TTB * y =
Beban momen akibat gaya rem,

Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
VTB = M / L =
4.952
kN
MTD = 1/2 * M =
96.563
kNm
4.5 GAYA ANGIN (EW)
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin
meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012 * Cw * (Vw)2 kN/m
Dimana :
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Cw = koefisien seret
Vw = Kecepatan angin rencana
TEW =
1.25
30
m/det
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2 m di atas
lantai jembatan.
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
1.750
Jarak antar roda kendaraan, x

2.00 m di atas lantai jembatan, h
2.00
m
m
M = [ TEW x h ] =
Transfer beban angin ke lantai jembatan,
L=
Panjang balok,
2M
Gaya geser dan momen maksimum akibat beban angin :

VEW = 1/2 * QEW * L =
52.650
kN
MEW = 1/8 * QEW * L2 =
kNm
513.338
4.6 GAYA GEMPA (EQ)
Gaya gempa vertikal pada balok prategang dihitung menggunakan percepatan vertikal ke bawah
minimal sebesar 0.10*g ( g = 9.81 m/s2) atau dapat diambil 50% koefisien gempa horisontal
statik ekivalen.
Koefisien beban gempa horisontal :
Kh = C * S
Kh = Koefisien beban gempa horisontal,

C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat,
S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa (daktilitas) dari
T = 2 * * [ Wt / ( g *
struktur. Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :

W t = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = kekakuan struktur yg merupakan gaya horisontal yg diperlukan untuk menimbulkan satu satuan
lendutan.
g = percepatan grafitasi bumi =
9.81
m/det2
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Berat sendiri,
QMS =
29.19
kN/m
Beban mati tambahan,
QMA =
3.40
kN/m
Panjang balok, L
Wt = ( QMS + QMA ) * L =
39.00
1271.03
kN
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
0.654
Momen inersia balok prategang,
Ixc =
Modulus elastisitas,
Ec = 35669972.5057716
Kekakuan balok prategang,

Waktu getar,
KP = 48 * Ec * Ixc / L3 = 18885.0222963072
T = 2 * * [ Wt / ( g * KP ) ] =
0.52
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Untuk lokasi di wilayah gempa 3 di atas tanah sedang, dari kurva diperoleh koefisien geser dasar,
C=
0.125
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton prategang penuh,
S = 1.3 * F
Dimana : F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil 1
F = faktor perangkaan,
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral.
Untuk n =
F = 1.25 - 0.025 * n =
1.225
S = 1.3 * F =
1.593
Kh = C * S =
0.199
Kv = 50% * Kh =
0.09953
Diambil, Kv =
0.1
Gaya gempa vertikal,
TEQ = Kv * W t =
127.103
Beban gempa vertikal,
QEQ = TEQ / L =
3.259
< 0.1
kN
kN/m
Gaya geser dan momen maksimum akibat beban gempa vertikal :

VEQ = 1/2 * QEQ * L =
63.55160181 kN
MEQ = 1/8 * QEQ * L2 =
619.6281176 kN/m
4.7 RESUME MOMEN DAN GAYA GESER PADA BALOK
Jenis Beban
Berat balok prategang
Berat plat
Berat sendiri
Mati tambahan
Lajur "D"
Kode beban
Q (kN/m)
Balok
19.184
plat
8.000
MS
29.191
MA
3.400
TD
13.269
P (kN)
M (kNm)
114.333
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Gaya rem
Angin
Gempa
Panjang balok, L
TB
EW
EQ
3.259
39.00
193.127
2.700
Jenis Beban
Persamaan Momen
Persamaan G
Berat sendiri (MS)
Mx = 1/2*QMS*( L*X2 - X )
Vx = QMS*(
Mati tambahan (MA)
Mx = 1/2*QMA*( L*X - X2 )
Vx = QMA*(
Lajur "D" (TD)
Mx = 1/2*QTD*( L*X - X ) + 1/2*PTD*X
Gaya rem (TB)
Mx = X / L * MTB
Vx = MT
Angin (EW)
Mx = X/L*MEW
Vx = ME
Gempa (EQ)
Mx = 1/2*QEQ*( L*X - X2 )
Vx = QTD*( L/2 - X
Vx = QEQ*(
Momen maksimum akibat berat balok,
MBalok = 1/8*QBalok*L2 =
Momen maksimum akibat berat plat,
MPlat = 1/8*QPlat*L2 =
5. GAYA PRATEGANG, EKSENTRISITAS, DAN JUMLAH TENDON

5.1 KONDISI AWAL (SAAT TRANSFER)
Mutu beton, K - 500
Kuat tekan beton,
fc' = 0.83 * K *100 =
41500
Kuat tekan beton pada kondisi awal (saat transfer),

Section properties,
kPa
fci' = 0.80 * fc' =

Wa =
0.3805
m3
Wb =
0.4091
m3
A=
0.7523
m2
Ditetapkan jarak titik berat tendon terhadap alas balok,

Eksentrisitas tendon,
z0 =
0.1375
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
es = yb - z0 =
0.8744
MBalok = 6192.2073556213
0 = - Pt / A + Pt * es / W a - Mbalok / W a
Tegangan di serat atas,
0.6 * fci' = - Pt / A - Pt * es / Wb + Mbalok / Wb
Tegangan di serat bawah,

Besarnya gaya prategang awal,
Pt = Mbalok / ( es
Dari persamaan (1) :
Pt = [ 0.60 * fci' * Wb + Mbalok ] / (Wb
Dari persamaan (2) :

Diambil besarnya gaya prategang,
Pt =
10112.183
kN
5.2 KONDISI AKHIR

Digunakan kabel yang terdiri dari beberapa kawat baja untaian "Stands cable" standar VSL :
Jenis strands
Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 grade 270
Tegangan leleh strand, fpy
1580000
kPa
Kuat tarik strand, fpu
1860000
kPa
Diameter nominal strands
12.7
Luas tampang nominal satu strands, Ast
0.0001
Beban putus minimal satu strands, Pbs
187.32
kN (100% UTS atau 100% beban putus)
Jumlah kawat untaian (strands cable)
20
(1/2")
2
kawat untaian tiap tendon

Diameter selubung ideal
84
mm
Luas tampang strands
1974
m2
Beban putus satu tendon, Pb1
3750
Kn (100% UTS atau 100% beban putus)
Modulus elastis strands, Es
193000
Tipe dongkrak
VSL 19
kPa
Gaya prategang awal :
Pt =
Beban putus satu tendon :
Pb1 =
Beban putus minimal satu strand :
Pbs =
Pj = Pt1 / 0.85 Persamaan (1)
Pj = 0.80 * Pb1 * nt Persamaan (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh jumlah tendon yang diperlukan :
nt = Pt / (0.85*0.80*Pb1) =
Diambil jumlah tendon,
nt =
ns = Pt / (0.85*0.80*Pbs) =
Diambil jumlah strands,
ns =
3.966
4
79.39
80
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Posisi Baris Tendon :

ns1 =
Tendon
ns2 =
18
Tendon
13
nt =
Tendon Jumlah strands, ns =
strands dengan selubung tendon =
78
mm
Untuk tendon dengan jumlah 18
strands dengan selubung tendon =
69
mm
Untuk tendon dengan jumlah 13
Persentase tegangan leleh yang timbul pada baja ( % Jacking Force ) :

po = Pt / ( 0.85 * ns * Pbs ) =
94.79 %
11897
Pj = po * ns * Pbs =
Gaya prategang akibat jacking :

Diperkirakan kehilangan tegangan ( loss of prestress ) =
20%
Gaya prategang akhir setelah kehilangan tegangan ( loss of prestress ) sebesar 20% :
Peff = 80% * Pj =
9517
kN
5.3 PEMBESIAN BALOK PRATEGANG
Tulangan arah memanjang digunakan besi diameter

As = /4*D2 =
0.00011304
12
m
Luas tampang bagian bawah :
A bawah =
Luas tulangan bagian bawah :
As bawah = 0.5% * A bawah =
Jumlah tulangan = As bawah / ( /4 * D2 )
0.2375
0.0011875
10.5051309271
=
12
Buah
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Digunakan tulangan ulir
12
12
Luas tampang bagian atas :
A atas =
Luas tulangan bagian atas :
As atas = 0.5% * A atas =
Jumlah tulangan = As atas / ( /4 * D2 )
10
Buah
10
12
Luas tampang bagian badan :
A badan =
Luas tulangan susut memanjang bagian badan :
0.000924
8.1740976645
Jumlah tulangan = As badan / ( /4 * D2 )
0.1848
As badan = 0.5% * A badan =

14.5966029724
=
=
16
Buah
16
12
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
5.4 POSISI TENDON
5.4.1 POSISI TENDON DI TENGAH BENTANG

Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke-1 :
a=
0.1
Jumlah tendon baris ke-1 :
nt1 =
tendon
18
Jumlah tendon baris ke-2 :
nt4 =
tendon
13
nt =
tendon
es =
=
0.874
0.1375
Eksentrisitas,
zo = yb - es =
Jumlah strands, ns =
yd = jarak vertikal antara as ke as tendon.

