Anda di halaman 1dari 58

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Genap
I ( pertama )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
konsep dasar-dasar elektronika
Indikator
Siswa dapat menjelaskan teori emisi elektrondengan benar dan sesuai dengan konsep
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1.
2.
3.
4.
5.

II.

Mampu memahami arti dari listrik.


Mampu menjelaskan arti dari arus listrik
Mampu menjelaskan arti dari arus listrik bolak balik ( AC )
Mampu menjelaskan arti dari arus listrik searah ( DC )
Mampu menjelaskan arah arus

Materi Pembelajaran
1. Energi listrik
2. Emisi elektron / teori atom

III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi

Kegiatan Inti

Guru menjelaskan materi awal tentang definisi dan terjadinya listrik , siswa mencatat
yang
perlu
dicatat
sebagai
perbendaharaan
pengetahuan
yang
di
perlukan. ............................................................................... : 10 menit
Guru menjelaskan materi tentang bagaimana arus listrik itu terjadi dan siswa mencatat
yang
perlu
dicatat
sebagai
perbendaharaan
pengetahuan
yang
di
perlukan. ................................................................................ : 30 menit
Guru menjelaskan materi tentang perbedaan antara aruslistrik AC dan DC dan siswa
mencatat yang perlu dicatat sebagai perbendaharaan pengetahuan yang di
perlukan................................................................... : 30 menit
Guru menggambar dan menerangkan rangkaian tertutup dan terbuka untuk menjelaskan
arah arus listrik sesuai dengan teori perjanjian dan teori emisi
elektron ................................................................................. : 20 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil rangkuman materi pelajaran
V.

Sumber Belajar
Modul PTL.7A.010 PKDLE Dasar Semikonduktor

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

Lembar informasi
Struktur Atom dalam bahan semikonduktor

Operasi semua komponen elektronika yang terbuat dari bahan padat seperti dioda ,
LED,transistor bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya ( solid state )
didasarkan atas sifat-sifat bahan semikonduktor.
Semikonduktor adalah bahan yang sifat kelistrikannya terletak diantara sifat konduktor dan
sifat isolator
Sifat kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah oleh pengaruh temperatur ,
cahaya atau medan magnit
Tetapi
Sifat dari bahan semikonduktor adalah sangat sensitif terhadap pengaruh temperatur , cahaya atau
medan magnit
Elemen terkecil dari suatu bahan yang masih memiliki sifat-sifat kimia dan fisika yang sama
dinamakan ATOM
1. Padat
BENDA

2. Cair
3. Gas

MOL

MOL

Atom

Atom

Atom

Atom

Elektron

Proton

Elektron

Neutron

Elektron

Gambar :Struktur Atom


Suatu atom terdiri atas tiga partikel dasar yaitu : Proton , Neutron dan Elektron
Dalam struktur atom , Proton dan Neutron membentuk inti atom yang
bermuatan positif , sedangkan elektron-elektron yang bermuatan negatif
mengelilingi inti dan elektron-elektron ini terrsusun berlapis-lapis., elektron yang
menempati lapis terluar dinamakan Valensi
Elektron lapis paling luar

Elektron

Proton
Elektron

Inti atom
Neutron

ARUS LISTRI K SEBENARNYA adalah muatan listrik yang berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain melalui suatu penghantar . O y e ! ! !

A
+
+

_
+

A
_

B
_
_

Arus listrik

_
_

VB > VA

Q
+

Arus listrik

Q
_

+
+

Netral
Arus listrik

VQ > V P

VP > VQ
1

GENGS AJAR 09

Arus listrik

__

Rangkaian tertutup

12

Arus listrik

VA > VB
P
+

B
_

GENGS AJAR 09

S
+

Rangkaian Terbuka

EVALUASI
Kompetensi : Memahami dasar-dasar elektronika
A. TES TERTULIS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !
1. Bagaimana cara dioda dibentuk ?
2. Bagaiman arus pada dioda yang diberi bias mundur ?
3. Bagaimana arus pada dioda yang diberi bias maju ?

EVALUASI
Kompetensi : Memahami dasar-dasar elektronika

B. TES PRAKTIK
1.

pengamatan pada dioda

No.

Kondisi yang
damati

Bias maju

Bias mundur

V1 ( volt ) 2 - 0

A1 ( Ampere ) 2

Keterangan
( kondisi
lampu )

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


Jl. Mastrip No. 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
e-mail : smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
2 ( kedua )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
konsep dasar-dasar elektronika
Indikator
Peserta didik mampu menjelaskan dan memahami sifat dasar semikonduktor
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan struktur atom semikonduktor.
2. Mampu memahami dan menjelaskan semikonduktor.tipe N dan tipe P
3.

Mampu memahami dan menjelaskan kurva karakteristik dioda semikonduktor

III. Materi Pembelajaran


1. Pengertian semikonduktor
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi

Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi awal tentang struktur atom pada bahan
semikonduktor. ............................................................................................................... :
15 menit
Guru menjelaskan materi tentang bagaimana struktur atom ................ : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang komponen komponen bahan semikonduktor tipe N
dan tipe P ............................................................................................. : 15 menit
Guru menggambar dan menerangkan rangkaian dioda semikonduktor dengan catu daya
DC 12 volt ............... ........................................................................... : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil praktik rangkaian dioda semikonduktor
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

LEMBAR INFORMASI
Atom silikon mempunyai elektron yang mengorbit sebanyak 14 dan atom germanium memiliki
32 elektron
Pada atom yang seimbang ( netral ) jumlah elektron dalam orbit sama dengan jumlah proton
dalam inti atom.
Muatan listrik sebuah elektron adalah = - 1,602 Coulum dan muatan listrik sebuah proton
adalah = + 1,602 Coulum
Atom silikon dan atom germanium masing-masing mempunyai empat elektron valensi , oleh
karena itu atom-atom ini disebut juga dengan ATOM TETRA - VALENT ( bervalensi empat )
Setiap elektron valensi akan membentuk ikatan kovalen dengan elektron valensi dari atom atom
yang bersebelahan
Elektron valensi bisa keluar dari ikatan kovalen menuju daerah konduksi apabila diberi energi
panas cukup kuat sehingga elektron tsb menjadi bebas yang disebut dengan elektron bebas

Si

Si

Si

Elektron valensi
Ikatan kovalen

Si

Si

Si

Si

Si

Si

Gambar struktur kristal silikon dg. Ikatan Kovalen

Si

Si

Si

Si

Sb

Si

Atom antimoni
( Sb )

elektron valensi ke
lima

Si

Si

Si

Gambar struktur kristal semikonduktor (silikon ) tipe N


Apabila bahan semikonduktor intrinsik (murni) didoping dengan bahan bervalensi lain ,maka
diperoleh bahan semikonduktor ekstrinsik
Bahan semikonduktor intrinsik (murni) jumlah elektron bebas dan holenya sama , konduktivitas
semikonduktor intrisik sangat rendah , karena terbatasnya jumlah pembawa muatan yaitu hole
dan elektron bebas tsb.
Jika semikonduktor intrinsik didoping dengan bahan ketidak murnian (impuritas )
bervalensi lima ( penta-valensi ) maka diperoleh bahan semikonduktor tipe N
Bahan dopan ( doping ) yang bervalensi lima ini misalnya : antimoni , arsenik dan pospor
Atom yang bervalensi lima disebut dengan atom donor , atom donor yang telah ditinggal
kan elektron valensinya menjadi ion bermuatan positif
Pembawa minoritas

ion donor

pembawa mayoritas
+
+

+
+

Gambar Bahan semikonduktor tipe N

Si

Si

Si

Si

Si

Atom Boron (B)

