Anda di halaman 1dari 78

SKENARIO 4.

SAKIT
TELINGA
TUTOR 6B

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Anatomi telinga dan lidah.
2. Fisiologi pendengaran, pengecapan dan
berbicara.
3. DD otalgia.
4. Definisi, epidemiologi dan klasifikasi otitis
media.
5. Etiologi dan faktor resiko otitis media.
6. Patofisiologi otitis media.
7. Patogenesis gangguan pendengaran dan
pengecapan pada infeksi telinga tengah
beserta manifestasi klinis otitis media.
8. Penatalaksanaan otitis media.

TP 1. ANATOMI TELINGA
DAN LIDAH

TP 2. FISIOLOGI PENDENGARAN,
PENGECAPAN DAN BERBICARA

Mekanisme Pendengaran

Bagian-bagian Pendengaran
Telinga Luar
Daun
telinga
Lubang
telinga
Gendang
telinga
Kelenjar
minyak

Telinga
Tengah
Tulang
martil
Tulang
landasan
Tulang
sanggurdi
Saluran
Eustachius

Telinga
Dalam
3 saluran
setengah
lingkaran
Ampula
Utrikulus
Sakulus
Koklea/rum
ah siput

FISIOLOGI PENGECAPAN

PENGECAPAN
Merupakan fungsi dari
taste buds yang terdapat
di dalam mulut sebagai
persepsi pengecapan.
Sensasi
pengecapan
terbagi 5 kategori :
- Asam
- Asin
- Manis
- Pahit
- Umami

5 KATEGORI UTAMA

(Rasa Asam)
Berasal dari
Konsentrasi
ion H + dan
Intensitas
sensasi
pada suatu
makanan

(Rasa Asin)
Berasal dari
garam yang
terionisasi,
karena
konsentrasi
ion Na +
pada suatu
makanan

(Rasa
Manis)
Berasal dari
beberapa
zat kimia
organik spt :
gula,
glikol,alkoho
l, keton,
ester.

( Rasa
Pahit )
Berasal dari
substansi
organik
yang
mengandun
g:
- Nitrogen
- Alkaloid

(Rasa
Umami)
Istilahnya
berasal dari
Jepang,
untuk
menyatakan
rasa kecap
menyenang
kan.
Dominan
pada
glutamat.

Taste Bud dan Fungsi


Diameter : 1/30mm, Panjang 1/16mm terdiri dari 50 sel
epitel yang memiliki : sel sustentakular dan sel pengecap.
Masa hidup sel pengecap 10 hari pada mamalia.
Pada tiap sel pengecap, terdapat :
- Mikrovili / rambut pengecap ( sbg reseptor pengecap)
- Terdapat anyaman disekitar badan sel pengecap
(cabang akhir serabut saraf pengecap) yang mengandung
vesikel ( neurotransmitter).

3 tipe papil
Papila Sirkumvalata pada
bag.posterior lidah.
Papila Fungiformis pada bag.anterior
lidah.
Papila Foliata pada bag. Lateral lidah.

Mekanisme Perangsangan
Taste Bud
Membran Sel
pengecap
( Mempunyai
muatan
negatif )

Ketika zat
pengecap
menyentuh
rambut
pengecap

Hilang sebagian
potensial
negatif
( Terjadi
Potensial
reseptor u/
pengecap)

Depolarisasi

Membuka kanal
ion, sehingga
ion Na+ masuk
ke dalam sel.

Pengikatan zat
kimia kecap
pada molekul
reseptor protein

Secara bertahap
dibersihkan o/
saliva u/
menghlangkan
rangsang.

Transmisi Sel Pengecap


Impuls pengecap :
2/3 anterior : Nervus Facialis ( VII )
Bag.Posterior : Nervus
Glossofaringeus ( IX )
Bag. Lidah lain :Nukleus
Nervus VagusGlandula
(X)
N VII, N IX, N X
Traktur Solitarius

Salivatorius
inferior dan
superior
Mengendalikan
sekresi saliva
selama menelan
dan proses
pencernaan

Submandibula,
Sulingualis,
Parotis

FISIOLOGI

BICARA

TP 3. DD OTITIS
MEDIA

Otitis Media Supuratif Kronik


Otitis Eksterna

Otalgia

Otorhea

Pendengaran
menurun

Edema
mukosa
telinga
tengah

OMA

OMSK

(Nyeri bila
proses sudah
invasif)