Momen statis tendon terhadap alas :
ns * zo = n1 * a + n2 * (a + yd)
yd = ns * (zo - a) / n2 =
Diameter selubung tendon
Jarak bersih vertikal antara selubung tendon,
0.193
Diambil,
yd =
dt =
yd - dt =
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
5.4.1 POSISI TENDON DI TUMPUAN

Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke-4 :
a' =
0.35
Jumlah tendon baris ke-1 : n1
tendon
13
strands
tendon
18
strands
tendon
18
strands
tendon
18
strands
Jumlah Strand :
ye = Letak titik berat tendon terhadap pusat tendon terbawah
Letak titik berat penampang balok terhadap alas,
yb =
Momen statis tendon terhadap pusat tendon terbawah :
1.01
ni
yd'
13
18
18
18
3
ni*yd' / yd' =
ye / yd' = [ ni*yd' / yd' ] / ns =
1.612
ye = yb - a' =
0.66
yd' = ye / [ ye / yd' ] =
0.41
zo = a' + ye = yb =
1.012
5.4.1 EKSENTRISITAS PADA MASING-MASING TENDON

Posisi Tendon di Tumpuan
Nomor
Tendon
x = 0.0 m
zi'
(m)
z1' = a' + 3 * yd'
1.582
z2' = a' + 2 * yd'
1.171
z3' = a' + yd'
0.761
z4' = a'
0.350
Posisi Tendon Di
Tengah Bentang
Nomor
x = 20.0 m
Tendon
1
2
3
4
z1 = a + yd
z2 = a
z3 = a
z4 = a
zi
(m)
fi
= zi' - zi
(m)
0.250
1.332
0.100
1.071
0.100
0.661
0.100
0.250
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Tebal
(m)
0.07
0.13
0.12
1.65
0.25
0.25
2.10
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
33.20
MPa
19.92
MPa
2.88
MPa
18.68
MPa
3.22
MPa
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
lat (Be) diambil
9.75
1.67
2.40
eton prategang )
s elastisitas )
lantai jembatan )
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Inersia Momen A * y2 Inersia Momen Io
( m4)
( m4)
0.19104
0.00002
0.40157
0.00015
0.06228
0.00001
0.38136
0.07487
0.00347
0.00011
0.00273
0.00091
1.10819
0.07619
berat balok
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Inersia Momen A * yc2 Inersia Momen Io
( m4)
( m4)
1.0607642235
0.00073
0.19104
0.00002
0.40157
0.00015
0.06228
0.00001
0.38136
0.07487
0.00347
0.00011
0.00273
0.00091
2.16895
0.07692
alas balok
t.b. balok composit
en sisi atas plat
en sisi atas balok
en sisi bawah balok
Tinggi =
1.28
kN
115.2
ari Tengah Bentang)
ari Tengah Bentang)
ari Tengah Bentang)
ari Tengah Bentang)
ari Tengah Bentang)
* n * x4 - x3 -x2 - x1 - x0) * W =
QDiafragma = 8 * Mmax / L =
2
53.637
0.282
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
0.7523
m2
748.1624
kN
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Geser
VMS
(kN)
Momen
MMS
(kNm)
374.081175
3647.29145625
156
1521
33.6336
327.9276
5.5012430769
13.40928
569.216
5509.628
Geser
VMA
(kN)
Momen
MMA
(kNm)
50.05
487.9875
16.25
158.4375
66.300
646.425
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
kPa
kN/m
kN/m
kN
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
81.67
29.96
62.50
3.09
193.13
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
1.350
kN/m
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
2.700
kN/m
39.00
* * [ Wt / ( g * KP ) ]
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
m4
kPa
kN/m
detik
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
, maka
Keterangan
Beban merata, Qbalok
Beban merata, Qplat
Beban merata, QMS
Beban merata, QMA
Beban merata, QMA dan terpusat, PTD
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Beban momen, MTB
Beban merata, QEW
Beban merata, QEQ
Persamaan Gaya geser

Vx = QMS*( L/2 - X )
Vx = QMA*( L/2 - X )
Vx = QTD*( L/2 - X ) + 1/2*PTD
Vx = MTB / L
Vx = MEW * L
Vx = QEQ*( L/2 - X )
3647.29145625
kNm
1521
kNm
33200
kPa
m3
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
m3
m2
Persamaan 1
Persamaan 2
Pt = Mbalok / ( es - Wa / A ) =
16795.979
Wb + Mbalok ] / (Wb / A + es) =
10112.183
ade 270
eban putus)
eban putus)
10112.1829517934 kN
3750
kN
187.32
kN
Tendon
Tendon
Strand
Strand
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
strands / tendon
strands / tendon
h strands, ns =
54
13
67
Cari Salahmu Jangan Kalasi

kN
m2
m2
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
m2
m2
0.33000
m2
0.00165
m2
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
m
strands
=
strands
=
0.150
54
13
67
0.084
0.066
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
m
13
strands
18
strands
18
strands
18
strands
67
strands
m
ni * yd'
0
18
36
54
108
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
SIFAT - SIFAT TENDON VSL
Diameter
Luas Tampang Nominal
Nominal (mm)
(mm2)
12.5
98.7
TIPE UNIT
JUMLAH KAWAT
UNTAIAN
1
3
12
19
Berat (kg/1000m)
Beban Putus Min. (TON)
Beban Batas Regang 0.2%

(TON)
Peranjangan Min. Sampai Putus

Pada 60 cm
775
18.75
5.9
3.50%
LUAS
TAMPANG
(mm2)
BERAT
(kg/1000m)
DIAMETER SELUBUNG (mm)

IDEAL
MIN
Gaya Pra-Penagangan Terhadap Beban Putus Dalam Ton

60%
70%
80%
100%
98.7
775
36
36
11.2
13.1
15
18.7
197
1550
36
36
22.5
26.2
30
37.5
296
2325
36
36
33.7
39.4
45
56.2
395
3100
39
39
45
52.5
60
75
495
3875
39
39
56.2
65.6
75
93.7
592
4650
45
45
67.5
78.7
90
112.5
694
5425
51
45
78.7
91.9
105
131.2
790
6200
51
51
90
105
120
150
888
6980
57
54
101.2
118.1
135
168.7
10
987
7750
60
54
112.5
131.2
150
187.5
11
1086
8530
60
60
123.7
144.4
165
206.2
12
1184
9300
69
60
135
157.5
180
225
13
1283
10100
69
63
146.2
170.6
195
243.7
14
1382
10900
69
63
157.5
183.7
210
262.5
15
1481
11600
78
69
168.7
196.9
225
281.2
16
1579
12400
78
69
180
210
240
300
17
1678
13200
78
78
191.2
223.1
255
318.7
18
1777
14000
78
78
202.5
236.2
270
337.5
19
27
BETON PRATEGANG
19
1875
14700
84
78
213.7
249.4
285
356.2
20
1974
5500
84
81
225
262.5
300
375
21
2073
16300
84
81
236.2
275.6
315
393.7
22
2171
17100
90
81
247.5
288.7
330
412.5
23
2270
17800
90
81
258.7
301.9
345
431.2
24
2369
18600
90
87
270
315
360
450
25
2468
19400
93
90
281.2
328.1
375
468.2
26
2566
20200
93
90
292.5
341.2
390
487.5
27
2665
20900
96
90
303.7
354.4
405
506.2
Catatan :
Keterangan untuk tendon tipe 45 dan 55 dapat diperoleh dibagian perencanaan VSL
Kawat-untaian relaxasi rendah tersedia atas permintaan
Semua Tendon digunakan untuk tujuh kawat (Seven Wire Strand), mutu super
BETON PRATEGANG
SIFAT - SIFAT TENDON VSL
Relaxasi Setelah 1000 Jam Pada

0,7.Beban Putus
Modulus Elastik (Kg/cm2)
7%
(1.83-1.98)x106
TIPE DONGKRAK
Tunggal
VSL 3
VSL 7
VSL 12
VSL 19
VSL 19
BETON PRATEGANG
VSL 27
BETON PRATEGANG
4.7.1 MOMEN PADA BALOK PRATEGANG
Momen pada balok prategang akibat beban
Jarak
Berat Balok
X
Berat sen Mati Tamb.
KOMB. I
Lajur "D"
Rem
Angin
Gempa
MS
MA
TD
TB
EW
EQ
KOMB. II
MS + MA + TD + MS + MA + TD +
TB
EW
(m)
(kNm)
(kNm)
(kNm)
(kNm)
(kNm)
(kNm)
(kNm)
(kNm)
(kNm)
0.0
0.0
0.000
0.000
0.000
0.00
0.000
0.000
0.00
0.00
619.2
1.0
364.489
554.621
64.600
252.1153846
4.95
13.163
61.922
876.29
884.50
1,205.9
2.0
709.795
1080.051
125.800
490.9615385
9.90
26.325
120.585
1,706.72
1,723.14
1,759.9
3.0
1035.917
1576.291
183.600
716.5384615
14.86
39.488
175.989
2,491.28
2,515.92
2,281.3
4.0
1342.856
2043.340
238.000
928.8461538
19.81
52.650
228.134
3,229.99
3,262.84
2,770.2
5.0
1630.610
2481.198
289.000
1127.884615
24.76
65.813
277.020
3,922.84
3,963.90
3,226.5
6.0
1899.181
2889.866
336.600
1313.653846
29.71
78.975
322.647
4,569.83
4,619.09
3,650.1
7.0
2148.569
3269.343
380.800
1486.153846
34.66
92.138
365.014
5,170.96
5,228.43
4,041.2
8.0
2378.773
3619.630
421.600
1645.384615
39.62
105.300
404.123
5,726.23
5,791.91
4,399.7
9.0
2589.793
3940.726
459.000
1791.346154
44.57
118.463
439.973
6,235.64
6,309.53
4,725.6
10.0
2781.629
4232.632
493.000
1924.038462
49.52
131.625
472.563
6,699.19
6,781.30
5,018.9
11.0
2954.282
4495.347
523.600
2043.461538
54.47
144.788
501.895
7,116.88
7,207.20
5,279.7
12.0
3107.751
4728.872
550.800
2149.615385
59.42
157.950
527.967
7,488.71
7,587.24
5,507.8
13.0
3242.037
4933.205
574.600
2242.5
64.38
171.113
550.781
7,814.68
7,921.42
5,703.3
14.0
3357.139
5108.349
595.000
2322.115385
69.33
184.275
570.335
8,094.79
8,209.74
5,866.3
15.0
3453.057
5254.302
612.000
2388.461538
74.28
197.438
586.630
8,329.04
8,452.20
5,996.7
16.0
3529.792
5371.064
625.600
2441.538462
79.23
210.600
599.666
8,517.43
8,648.80
6,094.4
17.0
3587.343
5458.636
635.800
2481.346154
84.18
223.763
609.444
8,659.97
8,799.54
6,159.6
18.0
3625.710
5517.017
642.600
2507.884615
89.14
236.925
615.962
8,756.64
8,904.43
6,192.2
19.0
3644.894
5546.207
646.000
2521.153846
94.09
250.088
619.221
8,807.45
8,963.45
SOCA SETIAWAN/MUH. JIBRIL

