Laporan Kasus
Oleh:
Rina Rahayu
04.45380.00170.09
Pembimbing:
dr. Tri Hendro P, Sp.M
PENDAHULUAN
DEFINISI
Corpus alienum superfisial kornea adalah adanya material benda asing di
permukaan kornea, biasanya berupa bahan metal, kaca, debu atau material organik.1,2
FREKUENSI
Benda asing pada mata adalah penyebab seseorang sering datang berobat.
Terkadang benda asing tidak terlihat saat pemeriksaan, sampai terlihatnya abrasi kornea
residual dari material yang tertinggal dan rasa nyeri yang terus menerus timbul. 3
Benda asing pada permukaan kornea lebih sering dibandingkan benda asing
yang tertanam lebih dalam dari kornea. Tetapi kemungkinan benda asing intraokuler
harus tetap dipertimbangkan ketika pasien memiliki riwayat trauma.2,3
Berdasarkan data United States Eye Injury Registry (USEIR), frekuensi
terjadinya corpus alienum intraocular di USA adalah 16%. Kejadiannya menunjukkan
penurunan pada tempat kerja dan peningkatan di rumah.4
USIA
Insidensi tertinggi ditemukan pada dekade kedua dan secara umum terjadi pada
usia dibawah 40 tahun.1
JENIS KELAMIN
Insiden lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.1
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Aktivitas keseharian pasien dan keadaan sekitarnya penting untuk diketahui.
Waktu dan tempat sekitar injuri, bagaimana kejadian trauma terjadi juga penting.
Misalnya pasien yang bekerja dengan mesin gerinda yang berkecepatan tinggi sering
mengalami benda asing intraokuler, berbeda dengan pasien yang bekerja di bengkel
mobil dan sering berada di bawah mobil ketika ada bahan material yang jatuh ke mata
maka injuri yang terjadi lebih eksternal. Gejala yang sering dikeluhkan pasien:1,3
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
sampai hari
6. Defek epitelial yang terlihat dengan pewarnaan fluorescein
7. Edema kornea
8. Flare pada bilik mata anterior
Pasien dapat asimtomatik jika benda asing berada di atas epitel atau permukaan
konjungtiva. Dalam beberapa hari, epitel dapat tumbuh pada benda asing kecil di
kornea, sehingga dapat mengurangi nyeri.
4
Jika ada infiltrat kornea, dapat dipertimbangkan adanya infeksi. Benda asing dapat
menyebabkan reaksi inflamasi kecil yang steril di sekitar objek. Namun jika ada
infiltrat yang banyak, ulkus pada kornea, reaksi yang signifikan pada bilik mata
anterior atau nyeri yang signifikan, harus diterapi sebagaimana infeksi.
PENYEBAB
Benda asing kornea dapat terjadi dimana saja, baik di rumah maupun di tempat
kerja. Umumnya disebabkan trauma kecelakaan. Tipe trauma dapat membantu
menentukan apakah benda asing hanya berada di superfisial atau berada lebih dalam
atau bahkan intraokuler. Material meliputi serbuk kayu, bahan metal, plastik atau pasir.
Injuri biasanya terjadi di musim dingin atau ketika bekerja dengan menggunakan alat.
Kotoran, pasir, atau serbuk-serbuk kecil sering tertinggal dan tertiup angin sehingga
masuk ke mata dan berada di superfisial dari kornea.
DIAGNOSIS BANDING1
1. Benda asing intraokuler
2. Keratitis bakterial
3. Keratitis fungal
PEMERIKSAAN
1.
2.
Seidel test digunakan untuk melihat adanya perforasi kornea jika ada benda asing
pada kornea bagian dalam.3,5
Kelopak bagian atas dan bawah perlu di eversikan untuk melihat adakah benda asing
lain yang tertinggal. Jika dicurigai ada benda asing di superfisial namun tidak
ditemukan, maka eversi ke dua kelopak mata bagian atas akan diperlukan.5,6
Benda asing di kornea dapat diambil dengan menggunakan jarum steril ukuran 25,
26 setelah sebelumnya diberikan anastesi topikal. Cotton-tipped applikator tidak
dibutuhkan karena dapat menyebabkan permukaan yang luas dari Cotton-tipped
akan menyentuh kornea, yang berpotensial untuk membentuk defek epitel yang
lebih besar. Karena resiko scarr kornea dan perforasi maka prosedur ini harus
2.
TERAPI
Management obyektif meliputi menghilangkan rasa nyeri, mencegah infeksi, dan
mencegah kehilangan fungsi permanen.
1.
Antibiotik topikal tetes (seperti polymyxin B sulfate-trimethoprim (Polytrim),
ofloxacin (Ocuflox), tobramycin (Tobrex) qid) atau ointment (seperti bacitracin
(AK-Tracin), ciprofloxacin (Ciloxan) qid) dapat diberikan sampai epitel yang rusak
2.