Si

hole

Si

Si

Gambar struktur kristal semikonduktor (silikon ) tipe P


Apabila bahan semikonduktor intrinsik (murni) didoping dengan bahan bervalensi lain ,maka
diperoleh bahan semikonduktor ekstrinsik
Jika semikonduktor intrinsik didoping dengan bahan ketidak murnian ( impuritas )
bervalensi tiga ( tri-valensi ) maka diperoleh bahan semikonduktor tipe P
Bahan dopan ( doping ) yang bervalensi tiga ini misalnya : boron , galium dan indium
Atom yang bervalensi tiga disebut dengan atom akseptor , karena atom ini siap menerima
elektron
Pembawa minoritas

ion akseptor

pembawa mayoritas
-

Gambar Bahan semikonduktor tipe P

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


Jl. Mastrip No. 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
e-mail : smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
3 ( ketiga )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
simbol komponen elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai karakteristik dioda semikonduktor
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan Dioda semikonduktor.
2. Mampu memahami dan menjelaskan dioda semikonduktor.bias maju dan bias mundur
3. Mampu memahami dan menjelaskan kurva karakteristik dioda semikonduktor

IV. Materi Pembelajaran


1. Dioda semikonduktor
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi

Kegiatan Inti
Guru
menjelaskan
materi
awal
tentang
dioda
semikonduktor. ..................................................................................................................
..... : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang dioda diberi bias maju dan bias mundur.. : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang kurva karakteristik dioda semikonduktor : 15 menit
Guru menggambar dan menerangkan rangkaian dioda semikonduktor dengan catu daya
DC 12 volt ............... ..................................................................................... : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil praktik rangkaian dioda semikonduktor
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

LEMBAR INFORMASI
Secara umum dioda disimbolkan dan bentuk fisiknya seperti terlihat pada gambar 1.8.
Salah satu aplikasi penggunaan dioda dalam ilmu kelistrikan adalah sebagai penyearah
arus (rectifier) dari arus bolak-balik ke arus searah.

DIN 40 700
Gambar 1.8. Simbol dan bentuk fisik Dioda
1. Sifat Dioda
1.1. Bias Maju
Jika anoda dihubungkan dengan kutub positip sumber searah dan katodanya dihubungkan dengan
kutub negatipnya seperti terlihat pada gambar 1.9., maka rangkaian tersebut dikenal sebagai
rangkaian bias maju (Forward -Bias).

Gambar 1.9. Bias maju (Forward-Bias)

Pada kondisi seperti ini arus akan mengalir dari anoda menuju katoda. Tegangan dimana dioda
mulai mengalirkan arus disebut sebagai tegangan kerja dioda ( Ud).
Untuk dioda silikon Ud 0,7 volt sedangkan untuk dioda germanium Ud 0,3 volt.
1.2. Bias Mundur
Jika kedua elektroda dioda tersebut kita hubungkan secara terbalik (berlawanan
polaritas), yaitu anoda dihubungkan dengan sumber negatip sumber searah
sedangkan katoda dihubungkan dengan sumber positipnya, maka bias demikian
disebut bias mundur (Reverse-Bias) seperti diperlihatkan pada gambar 1.10.

Gambar 1.10. Bias Mundur (Reverse-Bias)


Pada saat reverse ini dioda akan mempunyai nilai hambatan yang besar, sehingga
arus tidak akan atau sedikit mengalir dalam orde mikroamper.Jika tegangan sumber dinaikkan
lebih besar lagi, maka suatu saat tertentu secara
tiba-tiba arus akan naik secara linear. Tegangan saat arus mengalir secara linear ini
dikenal sebagai tegangan patahan (Breakdown Voltage). Tegangan ini jika terus diperbesar akan
mengakibatkan kerusakan pada dioda dan untuk itu tegangan ini dibatasi hingga tegangan
nominal yang dikenal dengan nama Peak Inverse Voltage
disingkat PIV.

RANGKUMAN - 1
1. Atom adalah bagian terkecil dari benda yang tidak dapat dibagi lagi, dimana atom
terdiri dari Inti, Proton dan Elektron.
2. Inti dan proton dianggap bermuatan sama (positip), sedangkan elektron bermuatan
negatip dan kedua muatan tersebut dapat saling tarik menarik atau tolak menolak
bahkan bisa bermuatan netral, jika muatannya seimbang .
3. Jumlah lapisan (orbit) elektron dari suatu unsur dapat dihitung dengan rumus
pendekatan e = 2 n2
4. Setiap elektron yang berdekatan dari atom yang berbeda dapat membuat suatu
ikatan yang dikenal sebagai ikatan kovalen (Covalent-Bond).
5. Elektron yang melepaskan diri dari ikatannya disebut Elektron-bebas, sedangkan
tempat yang ditinggalkannya membentuk muatan positip yang diberi nama Hole.
6. Dalam keadaan murni dan pada temperatur 2730 C (00 K), bahan semikonduktor
bersifat sebagai penyekat, sedangkan pada temperatur kamar (270 C) berubah
menjadi penghantar.
7. Pencampuran antara bahan semikonduktor bervalensi berbeda misal Silikon yang
bervalensi 4 dengan bahan Indium yang bervalensi 3 akan menghasilkan tipe
semikonduktor P (positip), sedangkan pencampuran Silikon dengan Arsenikum
yang bervalensi 5 akan menghasilkan tipe N (negatip).

8. Sifat dioda PN adalah menghantarkan arus saat bias maju (forward) dan
menghambat arus saat bias mundur (reverse).Elektronika -1
20

LEMBAR

LATIHAN - 1

1. Apa yang dimaksud dengan Elektron Bebas dan Hole ? Sebutkan juga
kejadiannya !
2. Unsur Indium (In) yang mempunyai nomor atom 49 dan Phospor (P) yang
bernomor atom 15.
a. Hitung / gambarkan jumlah lintasan dan jumlah elektron setiap
lintasannya !
b. Valensi In = . ; valensi P =
3. Apa yang dimaksud dengan metoda Impurity (DOPING) dan sebutkan apa tujuan /
alasannya ?
4. Sebutkan ciri-ciri (sifat) dioda untuk bias maju dan mundur !
Elektronika -1

21

JAWABAN LATIHAN - 1
1. Elektron bebas dan hole adalah pembawa muatan negatip dan positip, dimana
kejadiannya adalah saat elektron tersebut lepas dari ikatannya akibat adanya
pengaruh agitasi thermis ataupun chemis. Sedangkan atom yang ditinggalkan
oleh elektron akan kehilangan muatan negatip sehingga atom tersebut akan
lebih negatip. Kehilangan elektron tersebut mengakibatkan lubang (hole)
yang bermuatan positip.
2. Usur Indium yang mempunyai nomor atom 49, jika diuraikan jumlah elektron
dalam setiap orbitnya adalah sebagai berikut :
Orbit 1 = 2 x 12 = 2
Orbit 2 = 2 x 22 = 8
Orbit 3 = 2 x 32 = 18
Orbit 4 = 2 x 42 = 18 *
Orbit 5 = 3 elektron
Sedangkan untuk Phospor yang mempunyai nomor atom 15, jika diuraikan
jumlah elektron dalam setiap orbitnya adalah :
Orbit 1 = 2 x 12 = 2
Orbit 2 = 2 x 22 = 8
Orbit 3 = 5 elektron
Dengan demikian Elektron valensi untuk unsur Indium adalah = 5, sedangkan
unsur Phospor = 3.
2. Metoda impurity (doping) adalah metoda untuk memperoleh bahan (unsur)
yang mempunyai polaritas tertentu (positip atau negatip). Metoda ini disebut
metoda pengotoran (doping), dimana unsur murni dicampur dengan unsur lain
sehingga berubah sifat, misalnya unsur silicon murni dicampur dengan indium
akan menghasilkan bahan silicon dengan polaritas positip.
3. Jika dioda diberi bias maju, maka dia akan menghantarkan arus listrik.
Sedangkan jika dibias mundur, maka dia akan menghambat arus.