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
6,192.2
20.0
3644.894
5546.207
646.000
2521.153846
99.04
263.250
619.221
8,812.40
8,976.61
KOMB. I
KOMB. II
6,192.2
4.7.2 GAYA GESER PADA BALOK PRATEGANG
Gaya geser pada balok prategang akibat beban
Jarak
Berat Balok
X
Berat sen Mati Tamb.
Lajur "D"
Rem
Angin
Gempa
MS
MA
TD
TB
EW
EQ
MS + MA + TD + MS + MA + TD +
TB
EW
(m)
kN
kN
kN
kN
kN
kN
kN
kN
kN
0.0
1.0
374.081
354.898
569.216
540.025
66.300
62.900
315.917
302.647
4.95
4.95
20020.163
20020.163
63.552
60.293
956.38
910.52
20,971.60
20,925.74
2.0
335.714
510.835
59.500
289.378
4.95
20020.163
57.033
864.67
20,879.88
3.0
316.530
481.644
56.100
276.109
4.95
20020.163
53.774
818.81
20,834.02
4.0
297.347
452.454
52.700
262.840
4.95
20020.163
50.515
772.95
20,788.16
5.0
278.163
423.263
49.300
249.571
4.95
20020.163
47.256
727.09
20,742.30
6.0
258.979
394.073
45.900
236.301
4.95
20020.163
43.997
681.23
20,696.44
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0
19.0
239.796
220.612
201.428
182.245
163.061
143.877
124.694
105.510
86.326
67.143
47.959
28.775
9.592
364.882
335.691
306.501
277.310
248.120
218.929
189.739
160.548
131.358
102.167
72.976
43.786
14.595
42.500
39.100
35.700
32.300
28.900
25.500
22.100
18.700
15.300
11.900
8.500
5.100
1.700
223.032
209.763
196.494
183.224
169.955
156.686
143.417
130.147
116.878
103.609
90.340
77.071
63.801
4.95
4.95
4.95
4.95
4.95
4.95
4.95
4.95
4.95
4.95
4.95
4.95
4.95
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
20020.163
40.738
37.479
34.220
30.961
27.702
24.443
21.184
17.925
14.666
11.407
8.148
4.889
1.630
635.37
589.51
543.65
497.79
451.93
406.07
360.21
314.35
268.49
222.63
176.77
130.91
85.05
20,650.58
20,604.72
20,558.86
20,513.00
20,467.14
20,421.28
20,375.42
20,329.56
20,283.70
20,237.84
20,191.98
20,146.12
20,100.26

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
20.0
-9.592
-14.595
-1.700
50.532
4.95
20020.163
-1.630
39.19
20,054.40
Diagram momen (bending moment diagram) balok prategang

14,000.00
13,000.00
12,000.00
11,000.00
10,000.00
9,000.00
8,000.00
7,000.00
6,000.00
5,000.00
4,000.00
3,000.00
2,000.00
KOMB I
1,000.00
0.00
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
KOMB II
9.0
10.0
11.0
KOMB III
12.0
13.0
14.0
KOMB IV
15.0
16.0
17.0

D11110012/D11110252
18.0
2,000.00
KOMB I
1,000.00
0.00
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
KOMB II
9.0
10.0
11.0
KOMB III
12.0
13.0
14.0
KOMB IV
BETON PRATEGANG
15.0
16.0
17.0
18.0
Diagram gaya geser (shearing force diagram) balok prategang

1,400.00
1,300.00
1,200.00
1,100.00
1,000.00
900.00
800.00
700.00
600.00
500.00
400.00
300.00
200.00
KOMB I
100.00
0.00
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
KOMB II
5.0
6.0
7.0
KOMB III
8.0
9.0
10.0
KOMB IV
11.0
12.0
13.0

D11110012/D11110252
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0
19.0
300.00
BETON PRATEGANG
200.00
KOMB I
100.00
0.00
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
KOMB II
5.0
6.0
7.0
KOMB III
8.0
9.0
10.0
KOMB IV
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0

D11110012/D11110252
19.0
BETON PRATEGANG
5.5 PANJANG LINTASAN TENDON (CABLE)

KOMB. III
MS + MA + TD +
TB + EW
KOMB. IV
Panjang balok, L
MS + MA + EQ Eksentrisitas, es
39.00
0.874
Persamaan lintasan tendon : Y = 4 * f * X / L2 * (L - X) dengan, f = es
(kNm)
(kNm)
0.00
0.00
889.45
681.14
1,733.04
1,326.44
X (m)
Y (m)
X (m)
Y (m)
X (m)
Y (m)
X (m)
Y (m)
X (m)
2,530.77
1,935.88
-0.25
-0.023
8.00
0.570
17.00
0.860
26.00
0.777
35.00
3,282.64
2,509.47
0.00
0.000
9.00
0.621
18.00
0.869
27.00
0.745
36.00
3,988.65
3,047.22
1.00
0.087
10.00
0.667
19.00
0.874
28.00
0.708
37.00
4,648.81
3,549.11
2.00
0.170
11.00
0.708
20.00
0.874
29.00
0.667
38.00
5,263.10
4,015.16
3.00
0.248
12.00
0.745
21.00
0.869
30.00
0.621
39.00
5,831.53
4,445.35
4.00
0.322
13.00
0.777
22.00
0.860
31.00
0.570
40.00
6,354.10
4,839.70
5.00
0.391
14.00
0.805
23.00
0.846
32.00
0.515
0.25
6,830.82
5,198.20
6.00
0.455
15.00
0.828
24.00
0.828
33.00
0.455
7,261.67
5,520.84
7.00
0.515
16.00
0.846
25.00
0.805
34.00
0.391
7,646.66
5,807.64
7,985.79
6,058.59
L/2 + xo =
19.75
xo =
0.25
AB = 2*(es + eo)/(L/2 + xo) =
8,279.07
6,273.68
es + eo =
0.897
eo =
0.022
BC = 2*(es + eo)/(L/2 + xo) =
8,526.48
6,452.93
8,728.03
6,596.33
8,883.73
6,703.88
8,993.56
6,775.58
9,057.54
6,811.43
Tabel Persamaan Lintasan Tendon

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
9,075.65
6,811.43
5.5.1 MOMEN PADA BALOK PRATEGANG
KOMB. III
KOMB. IV
MS + MA + TD +
TB + EW
MS + MA + EQ
kN
kN
20,976.55
20,930.69
699.07
663.22
Persamaan lintasan tendon,
Y = 4 * fi * X / L2 * (L - X)
dY/dX = 4 * fi * ( L - 2*X) / L2
Untuk X = 0 (posisi angkur di tumpuan), maka

Persamaan sudut angkur,
dY/dX = 4 * fi / L
= ATAN (dY/dX)
fi
(m)
20,884.83
627.37
No. Tendon
Jumlah
Strand
20,838.97
591.52
13
69
f1 = 1.332
0.13661
1 =
0.13577
rad
20,793.11
555.67
18
78
f2 = 1.071
0.10988
2 =
0.10944
rad
20,747.25
519.82
18
78
f3 = 0.661
0.06776
3 =
0.06766
rad
20,701.39
483.97
18
78
f4 = 0.250
0.02564
4 =
0.02564
rad
20,655.53
20,609.67
20,563.81
20,517.95
20,472.09
20,426.23
20,380.37
20,334.51
20,288.65
20,242.79
20,196.93
20,151.07
20,105.21
448.12
412.27
376.42
340.57
304.72
268.87
233.02
197.17
161.32
125.47
89.62
53.77
17.92
Diameter
Selubung
Eksentrisitas
dY/dX
Sudut Angkur

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
20,059.35
-17.92
KOMB IV
17.0
18.0
19.0
20.0
D11110012/D11110252
.0
KOMB IV
17.0
BETON PRATEGANG
18.0
19.0
20.0

D11110012/D11110252
18.0
19.0
20.0
.0
BETON PRATEGANG
18.0
19.0
20.0

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
Y (m)
0.322
0.248
0.170
0.087
0.000
-0.092
0.022
2 + xo) =
0.091
2 + xo) =
0.091

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
7.779061193
6.27034655
3.876385867
1.468800714

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG

D11110012/D11110252
BETON PRATEGANG
5.5.2 TATA LETAK DAN TRACE KABEL
L=
39.00
m
fo = es = 0.8744454539 m
yb =
1.012
Trace
Zo
(m)
1.012
0.925
0.842
0.764
0.690
0.621
0.557
0.497
0.442
0.391
0.345
0.304
0.267
0.235
0.207
0.184
0.166
0.152
0.143
0.138
0.138
1.332
f2 =
1.071
f3 =
0.661
f4 =
0.250
zi = zi' - 4 * fi * X / L2 * (L - X)
Posisi masing-masing cable :

Jarak
X
(m)
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
f1 =
Z1
(m)
1.582
1.449
1.323
1.204
1.092
0.986
0.888
0.797
0.713
0.636
0.566
0.503
0.447
0.398
0.356
0.321
0.293
0.272
0.258
0.251
0.251
Posisi masing-masing kabel

Z2
Z3
(m)
(m)
1.171
0.761
1.064
0.695
0.963
0.632
0.867
0.573
0.777
0.517
0.692
0.465
0.613
0.417
0.540
0.371
0.473
0.330
0.411
0.292
0.354
0.257
0.304
0.226
0.258
0.198
0.219
0.173
0.185
0.153
0.157
0.135
0.135
0.121
0.118
0.111
0.106
0.104
0.101
0.100
0.101
0.100
Z4
(m)
0.350
0.325
0.301
0.279
0.258
0.238
0.220
0.203
0.187
0.172
0.159
0.148
0.137
0.128
0.120
0.113
0.108
0.104
0.101
0.100
0.100
BETON PRATEGANG
Jarak
Trace
Posisi masing-masing Kabel
Zo
Z1
Z2
Z3
Z4
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
0
5
10
15
1.012
0.621
0.345
0.184
1.582
0.986
0.566
0.321
1.171
0.692
0.354
0.157
0.761
0.465
0.257
0.135
0.350
0.238
0.159
0.113
20
0.138
0.251
0.101
0.100
0.100
TRACE UNTUK MASING-MASING CABLE
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
LINTASAN MASING-MASING CABLE
BETON PRATEGANG
5.5.3 PEMAKAIAN ANGKUR

ANGKUR HIDUP
VSL
TIPE
19 Sc
ANGKUR MATI
VSL
TIPE
19 P
BETON PRATEGANG
BETON PRATEGANG
LE
Z1
z2
Z3
Z4
16 17 18 19 20
BETON PRATEGANG
BETON PRATEGANG
5.6. KEHILANGAN TEGANGAN (LOSS OF PRESTRESS) PADA CABLE

