Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL
MENATA PRODUK
Program Keahlian PEMASARAN
2013
BAB I
MENGINTERPRESTASIKAN PERENCANAAN VISUAL
PENATAAN PRODUK
A. Pengertian Menata Produk
Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah display
adalah suatu cara penataan produk terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan
tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk memperjelas arti dari display
tersebut, William J.Shultz, Display consist of simulating customers attention and interest in a
product or a store, and desire to buy the product or patronize the store, through direct visual
appeal. Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau
barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct
visual appeal ).
Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk
memperoleh keberhasilan self service dalam menjual barangbarang. Hal ini dapat dilihat di
supermarket. Adapun tujuan display digolongkan sebagai berikut :
1. Attention dan Interest Customer
Attention dan interest customer , yaitu untuk menarik perhatian
pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampulampu,
dan sebagainya.
2. Desire dan Action Customer
Desire dan action customer , yaitu untuk menimbulkan keinginan
memiliki barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah
memasuki toko, kemudian melakukan pembelian.
Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1. Window Display
Window Display, yaitu Memajangkan barang-barang, gambar-gambar
kartu harga, simbol-simbol, dan sebagainya dibagian depan toko yang
disebut etalase.
2. Interior Display
Interior Display yaitu, Memajangkan barang-barang, gambar-gambar,
kartu-kartu harga, dan poster-poster di dalam toko. Interior display
dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
a. Open display
Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatun tempat terbuka sehingga dapat
dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan,
misalnya self display, island display (barang-barang diletakkan diatas lantai dan ditata dengan
baik sehingga menyerupai pulau-pulau).
b. Closed display
Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-barang tersebut
tidak dihampiri tidak dipegang atau diteliti oleh calon pembeli, kecuali atas bantuan petugas
pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian.
c. Architechtural Display
Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di
ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat memperbesar daya
tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara realistis.
3. Exterior Display
Exterior Display yaitu, Memajangkan barang-barang di luar toko,
misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam. Display ini
mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
a. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.
b. Membantu para produsen yang menyalurkan barang-barangnya
dengan cepat dan ekononomis.
c. Membantu mengkoordinasikan Advertising dan Merchandising.
d. Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari
pembungkus.
e. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya
pada hari raya, ulang tahun.
Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di atas, perlu juga diperhatikan
beberapa hal dalam display, yaitu sebagai berikut:
1. Store Design dan Decoration
Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang berupa
diantaranya simbol-simbol, lambing-lambang, poster-poster, gambargambar,
bendera-bendera, dan semboyan. Tanda-tanda ini diletakkan
di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design tersebut
digunakan untuk membimbibing calon pembeli kearah barang
dagangan dan member keterangan kepada mereka tentang penggunaan
barang-barang tersebut. decoration pada umumnya digunakan dalam
rangka peristiwa khusus, seperti penjualan pada saat-saat hari raya,
natal, dan tahun baru.
2. Dealer Display
Dealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara
wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk
tentang penggunaan produk. Dengan memperlihatkan kegunaan
produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi
peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak
memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada
dalam gambar tersebut.
lainnya
e. Pasar internasional, yaitu pasar yang meliputi beberapa atau semua
Negara didunia.Tujuan pembelian dalam pasar ini adalah
memenuhi kebutuhan pribadi atau rumah tangga, mendapatkan
laba dengan menjual lagi barang tersebut
Tujuan adanya segmentasi pasar adalah sebagai berikut;
a. Menyalurkan uang dan usaha kepasar potensial yang paling
menguntungkan.
b. Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar.
c. Menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan
d. Memeilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan
bagaimana mengalokasikan sevara baik.
e. Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi
f. Para penjual atau perusahaan akan berbeda dalam posisi yang lebih
baik untuk menempatkan serta membandingkan kesempatankesempatan
atau harapan-harapan dlam pemasaran sehingga dapat
mempelajari kebutuhan tiap segmen.
g. para penjual dapat mengunakan pengetahuannya untuk menangapi
usaha pemasran yang berbeda-beda sehingga dpat mengalokasikan
anggarannya dengan lebih tepat terhadap berbagai segmen.
h. Penjual dapat mengatur lebih baik produknya dan cara pemasaran
Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan
efektif,maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokan pasar berikut;
a. Measurability, yaitu cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu pemebli harus
dapat diukur atau dapat didekati
b. Accesibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secar
efektif memusatkan usha pemasrannya pada segmen yang telah
dipilih
c. Demograpich variables, yaitu pengelompokkan pasar dengan
menggunakan variable-variabel kependudukan.
d. Psychograpich variables, yaitu pengelompokan pasar dengan
mengunakan sifat pemberani, bebas, tidak bebas, konservatif,
liberal, ardikal. Leadership dsb.
e. Buyer behaviour variability, yaitu pengelompokan pasar dengan
mengunakan ukuran rata-rata pamakian.
