Lalu pada 1862, Presiden Lincoln perlu uang untuk membiayai perang
saudara (pertanyaan klasik yang hingga kini bisa terus dipertanyakan:
siapakah pemicu perang? siapakah yang meraup uang dari perang?).
Parlemen AS mengizinkan Lincoln untuk meminjam uang dari bank negara
(saat itu masih benar-benar bank milik pemerintah AS) sebesar 150 juta
dollar (dalam bentuk koin emas/perak). Seharusnya, pemerintahan Lincoln
mengembalikan uang itu dengan uang lagi, namun karena tidak mampu,
diperkenalkanlah uang kertas yang berisi janji untuk membayar kelak di lain
waktu. Ketika itulah pemerintah AS memperkenalkan uang kertas dalam
bentuk sertifikat emas/perak. Para pemilik uang menyimpan uangnya di
bank pemerintah, pemerintah akan memberikan sertifikat bukti simpanan itu.
Sertifikat itu kemudian bisa dijadikan alat tukar. Si A bisa membeli barang
kepada si B dengan menggunakan sertifikat ini, lalu ketika si B butuh uang,
dia bisa menyerahkan sertifikat ke bank dan menukarnya dengan koin
emas/perak sesuai yang tertera di sertifikat.
1) karena dgn uang kertas, segelintir orang bisa melakukan apa saja;
misalnya, pemerintah bisa hidup mewah, yang tak mungkin bisa dilakukan
bila hanya uang emas yang beredar; uang emas sangat terbatas dan hanya
orang yang benar-benar bekerja dan punya sumber daya yang bisa
memilikinya. Pemerintah korup tentu tak bisa bermewah-mewah dalam
sistem uang emas, kecuali bila dengan terang-terangan menindas rakyat.
Padahal, di era modern, penindasan dan perbudakan terang-terangan seperti
zaman feodal dulu sudah tidak mungkin lagi dilakukan.
2) karena ada segelintir orang kaya yang bisa meraup kekayaan yang sangatsangat-super banyak melalui sistem ini; selanjutnya akan dijelaskan pada
bagian II Sejarah The Fed]
Tentu saja, prosesnya tidak mudah dan memakan waktu sangat panjang.
Rakyat AS zaman itu sudah pasti tidak mau begitu saja dibodoh-bodohi:
menyerahkan emas perak mereka untuk ditukar dengan kertas cetakan.
Akhirnya pada 1933, dengan alasan untuk menyelamatkan perekonomian
negara, Presiden Roosevelt menggunakan cara kekerasan: penyitaan emasperak. Siapa saja yang menyimpan emas-perang dianggap kriminal dan
terancam penjara dan denda. Transaksi harus menggunakan uang kertas.
Semua kontrak bisnis yang menggunakan uang emas harus dikonversi ke
uang kertas. Semua pemilik uang emas-perak harus datang ke bank untuk
ditukar dengan sejumlah uang kertas. [Proses penyitaan emas ini juga
dibarengi dengan indoktrinasi di sekolah-sekolah/universitas, karena pada era
itu, sekolah di AS sudah dibawah kendali pemerintah. Rakyat AS didoktrin
bahwa uang kertas sama baiknya dengan uang emas dan bahwa penyitaan
emas adalah demi kebaikan rakyat.]
Setelah SEMUA uang emas ditarik, dan rakyat menggenggam uang kertas,
bank pun melakukan devaluasi mata uang. Pemerintah AS lalu menjual
sebagian emas yang disita dari rakyatnya itu kepada pasar internasional
(tentu dengan melalui bank), dengan harga yang lebih mahal daripada harga
beli dari rakyat. Pemerintah AS menerima uang kertas sebagai ganti emas
yang dirampok dari rakyat itu, lalu digunakan untuk membiayai roda
pemerintahan (atau tepatnya, untuk membiayai kehidupan mewah para
pejabat negara). Jelas ini adalah perampokan uang rakyat besar-besaran.
Makanya dikatakan: sejak saat itu, rakyat AS dijajah oleh bank. Mereka harus
bekerja keras, dibayar dengan uang kertas. Sumber daya alam yang
sejatinya milik rakyat- dieksplorasi (misalnya, emas dan minyak digali) lalu
ditukar dengan uang kertas.
Pertanyaannya: siapa bank yang sedemikian berkuasa itu? Apakah benarbenar bank milik pemerintah AS? Jawabnya: baca di bagian II : Sejarah The
Fed]
Goldman & Sach of New York, Lehman & Brothers of New York, Chase
Manhattan Bank of New York, dan Kuhn & Loeb Bank of New York.)