5.6.1. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT GESEKAN ANGKUR (ANCHORAGE FRICTION)
Gaya prategang akibat jacking (jacking force) :
Pj =
11897
kN
Kehilangan gaya akibat gesekan angkur diperhitungkan sebesar 3% dari gaya prategang akibat jacking.
Po = 97% * Pj = 11539.78525
5.6.2. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT GESEKAN CABLE (JACK FRICTION)
AB = 0.090807433 Rad
Sudut lintasan tendon dari ujung ke tengah :
a BC = 0.090807433 Rad
Perubahan sudut total lintasan tendon,
= AB + BC = 0.181614867 Rad
Dari Tabel 6.6 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh : Koefisien gesek,
Dari Tabel 6.7 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh : Koefisien Wobble,
Gaya prategang akibat jacking setelah memperhitungkan loss of prestress akibat gesekan angkur,
Po = 11539.78525
Px = Po * e -*(+ *Lx)
Loss of prestress akibat gesekan kabel :
dengan e =
2.7183
Bilangan Natural
Untuk Lx =
19.75
Px = Po * e -*(+ *Lx)
Untuk Lx =
39.5
Px = Po * e -*(+ *Lx)
5.6.3. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT PEMENDEKAN ELASTIS (ELASTIC SHORTENING)

Jarak ttk berat tendon baja trhadap ttk berat tampang balok
es =
Momen inersia tampang balok beton
Ix =
Luas tampang balok beton
A=
Modulus elatis balok beton
E balok =
Modulus elastis baja prategang (strand)
Es =
Jumlah total strands
ns =
Luas tampang nominal satu strands
Ast =
Beban putus satu strands
Pbs =
Momen akibat berat sendiri balok

Luas tampang tendon baja prategang
Modulus ratio antara baja prategang dengan balok beton
Jari-jari inersia penampang balok beton
M balok =
At = ns * Ast =
n = Es / Ebalok =
i = ( Ix / A ) =
Ke = (At / A) * ( 1 + es2 / i2 ) =
BETON PRATEGANG
Tegangan baja prategang sebelum loss of prestresss (di tengah bentang) :

pi = ns * Pbs / At =
Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik dengan memperhitungkan pengaruh berat sendiri :
pe' =pi * n * Ke) / (1 + n * Ke) =
Tegangan beton pada level bajanya oleh pengaruh gaya prategang Pt :
bt = pe' / n - M balok *es / Ix =
Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik tanpa pengaruh berat sendiri :
pe = 1/2 * n * bt =
Loss of prestress akibat pemendekan elastis :
Pe = pe * At =
5.6.4. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT PENGANGKURAN (ANCHORING)
L =
Panjang tarik masuk (berkisar antara 2 - 7 mm) diambil 2 mm :

Modulus elastis baja prategang :
Es =
Luas tampang tendon baja prategang :
At =
Loss of prestress akibat gesekan angkur :
Po =
Loss of prestress akibat gesekan cable :
Px =
Jarak dari ujung sampai tengah bentang balok :
Lx =
Kemiringan diagram gaya :
m = tan = ( Po - Px ) / Lx =
Jarak pengaruh kritis slip angkur dr ujung :
Lmax = ( L * Es * At / m ) =
Loss of prestress akibat angkur :
P = 2*Lmax* tan =
P'max = Po - P / 2 =
Pmax = P'max - Pe =
5.6.5. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT RELAXATION OF TENDON

a. Pengaruh Susut (Shrinkage )
su = b * kb * ke * kp
= regangan dasar susut (basic shrinkage strain). Untuk kondisi kering udara dengan kelembaban < 50 %,
Dari Tabel 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :
kb = koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen (water cement ratio) untuk beton mutu tinggi
dengan faktor air semen, w = 0.40 Cement content = 4.5 kN/m3
Dari Kurva 6.1 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :
ke = koefisien yang tergantung pada tebal teoritis (e m)
BETON PRATEGANG
Luas penampang balok,
A=
Keliling penampang balok yang berhubungan dengan udara luar,
K=
em = 2 * A / K =
Dari Kurva 6.2 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :

ke =
kp = koefisien yang tergantung pada luas tulangan baja memanjang non prategang.
Presentase luas tulangan memanjang terhadap luas tampang balok :
p=
kp = 100 / (100 + 20 * p) =
esu = eb * kb * ke * kp =
Modulus elastis baja prategang (strand),
Es =
sh = su * Es =
Tegangan susut :
b. Pengaruh Rayapan (Creep )
P initial (keadaan saat transfer) di tengah bentang :
Pi = Px - Pe =
Pi / (ns * Pbs) =
M balok = 3647.291456 kNm

Wa = 0.380493367 m3
es=
Wb = 0.409110527 m3
A=
Tegangan beton di serat atas,
fa = - Pi / A + Pi * es / W a - M balok / W a =
Tegangan beton di serat bawah,
fb = - Pi / A - Pi * es / W b + M balok / W b =
Regangan akibat creep,
Ebalok =
cr = ( fc / Ebalok) * kb * kc * kd * ke * ktn
kc = koefisien yang tergantung pada kelembaban udara, untuk perhitungan diambil kondisi kering dengan
kelembaban udara < 50 %. Dari Tabel 6.5 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :
kd = koefisien yang tergantung pada derajat pengerasan beton saat dibebani dan pada suhu rata-rata
di sekelilingnya selama pengerasan beton. Karena grafik pada gambar 6.4 didasarkan pada temperatur
20 C, sedang temperatur rata-rata di Indonesia umumnya lebih dari 20 C, maka perlu ada koreksi waktu
pengerasan beton sebagai berikut :
Jumlah hari dimana pengerasan terjadi pada suhu rata-rata T,
t=
Temperatur udara rata-rata,

Umur pengerasan beton terkoreksi saat dibebani :
T=
t' = t * (T + 10) / 30 =
Dari Kurva 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) untuk semen normal tipe I diperoleh :
Kd =
BETON PRATEGANG
ktn = koefisien yang tergantung pada waktu ( t ) dimana pengerasan terjadi dan tebal teoritis (e m).
Untuk,
t=
28
hari
em = 0.277299272 m
Dari Kurva 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) untuk semen normal tipe I diperoleh :
Ktn =
fc = fb =
cr = ( fc / Ebalok) * kb * kc * kd * ke * ktn =
cr = cr * Es =
Tegangan akibat Creep :
sc = cr + sh =
pi = Pi / At =
Besar tegangan terhadap UTS =
X =0
jika
pi <
X =1
jika
pi =
X =2
jika
pi =
Nilai X =
Relaxasi setelah 1000 jam pada 70% beban putus (UTS) :
C=
1.00 %
r = X * c * ( pi - sc) =
sc + r =
Loss of Prestress jangka panjang =
P = ( sc + r ) * At =
Gaya efektif di tengah bentang balok =
Peff = Pi - P =
Kehilangan gaya prategang total =
( 1 - Peff / Pj )*100% =
=
Cukup dekat dengan estimasi awal
(kehilangan gaya prategang akhir = 30% ) OK !
Kontrol tegangan pada tendon baja pasca tarik segera setelah penyaluran gaya prategang :
0.70 * fpu =
Tegangan ijin tendon baja pasca tarik :
fp = Peff / At =
OK
Gaya
Kn
Loss of Prestress
Pj
11896.68583
Anchorage friction
Po
11539.78525
Jack friction
Px
11176.55419
Elastic shortening
Pi
10445.83978
Relaxation of tendon
Peff
9254.128582
Loss of prestress =
14000
11,897
12000
10000
8000
6000
4000
11,540
11,177
10,446
9,254
14000
11,897
12000
11,540
BETON PRATEGANG
11,177
10,446
10000
9,254
8000
6000
4000
2000
0
Pj
Po
Px
Pi
Pef
BETON PRATEGANG
sar 3% dari gaya prategang akibat jacking.

kN
0.15
0.0016
kN
Bilangan Natural
Px = Po * e -*(+ *Lx) =
###
Px = Po * e -*(+ *Lx) =
###
0.8744454539 m
0.4139975381 m4
0.7523
m2
3.57E+07
kPa
1.93E+08
kPa
80
0.0000987
m2
187.32
kN
3647.29145625 kNm
0.007896
m2
5.41E+00
0.7418282166 m
0.0250797515
BETON PRATEGANG
1897872.34043 kPa
n memperhitungkan pengaruh berat sendiri :

226767.798291 kPa
34207.0789586 kPa
92542.3511042 kPa
730.714404318 kN
0.002
1.93E+08
kPa
0.007896
m2
11539.7852509 kN
###
kN
19.75
18.3914462427 kNm
12.8732819464 m
473.51654577 kN
11303.026978 kN
10829.5104322 kN
disi kering udara dengan kelembaban < 50 %,

b =
0.0006
kb =
0.905
ater cement ratio) untuk beton mutu tinggi
BETON PRATEGANG
0.7523
m2
5.426
m2
0.2772992719 m
0.734
0.5
0.9090909091
0.0003623291
1.93E+08
kPa
69929.5145455 kPa
10445.8397833 kN
69.71%
UTS
35669972.5058 kPa
0.8744454539 m
0.7523
m2
535.613058327 kPa
-28306.023223 kPa
Kc =
28
hari
27
celsius
34.5333333333 hari
0.938
BETON PRATEGANG
0.2
28306.0232225 kPa
0.0002966708
57257.4656133 kPa
127186.980159 kPa
1322928.03739 kPa
69.71%
UTS
50 %
UTS
50 %
UTS
70 %
UTS
1.985
69.71%
UTS
23738.9572321 kPa
150925.937391 kPa
1191.71120164 kN
9254.12858162 kN
22.2125496357 %
22.2125496357 %
kehilangan gaya prategang akhir = 30% ) OK !

