Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN

PENALARAN MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN


MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN BIASA PADA
SISWA SMP
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang aplikasi strategi
pembelajaran terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan penalaran
matematika. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah menggunakan pembelajaran
berbasis masalah dengan pembelajaran biasa.
2. Mengetahui perbedaan penalaran matematika menggunakan pembelajaran berbasis
masalah dengan pembelajaran biasa.
3. Mengetahui sejauh mana interaksi antara pembelajaran dengan tingkat kemampuan
kelompok (atas, bawah) terhadap perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika.
4. Mengetahui sejauh mana interaksi antara pembelajaran dengan tingkat kemampuan
kelompok (atas, bawah) terhadap perbedaan kemampuan penalaran matematika.
5. Untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap komponen dan proses pembelajaran
matematika yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah.
KAPAN METODE EKSPERIMEN DIGUNAKAN
Pada waktu melihat prestasi siswanya rendah seorang guru sudah berpikir bagaimana cara
mengatasinya. Untuk itu, berdasarkan hasil diklat yang diikutinya, mereka ingin mencoba
menerapkan melalui penelitian. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan metode belajar
yang selama ini dilakukan lebih jelek dibandingkan dengan metode baru yang diperoleh
waktu diklat. Jenis pendekatan penelitian yang paling tepat untuk merealisasi kegiatan guru
dalam membandingkan dua metode pembelajaran terhadap hasil belajar adalah melalui
penelitian eksperimen.
Wina Sanjaya (2008:1) mengatakan, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas di
arahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi; otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya itu.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan penalaran matematis, juga tidak terlepas
dari pandangan guru terhadap makna belajar. Menurut Masnur Muslich (2008:51), makna dan
hakikat belajar sering kali hanya diartikan sebagai penerimaan informasi dan sumber
informasi (guru dan buku pelajaran). Akibatnya guru masih memaknai kegiatan mengajar
sebagai kegiatan memindahkan informasi dari guru atau buku kepada siswa. Sehingga
sekolah lebih berfungsi sebagai pusat pemberitahuan daripada sebagai pusat pengembangan
potensi siswa.
Wahyudin (2003:3) mengatakan bahwa pemecahan masalah bukan sekedar keterampilan
untuk diajarkan dan digunakan dalam matematika tetapi juga merupakan keterampilan yang
akan dibawa pada masalah-masalah keseharian siswa atau situasi-situasi pembuat keputusan,

dengan demikian kemampuan pemecahan masalah membantu seseorang secara baik dalam
dirinya.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Indikator
Tingkah laku Guru
1 Orientasi siswa pada masalah

Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
menjelaskan alat yang dibutuhkan, memotivasi
siswa terlibat pada aktivitas penyelesaian masalah
Mengorganisir siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefenisikan dan
mengorganisir tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
Membimbing investigasi individual Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
maupun kelompok
informasi yang sesuai, melaksanakan observasi
untuk menyelesaikan masalah
Mengembangkan dan menyajikan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
hasil karya
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya
Menganalisis dan mengevaluasi Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
proses penyelesaian masalah
atau evaluasi terhadap investigasi mereka dan
proses yang mereka gunakan.

Variabel Penelitian Variable-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


1. Variabel Bebas Variable bebas yaitu antara lain:
a. Variabel Perlakuan
Variabel perlakuan adalah : pembelajaran pembelajaran berbasis masalah untuk kelompok
eksperimen dan pembelajaran biasa untuk kelompok kontrol.
Pembelajaran berbasis masalah dan biasa merupakan variabel bebas dalam penelitian ini.
b. Variabel terkontrol, yaitu:
1. Guru. Guru mengajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama, yaitu
guru bidang studi matematika dengan Ijazah Sarjana (S1) Pendidikan Matematika
2. Materi Pelajaran. Materi pelajaran yang diajarkan pada kelompok eksperimen dan
kontrol sama, yaitu kubus dan balok yang termuat dalam KTSP 2006 untuk SD.
3. Waktu. Jumlah waktu yang digunakan pada kelompok eksperimen dan kontrol sama
c. Variabel tak terkontrol

