Anda di halaman 1dari 7

Prosiding INSAHP5

Semarang, 14 Mei 2008

Teknik Industri UNDIP


ISBN : 978-979-97571-4-2

Penerapan AHP/DEA
Pada Penilaian Kinerja Pemasok PT.X
Ratna Ekawati1
1. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Kontak Person:
Ratna Ekawati
Jl Jend Sudirman Km.3 Cilegon, Banten 42435
Telp: 0254-372261, Fax: (0254)395502, E-mail : ratna_145@yahoo.com,

Abstrak
Penilaian kinerja pemasok merupakan kegiatan penting bagi perusahaan, karena
pemasok adalah salah satu mata rantai yang sangat berpengaruh bagi kelancaran
produksi perusahaan. Penilaian kinerja pemasok dilakukan untuk memperoleh suatu
nilai kinerja (efisiensi) dan meningkatkan kinerja yang tidak efisien. Evaluasi kinerja
pemasok yang dilakukan perusahaan memiliki perbedaan yang signifikan dengan metode
AHP/DEA, karena tidak semua pemasok yang ada memiliki kinerja yang baik, dimana
nilai kinerja pemasok terbaik adalah efisiensi =1, sedangkan pemasok yang memiliki
nilai efisiensi < 1 dievaluasi kinerjanya dengan membandingkan terhadap kinerja
pemasok terbaik.
Abstract
Supplier performance assessment is important activity in a company, because supplier is
one of important component in supply chain that influence for company production
process.. Supplier performance assessment is conducted to provide performance value
(efficient) and increase inefficient performance. Supplier performance evaluation has
been used by company that had significant difference with AHP/DEA method, because of
only several company suppliers have best performance (efficiency value = 1), otherwise
supplier which has efficiency value < 1 were evaluated their performance with
comparing to the best supplier.
Keywords : Performance Assessment, Analytic Hierarchy Process, Data Envelopment
Analysis
1 PENDAHULUAN
Persaingan bisnis yang kompetitif sangat membutuhkan keterlibatan pemasok, karena dalam
Supply Chain Management pemasok merupakan penyedia bahan baku dan faktor pendukung
kelancaran proses produksi. Pemenuhan kebutuhan material dari para pemasok mengharuskan adanya
suatu penilaian ataupun evaluasi agar terjaminnya kriteriakriteria yang telah ditetapkan dalam
perusahaan, seperti : kualitas, harga, pengiriman dan lain sebagainya.
Penilaian kinerja pemasok yang dilakukan PT.X menggunakan metode pembobotan yang hanya
menghasilkan bobot total kinerja pemasok, Oleh karena itu diperkenalkan metode AHP/DEA yang
menilai pemasok secara objektif berdasarkan data kuantitatif perusahaan dan juga didalamnya
memakai penilaian pemasok secara subyektif yakni dengan Analytic Hierarchy Process (AHP).
Karena dengan menggunakan AHP/DEA hasil penilaian dapat lebih objectif daripada hanya
menggunakan AHP.

