Anda di halaman 1dari 17

ISU PELUANG KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen : Leni, S.Pd

Disusun oleh:
Siti Ulfah Nur Ichsan
NPM : 2113059

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah berjudul
ISU PELUANG KEWIRAUSAHAAN ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
isu peluang dalam kewirausahaan. Dalam makalah ini, penulis tambahkan contoh
isu peluang kewirausahaan yang ada di Indonesia baik yang terkait dengan dunia
kesehatan dan tidak.
Mengingat bahwa salah satu peran bidan dalam dunia kesehatan tidak
hanya sebagai praktisi di institusi, dan bidan berkesempatan membuka wirausaha
mandiri (BPM), dengan adanya makalah ini diharapkan bidan mampu memahami
konsep kewirausahaan dan mengetahui bagaimana isu peluang kewirausahaan
yang ada di lapangan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis meyakini bahwa
materi ini penting dan bermanfaat bagi penambahan wawasan bidan tentang
kewirausahaan.
Dengan demikian, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Leni, S.Pd selaku dosen mata kuliah
kewirausahaan yang telah memberikan tugas makalah ini dan mengajarkan
penulis terkait dengan kewirausahaan di dunia kebidanan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun penulis
pribadi, dan tidak hanya dibaca sebagai penambah wawasan, melainkan dapat
diterapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

Bandung, September 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................i
Daftar Isi....................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1.................................................................Latar Belakang
.......................................................................................1
1.2............................................................Rumusan Masalah
.......................................................................................2
1.3..............................................................Batasan Masalah
.......................................................................................2
1.4................................................................Tujuan Makalah
.......................................................................................2
1.4.1 Tujuan Umum..........................................................3
1.4.2 Tujuan Khusus.........................................................3
1.5..............................................................Manfaat Makalah
.......................................................................................3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Kewirausahaan..................................................4
2.1.1 Pengertian Kewirausahaan................................... 4
2.1.2 Pengertian Enterpreneur/Wirausaha.................... 5
2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Wirausaha.................. 5
2.1.4 Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan
Wirausaha..................................................................... 7
2.2 Isu Peluang Kewirausahaan...........................................8
2.2.1 Pengertian Peluang Usaha.................................... 8
2.2.2 Lingkup Peluang Usaha........................................ 9
2.2.3 Contoh Isu Peluang Kewirausahaan...................... 9
BAB III Penutup
3.1 Simpulan......................................................................13
3.2 Saran...........................................................................13
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lain
tanpa kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi akan dapat dicapai
jika ada spirit kewirausahaan, yang kuat dari warga bangsanya.
China

adalah

contoh

konkret

dan

paling

dekat.

Setelah

menggelar pesta akbar Olimpiade 2008 yang mencengangkan


banyak orang beberapa waktu lalu, mereka kembali membuat
dunia berdecak dengan kesuksesan astronotnya berjalan-jalan di
angkasa luar.
Dan kini, dunia menantikan China turun tangan membantu
mengatasi krisis keuangan global. Tanpa kemajuan ekonomi,
tentu semua itu tak mungkin dilakukan China. Salah satu faktor
kemajuan

ekonomi

China

adalah

semangat

kewirausahaan

masyarakatnya, yang didukung penuh pemerintahnya Menurut


McClelland (2000), salah satu faktor yang menyebabkan sebuah
negara menjadi maju adalah ketika jumlah wirausahawan yang
terdapat

di

negara

tersebut

berjumlah

2%

dari

populasi

penduduknya. Saat ini, jumlah wirausaha yang terdapat di


Indonesia mencapai 400 ribu jiwa atau kurang dari 1% populasi
penduduk Indonesia yang berkisar 200 juta jiwa. Kondisi ini
sangat berbanding terbalik dengan yang terjadi di Amerika
Serikat misalnya yang memiliki jumlah wirausaha sebesar 11,5%
dari

populasi

penduduknya

atau

negara

tetangga

yaitu

Singapura dengan 7,2% warganya bekerja sebagari wirausaha.