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
4 ( keempat )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
simbol komponen elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai penggunaan dioda semikonduktor
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan penyearah setengah gelombang
2. Mampu memahami dan menjelaskan penyearah gelombang penuh

V.

Materi Pembelajaran
1. Penggunaan dioda semikonduktor

III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi

Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi awal tentang penyearah setengah gelombang dan prinsip
kerjanya......................................................................................................... : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang dioda sbg. Penyearah gelombang penuh.... : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang prinsip kerja penyearah gelombang penuh : 15 menit
Guru menggambar dan menerangkan rangkaian dioda semikonduktor dengan catu daya
DC 12 volt pada gelombang penuh.................................................................. : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil praktik rangkaian dioda semikonduktor
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

LEMBAR INFORMASI

RANGKAIAN DIODE
a. Tujuan kegiatan pembelajaran
1. Dapat menganalisa karakteristik dioda rectifier
2. Dapat menganalisa rangkaian dioda clamping
3. Dapat mengkonstruksi sirkit dioda rectifier dan dioda zener
4. Dapat mengaplikasikan dioda semikonduktor dan dioda zener
Elemen Rangkaian
Ada dua elemen dasar rangkaian yang akan mendominasi sistem kelistrikan kita yaitu rangkaian
digital dan rangkaian analog. Saat ini sistem kelistrikan didominasi oleh rangkaian digital atau
rangkaian analog atau kombinasi keduanya.
Rangkaian digital mempunyai kelebihan yang signifikan untuk banyak aplikasi. Pengggunaan
rangkaian digital jauh lebih banyak dibandingkan penggunaan rangkaian analog.
Dilihat dari karakteristik yang dihasilkan maka dibedakan elemen linear dan
elemen non linear. Yang termasuk elemen linear dalam rangkaian digital adalah
suatu rangkaian digital yang mencakup digital adder atau digital subtraction serta
digital multipliers. Sedang elemen linear dalam rangkaian analog mencakup
resistor. Inductor, capasitor, arus dan tegangan.
Dalam banyak hal sifat-sifat elemen linear hampir sama komponen digital akan
tetapi tidak sama persis.
Marilah kita tinjau satu model elemen linear yang paling sederhana yaitu resistor.

Gambar 2.1
Elemen Resistan dan Karakteristik UI
Karakteristik volt-amper (UI) suatu resistor idal dapat dijelaskan melalui
hubungan sederhana dari hukum Ohm. Karakteristik linear suatu resistan
diperlihatkan dalam gambar 1.1. sedang karakteristik UI dari suatu diode
semikonduktor yang ideal diperlihatkan dalam gambar 1.2.

Gambar 2.2
Karakteristik UI Ideal Diode Semikonduktor
Karakteristik non linear dode dijelaskan sebagai berikut. Dari gambar 1.2 dapat
kita lihat, bila sumber tegangan U positif maka ID juga postif dan diodenya short
circuit (Ud = 0). Tetapi bila Ud negatif, ID menjadi nol dan diodenya open circuit
(UD = U). dalam hal ini diode dapat dianggap sebagai sakelar yang dikontrol oleh
polaritas sumber tegangannya. Sakelar akan tertutup pada sumber tegangan positif
dan akan terbuka pada sumber tegangan negatif. Atau dengan kata lain diode
hanya akan menghantar arus dari terminal positif (anoda) ke terminal negatif
(anoda) dan penghantaran akan terjadi bila sumber tegangannya positif. Diode
akan menghantar bila sumber tegangannya negatif. Dalam kenyataannya
karakteristik diode tiak akan se-ideal seperti gambar 2.2 untuk lebih jelasnya
pelajari lagi modul Piranti Elektronik.
Diode adalah suatu elemen dasar dari piranti non linear yang akan kita pelajari
dalam modul ini. Diode telah didesain dengan banyak jenis dan digunakan secara
luas dalam bentuk satu atau lainnya di hampir setiap cabang teknologi kelistrikan.
Antara lain : metalic diode rectifier, semikonduktor diode, zener diode, tunel
diode dll. Dalam bab ini perhatian akan difokuskan pada semikonduktor diode
dan karena diode ini mempunyai aplikasi yang paling luas dan juga prinsip
rangkaian yang akan dikembangkan untuk diode jenis ini hampir dapat langsung
digunakan untuk diode jenis lainnya. Untuk keperluan praktis biasanya tahana
diode RD dapat diabaikan

Rangkaian Clipping (Diode Clipper)


Salah satu aplikasi prinsipal dari diode adalah menghasilkan tegangan searah dari
sumber tegangan bolak-balik. Proses ini disebut sebagai penyearah (rektifikasi).
Tipikal rangkaian penyearah setengah gelombang (half wave rectifier)
diperlihatkan dalam gambar 1.4 Rangkaian ini sering disebut juga sebagai
rangkaian Clipping atau rangkaian Diode Clipper.

Gambar 2.4
Rangkaian Clipper Dioda

Rangkaian Diode-Clamping atau Despiking


Rangkaian diode clamping atau despiking circuit adalah rangkaian yang akan
menjaga tegangan atau arus pada level tertentu. Dalam suatu rangkaian induktif,
kadang diperlukan untuk membatasi besarnya tegangan yang muncul pada suatu
rangkaian. Sebagai contoh, bila tegangan searah (DC) yang terpasang padsa suatu
coil diputuskan (switch off) maka akan bangkit loncatan bunga api pada kontak
swtichnya sebagai akibat bangkitnya tegangan induksi pada coil. Bunga api yag
timbul pada kota switch sebagai hasil dari usaha tegangan induksi untuk
membuang muatannya di dalam rangkaian. Gambar 2.5a memperlihatkan suatu
rangkaian power switching dengan switch di mana rangkaiannya tidak dilengkapi
dengan rangkaian clamping diode sehingga pada saat terjadi switching akan
timbul bunga api yang cukup besar yang dapat merusak kontak switchnya.
Gambar 2.5b memperlihatkan suatu rangkaian switching dengan transistor di
mana rangkaiannya telah dilengkapi dengan rangkaian Clamping diode. Dengan
terpasangnya diode clamping pada rangkaian tersebut maka diode akan
melindungi rangkaian dari lonjakan arus atau tegangan pada saat terjadi
pemutusan arus melalui coil. Diode Clamping dihubungkan secara reverse bias.
Bila terjadi pemutusan arus pada coil maka tegangan induksi yang bangkit pada
coil akan menjadi nol akibat muatannya langsung disalurkan ke coil oleh diode
clamping-nya sehingga arus induksinya tidak sampai ke transistor. Apabila tanpa
diode clamping maka arus induksi yang mengalir ke transistor akan dapat
merusak transistornya.

Gambar 2.5
Rangkaian Clamping Diode
Zener Diode
Zener diode sama seperti diode penyearah yang memungkinkan ars mengalir pada
zener diode-nya memperoleh tegangan positif (forward bias) perbedaannya adalah
tegangan break down zener pada reverse bias jauh lebih rendah dibandingkan
dengan diode penyearah biasa. Pada diode biasa maka arus reverse bias akan
dapat merusak diode tetapi zener diode didesain untuk kuat memikul arus reverse
bias ini. Rating tegangan zener diode menunjukan besarnya tegangan dimana zene
r dioda mulai konduk pada saat reverse bias.