1302000
kPa
1172002.1
kPa
OK
Loss of Prestress
% UTS
Anchorage friction
Jack friction
Elastic shortening
Relaxation of tendon
22.213
BETON PRATEGANG
BETON PRATEGANG
5. Kehilangan Gaya Prategang

Kehilangan Prategang adalah berkurangnya gaya yang bekerja pada tendon dalam tahap-tahap
pembebanan. Di dalam suatu sistem struktur beton prategang selalu terdapat kehilangan prategang,
baik akibat sistem penegangan maupun akibat pengaruh waktu.
Secara umum kehilangan tegangan pada struktur beton prategang dibagi menjadi ;
Kehilangan Langsung
< Perpendekan Elastis Beton
Kehilangan Akibat Waktu
< Rangkak pada Beton
< Susut pada Beton
< Relaksasi Baja
A. Kehilangan Langsung (Seketika)
STRUKTUR PRETENSION
Fc'
41.50
Mpa
0.7523
cm2
Pt
10112.182952 kN
< Perpendekan Elastis Beton (ES)

n Pt
ES =
Ac
Es
Ec
Keterangan ;
ES
Kehilangan Tegangan Akibat Perpendekan Elastis
Es
Modulus Elastis Baja
Ec
Modulus Elastis beton
Rasio Modular
Pt
Gaya Prategang awal
Es
Ec
1.93E+08
3.57E+07
(kPa)
(kPa)
(kN)
= 5.4107135
Middle Sections
Es
1.93E+08
kPa
Ec
3.57E+07
kPa
BETON PRATEGANG
Ac
Pt
0.7523
m2
10112.182952 kN
5.4107135 x
ES =
10112.182952
0.7523
72729.13
kN/m2
B. Kehilangan Tegangan Akibat Waktu

< Rangkak pada Beton
Kcr
CR =
Es
Ec
Keterangan ;
fcp
CR
Kehilangan Gaya Prategang akibat Rangkak
Kcr
Koefisien Rangkak Beton
Es
Modulus Elastis Baja
Ec
Modulus Elastis Beton
fcp
Tegangan tekan beton rata-rata pada pusat

berat beton (sebelum komposit)
Koefisien Rangkak, harganya
CR =
untuk pratarik dan
1.6
untuk Pascatarik
x 5.4107135 x 26140.607 = 282878.67 kN/m2
< Susut pada Beton
SH
cs
Keterangan ;
cs . Es
SH
Kehilangan Gaya Prategang akibat susut
cs
regangan susut sisa
Es
Modulus Elastisitas Baja
0.0003
Transfer Gaya Prategang :

ecs
0.0003
SH
0.0003
57900
kPa
1.93E+08
BETON PRATEGANG
< Relaksasi Baja

Relaksasi baja setelah 1000 jam pada
dari beban Putus
70%
RE = C*[KRE - J*(SH + CR + SE)] = 110162.05352 kPa
< Total Kehilangan Gaya Prategang

fstot
ES
72729.13
CR
+ 282878.67 +
SH
57900
RE
+ 110162.05
= 523669.85343 Kg/cm2
< Persentase Kehilangan Tegangan
%fs
=
=
523669.85343
1860000
100%
28.15 %
BETON PRATEGANG
6. TEGANGAN YANG TERJADI PADA PENAMPANG BALOK

Menurut Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan ( Bridge Design Code ), tegangan beton sesaat
setelah penyaluran gaya prategang (sebelum terjadi kehilangan tegangan sebagai fungsi waktu) tidak
boleh melampaui nilai berikut :
1) Tegangan serat tekan terluar harus 0.60 * fci'
dengan fci' = 0.80 fc'
2) Tegangan serat tarik terluar harus 0.50 * fci'
dengan fci' = 0.80 fc'
Tegangan beton pada kondisi beban layan ( setelah memperhitungkan semua kehilangan
tegangan ) tidak boleh melebihi nilai sebagai berikut :
1) Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati, dan beban hidup
0.45 * fc'
2) Tegangan serat tarik terluar yang pada awalnya mengalami tekan, 0.50 * fc'
6.1. KEADAAN AWAL (SAAT TRANSFER)
Mutu beton balok prategang, K -
500
Kuat tekan beton
fc' = 0.83*K *100 =
Kuat tekan beton pada kondisi awal (saat transfer),
fci' = 0.80 * fc' =
Tegangan ijin tekan beton,
- 0.6 * fci' =
Pt = 10112.18295 kN
W a = 0.380493367 m3
A=
MBalok = 3647.291456 kNm
W b = 0.409110527 m3
es =
fca = - Pt / A + Pt * es / W a - MBalok / W a =
fcb = - Pt / A - Pt * es / W b + MBalok / W b =
19920 212.3224499
BETON PRATEGANG
6.2. KEADAAN SETELAH LOSS OF PRESTRESS

500
Kuat tekan beton
fc' = 0.83*K *100 =
- 0.45 * fc' =
Peff = 9254.128582 kN
W a = 0.380493367 m3
A=
MBalok = 3647.291456 kNm
W b = 0.409110527 m
es =
fca = - Peff / A + Peff * es / W a - MBalok / W a =
fcb = - Peff / A - Peff * es / W b + MBalok / W b =

18675 619.0734434
6.3. KEADAAN SETELAH PLAT LANTAI SELESAI DICOR (BETON MUDA)

500
Kuat tekan beton
fc' = 0.83*K *100 =
- 0.45 * fc' =
Peff = 9254.128582 kN
W a = 0.380493367 m3
A=
MBalok = 3647.291456 kNm
W b = 0.409110527 m
es =
MPlat =
1521
kNm
MBalok + Plat =
5168.291456 kNm
fca = - Peff / A + Peff * es / W a - MB+P / W a =
fcb = - Peff / A - Peff * es / W b + MB+P / W b =

18675 4616.515003
BETON PRATEGANG
6.4. KEADAAN SETELAH PLAT DAN BALOK MENJADI KOMPOSIT
500
Kuat tekan beton
fc' = 0.83*K *100 =
- 0.45 * fc' =
Peff = 9254.128582 kN
W ac = 0.641440493 m3
W'ac =
MBalok = 3647.291456 kNm
W bc = 0.511170664 m3
Ac =
MPlat =
1521
kNm
MBalok + Plat =
5168.291456 kNm
e's = es + (ybc - yb) =
Eksentrisitas tendon untuk penampang komposit :
fca = -Peff / Ac + Peff * e's / W ac - MB+P / W ac =
Teg. beton di serat atas plat,
f'ca = -Peff / Ac + Peff * e's /W'ac - MB+P /W'ac =
Teg. beton di serat atas balok,

Teg. beton di serat bawah balok,
fcb = -Peff / Ac + Peff * e's / W bc - MB+P / W bc =

18675 1100.659158
7. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BALOK KOMPOSIT

7.1. TEGANGAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)
Momen akibat berat sendiri,
MMS = 5546.207356 kNm
W ac = 0.641440493 m3
Ac = 0.971466162 m
W bc = 0.511170664 m
W'ac =
BETON PRATEGANG
fac = - MMS / W ac =
Tegangan beton di serat atas plat,
f'ac = - MMS / W'ac =
Tegangan beton di serat atas balok,
fbc = MMS / W bc =
Tegangan beton di serat bawah balok,

7.2. TEGANGAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)
Momen akibat beban mati tambahan,
MMA =
646.000
kNm
Ac = 0.971466162 m2
W ac = 0.641440493 m3
W'ac =
W bc = 0.511170664 m3

fac = - MMA / W ac =
f'ac = - MMA / W'ac =
fbc = MMA / W bc =
7.3. TEGANGAN AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK (SR)

7.3.1. TEGANGAN AKIBAT SUSUT BETON (SHRINKAGE)
Gaya internal yang timbul akibat susut (menurut NAASRA Bridge Design Specification) dinyatakan :
Ps = APlat * EPlat * u * n * [ ( 1 - e-cf ) / cf ]
Keterangan :
APlat = luas penampang plat,
EPlat = modulus elastis balok,
APlat = Beff * ho =
0.219
EPlat = 23452952.906
e = bilangan natural,
e=
2.718
n = EPlat / EBalok
n=
0.657
BETON PRATEGANG
kb =
0.905
Ac =
0.971
kc =
m
kd =
3.000
ke =
0.938
W ac = 0.641440493 m
W'ac =
W bc = 0.511170664 m3
e' = yac - ho / 2 =
u = b * kb * ke * kp =
cf = kb * kc * kd * ke * ( 1 - ktn) =
Ps = APlat * EPlat * u * n * [ ( 1 - e-cf ) / cf ] =
0.920
ktn =
0.000362
1.50
635.309
Tegangan akibat susut yang terjadi :

fca = Ps / Ac - Ps * e' / W ac =

f'ca = Ps / Ac - Ps * e' / W'ac =
Teganganbeton di serat bawah balok,
fcb = Ps / Ac + Ps * e' / W bc =
7.3.2. TEGANGAN AKIBAT RANGKAK BETON (CREEP)
Residual creep (menurut NAASRA Bridge Design Specification) dinyatakan dengan persamaan :
cr = ( 1 - e-cf )*( 2 - 1 )
Keterangan :
2 = tegangan pada balok komposit pada kondisi awal sebelum loss of prestress,
1 = tegangan pada balok komposit pada kondisi akhir setelah loss of prestress.
cr = the residual creep factor,
1.50
BETON PRATEGANG
e = bilangan natural =
2.72
( 1 - e-cf ) =
Peff = 9254.128582 kN
W ac = 0.641440493 m3
Pi = 10445.83978 kN
W bc = 0.511170664 m
e's =
1.1425
W'ac =
Ac =
m
MBalok + Plat =
5168.291456 kNm
Tegangan pada balok sebelum loss of prestress,

fca = -Pi / Ac + Pi * e's / W ac - MB+P / W ac =
f'ca = -Pi / Ac + Pi * e's /W'ac - MB+P /W'ac =
fcb = -Pi / Ac - Pi * e's / W bc + MB+P / W bc =
Tegangan pada balok setelah loss of prestress,

fca = -Peff / Ac + Peff * e's / W ac - MB+P / W ac =
f'ca = -Peff / Ac + Peff * e's /W'ac - MB+P /W'ac =
fcb = -Peff / Ac + Peff * e's / W bc - MB+P / W bc =
2
(kPa)
1
(kPa)
2 - 1
fca =
-205
-1,101
896
f'cb =
-2,273
-2,753
480
fcb =
-23,989
-20,098
-3,890
7.3.3. SUPERPOSISI TEGANGAN SUSUT DAN RANGKAK

Susut
Rangkak
Susut dan Rangkak
fca =
-257.26
695
438
f'cb =
-78.59
372
294
fcb =
1797.42
-3,018
-1,221
7.4. TEGANGAN AKIBAT PRATEGANG (PR)

