1 PENDAHULUAN
Dengan masih diterapkannya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Tahun
2005-2010, maka sebagai acuan/pedoman dasar dalam memberikan arah dan kebijakan pelaksanaan
pembangunan Kota Pekalongan, RPJM perlu ditindaklanjuti oleh seluruh jajaran aparatur Pemerintah
Kota Pekalongan. Sebagai pengemban amanat rakyat, para penyelenggara Pemerintah Daerah perlu
sekali berpedoman pada acuan tersebut dimana dalam kinerjanya diperlukan perencanaan programprogram yang terukur dan konsisten sebagai bahan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah. Wujud
perencanaan tersebut adalah suatu Peningkatan Kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsinya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekalongan, Nomor 6 Tahun 2001 tentang susunan Organisasi
dan Tata Kerja Bagian Kepegawaian Daerah, Bagian Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok
membantu Walikota sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan manajemen
Pegawai Negeri Sipil Daerah Pekalongan. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJM) Tahun 2005-2010, maka kondisi yang diinginkan Bagian Kepegawaian Sekretariat
Daerah Kota Pekalongan dalam rangka peningkatan kinerja antara lain :
1. Adanya peningkatan mutu pegawai,
2. Adanya peningkatan sarana dan prasarana penunjang dalam kegiatan administrasi,
3. Adanya peningkatan kesejahteraan pegawai.
Sebagai salah satu wujud peningkatan kinerja aparatur pemerintah adalah terwujudnya
peningkatan kinerja dalam proses penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan. Dibidang
Kepegawaian, peningkatan tersebut mutlak diperlukan karena urusan kepegawaian menyangkut urusan
yang sangat mendasar dan prinsipil berkenaan dengan hak-hak Pegawai Negeri Sipil sebagai salah
satu aset penting dan modal dasar dalam pembangunan di segala bidang. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini akan digunakan metode AHP untuk menentukan bobot prioritas dari berbagai alternatif
peningkatan kinerja. Dimana bobot prioritas dari tiap-tiap alternatif tersebut diharapkan dapat menjadi
salah satu input didalam penentuan bobot alternatif peningkatan kinerja yang sebenarnya. Berdasarkan
paparan diatas, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimana cara
meningkatkan kinerja di lingkungan Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kota Pekalongan
melalui pemilihan alternatif peningkatan kinerja dengan menggunakan metode AHP?.
2 GAMBARAN UMUM BAGIAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PEKALONGAN
Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kota Pekalongan pada awalnya merupakan bagian dari
Sekretaris Daerah yang mengurusi kepegawaian yaitu mengurusi kepegawaian berdasarkan keputusan
Walikota Pekalongan Nomor 15 tahun 2004 tentang Penjabaran Tugas dan fungsi Sekretariat Daerah
Kota Pekalongan. Adapun Bagian Kepegawaian terdiri dari :
a. Sub Bagian Mutasi
b. Sub Bagian Pengembangan, Pendidikan dan Latihan
c. Sub Bagian Umum Kepegawaian
Susunan Organisasi Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kota Pekalongan tercantum dalam
Bab XVI pasal 106 keputusan Walikota Nomor 15 tahun 2004 tentang penyebaran tugas dan fungsi
Sekretariat Daerah Kota Pekalongan. Adapun susunan organisasi Bagian Kepegawaain adalah sebagai
berikut :
1. Walikota Pekalongan
2. Sekretaris Daerah
3. Asisten Administrasi
4. Kepala Bagian Kepegawaian
a. Sub Bagian Mutasi
b. Sub Bagian Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan
c. Sub Bagian Umum Kepegawaian
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Bagan Organisasi Bagian Kepegawaian Daerah Kota Pekalongan sebagaimana termuat dalam
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 6 Tahun 2001 sebagai berikut :
A 04 2
Walikota
Sekretaris
Daerah
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Asisten
Administrasi
Bagian
Kepegawaian
Sub Bagian
Mutasi dan Staf
Pengumpulan Data
Penyusunan Hirarki
Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner
Faktor-faktor Peningkatan Kinerja
Nilai perbandingan berpasangan
A
A 04 3
Uji konsistensi
CR 0.1 ?