Gambar 2.6
Rangkaian Regulator Tegangan
Zener diode sering digunakan sebagai bagian dari suatu rangkaian regulator
tegangan. Rangkaian regulator tegangan yang sederhana yang menggunakan
zener diode diperlihatkan dalam gambar 2.6. sebuah zener diode dengan rating
tegangan 5 volt dihubungkan ke suatu sumber tegangan variabel melalui sebuah
resistor R1 pada arah reverse bias. Resistor seri R1 digunakan untuk menurunkan
tegangan sumber sehingga diodenya tidak memikul seluruh tegangan sumber.

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika


SMK
X / Gasal
5 ( kelima )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
simbol komponen elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai penggunaan dioda semikonduktor
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan penyearah gelombang penuh dengan sistem
jembatan

VI. Materi Pembelajaran


1. Penggunaan dioda semikonduktor
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi


Kegiatan Inti

Guru menjelaskan materi awal tentang penyearah setengah gelombang dan prinsip
kerjanya......................................................................................................... : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang dioda sbg. Penyearah gelombang penuh.... : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang prinsip kerja penyearah gelombang penuh sistem
jembatan ......................................................................................................... : 15 menit
Guru menggambar dan menerangkan rangkaian dioda semikonduktor dengan catu daya
DC 12 volt pada gelombang penuh sistem jembatan .................................... : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil praktik rangkaian dioda semikonduktor
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

LEMBAR INFORMASI
Penyearah Setengah Gelombang
Rangkaian dasar penyearah setengah gelombang diperlihatkan pada gambar 1.11.
dimana sisi primer transformator tersambung dengan sumber bolak-balik (ac)
sedangkan sisi sekunder dihubungkan seri dengan sebuah dioda dan tahanan beban
(RL).

Gambar 1.11. Rangkaian Penyearah setengah gelombang

Jika saklar S ditutup, maka saat t1 t2 keadaan di titik A misal berpolaritas positip,
maka pada setengah periode ini dioda ada dalam kondisi menghantar sehingga arus
IRL mengalir. Arus tersebut akan melewati tahanan R L sehingga antara titik C dan D
terbangkit tegangan yang sebanding dengan besarnya arus yang mengalir.

Gambar 1.12. Proses penyearahan setengah gelombang

Pada saat t2 t3 titik B sedang dalam polaritas negatip dan dioda dalam kondisi menghambat,sehingga
RL dialiri arus reverse yang relatip kecil dan sering diabaikan.
Jika titik A kembali positip pada saat t3 t4, maka proses serupa akan terulang ,sehingga pada R L akan
terdapat pulsa positip saja. Proses perubahan tegangan bolak-balik menjadi pulsa searah ini disebut
penyearahan dan dikarenakan hanya setengah periode saja yang dapat dimanfaatkan, maka penyearah
seperti ini dikenal sebagai Penyearah Setengah Gelombang.
Guna menghitung besar harga rata-rata signal yang disearahkan dapat digunakan rumus pendekatan
sebagai berikut :
Udc =
Um

= 0,318 Um (1.2)
Dimana : Um = harga maksimum tegangan ac
Udc = harga rata-rata tegangan dc

2.2. Penyearah Gelombang Penuh


Ada dua macam penyearah gelombang penuh, yaitu sistem Titik -Tengah (centretap) dan Sistem
Jembatan (bridge).
Penyearah sistem titik-tengah menggunakan transformator centre-tap, dimana jumlah lilitan antara
titik AC sama dengan jumlah lilitan pada titik CB.

Gambar 1.13. Sistem Centre-tap

Ujung A dihubungkan pada dioda D1 dan ujung B pada dioda D2. Ujung lain dari dioda ini dihubung
kan pada titik yang sama dari ujung tahanan RL di titik X dan ujung titik Y disambungkan ke titik
tengah transformator C.
Kerja penyearah ini dapat dilihat pada gambar 1.14. dimana kurva a1 dan a2 menunjukkan tegangan
yang masuk pada dioda D1 dan D2 yang selalu berlawanan phasa dan sama besarnya.

Gambar 1.14. Proses Penyearahan Gelombang Penuh

Pada saat t1 t2 ujung A sedang berpolaritas positip, sedangkan ujung B negatip sehingga pada sat ini
dioda D1 yang sedang menghantar (kurva b1 saat t1 t2), sedangkan D2 tidak menghantar (kurva b2 saat
t1-t2).
Pada saat t2 - t3 ujung A berpolaritas negatip sedang ujung B positip sehingga pada saat ini dioda D 2
yang menghantar (kurva b2 saat t2 - t3) sedang D1 tidak menghantar (kurva b1 saat t2 t3).

Dengan demikian kedua dioda tersebut secara bergantian setiap setengah periode dan tahanan R L
sertiap saat selalu dilewati arus (kuva c) yang berbentuk pulsa positip. Dikarenakan satu gelombang
penuh tegangan bolak-balik telah dimanfaatkan, maka rangkaian ini dinamakan penyearah gelombang
penuh.
Kelebihan penyearah gelombang penuh dari penyearah setengah gelombang adalah menghasilkan
tegangan rata-rata (Udc) duakali lipat atau dituliskan sebagai berikut :
Udc = 2 x 0,318 Um ( 1.3)
= 0,636 Um
Untuk penyearah gelombang penuh Sistem Jembatan diperlukan empat buah dioda yang dipasang
sedemikian rupa seperti diperlihatkan pada gambar 1.15.

Gambar 1.15. Penyearah sistem Jembatan

Ketika titik A sedang positip, dioda D1 dan D2 berada dalam kondisi menghantar, sedang dioda D 3 dan
D4 tidak menghantar. Guna memudahkan anda mengetahui bagaimana sistem ini bekerja, maka ikuti
gambar 1.16., dimana ketika titik A sedang negatip, dioda yang menghantar adalah dioda D 3 dan D4
,sedang D1 dan D2 tidak menghantar.

Gambar 1.16. Proses kerja Sistem Jembatan

Dengan demikian pada setiap setengah periode tegangan bolak-balik ada dua buah dioda yang bekerja
secara serempak sedangkan dua buah lainnya tidak bekerja.
Adapun hasil penyearahan dari sistem ini adalah mirip dengan sistem Titik -Tengah.

RANGKUMAN
1. Dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus dari arus bolak-balik
ke arus searah
2. Penyearah arus ada dua macam, yaitu penyearah setengah gelombang
dan penyearah gelombang penuh
3. Hasil penyearahan setengah gelombang adalah 0,318 Um, sedangkan
hasil penyearahan gelombang penuh adalah 2 x 0,318 Um = 0,636 Um
4. Penyearah gelombang penuh ada dua tipe, yaitu dengan menggunakan
transformator titik tengah (centre-tap) dan tipe jembatan (bridge)
.
5. Dengan bantuan kapasitor, penyearah dapat dibentuk sebagai
rangkaian pelipat (multiplier) tegangan.
6. Dioda zener terbuat dari bahan dasar silicon dengan konsentransi
campuran lebih tinggi dari dioda rectifier.
7. Dioda zener bekerja di daerah reverse bias (kuadran III)
8. Dioda zener sering digunakan sebagai penstabil tegangan (voltage
Stabilisator) sumber arus searah.
9. Mengingat keterbatasan dioda zener, maka dalam prakteknya harus
dihubung seri dengan sebuah tahanan.
10. Dioda Emisi Cahaya (LED) banyak digunakan sebagai indikator
cahaya elektronik
11. Kemampuan tegangan setiap LED tergantung dari jenis bahan dasar
dan warna cahaya yang dikeluarkannya
12. Dioda cahaya juga bekerja didaerah reverse bias.
13. Dioda cahaya banyak digunakan sebagai piranti sensor system
pengaman dan peraba data dari pita berlubang (Punch Tape).