Efeknya tidak mengherankan bila kedua negara tersebut menjadi
salah satu negara dengan perkembangan ekonomi termaju di
dunia.
Jika

melihat

jumlah

kebutuhan

wirausaha

baru

untuk

memposisikan Indonesia sebagai negara maju, setidaknya masih


butuh waktu 25 tahun lagi untuk mencapainya (Rukka, 2011).

Estimasi waktu yang cukup lama tersebut menuntut perlu segera


diupayakan langkah-langkah agar jumlah wirausaha baru dapat
bertambah dengan waktu pencapaian yang relatif singkat.
Melihat hal tersebut, bidan sebagai salah satu unsur yang
dapat berperan dalam duni kewirausahaan diharapkan mampu
memiliki kompetensi dan pengetahuan yang luas terkait dengan
wirausaha itu sendiri. Selain itu, untuk membangun sebuah
wirausaha bidan juga harus mampu melihat peluang dan tahu isu
apa saja yang dapat terjadi dalam kewirausahaan, agar ke
depannya bidan sebagai wirausahawan dapat bersaing secara
kompetitif dan unggul.
1.2 Rumusan Masalah
Melihat latar belakang

tersebut,

penulis

merumuskan

beberapa rumusan masalah yang akan penulis bahas pada


makalah ini, diantaranya:
1) Bagaimana
konsep

kewirausahaan

pengertian

kewirausahaan,

kekurangan

dan

kelebihan

dimulai

pengertian
wirausaha,

dari

wirausaha,
serta

faktor

kegagalan dan keberhasilan wirausaha?


2) Bagaimana gambaran mengenai peluang usaha dan isu
peluang kewirausahaan?
1.3 Batasan Masalah
Agar makalah ini tidak menyimpang dari topik pembahasan,
penulis merumuskan beberapa batasan masalah sebagai berikut:
1) Konsep kewirausahaan
a. Pengertian Kewirausahaan;
b. Pengertian Wirausaha;
c. Keuntungan dan Kerugian Wirausaha;
d. Faktor
Penyebab
Kegagalan
dan
Keberhasilan
Wirausaha.
2) Isu peluang kewirausahaan
a. Pengertian Peluang Usaha;
b. Lingkup Peluang Usaha;
c. Contoh Isu Peluang Kewirausahaan.

1.4 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini penulis bagi ke
dalam 2 tujuan yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah agar bidan
mampu memahami bagaimana konsep kewirausahaan dan
isu peluang kewirausahaan yang ada di lapangan.
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dibuatnya makalah ini antara lain:
1) Memahami konsep kewirausahaan, meliputi:
a. Mengetahui pengertian kewirausahaan;
b. Mengetahui pengertian wirausaha;
c. Mengetahui keuntungan dan kerugian wirausaha;
d. Mengetahui faktor penyebab kegagalan dan
keberhasilan wirausaha.
2) Memahami isu peluang kewirausahaan, meliputi:
a. Mengetahui pengertian peluang usaha;
b. Mengetahui lingkup peluang usaha;
c. Mengetahui contoh isu peluang kewirausahaan.
1.5 Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1) Secara teoritis, untuk menunjang teori lain yang sudah
pembaca dan bidan pelajari, sehingga dengan banyaknya
literatur pembaca maupun bidan dapat lebih paham
dengan materi tersebut.
2) Secara praktis, dengan bertambahnya wawasan mengenai
materi dalam makalah ini, pembaca dan bidan dapat
mengembangkan

kemampuan

dan

keterampilannya,

dengan cara teori yang sudah dipelajari dalam makalah ini


diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Konsep Kewirausahaan
2.1.1 Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif
dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl
dalam buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang
kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan
bisa dinikmati oleh orang banyak.
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut (Suryana, 2003 : 13) :
1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad Sanusi, 1994).
2) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (Drucker, 1959).
3) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer, 1996).
4) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memula
suatu usaha dan perkembangan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).
5) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut

dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru,


menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara
baru untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat
didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new
and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan
untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian untuk menghadapi risiko.
2.1.2 Pengertian Enterpreneur/Wirausaha
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur)
adalah

mereka

yang

mendirikan,

mengelola,

mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya


sendiri.
Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja
bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung
asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan
normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi
risiko atau ketidakpastian. (Wikipedia, 2015)