A 05 1

Ratna Ekawati

2 METODOLOGI
Optimalisasi Suply chain management memerlukan aliran informasi yang lancar, transparan dan
akurat serta memerlukan kelancaran antar pengadaan barang dan jasa (pemasok). Hal ini hanya
mungkin dilakukan melalui proses yang panjang diantara pihak pemasok dan perusahaan yang saling
memiliki hubungan baik. Karena optimalisasi tidak akan mungkin tercapai apabila dilakukan oleh
pemasok yang terusmenerus berbeda dan diganti, karena halhal yang ingin dicapai tidak akan dapat
terwujud. Oleh karena itu dibutuhkan evaluasi dan hubungan yang baik untuk mendapatkan pemasok
yang optimal bagi perusahaan.
Penilaian kinerja adalah suatu sistem penilaian dan evaluasi terhadap kinerja seseorang atau
kelompok dalam melaksanakan pekerjaanya. Penilaian kinerja berfungsi untuk memonitor kemajuan
dari proses kegiatan yang dilakukan perusahaan, juga merupakan alat untuk mengevaluasi hasil yang
telah dicapai perusahaan.
Beberapa metode penilaian pemasok menurut Timmerman adalah :[8]
1. Metode Kategori (The Categorical Plan)
Yang disebut juga keyfactor rating method dimana hasil penilaian tergantung pada hasil
penilaian para konsumen.
2. Metode Rasio Biaya (CostRatio Method )
Pada metode ini menghitung keseluruhan biaya yang ada ketika perusahaan berhubungan dengan
pemasok seperti biaya operasi yang meliputi kualitas, pengiriman barang, dan pelayanan (service).
3. Metode Nilai Berbobot (Weightedpoint Plan)
Metode ini menggunakan formula matematis yang dirancang untuk memberikan penilaian yang
berimbang terutama jika pembelian dilakukan dari beberapa sumber.
Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan pada tahun 1970 oleh Thomas L Saaty, AHP
menyediakan suatu pendekatan yang tersusun untuk menentukan nilai dan bobot untuk multi kriteria
dan penstandarisasian , memberikan nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang pentingnya
suatu variable [4], keunggulan metode AHP jika dibandingkan dengan metode lain adalah :[5]
Struktur yang berhirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subsub kriteria
yang paling dalam dan juga alternatifalternatif yang ada, Sedangkan kelemahannya adalah :[6]
Subyektivitas dan preferensi pengambilan keputusan masih merupakan pengaruh besar pada keputusan
akhir.
Langkahlangkah proses analisis hirarki adalah sebagai berikut :[7]
1. Membuat matrix pairwise comparison (Matrix perbandingan)
2. Membuat matrix pairwise comparison hasil normalisasi
3. Menentukan bobot
4. Menghitung konsistensi logis (CR 0.1)
Data Envelopment Analysis adalah suatu pendekatan program matematika non parametrik yang
menghitung relatif efisiensi multi kriteria. Data Envelopment Analysis pertama kali diperkenalkan oleh
William Charnes, Abraham Cooper dan Edwardo Rhodes pada tahun 1978 yang dikembangkan dari
konsep efisiensi teknikal yang diciptakan oleh Farrel pada tahun 1957. Data Envelopment analysis
dapat diistilahkan juga sebagai frontier analysis [1].
Keunggulan Data Envelopment Analysis[2]
adalah mampu menangani berbagai input maupun output, memiliki nilai eficensi = 1 dan apabila
kurang dari 1 dilakukan evaluasi,bertindak sebagai alat untuk melakukan Benchmarking, sumber
ketidakefisienan dapat diketahui dengan menggunakan DEA, sedangkan keterbatasannya adalah DEA
merupakan suatu teknik non parametrik, yang tidak menggunakan suatu tes hipotesa berkelanjutan,
menggunakan perumusan linear programming terpisah untuk tiap DMU (perhitungan secara manual
sulit dilakukan apalagi untuk masalah berskala besar). Formula penyelesaian DEA menggunakan
model CCR adalah sebagai berikut [3]:
Efisiensi maksimum k =

U Y
V X

r rk

... (Persamaan 1)

ik

A 05 2

Penerapan AHP/DEA Pada Penilaian Kinerja Pemasok PT.X

max T y 0 = V p

j = 1,2,..., n
s.t . T x j T y j 0
P
T
x0 = 1

0, 0

Keterangan:

... (Persamaan 2)

V p = nilai efisiensi

T = bobot output
T = bobot input
y o = nilai output
x o = nilai input

3 HASIL DAN PEMBAHASAN


PT X adalah perusahaan multi nasional bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi
tabung layar televisi dari berbagai ukuran bagian utamanya adalah untuk Color Picture Tube (CPT)
dan Color Display Tube (CDT). Penilitian ini dilakukan terhadap pemasok untuk raw material yang
sama yakni Litharge.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap responden ahli untuk menentukan
kriteria utama dan sub kriteria, dan penyebaran kuesioner untuk perbandingan berpasangan.
A. Hasil perhitungan menggunakan pembobotan PT.X
Tabel 1. Hasil Evaluasi untuk Litharge

Kriteria
Pengiriman
Kualitas
Pelayanan
Harga
Jumlah

Pemasok Pemasok Pemasok Pemasok


1
2
3
4
20.8325
18.75
20.8325
22.9175
25
25
22.9175
20.8325
6.667
8.327
7.5
6.667
30
30
40
40
82.4995
82.077
91.25
90.417

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, pemasok untuk masingmasing raw material dipertahankan
sebagai pemasok PT X. karena memiliki total bobot >70.
B. Hasil Perhitungan Menggunakan AHP
Hasil kuesioner perbandingan berpasangan diperoleh dengan menggunakan software Expert
Choice akan didapati bobot kriteria secara global. Berikut ini struktur hirarki penilaian kinerja pada
AHP.