2. Target Pasar
Defenisi strategi menurut Kenneth R. Andrew ynag diterjemahkan Bukhori Alma
dalam buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa adalah pola keputusan dalam
perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang
menghasilkan kebijakan utama, dan merencanakan untuk mencapai tujuan serta menrinci
jangkauan bisnis yang akan dikejar perusahaan. Pengertian dan perbedaan antara startegi
pemasaran dan strategi penjualan. Keterangan sebgai berikut;
a. Konsep pemasaran berasal dari kata dasar pasar(market), yaitu
adanya potensi permintaan (demand),diantaranya dari orangorang
terhadap produk
b. Konsep penjualan berorientasi pada pola produk yang sudah hadir
BAB II
Memonitor
Penataan atau Display Produk
A. Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Hak dan kewajiban konsumen antara lain sebagai berikut;
1. Hak Konsumen
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengonsumsi barang atau jasa.
b. Hak untuk memiliki barang dan jasa serta mendapatkan barang dan
jasa tersebut dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang atau jasa.
d. Hak untuk didengar pendapat atau keluhannya atas barang dan jasa
yang digunakan.
e. Hak untuj mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan secara patut dan baik.
2. Kewajiban Konsumen
Kewajiban konsumen disebutkan pada pasal 5 anatara lain sbb;
a. Membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakai
atau permanfaatan barang atau jasa demi keamanan dan keselamatn
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian.
c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang telah disepakati
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan
konsumen secara patut.
B. Kode Etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia ( APLI) Bagian 2
tentang Perilaku terhadap Konsumen
Dalam kode etik APLI bagian 2 diuraikan perilaku penjual atau
perusahaan terhadap konsumen sebagai berikut;
1. Perilaku terhadap konsumen
a. Praktik- praktik terlarang
b. Identifikasi
c. Penjelasan dan peragaan
d. Menjawab pertanyaan
2. Hal-hal yang harus Diperhatikan oleh Penjual Langsung atau
Perusahaan.
a. Formulir pesanan
b. Janji-janji lisan
e. Pakaian bayi
f. Perlengkapan bayi
g. Perlengkapan kecil bayi
h. Perlengkapan makan bayi
i. Perlengkapan main bayi
j. Tolletris
k. Aksesoris
l. Tas wanita
m. Tas pria
n. Sepatu dewasa wanita
o. Sepatu dewasa pria
p. Sepatu anak perempuan
q. Sepatu anak laki-laki
r. Kosmetik
5. Ukuran- Ukuran Produk Fashion
a. Pakaian Wanita
1) Small ( S) : 7
2) Middle(M) : 9
3) Large(L) : 11
4) Extra Large (XL) : 13
5) Triple Large ( LLL) : 15
b. Pakaian Pria
1) Small ( S) : 14
2) Small Middle(M) : 14 1/2
3) Middle (M) : 15
4) Middle Large(ML : 151/2
5) Large (L) : 16
6) Extra Large (XL) : 16 1/2
7) Triple Large (LLL) : 17
c. Pakaian anak usia 2-12 tahun
1) Small ( S) : 4
2) Middle(M) : 5
3) Large(L) : 6
4) Extra Large (XL) : 7
d. Pakaian bayio usia 0-24 bulan
1) Small ( S) : menurut usia bayi
2) Middle(M) : menurut usia bayi
3) Large(L) : menurut usia bayi
e. Sepatu wanita dewasa dari u kuran 36-40
f. Sepatu pria dewasa dari ukuran 38-44
g. Sepatu anak dari ukuran 13-55
h. Sepatu bayi dari ukuran 2-6
6. Kriteria Pemilihan da Elemen Desain Fashion
a. Warna
1) Warna merupakan aspek dari pakaian atau askesoris yang direspon pertama
kalinya oleh calon konsumen
digunakan.