3.
PROGNOSIS
Secara umum, benda asing superfisial dapat diambil segara setelah terjadi
trauma tanpa adanya permanen sequele. Bagaimanapun, scarr kornea atau infeksi dapat
mungkin terjadi apabila adanya interval waktu yang lama antara injuri dan penanganan,
sehingga dapat pula menyebabkan komplikasi. 1,4 Jika benda asing terpenetrasi secara
keseluruhan ke dalam bilik mata anterior atau posterior maka morbiditas lebih sering
terjadi. Kerusakan iris, lensa, dan retina dapat terjadi dan bahkan kerusakan dalam
visual. Pada benda asing intraokuler dapat pula menyebabkan infeksi.3 Prognosis baik
jika tidak ada cincin karat atau scar yang terbentuk pada visual aksis.5
EDUKASI
Ingatkan pasien untuk memakai alat proteksi mata di kondisi yang memiliki
resiko tinggi untuk terjadinya trauma.5
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama
: Tn. Z
Usia
: 35 tahun
Suku
: Banjar
Tanggal
: 28 Februari 2011
Keluhan Utama
Mata sebelah kanan terasa ada yang mengganjal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran
: compos mentis
Tanda Vital
: Nadi 76 kali/menit
Tekanan darah 130/80 mmHg
Pernapasan 20 kali/menit
Suhu tidak di ukur (afebril)
Abdomen
Ekstremitas
Status Lokalis
Pemeriksaan
Visus
Pergerakan bola mata
Posisi bola mata
Palpebra superior
Palpebra inferior
Konjungtiva bulbi
Sekret mata
Kornea
Okuli Dekstra
6/6
Normal
Ortophoria
Normal
Normal
Injeksi konjungtiva
(-)
Ditemukan benda asing
Okuli Sinistra
6/6
Normal
Ortophoria
Normal
Normal
Normal
(-)
Normal
jam 7
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Diagnosis
Corpus alienum kornea Okular Dekstra
Penatalaksanaan
1. Pengambilan benda asing dengan menggunakan slit lamp dan sebelumnya diberi
anastetik topical pada mata sebelah kanan.
2. Rawat jalan dengan obat pulang:
a. Cendo xitrol 3 x 2 tetes OD
b. Amoxicillin 3 x 500 mg tablet
Prognosis
Bonam
10
PEMBAHASAN
11
12
Steroid harus dihindari apabila masih terdapat defek epitel kornea. Karena abrasi
kornea sering menjadi penyulit pada anastesi umum, maka harus dilakukan tindakan
pencegahan untuk menghindari cedera ini saat induksi dan selama tindakan dengan
menutup mata atau memberikan salep pelumas mata di forniks konjungtiva. Kadang
terjadi erosi epitel rekuren setelah cedera kornea dan hal ini diatasi dengan penutupan
atau bebat lensa kontak.
Kortikosteroid topikal diindikasikan bagi keadaan keadaan radang di segmen
anterior bola mata. Aktivitas anti-radang kortikosteroid dan turunannya bervariasi.
Kekuatan relatif prednisolon terhadap hidrokortison adalah 4 kali, deksametason dan
betametason 25 kali. Efek sampingnya tidak berkurang dengan obat yang lebih kuat,
meski dosis terapeutiknya lebih kecil. Lama pengobatan tergantung jenis lesi dan
berkisar antara beberapa hari sampai beberapa bulan. Terapi awal bagi mata dengan
radang berat berupa penetesan setiap 1 atau 2 jam saat sadar. Bila tampak respon baik,
dosis berangsur dihentikan sesegera mungkin. Steroid meningkatkan aktivitas virus
herpes simpleks, kadang kornea mengalami perforasi bila obat ini dipakai untuk
keratitis herpes simpleks. Perforasi kornea adalah komplikasi yang jarang sebelum
steroid dipakai secara luas. Efek samping lain terapi steroid lokal adalah penumbuhan
jamur, pembentukan katarak (jarang), dan glaukoma sudut terbuka (sering). Efek ini
lebih ringan pada terapi steroid sistemik. Setiap pasien yang menerima terapi
kortikosteroid sistemik jangka panjang harus dalam pengawasan.
Transplantasi kornea (keratoplasi) diindikasikan bagi banyak kondisi kornea
yang serius, misalnya parut, oedem, penipisan, dan distorsi. Istilah keratoplasi penetrans
berarti penggantian kornea seutuhnya, keratoplasti lamelar berarti penggantian sebagian
dari ketebalan kornea. Donor lebih muda lebih disukai untuk keratoplasti penetrans,
terdapat hubungan langsung antara umur dengan kesehatan dan jumlah sel endotel.