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika


SMK
X / Gasal
6 ( keenam )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
simbol komponen elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai tentang resistor
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang Resistor / tahanan

VII. Materi Pembelajaran


1. Resistor / tahanan semikonduktor
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi


Kegiatan Inti

Guru menjelaskan materi awal tentang resistor / tahanan sebagai komponen tak terpisah
dari rangkaian elektronika................................................................................ : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang kode warna dari sebuah resistor ................ : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang prinsip kerja transistor / tahanan .............. : 15 menit
Guru menggambar dan menerangkan cara pembuatan resistor / tahanan yang dibuat dari
berbagai jenis .................................................................................................. : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil praktik rangkaian resistor semikonduktor
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

a. Uraian Materi

LEMBAR INFORMASI

Resistor atau Tahanan adalah komponen elektronika yang berfungsi


untuk mengatur kuat arus yang mengalir. Lambang untuk Resistor
dengan huruf R, nilainya dinyatakan dengan cincin-cincin berwarna
dalam OHM ()
Macam-macam Resistor :

Gambar 1. Simbol Fixed Resistor

Gambar 3.
Fixed Resistor 133 3% /25 Watt

Gambar 2.
Fixed Resistor 1 K 5%/2 Watt

Gambar 4.
Fixed Reistor 0.01 5% /5 Watt 850C

1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)


Resistor

tetap

(Fixed

Resistor)

adalah

hambatan

yang

nilai

hambatannya tetap karena ukuran hambatannya sangat kecil, maka


nilai hambatannya untuk yang memiliki daya kecil tidak ditulis pada
bodinya

melainkan

dengan

menggunakan

kode

warna.

untuk

mengetahui nilai tahanannya, pada bodi Resistor diberi cincin-cincin


berwarna yang menyatakan nilai tahanan Resistor.
Sedangkan Resistor yang memiliki Daya Besar, 5 Watt, 10 Watt, 15
Watt, 25 Watt atau lebih nilai resistansinya tidak dituliskan dengan
kode warna melainkan langsung ditulis dengan angka.
Resistor tetap/Fixed Resitor umumnya dibuat dari bahan Karbon,
pengkodean nilai resistansinya umumnya ada yang memiliki 4 cincin
warna dan ada juga yang memiliki 5 cincin warna.
Untuk Resitor dengan toleransi 5% dengan daya 0.5 Watt sampai
dengan 3 Watt, dituliskan dengan 4 cincin warna, sedang untuk
toleransi 1 % atau 2 % umumnya dengan 5 cincin warna.
a)

Warna-warna Kode.
Warna-warna yang dipakai sebagai kode dan arti nilai pada
masing-masing cincin/gelang warna pada Resistor tetap:

Tabel 1: Tabel Kode Warna Resistor


N
o

Warna
Kode

1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2

Hitam
Coklat
Merah
Oranye
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abuabu
Putih
Emas
Perak

Cincin
ke-1
Angka
ke-1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-

Cincin
ke-2
Angka
ke-2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-

Cincin ke3
Jumlah
nol
0
00
000
0000
00000
000000
0000000
00000000
00000000
0
0.1
0.01

Cincin
ke 4
Toleransi
1%
5%
10%

WARNA-WARNA KODE RESISTOR

Gambar 5. Fixed Resistor

The Resistor
Colour Code
Colour

Numbe
r

Black

Brown

Red

Orang
e

Yellow

Green

Blue

Violet

Grey

White

R = 270000 1 %
R = 270 K 1 %
red, violet, gold bands represent 27 0.1 = 2.7
blue, green, silver bands represent 56 0.01 = 0.56

b)

Contoh warna kode resistor

c)

Contoh Resistor dengan 4 dan 5 cincin warna


I II III IV

I . Kuning = 4
II. Ungu = 7
III.Merah = 00
IV. Perak = 10%
R = 4700 10 %

I II III IV

R = 4 K 2 10 %.

I. Merah = 2
II. Merah = 2
Gambar 6 : Fixed Resistor

III. Hitam = 0

IV. Merah = 00
V. Coklat = 1 %
R = 220 00 1 %
R = 22 K 1 %
2. Resistor tidak tetap/Variable Resistor (Potentio)
a) Resistor

tidak

tetap/Variabel

Resistor

adalah

Resistor yang

nilainya dapat dirubah dengan cara menggeser atau memutar


tuas yang terpasang pada komponen seperti tampak pada
gambar 4 di bawah .

Gambar 8. Model-Model Potentio


Gambar 7. Simbol Variabel Resistor

Gambar 9. Potentio

b) Trimpot

Nilai hambatan Trimpot dapat diubah-ubah dengan cara memutar


atau mentrim. Pada radio dan televisi, Trimpot digunakan untuk

mengatur besaran arus pada rangkaian Oscilator atau rangkaian


Driver berbagai jenis sebagai berikut:
(4)
(1)
(3)
(2)

(5)

(6)

Gambar 10. Simbol Trimpot dan Jenis-jenis


Trimpot
Keterangan gambar:
(1). Simbol Trimpot

(4). Trimpot 1 K Ohm.

(2). Simbol Trimpot

(5). Trimpot 47 K Ohm

(3). Trimpot 100 K Ohm (6). Berbagai jenis Trimpot.

MATERI TAMBAHAN
Resistor tidak linier
Nilai hambatan tidak linier dipengaruhi oleh faktor lingkungan, misalnya suhu dan cahaya.
Contohnya: KDR ; NTC ; PTC

LDR (Light Dependen Resistor)


Nilai hambatan LDR tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya. Makin besar intensitas
cahaya yang diterima, nilai hambatan LDR makin kecil

Tahanan gelapnya berubah-ubah antara 10 M ohm sampai 1000 M ohm . Dengan intensitas
penerangan yang tinggi dapat dicapai tahanan sekitar 100 Ohm .

Karakteristik LDR
O hm

1M

500

100
0
In t e n s i t a s c a h a y a

Gambar 3. Karakteristik LDR

Karakteristik LDR dapat dilihat seperti


gambar 3 . Pada grafik menunjukkan
bahwa apabila intensitas cahaya makin
kuat maka tahanan LDR makin kecil .
Apabila dalam keadaan gelap LDR
mempunyai tahanan yang sangat besar ,
dapat mencapai beberapa Mega Ohm .
Tetapi bila seberkas cahaya jatuh padanya
maka tahanannya akan menurun sebanding
dengan intensitas cahaya tersebut . Makin
kuat intensitas cahaya yang datang berarti
makin besar tenaga yang diberikan , maka
berarti pula makin kecil tahanan LDR
tersebut

NTC Thermistor (Negative Temperatur Coefisien)


Terbuat dari bahan semikonduktor, sehingga makin tinggi suhunya makin kecil nilai
hambatannya .
Harga nominal biasanya ditetapkan pada temperatur 25

C . Perubahan resistansi yang

diakibatkan oleh non linieritasnya ditunjukkan dalam bentuk diagram resistansi dengan
temperatur , seperti yang ditunjukkan pada gambar .