2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Wirausaha


Menurut Ilik (2010), terdapat keuntungan dan kerugian
ketika

seseorang

mengambil

pilihan

menjadi

seorang

wirausahawa di antaranya :

Keuntungan :
1) Otonomi.
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat
wirausaha memposisikan seseorang menjadi bos
yang memiliki kehendak terhadap kontrol bisnisnya.
Hal ini juga didukung dengan pendapat Robert T.
Kiyosaki yang menyatakan bahwa pada dasarnya
perspektif menjadi seorang wirausaha adalah pilihan
karena mencari sebuah kebebasan.
2) Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang
dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi
wirausaha.
3) Kontrol finansial (Pengawasan keuangan)
Bebas dalam mengelola keuangan, dan
kekayaan sebagai milik sendiri.
4) Memiliki
legitimasi
moral
yang
mewujudkan

kesejahteraan

kesempatan kerja.
Hal ini dikarenakan
masyarakat

kelas

target

menengah

dan

kuat

untuk

menciptakan

entrepreneur
dan

merasa

bawah,

adalah
maka

entrepreneur memiliki peran penting dalam proses


trickling down effect.
Kerugian Kewirausahaan :
1) Pengorbanan personal
Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu
yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk
kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu
dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
2) Beban tanggung jawab
Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan
dan pelatihan.

3) Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan gagal


Karena wirausaha menggunakan keuntungan yang
kecil

dan

keuangan

milik

sendiri,

maka

marjin

laba/keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan


kemungkinan gagal juga ada.
2.1.4 Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan
Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada
beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha barunya:
1) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten
atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama
yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber
daya

manusia,

maupun

kemampuan

mengintegrasikan operasi perusahaan.


3) Kurang dapat mengendalikan keuangan.

Agar

perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang


paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran
kas akan menghambat operasional perusahan dan
mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan
titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan.

10

5) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang


strategis

merupakan

faktor

yang

menentukan

keberhasilan usaha.
6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat
kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang
pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat
tidak efisien dan tidak efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan
mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil
dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan
gagal menjadi besar.
Selain

faktor

yang

menyebabkan

kegagalan

dalam

wirausaha, di bawah ini dijelaskan secara ringkas bebrapa


faktor yang dapat menunjang keberhasilan dalam wirausaha.
1) Percaya diri : Mengendalikan tingkat percaya dirinya
tinggi dalam mencapai sukses.
2) Pemecahan masalah : Cepat
memecahkan

masalah

yang

mengenali

dapat

dan

menghalangi

kemampuan dan tujuannya.


3) Berprestasi tinggi : Bekerja keras dan bekerja sama
dengan para ahli untuk memperoleh prestasi.
4) Pengambilan risiko : Tidak takut mengambil risiko,
tetapi

akan

dimungkinkan.
5) Ikatan emosi

menghindari
:

Tidak

risiko

membangun

tinggi

hubungan

emosional yang menggangu suksesnya usaha.