Tidak
Ya
Analisa data dan pembahasan
Kesimpulan dan saran
Selesai
Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah
FAKTOR
SUB FAKTOR
ALTERNATIF
Diklat
Kepemimpinan
Sumber Daya
Manusia
Diklat
Fungsional
Diklat Teknis
Peningkatan Mutu
Pegawai
SIMPEG
Fasilitas
Transportasi
Internet
Penentuan
prioritas
peningkatan
kinerja di Bagian
Kepegawaian
Sekretariat
Daerah Kota
Pekalongan
Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Atasan dengan
Bawahan
Hubungan
Kerja
Antar Pegawai
Kenaikan
Pangkat
Kompensasi
Pemberian
Insentif
Gaji
Ruang
Kenyamanan
Kerja
Desain Interior
Penerangan
Peningkatan
Kesejahteraan
Pegawai
CI =
max n
.........................(persamaan 2)
n 1
.........................(persamaan 3)
.........................(persamaan 4)
SDM
Fasilitas
Hubungan kerja
Kompensasi
1
1/7
1/2
7
1/4
7
1
1/5
1/3
7
2
5
1
1/3
5
1/7
3
3
1
3
A 04 -6
Kenyamanan
kerja
4
1/7
1/5
1/3
1
a w = n a1 a 2 ... a n
.........................(persamaan 5)
Dimana :
Contoh matrik perbandingan berpasangan pada tiap sub faktor dan alternatif adalah sebagai berkut :
b. Matrik penilaian perbandingan berpasangan antar sub faktor pada faktor SDM terhadap pemilihan
peningkatan kinerja di BKD Kota Pekalongan.
Tabel 3. Matrik hasil Rekapitulasi penilaian perbandingan berpasangan
antar sub faktor pada faktor SDM
Alternatif pemilihan Diklat pimpinan Diklat Fungsional Diklat teknis
Diklat pimpinan
1
2,99
1,05
Diklat fungsional
0,33
1
0,41
Diklat teknis
0,95
2,39
1
Jumlah
2,28
6,38
2,46
Matrik penilaian perbandingan berpasangan antar sub faktor lainnya pada tiap faktor ditentukan
dengan cara yang sama.
c. Matrik penilaian perbandingan berpasangan antar alternatif pada sub faktor Diklat Kepemimpinan
terhadap pemilihan peningkatan kinerja di BKD Kota Pekalongan
Tabel 4. Matrik hasil Rekapitulasi penilaian perbandingan berpasangan
antar alternatif pada sub faktor Diklat Kepemimpinan
Alternatif pemilihan
Peningkatan
Peningkatan sarana dan
Peningkatan
mutu pegawai
prasarana
kesejahteraan pegawai
Peningkatan mutu
1
2,99
1,05
pegawai
Peningkatan sarana dan
0,33
1
0,41
prasarana
Peningkatan
0,95
2,39
1
kesejahteraan pegawai
Jumlah
2,28
6,38
2,46
Matrik penilaian perbandingan berpasangan antar alternatif lainnya pada tiap sub faktor ditentukan
dengan cara yang sama.
A 04 7
2 , 52
1
1, 75
1,82
0 , 57
1
2 , 45
1,12
1, 34
2 , 09
0 , 34
1, 769
0 , 39
0 ,12
0 , 594
0 ,86 0 ,18 = 0 , 953
0 , 41
0 , 49
0 , 92
2 , 54
0 , 59
2 ,1
1
1, 32
0 , 78
1
0 ,13
0 , 23
0 , 665
1, 251
2. Penentuan harga (D), yaitu hasil perhitungan matrik diatas dibagi dengan rata-rata (X bobot)
D = 1, 769 0 ,594 0 , 953 0 , 665 1, 251 = 5 , 203 4 ,95 5 , 294 5 ,115 5 , 439 = 26 , 001
0 , 34
0 ,12
0 ,18
0 ,13
0 , 23
Alternatif
SDM
Fasilitas
Hubungan Kerja
Kompensasi
Kenyamanan Kerja
Total
RIH (axc)
e
1,12
0,1972
0,0696
0
0,0754
0,1334
1,596
Nilai Consistency Indeks of Hierarchy (CIH) dan Ratio Indeks of Hierarchy (RIH) kemudian
dibandingkan untuk menentukan nilai Consistency Ratio of Hierarchy (CRH). Suatu hirarki dikatakan
konsisten bila nilai CRH tidak lebih dari 0,10 (CRH < 10 %).