IV

H A R G A N O M IN A L

III
R

II
I

40
20

R 25 = 33 10%
= 3 ,6 5 % /K
P = m ax 1W

1 : 1

10
8
4
2
1

25

50

75

t C

100

-t
IE C = 5 2 3

Thermistor, nilai hambatannya dipengaruhi oleh suhu.


PTC Thermistor (Positive Temperatur Coefisien)
PTC adalah suatu resistor yang mempunyai koefisien temperatur positif yang sangat tinggi.
PTC tidak terbuat dari bahan semikonduktor, sehingga makin tinggi suhunya makin besar nilai
hambatanya.
Grafik dari termistor PTC ini bisa kita lihat pada GAMBAR 1
M ER AH

10

10

10

KO M UTASIUNTUK P
P : t = 7 5 oC
+_ 3 5 % / K
o
tm a x = 1 5 5 C

10
10

R 2 5 = 1 0 0 +_ 2 0 %

IE C 5 2 3

50

100

t o
C

+ t

Perlu dicatat bahwa skala resistansi adalah dalam logaritmik dan resistansinya berubah mulai dari
beberapa ratus ohm pada temperatur 75o C dan beberapa ratus kilo ohm pada temperatur 150o C.

SOAL

Gambarkan simbol LDR !


Jelaskan karakteristik LDR , R fungsi dari intensitas cahaya !
Berapakah nilai resistansi LDR pada saat gelap ?
Gambarkan simbol NTC !
Bagaimanakah sifat NTC terhadap perubahan suhu disekitarnya yang semakin lama
semakin panas ?
6. Apakah yang dimaksud dengan PTC itu ?
1.
2.
3.
4.
5.

JAWABAN

Gambarkan simbol LDR , standart IEC

1.
Jawab :

Jelaskan karakteristik LDR , R fungsi dari intensitas cahaya !

2.

Jawab :
O hm

Hambatan ( ohm ) LDR


berbanding terbalik terhadap
intensitas cahaya yang menerpa
permukaan LDR . Artinya apabila
semakin banyak / tinggi sinar
yang mengenai permukaan LDR ,
maka hambatan LDR turun dan
apabila sinar yang menerpa
permukaan LDR sedikit / gelap
maka hambatan LDR menjadi
tinggi .

1M

500

100
0
In t e n s i t a s c a h a y a

3.

10 M sampai 1000 M

Gambarkan simbol NTC standartt IEC


Jawab :
-t

4.
Jawab : NTC adalah komponen dengan koefisien temperatur negatif yang sangat tinggi .
Sehingga suhu akan menyesuaikan suhu ruangan , apabila suhu ruangan naik maka hambatan NTC
akan semakin kecil .
5.

Suatu resistor yang mempunyai koefisien temperature sangat tinggi .

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
7 ( ketujuh )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
simbol komponen elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai tentang Transistor
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang transistor

VIII. Materi Pembelajaran


1. Transistor semikonduktor
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi


Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi awal tentang Transistor sebagai komponen tak terpisah dari
rangkaian elektronika................................................................................ : 15 menit

Guru menjelaskan materi tentang bahan dasar transistor ....... ................ : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang prinsip kerja transistor / tahanan .............. : 15 menit
Guru menggambar dan menerangkan susunan dari sebuah transistor yang dibuat dari
berbagai jenis / tipe........................................................................................... : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil praktik rangkaian Transistor semikonduktor
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

LEMBAR INFORMASI
1. Pendahuluan
Transistor adalah piranti elektronik yang menggantikan fungsi tabung elektron-trioda,
dimana transistor ini mempunyai tiga elektroda , yaitu Emiter, Kolektor dan Basis.
Fungsi utama atau tujuan utama pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier),
namun dikarenakan sifatnya, transistor ini dapat digunakan sebagai saklar elektronis.
Susunan fisik transistor adalah merupakan gandengan dari bahan semikonduktor tipe P
dan type N seperti digambarkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Susunan fisik lapis transistor


Sedangkan gambar rangkaian penggantinya sama dengan dua buah dioda yang dipasang
saling bertolak seperti terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Rangkaian pengganti transistor


Gambar 2.3. berikut memperlihatkan beberapa bangun fisik dan konstruksi transistor
bipolar, dikatakan bipolar karena terdapat dua pembawa muatan , yaitu elektron bebas dan
hole. Sedangkan jenisnya ada dua macam, yaitu jenis PNP dan NPN yang simbolnya
diperlihatkan pada gambar 2.4.

Gambar 2.3. Bangun fisik dan konstruksi transistor bipolar

Gambar 2.4. Simbol transistor


Kedua jenis PNP dan NPN tidak ada bedanya, kecuali hanya pada cara pemberian biasnya
saja.
Bentuk fisik transistor ini bermacam-macam kemasan, namun pada dasarnya karena
transistor ini tidak tahan terhadap temperatur, maka tabungnya biasanya terbuat dari bahan
logam sebagai peredam panas bahkan sering dibantu dengan pelindung (peredam) panas
(heat-sink).
2. PENENTUAN ELEKTRODA TRANSISTOR

Spesifikasi transistor yang lengkap dapat anda peroleh dari buku petunjuk transistor,
dimana dalam buku tersebut akan anda peroleh karakteristik fisik dan listrik suatu jenis
transistor bahkan dilengkapi dengan transistor ekuivalennya. Berikut ini adalah gambaran
spesifikasi transistor yang banyak digunakan khususnya dalam penentuan elektroda dari
transistor tersebut.

Gambar 2.5. Elektroda transistor


3. PENGKODEAN TRANSISTOR
Hampir sama dengan pengkodean pada dioda, maka huruf pertama menyatakan bahan
dasar transistor tersebut, A = Germaniun dan B = Silikon, sedangkan huruf kedua
menyatakan penerapannya.
Berikut ini adalah huruf-huruf kedua yang dimaksud :
C = transistor frekuensi rendah
D = transistor daya untuk frekuensi rendah
F = transistor frekuensi tinggi
L = transistor daya frekuensi tinggi
Contoh penerapan kode ini diantaranya adalah BF 121, AD 101, BC 108 dan ASY 12.

4. PENGUJIAN TRANSISTOR
Dengan menganggap transistor adalah gabungan dua buah dioda, maka anda dapat
menguji kemungkinan kerusakan suatu transistor dengan menggunakan ohmmeter dari
suatu multitester.
Kemungkinan terjadinya kerusakan transistor ada tiga penyebab yaitu :
a. Salah pemasangan pada rangkaian
b. Penanganan yang tidak tepat saat pemasangan
c. Pengujian yang tidak professional
Sedangkan kemungkinan kerusakan transistor juga ada tiga jenis, yaitu :
a. Pemutusan
b. Hubung singkat
c. Kebocoran
Pada pengujian transistor kita tidak hanya menguji antara kedua dioda tersebut, tapi kita
juga harus melakukan pengujian pada elektroda kolektor dan emiternya.
Gambar 3.6. memperlihatkan kembali rangkaian d ioda transistor PNP yang akan dijadikan
referensi pengujian transistor.