2. Mengidentifikasi Kerusakan atau Perubahan pada Display Produk
Mengidentifikassi kerusakan atau perubahan pada display dapat
dilakukan denga cara menyusun, dan mengelompokkan barang dari
segi kerusakan atau perubahan.
3. Mengatasi Setiap Perubahan pada Display.
Mengatasi setiap perubahan pada display, dapat dilakukan denga
penataan ulang terhadap display yang rusak dan berubah dari
perencanan.
G. Sikap dalam Memonitor Penataan atau Display Produk
Sikap-sikap yang dibutuhkan saat memonitor penataan produk dijelaskan sebagai
berikut;
1. Cermat
Pelayanan saat memonitor display produk haruslah cermat, di
antaranya dengan cara:
a. Identifikasi barang dengan benar
b. Berdiri, duduk, dan gerakan sesuai kebutuhan
c. Lakukan seperti baru pertama kali, dan
d. Berikan perhatian terhadap display produk
2. Telti
Pelayan harys teliti dalam memonitor penataan produk. Di antarany
dapat dilakuakan dengan cara;
a. Perhatikan setiap proses yang dilaksanakan
b Amati dengan saksama barang yang telah ditata, dan
c. Periksa barang dan dokumen-dokumen barang yang ditata apakah telah
dipasangkan
3. Bertanggung Jawab
Pelayan harus bertanggung jawab dalam memonitor penataan
produk sesuai dengan tingkat wewenagnya pada perusahaan
tersebut. Di antaranya dengan;
a. menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega
b. disalurkan pada petugas yang berwenag diperusahaan, dan
c. meneruskan kembali proses penataan dengan benar.
BAB III
Menjaga Display Produk Agar Tetap
Sesuai dengan Standar
Perusahaan danPerencanaan
Undang Undang No, 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, pasal 7 Undang-Unadang
No. 8 Tahun 1999 pada intinya adlah sebagai perilaku usaha mempunyai
kewajiban untuk beritikad baik dalam kegiatan usahanya, bersedia
memberikan informasi yang benar, jelas, jujur, siap melayani konsumen
tanpa diskriminatif menjamin untuk barang dan jasa yang diproduksi.
1. Perbuatan yang Dilarang bagi Pelaku Usaha
Pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan
barang dan atau jasa yang terdapat dalam pasal-pasal berikut;
a. Pasal 8
1. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan dan ketetntuan peraturan perundang-undang.
2. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang rusak,
cacat, atau bekas dan tercemar tanpa memberikan informasi
secara lengkap dan benar atas barang dimaksud.
3. Pelaku usaha dialrang memperdagangkan persedian farmasi
dan pangan yang rusak cacat, atau bekas dan tercemar tanpa
memberikan informasi secara lengkap dan benar .
4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1)
Dan( 2) dilarang memperdagangkan barang dan jasa
tersebut dan wajib menariknya dari peredaran.
b. Pasal 9
1. Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan,
mengiklankan suatu barang dan atau jasa secara tidak
benar.
2. Barang dan atau jasa sebagaimana yang dimaksud ayat (1)
Dilarang untuk diperdagangkan.
3. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ayat
(1) dilarang melanjutkan penawaran, promosi, dan
pengiklanan barang dan jaa tersebut.
c. Pasal 10
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan jasa yang ditunjuk untuk
diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan,
Mengiklankan atau membaut pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan
d. Pasal 11
Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melelui cara obral atau
lelang, dilarang mengelabui atau menyesatkan konsumen
e. Pasal 12
Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan suatu
barang dan atau jasa dengan harga atau tariff khusu dalam waktu dan jumlah tertentu jika pelaku
usaha tersebut tidak bermaksud untuk melaksanakannya sesuai dengan waktu dan jumlah yang
ditawarkan, dipromosikan atau diiklankan.
f. Pasal 13
1. Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau
mengiklankan suatu barang dan atau jasa dengan cara
menjanjikan pemebrian hadiah berupa barng atau jasa lain
secara Cuma-Cuma dengan maksud tidak memberikannya
atau memberikan tidak sebagaiman yang dijanjikannya.
2. Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau
Mengiklankan obat, obat tradisional, suplemen makan, alat
kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan denga cara
menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan jasa lain.
g. Pasal 14
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa yang
ditujukan diperdagangkan dengan memberikan hadiah melalui
cara undian.
h. Pasal 15
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa dilarang
melakukan dengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat
menimbulkan gangguan, baik fisik maupun psikis terhadap
konsumen.
i. Pasal 16
Palaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa melalui
pesanan dilarang untuk;
1. tidak menepati pesanan dan atau kesepakatan waktu
penyelesaian sesuai denga yang dijanjikan
2. tidak menepati janji atas suatu pelayanan da atau prestasi
j. Pasal 17
1. Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan
2. Pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran
iklan yang telah melanggar peraturan pada ayat (1)
2. Ketentuan Perncantuman Klausula Baku (Pasal 18)
a. Pelaku uasaha dala menawarkan barang dan atau jasa yang dipertunjukan untuk
diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen
b. Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya
sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas atau yang pengungkapannya sulit dimengerti
c. Setiap klausula baku yang ditetapkan oleh pelaku usaha pada konsumen atau
pada perjanjian yang memenuhio ketentuan sebagai dimaksud pada ayat(1)dan ayat(2)
dinyatakan batal demi hukum.
d. Pelaku usaha wajib menyelesaikan klausula baku yang bertentangan dengan
undang-undang ini.
3. Tanggung Jawab Palaku Usaha
a. Pasal 19
1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi
atas kerusakan, pencemaran dan atau kerugian konsumen
akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan
atau diperdagangkan.
2. Ganti rugi sebgaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
Pengembalian barang dan atau jasa yang sejenis atau serta
nilainya atau perawatan kesehatan dan atau pemberian
santunan yang sesuai dengan ketetntuan peraturan
perundang-undang yang berlaku.
3. pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7
Hari setelah tanggal transaksi
4. Pemberian ganti rugi sebagaimana diamksud pada aayt (1)
dan ayat (2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya
tuntutan pidana berdasarkan pembuktian labih lanjut
mengenai adanya unsure kesalahan.
5. Ketentuan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
Tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan
bahwa kesalahan tersebut kesalahan konsumen.
b. Pasal 20
Pelaku usaha periklanan bertantungg jawab atas iklan yang diproduksi dan
segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersbt
c. Pasal 21
1. Importir barang bertanggung jawab sebagi pembuat barang
Yang diimpor apabila importasi barang tersebut tidak
dilakukan oleh agen atau perwakilan produsen luar negeri.
2. Importir jasa bertanggung jawab sebagi penyedia jasa asing
Apabila penyediaan jasa asing tersebut dilakukan oleh agen
atau perwakilan penyedia jasa asing.
d. Pasal 22
Pembuktian terhadap ada tidaknya unsure kesalahan alam kasus
Pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (4) pasal 20
dan pasal 21 merupakan beban dan tanggung jawab pelaku
usaha tanpa menutup kemungkinan bagi jaksa melakukan
pembuktian .
e. Pasal 23
Pelaku usaha yang menolak dan atua tidak memberi tanggapan
dan atau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen
sebagaimana dimaksud pasal 19 ayat(1), (2), (3) dan (4) dapat
digugat melalui badan penyelesaian badan sengketa konsumen
atau mengajukan kebadan peradilan ditempat kedudukan
konsumen.
f. Pasal 24
1. Pelaku usaha yang menjual barang atau jasa kepada pelaku
usaha lain bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi dan
gugatan konsumen.
2. Pelaku usaha sebagimana pada ayat(1) dibebaskan dari
tanggung jawab atas tuntutan ganti rugi dan gugatan
konsumen apabila pelaku usaha lain yang membeli barang
dan atau jasa menjual kembali kepada konsumen dengan
melakukan perubahan atas barang dan atau jasa tersebut.
g. Pasal 25
1. Pelaku usaha yang memproduksi barang yang pemanfaatan
Berkelanjutan dalam waktu sekurang-kurangnya 1 Tahun
Wajib menyediakan suku cadang dan atau fasilitas
Purnajual dan memenuhi jaminan atau garansi sesuai
dengan yang dijanjikan.
2. Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab atas tuntutan rugi dan atau gugatan
konsumen.
h. Pasal 26
Pelaku usaha yang memperdagangakan jasa wajib memenuhi
Jaminan dan garansi yang disepakati dan atau yang
diperjanjikan.
i. Pasal 27
konsumen, memungkinkan retailer untuk memilih produk produk yang sesuai dengan gaya hidup konsumen dan
membangun image dari retailer yang bersangkutan
c. Membangun satu jalur produk yang sesuai dengan gaya hidup
konsumen.