Gaya prategang efektif,
Eksentrisitas,
Ac =
0.971
Peff = 9254.128582 kN
e's =
1.1425
m2
W ac = 0.641440493 m3
BETON PRATEGANG
W'ac = 0.797884569 m3
W bc = 0.511170664 m3
Tegangan akibat prategang yang terjadi :

fca = -Peff / Ac + Peff * e's / W ac =
f'ca = -Peff / Ac + Peff * e's / W'ac =
fcb = -Peff / Ac - Peff * e's / W bc =
7.5. TEGANGAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD)

Momen balok akibat beban lajur "D",
MTD =
2521.154
kNm
W ac = 0.641440493 m3
W'ac =
W bc = 0.511170664 m3
fac = - MTD / W ac =
f'ac = - MTD / W'ac =
fbc = MTD / W bc =

7.6. TEGANGAN AKIBAT GAYA REM (TB )
Momen balok akibat gaya rem :
MTB =
99.039
kNm
W ac = 0.641440493 m3
W'ac =
W bc = 0.511170664 m3
BETON PRATEGANG
fac = - MTB / W ac =
f'ac = - MTB / W'ac =
fbc = MTB / W bc =
7.7. TEGANGAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW)

MEW =
263.250
kNm
W ac = 0.641440493 m3
W'ac =
W bc = 0.511170664 m3
fac = - MEW / W ac =
f'ac = - MEW / W'ac =
fbc = MEW / W bc =

7.8. TEGANGAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ)
MEQ =
619.221
kNm
W ac = 0.641440493 m3
W'ac =
W bc = 0.511170664 m3
BETON PRATEGANG
fac = - MEQ / W ac =
f'ac = - MEQ / W'ac =
fbc = MEQ / W bc =
7.9. TEGANGAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET)

Pt = At * EBalok * * (Ta + Tb) / 2
Gaya internal akibat perbedaan temperatur :
At = Luas tampang yang ditinjau
Keterangan :
Ta = Perbedaan temperatur gradien bagian atas

Tb = Perbedaan temperatur gradien bagian bawah
Perbedaan temperatur,
T =
15
Modulus elastis balok,
0.000015
/ C
EBalok =
35669973
kPa
Koefisien muai,
Ac =
0.971
m2
yac =
1.020
hTotal =
W ac =
0.641
ybc =
1.280
h'4 =
BETON PRATEGANG
W'ac =
0.798
m3
W bc =
0.511
Beff =
1.096
h0 =
MOMEN AKIBAT TEMPERATUR
1.10
0.20
0.64
Luas
At
(m2)
Temperatur
Tebal
h
(m)
(
C
Lebar
b
(m)
)/2
No
Bawah
Tb ( C)
0.2192
15.0
10.0
12.50
0.07
0.0448
10.0
9.3
9.65
0.80
0.13
0.1040
9.3
8.0
8.65
0.30
0.12
0.0180
8.0
6.8
7.40
0.20
0.83
0.1650
8.0
0.0
4.00
(T
+T
Atas
Ta ( C)
Pt =
Gaya Pt (kg)
Lengan Terhadap Titik Berat

Penampang
Balok Komposit
zi
(m)
Momen
Mpt
(kg-cm)
1465.810
zo = yac-ho/2
0.92
689.806
231.313
z1 = yac-ho-h1/2
0.785
85.735
481.331
z2 = yac-ho-h1-h2/2
0.69
155.195
71.269
z3 = yac-ho-h1-h2-h3/3
0.58
38.742
353.133
z4 = yac-ho-h1-h2-h'4/2
0.09
31.351
Mpt =
2,602.85
Eksentrisitas,
ep = Mpt / Pt =
0.385
42.200
1000.829
m
Tegangan yang terjadi akibat perbedaan temperatur :

fca = - EBalok* * T + Pt / Ac + Pt * ep / W ac =
f'ca = - EBalok* * T + Pt / Ac + Pt * ep / W'ac =
fcb = Pt / Ac - Pt * ep / W bc =
BETON PRATEGANG
i waktu) tidak
41500
kPa
33200
kPa
-19920
kPa
0.7523
m2
0.874445454 m
212.3224499 kPa
-26140.6072 kPa
AMAN
BETON PRATEGANG
41500
kPa
-18675
kPa
0.7523
m2
0.874445454 m
-619.07
kPa
-23166.0006 kPa
AMAN
41500
kPa
-18675
kPa
0.7523
m2
0.874445454 m
-4616.52
kPa
-19448.18
kPa
AMAN
BETON PRATEGANG
41500
kPa
-18675
kPa
0.797884569 m3
0.971466162 m2
1.1425
-1100.66
kPa
-2752.63
kPa
-20098.37
kPa
AMAN
0.797884569 m3
BETON PRATEGANG
-8646.49
kPa
-6951.14
kPa
10850.01
kPa
0.797884569 m3
-1007.11
kPa
-809.64
kPa
1263.77
kPa
m2
kPa
BETON PRATEGANG
0.734
0.797884569 m3
0.200
-257.26
kPa
-78.59
kPa
1797.42
kPa
BETON PRATEGANG
0.776
0.797884569 m3
0.971
m2
-204.81
kPa
-2272.96
kPa
-23988.58
kPa
-1100.66
kPa
-2752.63
kPa
-20098.37
kPa
(1 - e-cf)
cr
(kPa)
0.77584
695
0.77584
372
0.77584
-3,018
Susut dan Rangkak

438
kPa
294
kPa
-1,221
kPa
BETON PRATEGANG
6956.66
kPa
3724.86
kPa
-30209.07
kPa
0.797884569 m3
-3930.46
kPa
-3159.80
kPa
4932.12
kPa
0.797884569 m3
BETON PRATEGANG
-154.40
kPa
-124.13
kPa
193.75
kPa
0.797884569 m3
-410.40
kPa
-329.93
kPa
514.99
kPa
0.797884569 m3
BETON PRATEGANG
-965.36
kPa
-776.08
kPa
1211.38
kPa
2.100
0.825
BETON PRATEGANG
(T
+T
)/2
0.200
+ Pt / Ac + Pt * ep / W ac =
-3786.155
Pt / Ac + Pt * ep / W'ac =
-4092.086
= Pt / Ac - Pt * ep / W bc =
721.389
BETON PRATEGANG
8. KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI PEMBEBANAN

500
Kuat tekan beton
fc' = 0.83*K *100 =
Fc' =- 0.45 * fc' =
Tegangan ijin tarik beton :
Fc = 0.50 * fc' =
KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK TEGANGAN IJIN
Aksi / Beban
KOMBINASI PEMBEBANAN
Simbol
1
A. Aksi Tetap
Berat sendiri
MS
Beban Mati Tambahan
MA
Susut dan Rangkak
SR
Prategang
PR
Beban Lajur "D"
TD
Gaya Rem
TB
B. Aksi Transien
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur
ET
Beban Angin
EW
Beban Gempa
EQ
BETON PRATEGANG
41500
kPa
-18675
kPa
101.8577439 kPa
N IJIN
NASI PEMBEBANAN
4
BETON PRATEGANG
Rekapitulasi Tegangan Akibat Beban-Beban yang Bekerja

Tegangan Ijin Beton Untuk Diinput Pada Kombinasi Tegangan
500
Kuat tekan beton
fc' = 0.83*K *100 =
41500
kPa
Fc' =- 0.45 * fc' =
-18675
kPa
Tegangan ijin tarik beton :
Fc = 0.50 * fc' = 101.85774394 kPa
18675
Tegangan pada beton (kPa) yang terjadi akibat beban

Tegangan
Berat Sendiri
MS
Mati Tambahan Susut-Rangkak

MA
SR
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
Rem
TB
Temperatur
ET
Angin
EW
Gempa
EQ
fac
-8646
-1007
438
6957
-3930
-154
-3786
-410
-965
f'ac
-6951
-810
294
3725
-3160
-124
-4092
-330
-776
fbc
10850
1264
-1221
-30209
4932
194
721
515
1211
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
Rem
TB
Temperatur
ET
Angin
EW
Gempa
EQ
Tegangan
Kombinasi
8.1. KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI - 1

Tegangan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Tegangan
Kombinasi
fac
-8646
-1007
438
6957
-3930
-154
-6344
f'ac
-6951
-810
294
3725
-3160
-124
-7026
fbc
10850
1264
-1221
-30209
4932
194
-14190
Tegangan beton di serat bawah balok :
fbc < 0 (tekan) maka
Sistem Sambungan Segmental Aman (OK)
BETON PRATEGANG

Tegangan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
Rem
TB
Temperatur
ET
Angin
EW
Gempa
EQ
Tegangan
Kombinasi
fac
-8646
-1007
438
6957
-3930
-154
-3786
-10130
f'ac
-6951
-810
294
3725
-3160
-124
-4092
-11118
fbc
10850
1264
-1221
-30209
4932
194
721
-13469

Tegangan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
Rem
TB
Temperatur
ET
Angin
EW
Gempa
EQ
Tegangan
Kombinasi
fac
-8646
-1007
438
6957
-3930
-154
-410
-6754
f'ac
-6951
-810
294
3725
-3160
-124
-330
-7356
fbc
10850
1264
-1221
-30209
4932
194
515
-13675
BETON PRATEGANG

Tegangan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
Rem
TB
Temperatur
ET
Angin
EW
Gempa
EQ
Tegangan
Kombinasi
fac
-8646
-1007
438
6957
-3930
-154
-3786
-410
-10541
f'ac
-6951
-810
294
3725
-3160
-124
-4092
-330
-11448
fbc
10850
1264
-1221
-30209
4932
194
721
515
-12954

