Anda di halaman 1dari 4

Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah lima tahun.

Lima tahun
pertama kehidupan manusia adalah fondasi bagi seluruh kehidpan didunia. Sumber
daya manusia yang berkualitas baik fisik, psikis maupun inteligesinya berawal dari
balita yang sehat (Depkes, 2005). Keadaan sehat tersebut dapat dilihat dari salah
satu faktornya yaitu status gizi. Status gizi adalah keadaan yang ditentukan oleh
derajat kebutuhan fisik terhadap energi dan zat- zat gizi yang diperoleh dari asupan
makanan yang dampak fisiknya dapat diukur (Suhardjo, 2003). Sedangkan menurut
Sunita Almatsier bahwa status gizi adalah keaadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat. Dengan demikian seseorang akan memiliki
status gizi yang baik apabila asupan gizi sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.
Sedangkan asupan gizi yang kurang akan menyebabkan keadaan status gizi yang
buruk dan sebaliknya jika berlebih akan menyebabkan status gizi lebih. (Almatsier,
2004). Namun pada kenyaataannya masih banyak ditemui berbagai masalah yang
berhubungan dengan kekurangan gizi.
Status gizi yang baik pada balita sangat enting karena hal ini menunjang
untuk kehidupan selanjutnya. Bebrapa penelitian mengatakan status gizi pada masa
balita sangat berpengaruh pada status gizi dan derajat kesehatan pada fase
selanjutnya entah itu remaja, dewasa ataupun lansia. Status gizi balita ditentukan
oleh dua faktor utama yaitu asupan makanan dan infeksi. Asupan makananlah yang
lebih berpran penting dalam kenyataannya. Salah satunya adalah pemberian ASI
pada saat masih bayi karena ASI merupakan asupan utama yang sangat penting
untuk bayi. ASI merupakan makanan paling baik untuk bayi karena mempunyai
keunggulan baik ditinjau dari segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi
dan sebagainya. Zat gizi pada ASI dapat dikatakan seimbangdan lengkap karena
mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam mineral dan vitamin, ASI pun
sangat cocok dengan pencernaan bayi. ASI yang dianjurkan adalah 6 bulan atau
yang lebih dikenal dengan ASI Eksklusif. Bayi yang diberi ASI Eksklusif akan
bertumbuh dnegan baik dan akan mengalami kenaikan berat badan yang baik dan
sesuai dengan usianya sehingga bayi yang menenrima ASI Eksslusif cenderung
akan memiliki status gizi yang baik. Sebaliknya bayi yang tidak diberikan ASI
Ekslusif akan beresiko mengalami gizi buruk.
Faktor lain yang mempengaruhi status gizi pada balita adalah riwayat BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah) yaitu lahir dengan berat kurang dari 2500 g. Keadaan

BBLR ini dapat dipengaruhi oleh kondisi ibu hamil yang mengalami KEK. Bayi yang
mempunyai riwayat BBLR akan berpengaruh pada kehidupan selannjutnya karena
daapat