Collector

Base

PNP Transistor

Emitter
Gambar 2.6. Dioda Transistor

Dari tabel pengujian ternyata terdapat perbedaan besar antara nilai hambatan untuk arah
forward dan hambatan untuk arah reverse.
Pada pengukuran elektroda C dan B untuk transistor BC 108 (silicon) dengan arah
reverse diperoleh nilai hambatan yang besar () dan jika pada pengukuran ini ternyata
nilai tersebut rendah, maka dapat kita nyatakan adanya kebocoran transistor antara kaki
kolektor dan basisnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengujian transistor dengan ohmmeter adalah
posisi RANGE ohmmeter tersebut, karena kesalahan range akan menimbulkan
kerusakan pada transistor yang diuji.
Cara pengujian lain transistor adalah dengan menggunakan alat elektronik yang dikenal
sebagai Transistor Checker.
Kondisi transistor dapat juga anda uji ketika transistor tersebut sedang bekerja dalam
suatu rangkaian, yaitu dengan mengukur tegangan antara basis dan emitter. Tegangan
antara basis dan emitter ini normalnya untuk transistor germanium adalah 0,3 volt
sedangkan tegangan basis emitter untuk jenis silicon sekitar 0,6 volt. Jika jauh lebih
rendah atau lebih tinggi dari harga tersebut, maka transistor tersebut sedang dalam
kondisi tidak normal atau rusak.
5. NILAI BATAS SUATU TRANSISTOR
Sebagaimana telah disebutkan bahwa bahan semikonduktor akan berubah sifat jika
menerima panas yang berlebihan. Suhu maksimal sutu transis tor Germanium adalah
sekitar 75o C sedangkan jenis Silikon sekitar 150o C.
Daya yang disalurkan pada sebuah transistor harus sedemikian rupa sehingga suhu

maksimalnya tidak dilampaui dan untuk itu diperlukan bantuan pendingin baik dengan
Heat Sink atau dengan kipas kecil (Fan).
Pada saat penyolderan kaki-kaki transistor, harus dipertimbangkan juga temperatur solder
dan selain itu biasanya digunakan alat pembantu dengan jepitan (tang) guna pengalihan
penyaluran panas.
Peralihan panas transistor ke pendingin yang baik adalah dengan bantuan Pasta Silikon
yang disapukan antara transistor dengan badan pendinginnya. Selain itu ada juga biasanya
pendingin tersebut diberi cat warna hitam guna memudahkan penyaluran panas.
6. PRINSIP KERJA TRANSISTOR
Untuk memberi gambaran bagaimana suatu transistor bekerja, pada gambar 2.7
diperlihatkan operasi dasar sederhana transistor jenis PNP.

Gambar 2.7. Operasi dasar transistor


Pada gambar (a) diperlihatkan bias basis dan kolektor tidak tersambung, sehingga
dalam keadaan ini yang bekerja hanya basis dan emiter saja dalam hubungan arah
maju. Dalam kondisi ini daerah deplesi akan menyempit sehingga muatan mayoritas
hole dari P akan mengalir menuju lapisan N dengan deras.
Gambar (b) memperlihatkan basis dan kolektor diberi bias mundur dan dalam kondisi
ini daerah deplesi akan melebar sehingga yang mengalir hanya muatan minoritas dari
N menuju P. Jika sekarang kedua potensial secara bersama dipasang seperti gambar
2.8, maka akan tampak kedua aliran mayoritas dan minoritasnya.

Gambar 2.8. Aliran mayoritas dan minoritas


Pada gambar terlihat sejumlah besar muatan mayoritas menyebrang dari P menuju N
sebagai arus basis (IB) dan juga langsung menuju P (kolektor) sebagai arus kolektor

(IC). Karena potensial kolektor lebih negatip dibandingkan dengan basis, maka muatan
mayoritas ini sebagian besar akan menuju lapisan P (kolektor) sedangkan sisanya akan
menuju ke basis.
Jika kita gunakan hokum Kirchhoff, maka
IE = IC + IB
Jika besar tegangan antara kolektor dan basis (UCB) konstan, maka perbandingan
perubahan arus kolektor IC dengan perubahan arus emitter IE disebut faktor penguatan
basis bersama dan diberi simbol (alpha) dan besarnya berkisar dari 0 sampai
0,998. Secara pendekatan rumus alpha ini adalah
E
C

Harga lebih besar dari nol tapi lebih kecil dari satu sehingga sering ditulis sebagai
7. KONFIGURASI PENGUAT TRANSISTOR

Transistor adalah piranti aktif, dimana outputnya adalah merupakan hasil perubahan
dari inputnya. Dengan membandingkan antara output dengan inputnya, maka akan
diperoleh factor penguatan (amplification). Dengan demikian, maka transistor ini
dibuat atau dipersiapkan sebagai piranti penguat.
Sebagai piranti elektronik, transistor mempunyai tiga elektroda yang tersusun
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai sebuah penguat.
Ada tiga system sambungan (konfigurasi) dari penguat transistor, yaitu konfigurasi
Basis Bersama (Common Base), Emiter Bersama (Common Emitter) dan Kolektor
Bersama (Common Collector).
7.1. Konfigurasi Basis Bersama
Rangkaian pada gambar 2.9. memperlihatkan rangkaian konfigurasi Basis
Bersama (CB) dengan potensial UEB dan UCB untuk kedua jenis transistor PNP
dan NPN.
Untuk jenis PNP, emiter positip terhadap basis sedangkan kolektornya negatip.
Sedangkan untuk jenis NPN sebaliknya emitter negatip terhadap basis dan
kolektornya positip.

Gambar 2.9. Konfigurasi Basis Bersama


7.2. Konfigurasi Emiter Bersama
Konfigurasi emitter bersama (CE) sambungannya diperlihatkan pada gambar
2.11. tampak bahwa emitter digandeng bersama baik dengan kolektor maupun
basisnya.

Gambar 2.11. Konfigurasi Emiter Bersama (CE)

Perbandingan arus kolektor dengan arus basis dengan tegangan kolektor-emiter


konstan disebutkan sebagai faktor penguatan arus maju emiter bersama
disimbolkan dengan huruf Yunani (betha).
7.3. Konfigurasi Kolektor Bersama
Konfigurasi kolektor bersama (CC) sambungannya diperlihatkan seperti gambar
2.13. Konfigurasi ini sering digunakan sebagai penyama-impedansi (matchingimpedance),
dimana dengan impedansi input tinggi dan outputnya rendah.

Gambar 2.13. Konfigurasi Kolektor Bersama (CC)

8. PENGGUNAAN TRANSISTOR

Sebagaimana tujuan dari pembuatan transistor, maka transistor awalnya dibuat untuk
menguatkan signal-signal, daya, arus, tegangan dan sebagainya. Namun dikarenakan
karakteristik listriknya, penggunaan transistor jauh lebih luas dimana transistor ini banyak
digunakan juga sebagai saklar elektronik dan juga penstabil tegangan.
8.1.Transistor sebagai saklar
Dengan memanfaatkan sifat hantar transistor yang tergantung dari tegangan antara
elektroda basis dan emitter (Ube), maka kita dapat menggunakan transistor ini
sebagai sebuah saklar elektronik, dimana saklar elektronik ini mempunyai banyak
kelebihan dibandingkan dengan saklar mekanik, seperti :
a. Fisik relative jauh lebih kecil,
b. Tidak menimbulkan suara dan percikan api saat pengontakan.
c. Lebih ekonomis.
Prinsip saklar elektronik dengan transistor diperlihatkan seperti gambar 2.14.,
dimana dalam gambar tersebut diperlihatkan kondisi ON dan OFF nya.

Gambar 2.14. Prinsip Saklar Transistor


Kondisi OFF terjadi jika IC . RL = 0, dimana dalam kondisi ini tegangan UBE lebih
kecil dari tegangan konduk transistor, sehingga tegangan UCE = UCC.
Sedangkan kondisi ON atau disebut juga kondisi saturasi akan terjadi jika IC . RL =
UCC , dimana dalam kondisi ini UBE sudah mencapai tegangan konduk transistor
sehingga UCE = 0.
Selain itu prinsip switching ini juga diterapkan dalam rangkaian kaskade , yaitu
rangkaian yang terdiri dari dua buah transistor dengan pengutuban berbeda PNP
dan NPN yang dihubung seri seperti gambar 2.15., dimana saklar ini akan terbuka
jika persambungan antara Kolektor transistor 1 (Q1) dan Basis transistor-2 (Q2)
diberikan signal penyulut (trigger).