Tegangan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
Rem
TB
Temperatur
ET
Angin
EW
Gempa
EQ
Tegangan
Kombinasi
fac
-8646
-1007
438
6957
-965
-3225
f'ac
-6951
-810
294
3725
-776
-4518
fbc
10850
1264
-1221
-30209
1211
-18105
Kesimpulan :
Untuk berbagai kombinasi beban tidak terjadi tegangan tarik pada balok prategang, sehingga sistim sambungan segmental pada balok cukup menggunakan
resin (epoxy ) tanpa angkur.
BETON PRATEGANG
BETON PRATEGANG
Keterangan
Keterangan
Aman
Aman
Aman
al Aman (OK)
BETON PRATEGANG
Keterangan
Aman
Aman
Aman
al Aman (OK)
Keterangan
Aman
Aman
Aman
al Aman (OK)
BETON PRATEGANG
Keterangan
Aman
Aman
Aman
al Aman (OK)
Keterangan
Aman
Aman
Aman
al Aman (OK)
BETON PRATEGANG
BETON PRATEGANG
9. PEMBESIAN END BLOCK
Pj = po * ns * Pbs
Gaya prategang akibat jacking pada masing-masing cable :
NO
CABLE
Angkur hidup VSL
Angkur mati VSL
(Strand)
Pbs
(kN)
po
ns
Sc (Ton)
Dim (mm)
P (Ton)
Dim (mm)
20
265
20
250
13
187.32
94.79 %
20
265
20
250
18
187.32
94.79 %
20
265
20
250
18
187.32
94.79 %
20
265
20
250
18
187.32
94.79 %
BETON PRATEGANG
Pj
(kN)
Sudut
( .. )
230831.218
7.779
319612.455
6.270
319612.455
3.876
319612.455
1.469
BETON PRATEGANG
10. LENDUTAN BALOK

10.1. LENDUTAN PADA BALOK PRESTRESS (SEBELUM COMPOSIT)
Ebalok =
3.6E+07
kPa
Ix = 0.413997538 cm4
L=
39.00
10.1.1. LENDUTAN PADA KEADAAN AWAL (TRANSFER)

Pt1 = 10112.18295 kN
Mbalok = 6192.207356 kNm
es = 0.874445454 m
Qpt1 = 8*Pt1*es / L2 = 46.50915141 kN/m
Qbalok = 8*Mbalok / L2 = 32.56913797 kN/m
= 5/384 * ( -Qpt1 + Qbalok)*L4 / ( Ebalok*Ix) = -0.02843543 m
Ke Atas
10.1.2. LENDUTAN SETELAH LOSS OF PRESTRESS

Peff =
9254
kNm
Mbalok = 6192.207356 kNm

es = 0.874445454 m
Qpeff = 8*Peff * es / L2 = 42.56268596 kN/m
Qbalok = 8*Mbalok / L2 = 32.56913797 kN/m
= 5/384 * ( -Qpeff + Qbalok)*L4 / ( Ebalok*Ix) =
-0.02038527 m
Ke Atas
10.1.3. LENDUTAN SETELAH PLAT SELESAI DICOR (BETON MUDA)

Peff = 9254.128582 kNm
Mbalok+plat
5168.291456 kNm
es = 0.874445454 m
Qbalok = 8*Mbalok / L2 =
27.18365
= 5/384 * ( -Qpeff + Qbalok)*L4 / ( Ebalok*Ix) =
kN/m
-0.03137081 m
Ke Atas
BETON PRATEGANG
10.1.4. LENDUTAN SETELAH PLAT DAN BALOK MENJADI KOMPOSIT

Peff = 9254.128582 kNm
Mbalok+plat
5168.291456 kNm
ybc = 1.411801057 m
yb = 1.147218238 m
e's = es + (ybc - yb) =
1.139028272 m
Ixc = 0.654285523 m4
Qbalok = 8*Mbalok / L2 =
27.18365
kN/m
= 5/384*( -Qpeff + Qbalok+plat)*L4 / ( Ebalok*Ixc) =
-0.0198498 m
Ke Atas
10.2. LENDUTAN PADA BALOK COMPOSIT
Section Properties :
Ebalok =
3.6E+07
kPa
Ixc = 0.654285523 m4
L=
39.00
Peff = 9254.128582 kN
e's = 1.139028272 m
Ac = 0.971466162 m2
Wac = 0.641440493 m3
Wbc = 0.511170664 m3
10.2.1. LENDUTAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)
QTD = 13.26923077 kN/m

= 5/384*QTD*L4 / ( Ebalok*Ixc) =
0.017126668 m
Ke Bawah
< L/240
10.2.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)
QMA =
3.4
kN/m
= 5/384*QMA*L4 / ( Ebalok*Ixc) =
0.006935465 m
Kebawah
< L/240
BETON PRATEGANG
10.2.3. LENDUTAN AKIBAT PRESTRESS (PR)

Peff = 9254.128582 kNm
e's = 1.139028272 m
Qpeff = 8 * Peff * es / L2 = 42.56268596 kN/m
= 5/384*( -Qpeff )* L4 / ( Ebalok* Ixc) =
-0.08682118 m
Ke Atas
<L/240
10.2.4. LENDUTAN AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK (SR)

a. Lendutan Akibat Susut (Shrinkage )
Ps = 635.3088128 kN
e' = 0.920025288 m
Qps = 8 * Ps * e' / L2 =
3.074294139 kNm
= 5/384*Qps * L / ( Ebalok* Ixc) =

4
0.006271076
Ke Bawah
b. Lendutan Akibat Rangkak (Creep )

Lendutan pada balok setelah plat lantai selesai dicor (beton muda),
Lendutan pada balok setelah plat lantai dan balok menjadi komposit,
Lendutan akibat rangkak,
= 2 - 1 =
Lendutan (superposisi) akibat susut dan rangkak,
=
Ke Atas
10.2.5. LENDUTAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD)
QTD = 13.26923077 kN/m

PTD = 114.3333333 kN/m
= 1/48* PTD*L3 / (Ebalok*Ixc) + 5/384*QTD*L4 / ( Ebalok*Ixc) =
Ke Bawah
10.2.6. LENDUTAN AKIBAT BEBAN REM (TB)
MTB = 193.1265805 kNm
BETON PRATEGANG
= 0.0642 * MTB * L2 / ( Ebalok*Ixc) =
0.001277044 m
Ke Bawah
<L/240
10.2.6. LENDUTAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET)
Pt = 2602.854136 kN
ep = 0.384512135 cm
= 0.0642 * Pt * ep * L2 / ( Ebalok*Ixc) =
0.006617952 m
Ke Bawah
<L/240
10.2.7. LENDUTAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW)

QEW =
kN/m
= 5/384*QEW*L4 / ( Ebalok*Ixc) =
#VALUE!
#VALUE!
<L/240
10.2.8. LENDUTAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ)

QEQ = 3.259056503 kN/m
= 5/384*QEQ*L4 / ( Ebalok*Ixc) =
0.006647963 m
Ke Bawah
<L/240
BETON PRATEGANG
<L/240
Aman
<L/240
Aman
<L/240
Aman
BETON PRATEGANG
< L/240
Aman
Aman
Aman
BETON PRATEGANG
Aman
<L/240
Aman
1 = -0.03137081
2=
-0.0198498
-0.01152101 m
-0.00524993 m
<L/240
Aman
0.036635226 m
<L/240
Aman
BETON PRATEGANG
Aman
Aman
Aman
Aman
BETON PRATEGANG
10.3. KONTROL LENDUTAN BALOK TERHADAP KOMBINASI BEBAN

0.017126668 0.0069354651 0.006271076 -0.08682118 0.036635226 0.001277044 0.0066179517
Lendutan maksimum yang diijinkan,
= L / 300 =
0.130
Lajur "D"
TD
Rem
TB
#VALUE!
0.006647963
Angin
EW
Gempa
EQ
Kombinasi - 1 Lendutan (m) pada balok komposit akibat beban

Lendutan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Prategang
PR
Temperatur
ET
0.017126668 0.0069354651 0.006271076 -0.08682118 0.036635226 0.001277044
Kombinasi
Lendutan
-0.01858

Lendutan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
Rem
TB
Temperatur
ET
Angin
EW
Gempa
EQ
0.017126668 0.0069354651 0.006271076 -0.08682118 0.036635226 0.001277044 0.0066179517
Kombinasi
Lendutan
-0.01196

Lendutan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
Rem
TB
Temperatur
ET
0.017126668 0.0069354651 0.006271076 -0.08682118 0.036635226 0.001277044
Angin
EW
Gempa
EQ
#VALUE!
Kombinasi
Lendutan
#VALUE!

Lendutan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
Rem
TB
Temperatur
ET
0.017126668 0.0069354651 0.006271076 -0.08682118 0.036635226 0.001277044 0.0066179517
Angin
EW
#VALUE!
Gempa
EQ
Kombinasi
Lendutan
#VALUE!
BETON PRATEGANG
Lendutan
Berat Sendiri
MS

MA
SR
Prategang
PR
Lajur "D"
TD
0.017126668 0.0069354651 0.006271076 -0.08682118 0.036635226
Rem
TB
Temperatur
ET
Angin
EW
Gempa
EQ
Kombinasi
Lendutan
0.006647963
-0.01320
BETON PRATEGANG
Keterangan
OK
Keterangan
OK
Keterangan
#VALUE!
Keterangan
#VALUE!
BETON PRATEGANG
Keterangan
OK
BETON PRATEGANG
11. TINJAUAN ULTIMIT BALOK PRESTRESS

11.1. KAPASITAS MOMEN ULTIMIT BALOK
Modulus elastis baja prategang (strands) ASTM A-416 Grade 270 :
Es =
Jumlah total strands
ns =
Luas tampang nominal satu strands
Ast =
Tegangan leleh tendon baja prategang
fpy =
Aps = ns * Ast =
Luas tampang tendon baja prategang

500
Kuat tekan beton
fc' = 0.83*K *100 =
Kuat leleh baja prestress (f ps) pada keadaan ultimit, ditetapkan sebagai berikut :
Untuk nilai, L / H 35 :
fps = feff + 150 + fc' / (100 *p)

fps harus feff + 400
MPa
dan harus 0.8 * fpy

Keterangan :
L = panjang bentang balok,
H = tinggi total balok.
39.00
Gaya prestress efektif (setelah loss of prestress ),

Tegangan efektif baja prestress,
Luas penampang balok prategang komposit,
Rasio luas penampang baja prestress,
m
Peff =
9,254.13
feff = Peff / Aps *10-3 =
1172.00
Ac =
0.971
p = Aps / Ac =
0.0081
BETON PRATEGANG
Dimensi Balok dan Plat (Komposit)

b1 =
0.64
b5 =
0.25
h1 =
0.07
h5 =
b2 =
0.80
b6 =
0.70
h2 =
0.13
h6 =
b3 =
0.30
beff =
1.10
h3 =
0.12
h0 =
b4 =
0.20
h4 =
1.65
H = h + h0 =
2.30
Tinggi total balok prategang,
fps = feff + 150 + fc' / (100 *p) =
1677.55
fps = feff + 400 =
1572.00
fps = 0.8 * fpy =
1264.00
fps =
1264.00
Diambil kuat leleh baja prategang,
zo =
Letak titik berat tendon baja prategang terhadap alas balok,
d = h + ho - zo =
Tinggi efektif balok,
Ts = Aps * fps =
Gaya tarik pada baja prestress,