CRH = CIH / RIH = 0,0681 / 1,596 = 0,043
A 04 -8
Karena nilai Consistency Ratio of Hierarchy (CRH) lebih kecil dari 10% (0,043 < 0,10) maka dapat
diterima karena konsisten.
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan diperoleh bobot kepentingan dari tiap-tiap faktor sub
faktor. Bobot dari sub faktor disebut dengan bobot lokal, dan untuk mencari bobot global dilakukan
dengan mengalikan bobot lokal dengan bobot yang ada pada hirarki diatasnya, hal ini dilakukan untuk
mencari alternatif terbaik dari sekian alternatif.
Adapun penilaian untuk pembobotan global hasil sintesis dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. SDM
: 0,34 x 1 = 0.34
2. Fasilitas
: 0,12 x 1 = 0,12
3. Hubungan Kerja
: 0,18 x 1 = 0,18
4. Kompensasi
: 0,13 x 1 = 0,13
5. Kenyamanan kerja : 0,23 x 1 = 0,23
Angka satu adalah merupakan bobot lokal tujuan, dari penilaian pembobotan global hasil sintesis
diatas dapat dilihat bahwa untuk faktor SDM merupakan faktor utama dalam penilaian alternatif untuk
penentuan prioritas peningkatan kinerja di Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kota Pekalongan.
4.5 Pembobotan Global Antar Sub Faktor
Berikut adalah rekapitulasi bobot global kepentingan sub faktor :
Tabel 6. Rekapitulasi bobot global kepentingan sub faktor
No
Sub faktor
1
2
3
4
5
6
7
Diklatpim
Penerangan
Diklat Teknis
Hubungan atasan dengan bawahan
Hubungan antar pegawai
SIMPEG
Pemberian insentif
Bobot
global
0,152
0,151
0,107
0,097
0,083
0,072
0,068
No
Sub faktor
8
9
10
11
12
13
14
Desain interior
Diklat fungsional
Kenaikan pangkat
Tranportasi
Ruang
Internet
Gaji
Bobot
global
0,054
0,053
0,049
0,026
0,025
0,022
0,013
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mangkusubroto, Kuntoro, Trisnadi Listiarini, (1982). Analisa Keputusan Pendekatan Sistem
dalam Manajemen Usaha dan Proyek, Ganeca Exact, Bandung.
[2] Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Pembangunan Daerah, Bagian Kepegawaian
Daerah kota Pekalongan Tahun 2001-2005.
[3] Pemerintah Kota Pekalongan, (2005). Himpunan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kota
Pekalongan Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Pekalongan.
[4] Pemerintah Kota Pekalongan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun
2005-2010.
[5] Permadi, Bambang, (1992). Analisa Hirarki Proses, PAU-EK-UI.
[6] Radford, K.J. (1984). Analisis Keputusan Manajemen, Alih Bahasa oleh Taufik Salim, Erlangga,
Jakarta.
[7] Saaty, L. Thomas, (1993). Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Edisi Pertama, Alih
Bahasa oleh Liana dan Karim, Pustaka Binaman Presindo, Jakarta.
[8] Suprihanto, John, (2001). Penilaian Kinerja dan Pengambangan Karyawan, Edisi Pertama, BPFE,
Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
[9] Suryadi, K, dan Ramdani, M.A, (1998). Sistem Pendukung Keputusan, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
[10] Umar, Husein, (2002). Evaluasi Kinarja Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
A 04 -10