A 05 3

Ratna Ekawati

Gambar 1. Struktur Hirarki Penilaian Kinerja Pemasok

A 05 4

Penerapan AHP/DEA Pada Penilaian Kinerja Pemasok PT.X

Nilai bobot kriteria dan sub kriteria secara global dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2. Bobot Prioritas KriteriaUtama dan SubKriteria

Level 2
Kriteria

Bobot
Prioritas

Kualitas

0.227

Harga

0.486

Pengiriman

0.112

Pelayanan

0.065

Fleksibilitas

0.058

Teknologi

0.051

Level 3
Sub Kriteria
Kesesuaian produk
Kondisi produk
Dokumen program kualitas
Peningkatan kualitas
Jaminan produk
Harga yang stabil
Kebijakan harga
Perincian biaya
Cara pembayaran
Kecepatan pengiriman
Ketepatan jumlah pengiriman
Leadtime pengiriman
Pelayanan purna jual
Fasilitas uji material
Respon terhadap ketidakpuasan
Respon terhadap permintaan
Fleksibilitas jumlah pengiriman
Fleksibilitas waktu pengiriman
Fleksibilitas jumlah permintaan
Pengembangan produk
Penerapan inovasi produk
Pelayanan online

Bobot
Prioritas
0.396
0.222
0.076
0.183
0.123
0.553
0.176
0.085
0.186
0.260
0.413
0.327
0.333
0.105
0.154
0.408
0.260
0.416
0.327
0.311
0.196
0.493

C. Penilaian kinerja mengguanakan DEA


a. Identifikasi input dan output
Pengelompokkan input dan output pada DEA berdasarkan pembobotan yang dilakukan pada
kriteria utama menggunakan AHP, sebagai berikut :

Gambar 2. Model Keputusan DEA

b. Mengumpulkan Nilai Input dan Output


Data kuantitatif untuk input dan output adalah sebagai berikut :
1. Ketepatan Pengiriman

2. Pelayanan

Jumlah
=

Jumlah

Jumlah
=

pengiriman

jumlah

produk

tepat
yang

pelayanan

1 x 24 jam

per min taan

kepemasok

A 05 5

waktu
dibeli

Ratna Ekawati

3. Kualitas =

Jumlah

produk

Jumlah

yang

produk

yang

diterima
dibeli

4. Harga, Perhitungan penilaian terhadap harga dari pemasok berdasarkan anggaran yang
disediakan oleh PT. X
1. 120 % jika lebih kecil dari anggaran
2. 100% jika sesuai dengan anggaran
3. 60% jika diatas dari anggaran
5. Hasil pembobotan antar pemasok menggunakan AHP
Tabel 3. Data kuantitatif penilaian pemasok Litharge

Kriteria
Pengiriman
Kualitas
Pelayanan
Hasil AHP
Harga

Pemasok Pemasok Pemasok Pemasok


1
2
3
4
83.33%
75%
83.33%
91.67%
100%
100%
91.67%
83.33%
66.67%
83.27%
75%
66.67%
0.214
0.238
0.288
0.261
100%
100%
120%
100%

Contoh perhitungan Pemasok 1


Maks 0.214 1 + 1 2
Batasan 0.83331 + 12 + 0.66673 = 1

0.83331 + 12 + 0.66673 0.214 1 1 2 0 0.751 + 12 + 0.83273 0.2381 1 2 0


0.83331 + 0.91672 + 0.753 0.2881 1.2 2 0

0.91671 + 0.83332 + 0.66673 0.2611 12 0 0, 0


Perhitungan untuk pemasok lainnya sama dengan perhitungan diatas.
Dengan menggunakan solver excel maka akan diperoleh pemasok yang efisien dan tidak efisien,
serta bobot optimal yang dihasilkan oleh masing masing kriteria.
Tabel 4 Hasil perhitungan Data Envelopment Analysis Litharge

Kriteria
Efisiensi
Bobot Pengiriman
Bobot Kualitas
Bobot Pelayanan
Bobot Hasil AHP
Bobot Harga