Untuk mengevaluasi produk-produk yang life style maka retailer harus
memperhatikan hal-hal berikut;
a. Mengidentifikasi target market berdasarkan gaya hidup
konsumen
b. Menentukan life style dari segmen konsumen mana yang sesuai
dengan image produk yang ditawarkan
c. Mengevaluasi bagaimana produk-produk yang ditawarkan
mampu memberikan kepuasan bagi konsumennya.
2. Targeting(target pasar)
Target pasar adalah memeilih kelompok konsumen mana yang
akan dilayani.
3. Positioning
Setelah dapat ditentukan target pemasarannya dengan pasti
kemudian tentukan sikap, tindakan dan kedudukan sesuai
tingkatnya melalui sebagai berikut ini;
a. Produk
b. Harga
c. Place
d. Promosi
D. Pengetahuan tentang Barang
Semua produk fresh harus benar-benar dijaga dengan baik karena meiliki masa
kadaluwarsa yang relative singkat. Berikut adalah uraian tenetang produk-produk fresh .
1. Vegetable (sayuran)
Sayur mayor diantaranya meliputi;
a. Sayuran daun
b. Sayuran buah dan bunga
c. Sayuran umbi dan akar
d. Sayuran beku
e. Jamur
2. Fresh Fruit ( Bauh)
Buah diantaranya meliputi;
a. Buah lokal yaitu buah-buahan dari dalam negeri seperti jeruk
bali, slak jogja, durian dsb
b. Buah impor yaitu buah- bauhan yang berasal dari luar negeri.
seperti kurma, apel, pear, mangga tahiland dsb
3. Fresh Meat ( Daging)
Produk fresh ini memiliki masa kadaluwarsa yang sangat singkat
apabila tidak diolah atau dibekukan. Produk ini meliputi;
a. daging ayam
b. daging sapi
c. ikan
d. decatessen
4. Dairy Product
Dairy Product yaitu produk susu dan produk yang berasal dari
pengolahan susu. Dairy terdiri atas;
a. Dairy lokal misalnya susu mentah,susu cap kuda liar sumbawa
b. Dairy internasional, mislanya youghurt, butter, keju dsb
5. Frozen
Frozen yaitu barang-barang yang dibekukan,misalnya
a. daging yang masih segar atau baru datang dari supplier
b. sayuran yang masih segar
c. chicken nugget
d. ice cream dsb
E. SOP ( Standar Operating Procedure) Penataan Produk Fresh
Standar Operating Procedure (SOP) penataan produk fresh tidak jauh berbeda
dengan penataan supermarket dan penataan produk fashion. Perbedaanya hanya dalam alat atau
tempat pemajangan produk.Selain itu tempat yang digunakan untuk penataan produk fresh ini
biasanya dibuat suatu ruangan seperti dapur umum yang lataknya agak jauh dari keramaian.
Peralatan dan perlengkapan display departemen fresh yang diperlukan adalah sebagai berikut;
1. Peralatan dan perlengkapan display sayuran
a. Showcase
b. Try nampan
c. Pisau
d. Talenan
e. Mesin wrapping
f. Cool room
g. Tali
h. Label
i. POP
2. Peralatan dan perlengkapan display buah-buahan
a. Showcase
b. Bins
c. Cool room
d. Label
3. Peralatan dan perlengkapan display daging
a. Showcase
b. Frozen island
c. Nampan
d. Es serut
e. Mangkuk
f. Potongan jeruk nipis
g. Plastik wrapping
h. POP
i. Label
j. Nampan
4. Peralatan dan perlengkapan display dairy
a. Frozen island
b. Showcase
c. Rak
d. Tag Harga
e. Plastik wrapping
f. Chiller
g. Lampu
h. Label
F. Merancang Lay Out ( Tata Letak) Toko
1. Pengertian Lay Out ( Tata Letak ) dalam Toko
Lay Out adalah pemetaan area yang dirancang(design) sebagai tempat
menjual suatu barang untuk membantu konsumen berbelanja dan mempengaruhi pencarian
barang yang akan dibeli.Adapula barang-barang yang dipajangkan secara tertutup(closed
display) dimana konsumen tidak dapat menghamiri, memegang, meneliti, kecuali atas bantuan
petugas penjualan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari perncurian,kerusakan, dsb.