Diperkirakan, a < ( h0 + h1 )
h0 + h 1 =
Cc = [ Beff * h0 + b1 * ( a - h0 ) ] * 0.85 * fc'
Gaya tekan beton,
a = [ Ts / (0.85 * fc') - Beff * h0 ] / b1 + h0 =
Maka,
0.300
m
c = a / 1 =
Jarak garis netral terhadap sisi atas,
ps = 0.003 * (d - c) / c =
Regangan baja prestress,
Catatan :
, dimana Cc = Ts
Cc = gaya internal tekan beton

Ai = luas penampang tekan beton
yi = jarak pusat berat penampang tekan beton terhadap pusat berat baja prestress
Gaya internal tekan beton,
Cc = [ Ai * 0.85 * fc' ]
Momen nominal,
Mn = [ Ai * 0.85 * fc' * yi ]
BETON PRATEGANG
GAYA TEKAN BETON DAN MOMEN NOMINAL

Lengan thd. pusat baja
prestress
No
Lebar
(m)
Tinggi
(m)
Luas
(m2)
Gaya
(kN)
1.10
0.20
0.2192
7,731.09
y = d - h0 /2
0.64
0.07
0.0448
1,580.32
y = d - h0 - ( a - h0)/2
Cc = Ts =
9,311.41
kN
Momen nominal,Mn =

Kapasitas momen ultimit balok prestress,
11.2. MOMEN ULTIMATE BALOK

11.2.1. MOMEN AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK
Gaya internal akibat susut :
Ps = APlat * EPlat * u * n * [ ( 1 - e-cf ) / cf ] =

e' = yac - ho / 2 =
Eksentrisitas gaya susut terhadap pusat penampang,
MS = - Ps * e' =
Momen akibat susut,
MR = ( Pi - Peff ) * es' =
Momen akibat rangkak,
MSR = MS + MR =
Momen akibat susut dan rangkak,

11.2.2. MOMEN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR
Gaya internal akibat perbedaan temperatur :
Pt = At * EBalok * * (Ta + Tb) /2 =

ep = Mpt / Pt =
Eksentrisitas gaya terhadap pusat penampang balok,
MET = Pt * ep =
Momen akibat pengaruh temperatur,

11.2.3. MOMEN AKIBAT PRATEGANG
Gaya prategang efektif,
Peff = 9254.128582 kN
e's =
Momen akibat gaya prategang,
1.1425
MPR = - Peff * e's = -10572.608 m
BETON PRATEGANG
RESUME MOMEN BALOK

Daya Layan
Aksi / Beban
Faktor Beban
Ultimate
Momen
M
(kNm)
A. Aksi Tetap
Berat sendiri
KMS
1.3
MMS
5,546.2
Beban Mati Tambahan
KMA
2.0
MMA
646.0
Susut dan Rangkak
KSR
1.0
MSR
777.0
Prategang
KPR
1.0
MPR
-10,572.6
Beban Lajur "D"
KTD
2.0
MTD
2,521.2
Gaya Rem
KTB
2.0
MTB
99.0
Pengaruh Temperatur
KET
1.2
MET
1,000.8
Beban Angin
KEW
1.2
MEW
263.3
Beban Gempa
KEQ
1.0
MEQ
619.2
B. Aksi Kendaraan
C. Aksi Lingkungan
BETON PRATEGANG
193000
MPa
80
Buah
0.0001
m2
1580
MPa
0.007896
m2
41500
kPa
kN
MPa
m2
BETON PRATEGANG
0.25
0.25
0.20
16.96
L/H=
OK
MPa
MPa
MPa
MPa
1 =
0.758
0.1375
2.163
9980.54
kN
0.270
dimana Cc = Ts
Ganti Dimensi Girder
0.395
kN
0.01341
OK
BETON PRATEGANG
y
(m)
Momen
(kNm)
2.06250
15945.365618
1.91268
3022.6469826
Momen nominal,Mn = 18968.012601

=
0.8
Mn = 15174.410081
635.309
kN
0.92003
-584.500
kNm
1361.500
kNm
777.000
kNm
2602.854
0.385
1000.829
BETON PRATEGANG
Kondisi Ultimate
Momen Ultimate
Mu
(kNm)
KMS*MMS
7210.0695623
KMA*MMA
1292
KSR*MSR
776.99973911
KPR*MPR
-10572.60789
KTD*MTD
5042.3076923
KTB*MTB
198.07854408
KET*MET
1200.9948
KEW * MEW
315.9
KEQ*MEQ
619.22073556
BETON PRATEGANG
11.3. KONTROL KOMBINASI MOMEN ULTIMIT

Mn =
Kapasitas momen ultimit balok prestress,
15174.41
kNm
Rekapitulasi Momen Ultimate Akibat Gaya-Gaya yang Bekerja

Momen
Ultimate
MXX
Berat Sendiri Mati Tambahan Susut-Rangkak
Prategang
Lajur "D"
Rem
Temperatur
Angin
Gempa
KMS*MMS
KMA*MMA
KSR*MSR
KPR*MPR
KTD*MTD
KTB*MTB
KET*MET
KEW * MEW
KEQ*MEQ
7210.07
1292.00
777.00
-10572.61
5042.31
198.08
1200.99
315.90
619.22
Prategang
Lajur "D"
Rem
Temperatur
Angin
Gempa
KET*MET
KEW * MEW
KEQ*MEQ
Momen Ultimate
Kombinasi
Kombinasi - 1 Momen ultimit pada balok komposit (kNm) akibat beban

Momen
Ultimate
MXX
KMS*MMS
KMA*MMA
KSR*MSR
KPR*MPR
KTD*MTD
KTB*MTB
7210.07
1292.00
777.00
-10572.61
5042.31
198.08
Prategang
Lajur "D"
Rem
Temperatur
Angin
Gempa
KEW * MEW
KEQ*MEQ
Momen Ultimate
Kombinasi
3946.85

Momen
Ultimate
MXX
KMS*MMS
KMA*MMA
KSR*MSR
KPR*MPR
KTD*MTD
KTB*MTB
KET*MET
7210.07
1292.00
777.00
-10572.61
5042.31
198.08
1200.99
Momen Ultimate
Kombinasi
5147.84
BETON PRATEGANG

Momen
Ultimate
MXX
Prategang
Lajur "D"
Rem
Temperatur
Angin
Gempa
KET*MET
KEW * MEW
KEQ*MEQ
KMS*MMS
KMA*MMA
KSR*MSR
KPR*MPR
KTD*MTD
KTB*MTB
7210.07
1292.00
777.00
-10572.61
5042.31
198.08
Prategang
Lajur "D"
Rem
Temperatur
Angin
Gempa
KTD*MTD
KTB*MTB
KET*MET
KEW * MEW
KEQ*MEQ
315.90
Momen Ultimate
Kombinasi
4262.75

Momen
Ultimate
MXX
KMS*MMS
KMA*MMA
KSR*MSR
KPR*MPR
7210.07
1292.00
777.00
-10572.61
619.22
Momen Ultimate
Kombinasi
-674.32
BETON PRATEGANG
Keterangan
Keterangan
Aman
Keterangan
Aman
BETON PRATEGANG
Keterangan
Aman
Keterangan
Aman

Ptategang Soca Jibril

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Ptategang Soca Jibril

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

BETON PRATEGANG

DESIGN AND MANUFACTURING REFERENCE

Recommendation for Design Loading of Highwa

Girder Manufacturing Work Instruction

PC I GIRDER Shape and Dimension

ASDAM TAMBUSAY D11108292

Beam Spacing (cm)

ASDAM TAMBUSAY D11108292

tion for Design Loading of Highway Bridges

ecification for Highway Bridges

acturing Work Instruction

ASDAM TAMBUSAY D11108292

Beam Spacing (cm)

ASDAM TAMBUSAY D11108292

PENENTUAN JARAK ANTAR GIRDER DAN JUMLAH GIRDER YANG DIPAKAI

cm , Jumlah spans yang digunakan adalah;

*) Data Girder Terlampir

Lebar Jembatan (tanpa trotoar)

Jarak antar girder

Perhitungan Jarak antara Girder yang dipakai;

Jadi, jarak antar girder yang digunakan adalah

ASDAM TAMBUSAY D11108292

ASDAM TAMBUSAY D11108292

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

Tebal slab lantai jembatan (ts)

Tebal lapisan aspal + overlay (ta)

Tebal genangan air hujan (th)

Jarak antara balok prategang (s)

Lebar jalur lalu-lintas (b1)

Lebar trotoar (b2)

Lebar total jembatan (B)

Panjang bentang jembatan (L)

Untuk baja tulangan dengan 12 mm : U -

Tegangan leleh baja, fy = BJ*10 =

Berat beton bertulang, wc

Berat beton tidak bertulang, w'c

Berat jenis air, ww

I. ANALISIS BEBAN SLAB LANTAI JEMBATAN

Ditinjau slab lantai jembatan selebar,

Berat beton bertulang

Faktor beban ultimit (KMA)

Lapisan aspal + overlay

3. BEBAN TRUK "T" (TT)

Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil

4. BEBAN ANGIN (EW)

Vw = Kecepatan angin rencana

Jarak antara roda kendaraan

Transfer beban angin ke lantai jembatan,

Temperatur minimum rata-rata

Koefisien muai panjang untuk beton,

Modulus elastis beton,

6. MOMEN PADA SLAB LANTAI JEMBATAN

Untuk beban terpusat P :

Untuk beban temperatur, T :

Momen akibat berat sendiri (MS) :

Momen akibat beban mati tambahan (MA) :

Momen akibat beban truck (TT) :

Momen akibat beban angin (EW) :

Momen akibat temperatur (ET) :

Beban mati tambahan

Beban truk "T"

Beban mati tambahan

Beban truk "T"

6.1 MOMEN SLAB

Rmax = 0.75 b fy * [1 0.75 b * fy /( 0.85 * fc )

Rmax = 0.75 b fy * [1 0.75 b * fy /( 0.85 * fc )