+
Khas
kolesteatom

++
Tuli konduktif
atau
campuran

Otitis
Eksterna

++

+
Bila abses
ruptur

Otitis Eksterna
Disebut juga swimmers ears
Merupakan inflamasi atau radang pada canalis
auditoris eksterna yang dapat mengenai jaringan
lunak periauricula dan dapat juga mengenai
tulang temporal
Disebabkan karena infeksi (bakteri, jamur)
Penimbunan sel sel kulit mati dan serumen
akan menyebabkan penimbunan air yang masuk
ke dalam saluran ketika mandi atau berenang
Kulit yg basah dan lembut pada saluran telinga
lebih mudah terinfeksi oleh bakeri atau jamur

Gejala: gatal gatal, otalgia dan


keluarnya cairan berbau busuk,
gangguan pendengara, furunkel

KOLESTEATOM
A

BAROTRAUMA

Barotitis Media
(Aerotitis,
Barotrauma)

Kolesteatoma

Gejala

nyeri pada salah satu


atau kedua telinganya
disertai dengan
hilangnya pendengaran
telinga penuh
pusing

nyeri yang dialami tumpul


dan menetap, terjadi pada
satu sisi telinga

Terapi

Dekongestan

Pembedahan
Terapi radiasi

TP 4. DEFENISI,
EPIDEMIOLOGI DAN
KLASIFIKASI OTITIS MEDIA

Definisi OM
Otitis media adalah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid.
Otitis media adalah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telingatengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel
mastoid yang disebabkanoleh mikroorganisme
piogenik dan ditandai dengan penumpukan
cairan/ pusdalam telinga tengah (Djaafar,
Helmi, & Restuti,2007)

Otitis media merupakan infeksi yang


terjadi pada telinga tengah dan
dapat diklasifikasikan secara klinis
baik otitis media akut atau kronik,
serta otitis media dengan efusi.
Menurunnya mobilitas dan tekanan
membran timpani dapat ditemukan
pada ketiga jenis OM tersebut
(Shaikh, et al., 2010).

Epidemiologi
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
WHO,diperkirakan sekitar 90% manusia
pernah mengalami setidaknya satu episode
otitis media sebelum umur 2 tahun dan
puncak insidens kedua adalah tahunpertama
sekolah dasar
Otitis media pada anak-anak sering kali
disertai dengan infeksi pada saluran
pernapasan atas. Pada penelitian
terhadap 112 pasien ISPA (6-35 bulan),
didapatkan 30% mengalami otitis media
akut dan 8% sinusitis.

Pada tahun 2012, 12.8 juta kejadian otitis media


terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun.
Anak-anak dengan usia di bawah 2 tahun, 17%
memiliki peluang untuk kambuh kembali.
30-45% anak-anak dengan OMA dapat menjadi
OME setelah 30 hari, dan 10% lainnya menjadi
OME setelah 90 hari, sedikitnya 3.84 juta kasus
OME terjadi pada tahun tersebut; 1.28 juta kasus
menetap setelah 3 bulan.

Kejadian terbanyak ditemukan pada


usia 6-18 bulan dan 4-5 tahun; dan
laki-laki biasanya lebih sering terkena
penyakit OM

Di indonesia 3,4%-5,3% pada penduduk dengan


tingkat sosial ekonomi rendah sekitar 5-6 kali lebih
banyak dibanding penduduk dengan tingkat sosial
ekonomi baik. Data yang didapat dari Kemenkes RI,
OMA selalu ada pada 20 besar penyakit dengan
insidensi tersering.

Klasifikasi OM
Benigna

Maligna
n

OMSK

TP 5. ETIOLOGI DAN FAKTOR


RESIKO OTITIS MEDIA

Faktor Resiko
Umur
Genetik
Sosioekonomi
Kurang asupan
ASI
Lingkungan
Riwayat kontak
Kongenital

TP 6. PATOFISIOLOGI
OTITIS MEDIA

INFEKSI -> TONSILOFARINGITIS

BAKTERI MASUK KE T.EUSTACHIUS

INFLAMASI DI T.EUSTACHIUS

PATOFISIOLOGI OMA

SAKIT PADA TELINGA

OBSTRUKSI T.EUSTACHIUS

PERUBAHAN TEKANAN
MENEKAN SARAF DITELINGA
(-) DI CAVUM TIMPANI
GANGGUAN PENDENGARAN

PENURUNAN HANTARAN SUARA


KE TULANG PENDENGARAN

TERBENTUK EKSUDAT YANG


PURULEN DI CAVUM TIMPANI

BULGING

INFEKSI DI CAVUM TIMPANI

SEL-SEL DARAH PUTIH


MEMBUNUH BAKTERI

TERBENTUK PUS DI CAVUM TIMPAN

PATOFISIOLOGI OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK/


OTITIS MEDIA PURULENTA KRONIK

OMA dengan perforasi membrane


timpani
menjadi
OMSK
apabila
prosesnya sudah >2 bulan. Bila proses
infeksi <2 bulan disebut otitis media
supuratif subakut.