6) Berdedikasi
tinggi
dan
bekerja
mempermasalahkan

waktu

untuk

jika

tanpa

membangun

usahanya.
2.2

Isu Peluang Kewirausahaan


2.2.1

Pengertian Peluang Usaha

11

Peluang usaha bersumber dari adanya kebutuhan dari


individu atau masyarakat. Oleh karena itu jika ingin mulai
mewujudkan

berwirausaha,

hendaknya

terlebih

dahulu

menjawab pertanyaan Apakah yang menjadi kebutuhan


masyarakat atau kebanyakan anggota masyarakat saat ini
atau di masa yang akan datang?. Untuk memahami
kebutuhan masyarakat diperlukan suatu diagnosa terhadap
lingkungan usaha secara keseluruhan, yang meliputi faktor
ekonomi, politik, pasar, persaingan, pemasok, teknologi,
sosial dan geografi.
Secara terminologis pengertian peluang usaha adalah kesempatan yang
dapat dimanfaatkan seseorang untuk mendapatkan apa yang diinginkannya
dengan memanfaatkan berbagai faktor baik faktor eksternal maupun internal.
Peluang usaha mempunyai siklus karena dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternalnya. Dalam lingkungan kondisi yang tidak seimbang
sering muncul peluang baru yang menenggelamkan peluang yang lama.
Peluang usaha yang telah dieksploitasi dan menenggelamkan peluang
tersebut. Waktu siklus peluang usaha tersebut tergantung pada pembatasan
mekanisme peniruan, serta mekanisme penyebaran informasi.
2.2.2 Lingkup Peluang Usaha
Suatu peluang usaha dapat dilihat dari beberapa aspek,
diantaranya:
1)
2)
3)
4)
5)

Pasar
Persaingan
Permintaan konsumen
Kekuatan wirausahawan
Kelemahan wirausahan

Dengan mempertimbangan berbagai aspek tersebut,


wirausaha dapat dibangun, ruang lingkup wirausaha sangat
luas, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Lapangan agraris,

12

2)
3)
4)
5)
6)

Lapangan
Lapangan
Lapangan
Lapangan
Lapangan

peternakan,
perkebunan,
pemberi jasa (kesehatan, transportasi, dll),
pertambangan dan energi,
industri dan kerajinan, dll.

2.2.3 Contoh Isu Peluang Kewirausahaan


Berikut ini contoh isu peluang kewirausahaan dalam
ruang lingkup global yang dilansir dari website resmi
Liputan6.com mengenai pangsa asean yang akan dibuka
pada akhir penghujung tahun 2015.
Masyarakat Ekonomi Asen (MEA) mulai berlaku pada akhir tahun
ini. Lalu lintas perdagangan dan investasi di kawasan ini bakal
lebih terbuka sehingga memunculkan tantangan dan peluang.
Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengatakan,
pemberlakukan MEA 2015 bertujuan untuk menciptakan
kawasan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan
basis produksi. Di sini akan terjadi free flow atas barang, jasa,
faktor produksi, investasi dan modal, serta penghapusan tarif
bagi perdagangan antar negara ASEAN.
Pemerintah pun mendorong masyarakat terutama generasi
muda untuk melihat MEA sebagai peluang dan momentum untuk
memacu diri. "Untuk MEA, Indonesia berpeluang meningkatkan
diri sebagai negara pengekspor dan akses keluar negeri dalam
rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah," ujar Saleh
dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (26/9/2015).
Dia menjelaskan, nilai ekspor industri Indonesia sampai Juli 2015
ke negara ASEAN dengan ditambah Jepang dan Tiongkok telah
mencapai 46,75 persen. Sedangkan untuk negara lainnya
mencapai 53,25 persen dari total ekspor.

13

Di sisi lain, pemberlauan MEA 2015 juga akan menjadi


tantangan, mengingat penduduk Indonesia yang sangat besar.
Hal ini tentunya akan menjadi tujuan pasar bagi produk-produk
Negara ASEAN lainnya.
"Kita tidak menutup mata karena ini riil. Tapi ingat, kita perlu
menggunakan sudut pandang yang luas dan timbal balik. Artinya,
MEA memang membuka pintu bagi mengalirnya produk
Thailand, Malaysia, Vietnam ke Indonesia, tapi produk kita juga
sama-sama leluasanya dipasarkan ke sana," lanjutnya.
Meski demikian, dengan berlakunya MEA, para pelaku industri
kreatif berpeluang mendulang keuntungan dari makin terbukanya
pasar ASEAN. Apalagi generasi muda di dalam negeri terkenal
dengan kreativitas dan kemampuan menciptakan produk-produk
baru berbasis budaya lokal.
"Penguasaan teknologi informasi juga menjadi peluang berusaha
dan berkarier saat ini. Siapa yang punya passion di teknologi
informasi saat ini? Ya generasi muda termasuk mahasiswamahasiswa," kata Saleh.
Penguatan daya saing dan penerimaan produk domestik juga
menjadi isu utama menghadapi MEA. Untuk itu, langkah
konkretnya adalah meningkatkan penggunaan produk-produk
yang telah bisa dibuat di dalam negeri.
Sementara itu, sebagai langkah untuk menghadapi MEA dan
wujud dukungan serta pengembangan industri kecil dan
menengah, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini
tengah fokus melaksanakan Program Penumbuhan dan
Pengembangan Kewirausahaan.
Hal ini antara lain melalui, penumbuhan wirausaha industri di
daerah tertinggal dan daerah potensial, wirausaha industri