Pemasok
1
0.879642
0.666311
0
0.667111
0
0.879642

Pemasok
2
0.9258889
1.3333333
0
0
0
0.9258889

Pemasok
3
1
0.571429
0.571429
0
0
0.833333

Pemasok
4
1
0.571429
0.571429
0
0
0.833333

Pemasok 1 memiliki nilai efisiensi kurang dari 100% maka akan dilakukan peningkatan efisiensi
kinerja relatifnya dengan pemasok 3 dan 4 (benchmarking), sehingga akan diperoleh
Tabel 5. Hasil Perhitungan untuk
Meningkatkan Efisiensi Kinerja Relatif Pemasok 1 Litharge

Kriteria
Efisiensi
Pengiriman
Kualitas
Pelayanan
Hasil AHP

Nilai variabel Usulan


1
83.33%
100%
66.67%
0.227507

A 05 6

Nilai variabel Sebelum


0.879642
83.33%
100%
66.67%
0.214

Penerapan AHP/DEA Pada Penilaian Kinerja Pemasok PT.X

Harga

120%

100%

Ketidak efisienan kinerja pemasok 1 disebabkan oleh nilai output yang rendah, oleh karena itu
peningkatan yang dilakukan dengan meningkatkan nilai output tanpa merubah nilai input yang ada.
Hal ini sesuai dengan fungsi tujuan pada DEA yakni output maximization.
4 KESIMPULAN
1. Penilaian kinerja pemasok berdasarkan batasan efisiensi relatif, untuk Raw material Litharge,
pemasok yang memiliki kinerja terbaik (efisiensi relatif = 1) adalah pemasok 3 dan 4, sedangkan
pemasok 1 memiliki efisiensi relatif 87.96% dan pemasok 2 efisiensi relatif 92.59%.
2. Usulan peningkatan efisiensi kinerja relatif pemasok, untuk Raw material Litharge, pemasok yang
memiliki efisiensi relatif < 1, maka dilakukan peningkatan efisiensi kinerja relatif pemasok 1
dilakukan dengan membandingkan efisiensi relatif pemasok 3 dan pemasok 4, dan untuk
peningkatan efisiensi kinerja relatif pemasok 2 dilakukan dengan membandingkan efisiensi relatif
pemasok 3 (benchmarking).
3. Evaluasi pemasok yang diterapkan oleh PT. X sekarang ini masih memiliki kelemahankelemahan
yakni hanya memberikan bobot total tanpa melihat penilaian kinerja terbaik (efisiensi) dan tidak
dapat memberikan peningkatan efisiensi kinerja. Hal tersebut dapat dilihat bahwa berdasarkan
evaluasi yang dilakukan PT.X seluruh pemasok memiliki batas/limit bobot diatas ketentuan yang
ditetapkan, atau masih dipertahankan sebagai pemasok oleh PT.X, Sedangkan berdasarkan
perhitungan AHP/DEA masih terdapat pemasok yang memiliki nilai yang tidak efisien sehingga
masih perlu dilakukan peningkatan efisiensi kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A Data Envelopment Analysis (DEA) Home Page
[2] Govindarajan Rajeshekar, (2002). Supplier Evaluation using Data Envelopment Analysis, hal :
89.
[3] He Zhang, Wenhuang Liu, dan Xiu Li, (2002). An AHP/DEA Methodology for Vendor Selection
in Agile Supply Chain, working paper , hal: 3-4.
[4] Khurrum S. Bhutta dan Faizul Hug, (2002). Supplier Selection Problem: a Comparison of The
Total Cost of Ownership and Analytic Hierarchy Process Approach. Supply Chain Management:
An International Journal , Volume 7, number 3, hal: 128.
[5] Liu Franklin Fuh-Hwa, dan Hai Lin Hui, (2004).The Voting Analytic Hierarchy Process Method
for Selecting Supplier , International Journal of Production Economics, hal : 3.
[6] Meng Xing Chen, tesis (1994). A Research Based on Fuzzy AHP For Multicriteria Supplier
Selection in Supply Chain Universitas Teknologi Taiwan, hal :18-19.
[7] Saaty L. Thomas, (1990). How to Make a Decision : The Analytic Hierarchy Process, European
Journal of Operation Research 48, Hal : 917.
[8] Weber A. Charles, (1996). A Data Envelopment Analysis Approach to Measuring Vendor
Performance. Supply Chain Management, Volume 1, Number 1, hal.2829.

A 05 7

Anda mungkin juga menyukai