PATOFISIOLOGI OTITIS
MEDIA EFUSI

OME
disebabkan
gangguan fungsi tuba
eustachius.
Apabila
peradangan
dan
infeksi bakteri akut
telah jelas, kegagalan
dari
mekanisme
pembersihan
telinga
tengah memungkinkan
terjadinya efusi pada
telinga tengah.

TP 7. PATOGENESIS DAN
MANIFESTASI KLINIS OTITIS
MEDIA

Manifestasi OMA
1. Stadium oklusi tuba
eustachius
2. Stadium hiperemis
3. Stadium supurasi
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi

Stadium Hiperemis

Stadium Supurasi

Stadium Perforasi

Penyebab tidak nafsu makan pada


anak
Tonsilitis
Pilek
Komplikasi Otitis media

Pilek

Also...
Pusat saraf yang juga berperan
penting dalam pengaturan nafsu
makan, meliputi amigdala dan
korteks prefrontal
Sebagian amigdala merupakan
bagian utama dari sistem nervus
olfaktorius

Komplikasi Otitis Media

N. VII

TP 8. PENATALAKSANAAN
OTITIS MEDIA

Stadium Oklusi

Untuk membuka kembali


tuba Eustachius
Diberikan obat tetes
hidung
HCl efedrin 0,5% dalam
larutan fisiologik
Selain itu sumber infeksi
harus diobati

Stadium Presupurasi
Ab, obat tetes hidung, analgetik
Ab yang dianjurkan adalah
penisilin atau ampisilin
Terapi awal: penisilin
intramuskular, pemberian Ab
diberikan slama 7 hari
Bila pasien alergi terhadap
penisilin bisa diberikan eritromisin
Pada anak, ampisilin diberikan
dosis 50-100 mg/kgBB perhari
dibagi dalam 4 dosis, atau
Amoksisilin 40 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3 dosis atau,
Eritromisin 40mg/kg BB/hari.

Selain antibiotika, idealnya


dilakukan miringotomi, bila
membran timpani masih
utuh
Dengan miringotomi
gejala-gejala klinis lebih
cepat hilang dan ruptur
dapat dihindari

Stadium Supurasi

Stadium Perforasi
Obat cuci telinga H202 3%
selama 3-5 hari

Miringotomi

Pencegahan

TP 9. KOMPLIKASI DAN
PROGNOSIS OTITIS
MEDIA

KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi jika
bakteri melewati sawar
(barrier) telinga tengah
yang normal dilewat:
1. Mukosa kavum
timpani
2. Dinding tulang
kavum timpani dan
sel mastoid

1.
2.
3.
4.

Perforasi membran
timpani
Mastoiditis
Paralisis nervus
fasialis
Labirinitis

Komplikasi Intra
Temporal

OTITIS
MEDIA
Komplikasi
Intrakranial.
1.
2.

Meningitis
Abses otak

Perforasi Membran Timpani


Menyebabkan tuli konduktif
GEJALA:
Demam
Nyeri telinga (otalgia)
Adanya cairan/sekret yang keluar dari
telinga

Mastoiditis
Mastoiditis adalah peradangan pada sel sel
mastoid yang terletak pada tulang temporal

GEJALA:
Nyeri telinga yang meningkat
Demam tinggi
Tampak pembengkakan postaurikuler

Paralisis Nervus Fasialis


Nervus fasialis dapat
terkena oleh penyeabran
infeksi langsung
(hematogen) ke kanalis
fasialis pada otitis media
akut.
Pada otitis media kronis,
kerusakan terjadi oleh erosi
tulang karena kolesteatom
(jaringan granulasi), disusul
oleh infeksi ke dalam
kanalis fasialis.

Labirintis
Labirinitis adalah suatu kondisi medis yang
ditandai dengan peradangan dan
pembengkakan labirin (telinga dalam)

GEJALA :
Vertigo
Mual dan muntah
Nistagmus

PROGNOSIS
Pada komplikasi otitis media bisa
menyebabkan kematian ketika tidak ditangani
dengan maksimal.
Gejala sisa seringkali muncul pada pasien yang
pernah mengalami komplikasi intrakranial.
Penanganan yang adekuat terhadap penyakit
primer juga sangat mempengaruhi prognosis
pengobatan

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitst
ream/handle/123456789/25640/Chapt
er%20II.pdf;jsessionid=3D8CCBF3C4
DCE3ACCBC95EF3CB21E2E3?sequence=
. 2015
http://catatanmahasiswa1922.blogspo
t.com/2014/02/otitis-media-akut_20.
html
. 2015

Anda mungkin juga menyukai