2. Fungsi dan Tujuan Lay Out
Lay out berfungsi sebagai pengalokasikan tempat perbelanjaan
Dan pengelompokan produk sesuai dengan kategorinya.Adapun tujuan lay out adalah untuk
membantu konsumen dalam berbelanja terhadap barang yang di kehendaki.
3. Pengaturan Ruangan
Pengaturan ruangan anatar toko tradisional dan toko modern ( departemen
store), sangat berbeda. Pengaturan raungan toko tradisonal tidak sebaik toko modern. Toko
tradisional tidak memiliki ruangan khusus dan pengelompokan barang. Berbeda dengan
departemen store atau toserba, dimana toko tersebut dikelola dengan baik, penempatan dan
pengelompokkan barang jelas sehingga konsumen dengan mudah untuk melayani sendiri(self
service).
Kategori dan spesifikasi barang disesuaikan dengan jenisnya dan penataan produk sesuai
prosedur perusahaan. Berikut ini diuraikan syarat utama dari ruangan yang baik;
a. Adanya Ventilasi atau saluran uadara yang baik
b. Adanya etalase
c. Adanya ruang informasi
d. Adanya ruang tempat penitipan barang
e. Adanya ruang keamanan
f. Adanya ruang pamer yang memadai
g. Adanya ruang coba(fitting room)
h. Adanya ruang tunggu
i. Adanya toilet atau kamar kecil umum
j. Adanya ruang administrasi
k. Adanya gudang( tempat penyimpanan barang persedian)
4. Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Lay Out
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata letak dalam toko adalah
sebagai berikut;
a. Memposisikan produk sesuai dengan kategorinya
b. Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk
c. Penempatan posisi kassa berada dipintu keluar
d. Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong
minimal 120 cm
e. Tata letak rak diatur dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak
terlihat ada area yang kosong.
G. Merawat Display Produk Agar Bersih dan Rapi
Dalam merawat display produk,khusunya departemen fresh
memperhatikan keadaan disekelilingnya. Perawatan ini tidak hanya perawatan produk saja, tetapi
juga meliputi semua kegiatan dalam perdangan, misalnya perawatan counter , alat display,
ruangan dan sebagainya.
1. Perawatan Sayuran
Perawatan sayuran adalah sebagai berikut;
a. Showcase dan ruangan persiapan tidak boleh kotor dan berbau
b. Nampan, pisau, talenan, mesin wrapping dan perlengkapan lainya
harus bersih dan disimpan pada tempatnya.
c. General cleaning seminggu sekali untuk counter dan ruang
persiapan.
d. Menjaga suhu showcase dan cool room
e. Membuat produk olahan
f. Mencatat pemusnahan barang dan perubahan bentuk setiap hari
2. Perawatan Buah- Bauahan
Perawatan buah-buahan adalah sebagai berikut
a. Showcase, bins, cool room dan ruangan persiapan harus selalu
dalam keadaan bersih dan tidak bau
b. Semua perlengkapan yang telah digunakan dibersihkan kembali
dan disimpan ditempatnya
c. Dalam penyimpanan stok harus memperhatikan arus perputaran
barang (FIFO), ketahanan penyimpanan suhu dan mencantumkan
tanggal penerimaan barang paada dus atau peti.
d. Membuat produk olahan dan special prize dengan memanfaatkan
produk yang sudah tidak layak pajang tetapi masih layak makan.
e. Mencatat pemusnahan dan perubahan bentuk
3. Perawatan Daging
Perawatan daging dapat dilakuakan sebagi berikut;
a. Daging yang dijual sebaiknya berasal dari rumah potong hewan
yang berizin resmi sesuai dengan standar pemotongan dan
sertifikat halal.
b. Produk yang dijual harus memenuhi standar kesehatan, tidak
mengandung penyakit, busuk, tidak beracun, dan tidak kotor.
c. Daging sapi dijual sesuai dengan bentuk yang dikenal peta
daging, misalnya has dalam, sengkel, dsb
d. Daging ayam dijual berupa potongan atau utuh
e. Menjual berbagai jenis lokal maupun impor dengan berbagai
variasi, misalnya daging yang sudah diolah dan diberi bumbu,
daging yang sudah di slice, dsb.