Kelak Wilson menyesali keputusannya ini dan berkata, Saya adalah orang
yang paling tidak bahagia. Saya telah menghancurkan negara saya. Sebuah
bangsa industri yang besar ini dikontrol oleh sistem kredit. Sistem kredit kita
terkonsentrasi. Pertumbuhan bangsa ini dan seluruh aktivitas kita berada di
tangan segelintir orang. Kita telah menjadi pemerintah yang paling diatur,
dikontrol, dan didominasi di dunia modern. [Kita] tidak lagi pemerintah yang
memiliki pandangan yang bebas, pemerintah yang diakui, yang dipilih oleh
suara mayoritas, melainkan pemerintah yang dikontrol oleh opini dan
paksaan sekelompok kecil orang yang mendominasi.
Tentu tidak semua presiden AS sebodoh Wilson atau Roosevelt, sehingga mau
menukar kedaulatan negara dengan uang bantuan kampanye. Presiden F
Kennedy pernah berusaha melepaskan AS dari jeratan The Fed dengan
membuat rencana penerbitan mata uang sendiri. Namun, sebelum
rencananya terlaksana, dia sudah mati dibunuh. Presiden-presiden
sebelumnya, dan para politisi dan ekonom AS pun sudah banyak yang
memperingatkan bahaya penyerahan hak cetak dollar dan hak
pendistribusiannya kepada bankir swasta; namun suara-suara itu lenyap
begitu saja, seiring dengan terus berlanjutnya proses indoktrinasi sistem
ekonomi uang kertas di kalangan akademisi seluruh dunia.
Situasi ini dijelaskan sendiri oleh Rothschild pada tahun 1863, Sedikit orang
yang memahami sistem ini sangat tertarik pada keuntungan sistem ini atau
sangat memiliki ketergantungan pada sistem ini, sehingga tidak akan ada
perlawanan dari mereka (The few who understand the system, will either
be so interested from its profits or so dependant on its favours, that there
will be no opposition from that class.)
Pertanyaan akhir, buat apa klan Rothschild dan kroni-kroninya itu mengeruk
kekayaan dari seluruh penjuru dunia? Masih kurang kayakah mereka?
Kapankah mereka akan bisa terpuaskan?
Jawabnya:
2. Kalau mau diperdalam lagi pembahasannya: Rothschild adalah YahudiZionis yang punya impian untuk membangun Israel Raya. Israel mengenang
Baron Edmond James (Avrahim Binyamin) de Rothschild (1845-1934) sebagai
"Father of the Settlement". Dialah yang pertama kali memulai proyek
permukiman Israel dengan membeli tanah-tanah di Palestina untuk kemudian
dihuni oleh imigran-imigran Yahudi dari berbagai penjuru dunia. Impian
Edmond Rothschild ini diteruskan oleh keturunannya (bahkan, darah klan
Rothschild tetap murni hingga sekarang karena ada aturan ketat tentang
pernikahan dalam keluarga itu). Ketika jumlah penduduk Yahudi sudah cukup
signifikan, dengan uangnya, klan Rothschild menggunakan segala macam
cara untuk menekan wakil-wakil negara-negara anggota PBB sampai mereka
akhirnya pada tahun 1947 menyetujui Resolusi 181 yang merampas 56,5%
wilayah Palestina untuk dijadikan negara Israel. Hingga kini, biaya
operasional Israel masih terus disuplai oleh AS (dan siapa sesungguhnya
pemilik uang di AS, dan bagaimana uang itu dikeruk, sudah terjawab di
uraian di atas). Oya, ingat juga fakta bahwa Deklarasi Balfour 1917 -yang
berisi kesepakatan Inggris untuk menyiapkan tanah air bagi bangsa Yahudidisampaikan secara resmi oleh Menlu Inggris kepada Walter Rothschild (anak
Edmon Rothschild).
Jasa Edmond Rothschild diabadikan dalam uang koin emas Israel yang
dinamai Koin Hari Kemerdekaan berikut ini:
Bagian depan: foto Baron Rothschild bertulisan aksara Hebrew Father of the
Jewish Settlement".
IV. Penutup
NB: sumber rujukan utama saya soal uang kertas vs uang emas: Satanic
Finance karya A Riawan Amin (bankir bank Muamalat)