14

melalui program TPL Beasiswa dan melalui kerjasama dengan


lembaga pendidikan.
Terkait paket stimulus kebijakan ekonomi yang merupakan
deregulasi yang mempermudah kegiatan usaha skala kecil,
menengah hingga besar, Saleh menegaskan pemerintah juga
berharap momentum ini dapat dimanfaatkan pelaku usaha muda
untuk mengembangkan usaha.
"Semangat pemerintah dalam paket stimulus ini adalah
melapangkan jalan bagi usahawan-usahawan baru dan juga
memastikan aktivitas ekonomi yang telah ada tetap berjalan,"
tutur Saleh.
Sekadar informasi, pertumbuhan industri non migas pada
triwulan II 2015 sebesar 5,27 persen. Pertumbuhan industri non
migas tersebut lebih besar dari pertumbuhan ekonomi triwulan II
2015 yaitu sebesar 4,67 persen.Total neraca perdagangan
adalah surplus sebesar US$ 0,23 miliar sedangkan pada periode
yang sama tahun lalu defisit sebesar US$ 3,13 miliar.
Di sisi lain, nilai total investasi yang masuk pada triwulan II 2015
mencapai US$ 5,07 miliar. Berdasarkan data BKPM, total PMA
pada triwulan II 2015 mencapai US$ 7.372,6 juta dimana 47,42
persen berasal dari negara ASEAN atau sebesar US$ 3.497 juta.
(Dny/Ahm).
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2321149/ Pasar-BebasASEAN-Jadi-Peluang-Industri-Kreatif-RI (Diakses 29 September
2015)
BAB III
PENUTUP

15

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah penulis bahas pada bab sebelumnya, di
bawah ini penulis rumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan
perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
2) Peluang usaha adalah kesempatan yang dapat dimanfaatkan seseorang
untuk mendapatkan apa yang diinginkannya

dengan memanfaatkan

berbagai faktor baik faktor eksternal maupun internal.


3) Peluang usaha tidak hanya ditemukan dalam sektor perekonomian saja,
dalam dunia kesehatan termasuk kebidanan khususnya juga terdapat
peluang usaha yang dapat dibangun. Dalam dunia kewirausahaan,
terdapat berbagai isu peluang kewirausahaan, baik itu dalam bidang
industri, kesehatan, dll.

3.2 Saran
1) Bagi pembaca, demi kesempurnaan teori dan pemenuhan kebutuhan
wawasan agar lebih luas, penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya
membaca dari satu literatur, melainkan membaca dan belajar dari literatur
lain yang diharapkan lebih lengkap dan jelas.
2) Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, semoga ilmu yang penulis
sampaikan dalam makalah ini tidak hanya dibaca, melainkan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari demi terbangunnya loyalitas
kerja.
DAFTAR PUSTAKA

16

Rahayu, etc. 2012. Konsep Dasar Kewirausahaan. [Online]. Tersedia:


http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/konsep-dasarkewirausahaan.pdf. (Diakses 29 September 2015)
Irianto,

Y.B.

2014.

Konsep

Kewirausahaan.

[Online].

Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1962
10011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-1Konsep_Kewirausahaan.pdf. (Diakses 29 September 2015)
Hatani, L. 2008. Kewirausahaan. Kendari: Fakultas Ekonomi Universitas
Haluoleo
DPJK. 2013. Modul Pembelajaran Kewirausahaan. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
A.n.

(2014).

Pengertian

Kewirausahaan.

[Online].

Tersedia:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan. (Diakses 30 September 2015)

17

Anda mungkin juga menyukai