f. Produk yang diterima dari supplier harus memenuhi standar
kualitas supermarket.
g. Produk yang diterima dari supplier harus segera diproses, baik
untuk distok maupun untuk dipajang.
h. Untuk daging ayam, ikan,dan sosis dapat dicuci denga aiar dingin
kecuali daging sapi tidak boleh dicuci
4. Perawatan Dairy
Perawatan produk dairy dpat dilakukan sebagai berikut;
a. Pada saat memajang ulang atau pengisian, periksa dengan teliti
tanggal kedaluwarsanya.
b. Perhatikan kelayakan produk
c. Setiap produk ada petunjuk harga
d. Untuk produk cooked food harus selalu ditutup dengan plastic
wrapping.
e. Dilabel produk tertera izin Depkesnya seperti MD, MI, dan SP
5. Perawatan Display Produk secara Umum
Pada display produk harus disesuaikan antara perawatan dan
penyimpanan barang dagangan sehingga memudahkan pegawai
untuk hal-hal berikut;
a. Melakukan pengecekan keadaan dan jumlah persediaan barang
b. Pemilihan dan pencarian barang yang diperlukan
c. Pengambilan barang persediaan
d. Penambahan penataan barang persediaan
e. Memelihara barang secara baik
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merawat barang
dagangan diantaranya seperti berikut;
a. Menyediakan tempat yang memenuhi syarat
b. Menyediakan tempat yang sesuai
c. Menyimpan barang sesuai jenis dan golongannya
d. Memberikan penerangan yang cukup
e. Mengatur suhu
f. Menempatkan petugas khusus
g. Menjaga kebersihan dan keamanan barang yang disimpan
h. Menempatkan atau memasang alat untuk keadaan darurat.
i. Membuat kartu laporan keadaan tempat dan barang dalam jangka
waktu penyimpanan
6. Merawat Keserasian dan Kebersihan Ruangan
a. Mengatur hiasan dan keserasian ruangan
Hiasan yang akan dipasang hendaknya disesuaikan seperti;
1. Luas ruangan
2. Warna cat dinding
3. Keadaan ruangan baik interior maupun eksterior
b. Menjaga kebersihan ruangan
Hal - hal yang harus diperhatikan dalam kebersihan ruangan
adalah sebagai berikut;
1. Meneydiakan tempat pembuangan sampah.
2. Pasanglah poster atau plang berupa himbauan tentang
menjaga kebersihan.
3. Apabila ada konsumen atau pelanggan yang tidak memenuhi
Peraturan kebersihan, maka berikanlah teguran, tetapi dengan
Cara halus
4. Menugaskan karyawan khusus dalam bidang kebersihan.
7. Perawatan Counter secara Umum
Perawatn counter yang baik dapat dilakukan dengan cara berikut ini;
a. Lakukan penyemprotan secara rutin agar terhindar dari bau busuk
debu, dan pencemaran lainnya seperti serangga, tikus, dan kecoa
sel;ainitu pada counter perlu adanya ventilasi yang cukup.
b. Mempunyai saluran pembuangan yang cukup dan mudah
dibersihkan.
c. Ruang display, ruang produksi, dan ruang penyimpanan secara
rutin dibersihkan setiap hari dapat menggunakan detergen dan
desinfektan.
d. Tersedia tempat sampah
e. Lakukan daily cleaner untuk semua perlatan dicounter fresh
f. Bersihkan showcase, cool storage dan alat Bantu lainnya sebagai
penghias counter setiap minggu.
Selain hal-hal diatas, dalam merawat counter juga harus
memperhatikan hala-hal sevagai berikut;
a. Perawatan
b. Sanitasi
c. Receiving
d. Transfer dan retur
e. Shrinkage
f. Survey
g. Monthly report
8. Perawatan Stok ( Persedian ) Barang
Prosedur penanganan stok barang digudang yang harus dilakuakan
adalah;
a. Menentukan golongan barang
b. Menentukan subgolongan barang
c. Menentukan merek atau cap dagang barang
d. Menentukan spesialisasi lain
Cara penyimpanan untuk stok barang dilakukan dengan cara berikut;
a. Penyimpanan frozen atau beku
b. Penyimpanan di showcase chiller
c. Produk yang sudah beku dipajang hendaknya dinormalkn dahulu
d. Hindarkan pembekuan kembali setelah daging beku dilumerkan
H. Merancang Display Produk Agar Tetap Konsisten terhadap Perencanaan
Penataan Produk.