menyebabkan

beberapa

penyakit

sepeprti

gangguan

pada

sistem

pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastro intestinal, ginjal


dan termoregulasi. Penyakit-penyakit tersebut selanjutnya dapat mempengaruhi
status gizi bayi tersebut.
Status gizi sendiri dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter
seperti IMT/U, BB/U, TB/U yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan standar
atau rujukan. Peran ppengukuran dan penilaian status gizi untuk mengetahui ada
tidaknya status gizi yangsalah. Penilaian status gizi sangat penting karena dapat
digunakan untuk mendeteksi dini yang selanjutnya dapat dilakukan tindak lanjutnya
secara cepat dan tepat. Upaya deteksi dini yang di fasilitasi pemerintah adalah
dengan adanya Posyandu diberbagai desa untuk memudahkan masyarakat. Di
posyandu tersebut biasanya melayani penimbangan untuk mengukur status gizi dan
perkembangan bayi sesuai denganusianya serta adanya layanan gizi berupa
konseling gizi. Setiap bayi disetiap desa pasti mempunya buku KMS.
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang berisi grafik pertumbuhan
tubuh, terutama pertumbuhan berat badan. KMS balita adalah kartu yang memuat
keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dicatat stiap
bulan sejak lahir hingga usia 5 tahun. Didalam KMS balita memuat kurva
pertumbuhan normal berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur
yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Grafik
pertumbuhan pada KMS balita didasarkan atas pertumbuhan pada standar
pertumbuhan anak WHO, 2005. Setiap garis nilai z-skor dibedakan berdasarkan
pita-pita warna yang berbeda, garis median berwarna hijau, sedangkan garis nilai 2
z-skor atau garis -2 z-skor dalam pita warna kuning dan garis -3 z-skor dalam warna
merah.
Setiap bayi yang mempunyai KMS diharapkan selalu datang rutin ke
posyandu agar pertumbuhannya dapat selalu terpantau pada grafik ppertumbuhan.
Jika datang rutin perbulannya makan terbentuk suatu garis pertumbuhan anak. Pada
balita sehat berat badannya akan selalu naik mengikuti pita pertumbuhan sesuai
dengan umurnya. Sebaliknya jika berat badan anak menurun atau tidak stabil naik

maka garis pada grafik pertumbuhan pun akan tidak naik. (Depkes, 2000). Jika
grafik pertumbuhan pada KMS selalu naik ini dan berada pada garis hijau ( -2 2 zskor) ini menunjukan keadaan anak dengan status gizi normal. Selaain itu jika garis
grafik terus menurun hingga garis berada di bawah garis merah maka hal ini
menunjukan keadaan anak dengan status gizi buruk. Hal inilah yang harus segera di
tindak lanjuti jika ditemukan kasus seperti ini.

Pengetahuan ibu sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan dan


kesejahteraan keluarga. Peran ibu snagat penting dalam menjaga dan mengontrol
konsumsi makanan keluarga terutama anak sehingga dapat mencukupi gizi yang
dibutuhkan. Oleh karena itu butuh pengetahuan yang lebih yang harus dimiliki setiap
ibu dalam memilih bahan makanan maupun dalam menyajikan makanan agar aman
dikonsumsi. Salah satunya dalam hal pemkaian garam beryodium.

Karena

walaupun jumlahnya hanya sedikit namun perannya cukup penting dalam


menunjang status gizi anak. Fungsi utama iodium adalah zat pembentuk hormon
thyroid yang diproduksi oleh kelenjar gondok. Kegunaan hormon thyroid adalah
mengatur tingkat oksidasi dalam setiap sel dalam jaringan tubuh yang aktif,
mempengaruhi pertumbuhan fisik dan mental, mengatur fungsi syaraf dan jaringan
otot, mengatur peredaran darah, memperkuat otot-otot rangka, mempengaruhi
jumlah dan afinitas sel beta adregenic reseptor pada jantung, menurunkan kadar
kolesterol, zat gizi esensial untuk mencapai pertumbuhan yang normal dan
mematangkan rangka, dan metabolisme semua zat gizi (M.Pari, 2013).
Kurangnya konsumsi iodium dapat menyebabkan timbulnya penyakit GAKI
(Gangguan Akibat Kekurangan Iodium). GAKI merupakan sekumpulan gejala atau
kelainan yang timbul karena tubuh menderita kekurangan iodium secara terus
menerus dalam waktu yang lama, dampaknya antara lain yaitu gondok, gangguan
reproduksi, hambatan pertumbuhan fisik atau mental, dan penurunan kecerdasan
(Raflis, 2007). Oleh sebab itu sangat penting penggunaan garam beryodium dalam
rumah tangga dan sangat penting peran ibu dalam memilih garam dengan fortifikasi
beryodium.

Anda mungkin juga menyukai