Variabel tak terkontrol dalam penelitian ini adalah social dan ekonomi, kondisi kesehatan
siswa, gizi siswa, IQ, cara belajar, pendidikan orang tua siswa.Variable ini tidak dapat
dijangkau oleh peneliti, ini merupakan keterbatasan penelitian.
d. Variabel Penyerta
Dalam penelitian ini di antara variabel bebas tidak terkontrol, kemampuan awal dijadikan
variabel penyerta, ikut dianalisis dalam menganalisis perbedaan.
2. Variabel Terikat
Variable terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan penalaran matematika perlakuan (pembelajaran berbasis masalah).
Kemampuan pemecahan masalah dan penalaran ini diukur dengan menggunakan tes
pemecahan masalah dan penalaran matematika pada pokok bahasan kubus dan balok.
Analisis Realibilitas Tes
Untuk menguji reliabilitas tes bebentuk uraian, digunakan rumus alpha yang dikemukakan
oleh Arikunto (2003:109)
Analisis Validitas
Validitas dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal, dalam
mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut. Sebuah butir soal dikatakan
valid bila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Untuk menguji validitas tes
digunakan rumus Product moment yang dikemukakan oleh Arikunto (2003:72)
MANIPULASI DAN PENGENDALIAN
Manipulasi langsung oleh peneliti dari setidaknya satu variabel independen adalah salah satu
karakteristik tunggal yang membedakan penelitian eksperimental dari jenis lain
penelitian. Manipulasi variabel independen sering merupakan konsep yang sulit untuk
dipahami. Cukup sederhana, itu berarti bahwa peneliti memutuskan apa perawatan akan
membuat variabel independen dan kelompok mana yang akan mendapatkan
pengobatan. Misalnya, jika variabel independen adalah jumlah guru tinjauan tahunan, peneliti
mungkin memutuskan bahwa harus ada tiga kelompok, satu kelompok menerima ulasan,
kelompok kedua menerima satu review, dan kelompok ketiga menerima dua review. Selain
itu, setelah dipilih peserta penelitian dari suatu populasi, tunggal yang terdefinisi dengan
baik, peneliti secara acak akan menugaskan peserta untuk perawatan. Dengan demikian,
manipulasi berarti dapat memilih jumlah dan jenis perawatan dan menetapkan secara acak
peserta untuk perawatan.
Variabel bebas dalam pendidikan baik dimanipulasi (variabel aktif) atau tidak dimanipulasi
(variabel yang ditempati). Anda dapat memanipulasi variabel seperti metode pengajaran,
jumlah review, dan ukuran kelompok. Anda tidak dapat memanipulasi variabel-variabel
seperti jenis kelamin, usia, atau status sosial ekonomi.Anda dapat menempatkan peserta
menjadi salah satu metode pengajaran atau yang lain (aktif), tetapi Anda tidak dapat
menempatkan peserta ke dalam kategori laki-laki atau perempuan karena mereka sudah lakilaki atau perempuan (ditugaskan).Meskipun rancangan dari studi eksperimental mungkin atau
tidak mungkin termasuk variabel yang ditempati, setidaknya satu variabel aktif yang dapat
dimanipulasi harus hadir.

ANCAMAN VALIDASI ESTERNAL DAN INTERNAL


ANCAMAN ATAS VALIDASI INTERNAL
Mungkin sumber yang paling otoritatif tentang rancangan eksperimen dan ancaman terhadap
validitas eksperimen adalah karya Donald Campbell dan Julian Stanley dan Thomas Cook
dan Donald Campbell. Mereka telah mengidentifikasi delapan ancaman utama bagi validitas
internal:
Sejarah
Pematangan
Pengujian
Instrumentasi
statistik regresi
diferensial
seleksi peserta
kematian
seleksi pematangan interaksi
Namun, sebelum menjelaskan ini ancaman terhadap validitas internal, hal ini berguna untuk
mencatat peran penelitian eksperimental dalam mengatasi ancaman ini. Anda tidak diberikan
berdaya ketika berhadapan dengan mereka. Sebaliknya, penggunaan pilihan acak dari peserta,
tugas peneliti tentang. peserta untuk perlakuan, dan kontrol terhadap variabel lain pendekatan
ampuh untuk mengatasi ancaman. Ketika Anda membaca ancaman, perhatikan bagaimana
pilihan acak penelitian eksperimental dan tugas untuk perawatan dapat mengontrol ancaman
yang paling.
ANCAMAN ATAS VALIDITAS EKSTERNAL
Tujuh utama ancaman terhadap validitas eksternal dapat membatasi generalisasi dari esults
eksperimental untuk populasi lain:
pretest-perlakuan interaksi
seleksi pengobatan interaksi
pengobatan beberapa gangguan
kekhususan variable
pengobatan difusi
eksperimen efek
reaktif efek
Membangun karya Campbell dan Stanley, Bracht dan Glass halus dan memperluas diskusi
ancaman terhadap validitas eksternal. Bracht dan Kaca diklasifikasikan ancaman ini ke dalam
dua kategori. Ancaman mempengaruhi "generalisasi kepada siapa," itu untuk apa kelompok
hasil penelitian dapat digeneralisasi, make up ancaman terhadap validitas populasi. 'Ancaman
mempengaruhi "generalisasi apa," yaitu, untuk apa pengaturan, kondisi, variabel, dan konteks
hasilnya bisa digeneralisir, yang disebut sebagai: ancaman terhadap validitas
ekologi. Pembahasan berikut mencakup kontribusi dari Bracht dan Glass ke konseptualisasi
asli Campbell dan Stanley.

Langkah-Langkah Quasi Eksperimen


Berikut adalah langkah-langkah eksperimen quasi :
1. Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah yang
akan di teliti.
2. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian
3. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian
4. Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup
5. Melakukan pengumpalan data tahap pertama
6. Melakukan pengumpalan data tahap pertama (pretest)
7. Melakukan eksperimen
8. Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)
9. Mengolah dan menganalisis data.
10. Menyusun laporan

Anda mungkin juga menyukai