Gambar 2.15. Rangkaian Kaskade Transistor

Gambar :.Transistor sebagai pengatur tegangan (Voltage-Regulator)

Gambar 2.16. Regulator Tegangan dengan Transistor


Jika terjadi fluktuasi tegangan jala-jala pada sisi input atau jika ada perubahan
beban RL, maka tegangan UCB akan berubah dengan jumlah yang sama, karena UZ
tetap konstan sedangkan Ui = UCB + UZ.
Pada saat terjadi perubahan tegangan ini, Uo akan konstan karena UBE praktis tidak
terpengaruh oleh perubahan UCB.

RANGKUMAN
1. Transistor mempunyai tiga buah elektroda, yaitu Emiter, Basis dan Kolektor dan
juga terdiri atas dua jenis pengutuban yaitu PNP dan NPN
2. Transistor dibuat untuk keperluan penguatan arus, tegangan, daya (Amplifier)
3. Karena karakteristik listriknya, transistor penggunaannya lebih luas diantaranya
dapat digunakan sebagai saklar elektronik.
4. Kondisi transistor dapat diuji dengan sederhana dengan menggunakan alat
ohmmeter dari sebuah multitester pada tiga titik pengutuban dan dua arah
(Forward
dan Reverse),
5. Suhu maksimal untuk transistor jenis germanium sekitar 75 o C, sedangkan
silicon sekitar 150 o C
6. Karena transistor tidak tahan terhadap temperature yang berlebihan, maka
biasanya digunakan peralatan pendingin seperti Heat Sink, Fan atau Pasta
Silikon guna menurunkan suhu tersebut agar terhindar dari kerusakan.
7. Ada tiga konfigurasi penguat transistor, yaitu konfigurasi basis bersama, emitter
bersama dan kolektor bersama.
8. Penguatan arus konfigurasi basis bersama (CB) disimbolkan dengan huru Yunani
berharga lebih kecil dari satu dan lebih besar dari nol atau dituliskan 0<<1.
9. Penguatan arus konfigurasi emitter bersama (CE) disimbolkan dengan huruf
Yunani bernilai lebih besar dari satu bahkan puluhan dan ratusan.
Selain sebagai penguat (amplifier) sering digunakan sebagai saklar elektronis
dengan pertimbangan tidak memercikan api saat pengontakan, lebih kecil dan
ekonomis.
10 Penggunaan lainnya adalah sebagai pengatur arus (current regulator) pada
penstabil arus searah.

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
8 ( kedelapan )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
simbol komponen elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai tentang Kondensator
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang Kondensator

IX. Materi Pembelajaran


1. Kondensator semikonduktor
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi


Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi awal tentang Kondensator sebagai komponen tak terpisah dari
rangkaian elektronika................................................................................ : 15 menit

Guru menjelaskan materi tentang bahan dasar Kondensator.. ................ : 15 menit


Guru menjelaskan materi tentang prinsip kerja Kondensator ...................... : 15 menit
Guru menggambar dan menerangkan susunan dari sebuah Kondensator yang dibuat dari
berbagai jenis / tipe........................................................................................... : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil praktik rangkaian Kondensator semikonduktor
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
9 ( kesembilan )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
konsep digital dasar elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai tentang sistem bilangan
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang sistem bilangan Desimal

X.

Materi Pembelajaran
1. Sistem Digital Dasar

III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi


Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi awal tentang sistem bilangan dasar ...................... : 15 menit

Guru menjelaskan materi tentang sistem bilangan desimal ......... ................ : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang konversi bilangan desimal ...................... : 15 menit
Guru menjelaskan dan menerangkan mengkonversi suatu sistem bilangan .. : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil analisa dari suatu sistem bilangan
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE
Modul 11 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
10 ( kesepuluh )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
konsep digital dasar elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai tentang sistem bilangan
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang sistem bilangan Biner

XI. Materi Pembelajaran


1. Sistem Digital Dasar
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi


Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi awal tentang sistem bilangan dasar ...................... : 15 menit

Guru menjelaskan materi tentang sistem bilangan biner .............. ................ : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang konversi bilangan biner .......................... : 15 menit
Guru menjelaskan dan menerangkan mengkonversi suatu sistem bilangan .. : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil analisa dari suatu sistem bilangan
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE
Modul 11 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
11 ( kesebelas )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
konsep digital dasar elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai tentang sistem bilangan
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang sistem bilangan Oktal

XII. Materi Pembelajaran


1. Sistem Digital Dasar
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi


Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi awal tentang sistem bilangan dasar ...................... : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang sistem bilangan Oktal .............. ................ : 15 menit

Guru menjelaskan materi tentang konversi bilangan Oktal .......................... : 15 menit


Guru menjelaskan dan menerangkan mengkonversi suatu sistem bilangan .. : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil analisa dari suatu sistem bilangan
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE
Modul 11 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
12 ( keduabelas )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
konsep digital dasar elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai tentang sistem bilangan
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang sistem bilangan Heksa Desimal

XIII. Materi Pembelajaran


1. Sistem Digital Dasar
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi


Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi awal tentang sistem bilangan dasar ...................... : 15 menit

Guru menjelaskan materi tentang sistem bilangan Hex .............. ................ : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang konversi bilangan Hex .......................... : 15 menit
Guru menjelaskan dan menerangkan mengkonversi suatu sistem bilangan .. : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil analisa dari suatu sistem bilangan
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE
Modul 11 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
JL. Mastrip 153 Telp. (0335) 421324 Probolinggo 67213
website : http://www.smkn2probolinggo.net e-mail: smkn2_probolinggo@yahoo.co.id

QEC25869

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

Memahami Dasar Elektronika

SMK
X / Gasal
13 ( ketigabelas )
2 Jam pelajaran

Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika
Kompetensi Dasar
Memiliki pengetahuan , ketrampilan dan sikap dalam bagaimana cara memelihara memahami
konsep digital dasar elektronika
Indikator
Peserta didik mampu memahami dan menguasai tentang aritmatika biner
I.

Tujuan Pembelajaran , peserta diklat diharapkan :


1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang penjumlahan biner

XIV. Materi Pembelajaran


1. Sistem Digital Dasar
III. Metode

Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Penugasan / praktik

IV. Langkah Pelajaran


\
Kegiatan Awal

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pendahuluan dan penjelasan awal serta penyampaian materi


Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi awal tentang aritmatika biner............................ : 15 menit
Guru menjelaskan materi tentang penjumlahan biner .............. ................ : 15 menit

Guru menjelaskan cara menjumlahkan bilangan biner ............................. : 15 menit


Guru memberi tugas soal menjumlahkan sistyem bilangan biner .. : 45 menit
Kegiatan Akhir
Penulisan laporan hasil analisa dari suatu sistem bilangan
V.

Sumber Belajar
Modul 9 PTL.7.010.PKDLE
Modul 11 PTL.7.010.PKDLE

VI. Penilaian
Tes tertulis / Tes Formatif
Tes praktek / Tes pengamatan melalui penerapan job sheet

Mengetahui
Kepala Sekolah

Probolinggo, 13 Juli 2009


Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Suryono

Drs. Sugeng Budi Hartoyo

NIP. 19601012 198703 1016

NIP. 19610628 199703 1001

Anda mungkin juga menyukai