Karena sel endotel lebih cepat mati, mata hendaknya diambil segera setelah donor
meninggal dan segera dibekukan. Mata utuh harus dimanfaatkan dalam 48 jam,
sebaiknya dalam 24 jam. Media penyimpanan modern memungkinkan penyimpanan
lebih lama. Tudung korneosklera yang disimpan dalam media nutrien boleh dipakai
sampai 6 hari setelah donor meninggal, dan pengawetan dalam media biakan jaringan
dapat tahan sampai 6 minggu. Untuk keratoplasti lamelar, kornea dapat dibekukan,
13
didehidrasi, atau disimpan dalam lemari es selama beberapa minggu, sel endotel tidak
penting untuk prosedur ini.
Teknik
Mata penerima disiapkan dengan menghilangkan sebagian ketebalan kornea
pada selingkaran kornea yang sakit dengan trephine penghisap (cooky cutter action) dan
seluruh ketebalan kornea dengan gunting atau sebagian ketebalan dengan diseksi. Mata
donor disiapkan dengan dua cara. Untuk keratoplasti penetrans, tudung korneosklera
diletakkan di atas blok Teflon dengan endotel menghadap ke atas, trephine ditekankan
ke kornea, dan dikeluarkan sepotong kornea (tebal seluruhnya). Pada keratoplasti
lamelar, dibuat insisi trephine sebagian tebal pada kornea bola mata utuh dan kancing
lamelar dibebaskan. Mungkin diperlukan teknik penghalusan tertentu seperti cangkokan
tangan bebas.
Tahun-tahun belakangan ini, benang dan peralatan yang diperhalus, dan
mikroskop bedah serta sistem penerangan yang canggih, nyata memperbaiki prognosis
pada semua pasien yang memerlukan transplantasi kornea. Kecocokan golongan darah
tidak banyak artinya dalam bedah transplantasi kornea. Penolakan cangkokan kornea
tetap merupakan masalah utama, demikian juga kesulitan mengendalikan astigmatisma
pasca pencangkokan.
Benda asing yang dapat masuk ke dalam mata dibagi dalam beberapa kelompok:
1. Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah hitam, besi tembaga.
Terbagi menjadi benda logam magnit dan bukan magnit.
2. Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan tumbuh-tumbuhan, bahan
pakaian.
3. Benda inert, yaitu benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan
reaksi jaringan mata, kalau terjadi reaksipun hanya ringan saja dan tidak
mengganggu fungsi mata. Contoh: emas, platina batu, kaca, dan porselin.
4. Benda reaktif : terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan
mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel,
aluminium, tembaga, bulu ulat.
14
15
tembaga, kuningan, besi, tumbuhan, bahan pakaian, dan bulu ulat. Penanganan.
Tindakan penanganan terhadap benda asing pada permukaan mata antara lain :
memberikan anestetik tetes mata, benda yang lunak biasanya hanya menempel saja pada
permukaan mata sehingga untuk mengeluarkannya cukup dengan kapas steril. Benda
yang keras biasanya mengakibatkan suatu luka. Pengeluarannya memakai pengangkat
gram bermagnet secara hati-hati untuk menghindari kemungkinan perforasi. Setelah
benda asing dikeluarkan, mata dibilas dahulu dengan larutan garam fisiologik sampai
bersih. Kemudian mata diberi tetes midriatik ringan berupa skopolamin 0,25% atau
homatropin 2% dan juga antibiotik lokal. Mata ditutup dengan kasa steril sampai tidak
terdapat tanda-tanda erosi kornea.
Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya
trauma.
Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai tertinggalnya benda
asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan
beracun. Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan
misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun
dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman.
Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan
sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola mata, terlepasnya selaput jala
(retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan
menetap.
Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma
khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar airmata berlebihan dan penderita
nampak sangat kesakitan, tetapi trauma basa akan berakibat fatal karena dapat
menghancurkan jaringan mata/ kornea secara perlahan-lahan.
Prognosis pada pasien ini adalah bonam dikarenakan trauma yang terjadi adalah
trauma ringan pada kornea, tidak didapatkan gejala yang berat seperti penurunan visus
maupun infeksi dan komplikasi seperti abrasi atau ulkus kornea.
16
Pada kasus ini pasien juga di edukasi untuk menggunakan pelindung mata ketika
bekerja yang memiliki resiko pada mata. Karena pasien ini memiliki resiko tinggi untuk
terkena corpus alienum pada mata.
DAFTAR PUSTAKA
abration.
eMedicine,
http://www.patient.co.uk/doctor/foreign-body-in-the-eye.htm,
2011.
5. Roger
L,
Foreign
July
diakses
2007.
1
Body.
Maret
2010.
17