Setiap barang fresh yang akan di-display harus teliti terlebih dahulu,
Agar tidak terjadi penyimpangan dari standar prosedur perusahaan atau
SOP. Agar display produk tetap konsisten terhadap perencanaan
penataan produk, maka perhatikanlah hal-hal berikut ini;
a. Agar terhindar dari bau busuk, debu, dan pencemaran lainnya, seperti
serangga, tikus, dan kecoa maka lakukanlah penyemprotan secara
rutin pada display atau counter dan perlu adanya ventilasi yang
cukup.
b. Mempunyai saluran pembuangan yang cukup dan mudah dibersihkan
c. Ruang display, ruang produksi, dan ruang penyimpanan secara rutin
dibersihkan setiap hari, dapat menggunakan detergen dan desinfektan
d. Tersedia tempat pembuangan sampah, gunakan plastic sampah untuk
mempermudah.
e. Lakukan daily cleanes untuk semua peralatan discounter fresh
f. Bersihkan showcase, cool storage,dan alat-alat Bantu sebagai
penghias counter setiap minggu
g. Kebersihan counter merupakan hal yang utama karena biasakan
bekerja dimulai dengan tempat yang bersih.
h. Lakukan pembersihan terhadap rak, nampan, tag harga, dsb
i. Lakukan kebersihan mingguan terhadap showcase, chiller, kisi-kisi
udara, dan kolongan-kolonganya
j. Periksalah suhu showcase 2 sampai dengan 4 derajat Celcius dan
Frozen island 16 sampai 24 derajat Celcius.
k. Periksalah lampu jangan sampai ada yang tidak menyala
I. Menyusun Display Mengikuti Standar Perusahaan
Untuk menyusun display agar sesuai dengan standar perusahaan
maka Lakukanlah cara sebagai berikut;
1. Perencanan Pen-display-an
Hal ini dapat dilakukan dengan cara;
a. memilih segmen , target, dan positioning pasar,
b. memilih jenis dan spesifikasi barang yang akan ditata
c. menata barang sesuai SOP perusahaan
d. Pelabelan
e. mempersiapkan peralatn display
f. pen- display-an
g. melaksanakan kode etik APLI dan memperhatikan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1999 Pasal 7 tentang Perlindungan Konsumen.
2. Monitor Hasil Pen- display-an
Hal yang dapat dilakukan dengan cara:
a. evaluasi display produk sesuai perencanaan
b. identifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk
c. mengatasi setiap perubahan pada display produk
3. Jagalah Display Agar Tetap Sesuai Standar Perusahaan dan
Perencanaan
Hal ini dapat dilakukan dengan cara;
a. merawat display produk agar tetap bersih dan rapi
b. merancang display produk agar tetap konsisten terhadap perencanaan
penataan produk.
c. menyusun display mengikuti standar perusahaan.
J. Sikap Yang Dibutuhkan dalam Menjaga Display Produk Agar Tetap
Sesuai dengan Standar Perusahaan dan Perencanaan
Sikap-sikap yang dibutuhkan saat memonitor penataan produk dijelaskan
sebagai berikut;
1. Cermat
Pelayanan saat memonitor display produk haruslah cermat, di
antaranya dengan cara:
a. Identifikasi barang dengan benar
b. Berdiri, duduk, dan gerakan sesuai kebutuhan
c. Lakukan seperti baru pertama kali, dan
d. Berikan perhatian terhadap display produk
2. Telti
Pelayan harys teliti dalam memonitor penataan produk. Di antarany
dapat dilakuakan dengan cara;
a. Perhatikan setiap proses yang dilaksanakan
b Amati dengan saksama barang yang telah ditata, dan
c. Periksa barang dan dokumen-dokumen barang yang ditata apakah telah
dipasangkan
3. Bertanggung Jawab
Pelayan harus bertanggung jawab dalam memonitor penataan
produk sesuai dengan tingkat wewenagnya pada perusahaan
tersebut. Di antaranya dengan;
a. menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega
b. disalurkan pada petugas yang berwenag diperusahaan, dan
c. meneruskan kembali proses penataan dengan benar.