PENDAHULUAN
atau
menghambat
pertumbuhan
individu-individu
yang
terlibat
(Wirakusumah, 2003).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sesama
tanaman yaitu adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy
atau sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air.
Kompetisi ini disebut juga alelospoli. Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau
sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan
lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopati. Adanya pengaruh baik fisik
maupun maupun biologis lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau
inang (Irwan, 1992).
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu kompettisi
didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan
kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik)
dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat
didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling
memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu
sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah
satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara,
cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Elfidasari, 2007).
23
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama
(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang
berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya
terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan
persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda. Sarana pertumbuhan yang sering
menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan diantaranya air, nutrisi,
cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya
lebih berat karena terjadi pada waktu yang lebih awal. Faktor utama yang
mempengaruh persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan.
Pengaruh persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi
tanaman dan diameter batang), warna daun atau kandungan klorofil, serta
komponen dan daya hasil (Clapham, 1973).
Praktikum ini penting dilaksanakan agar kita dapat mengetahui faktor
penentu apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman Cyperus rotundus dan
Allium cepa yang di amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya.
1.2. Tujuan
Tujuan pratikum ini adalah agar mahasiswa mampu mengevaluasi sejauh mana
terjadi kompetisi antar tanaman Cyperus rotundus dan kacang Allium cepa serta
interaksi yang terjadi diantara keduanya.
24
tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan
oleh kompetisi (Harter, 1961).
Konsep yang menyatakan bahwa suatu tanaman dapat menimbulkan
pengaruh buruk atau keracunan atau hambatan pada tanaman dikenal dengan
allelopati. Allelopati ini ditemukan oleh Candolle sejak tahun 1832. Setelah itu
menyusul ahli-ahli seperti Pickering, pada tahun 1917, Molisch pada tahun 1937,
Bonner pada tahun 1950, Grummer pada tahun 1957, Evenari pada tahun 1949
dan lain-lainnya (Wirakusumah, 2003).
Allelopati merupakan interaksi antara tanaman yang ditimbulkan oleh hasil
metabolism tanaman. Muller mengemukakan bahwa allelopati adalah pengaruh
buruk atau merusak yang ditimbulkan oleh dapa satu tanaman pada tanaman lain
melalui prodiksi senyawa-senyawa kimia penghambat yang lepas ke lingkungan
hidup tanaman itu. Sedangkan Moral dab Gates menyatakan bahwa allelopati
hambatan pada perkecambahan, pertumbuhan atau pada metabolisme suatu
tanaman yang disebabkan pelepasan senyawa-senyawa organik oleh tumbuhan
lain (Fuller, 1964).
Persaingan merupakan pemindahan atau pengurangan satu atau beberapa
faktor lingkungan seperti air, hara lingkungan, dan cahaya yang diperlikan suatu
tanamanoleh
merugikanyang
tanaman
lain,
disebabkan
sedangkan
oleh
allelopati
senyawa-senyawa
merupakan
kimia.
pengaruh
Menghasilkan
28
Untuk
mendapatkan
faktor
lingkungan
yang
optimal,
sehingga
29
Perlakuan
Pengamatan
Keterangan
Perlakuan 1
(Kontrol)
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Perlakuan 2
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
3,5
3,0
6
-
Belum tumbuh
Belum tumbuh
-
Perlakuan 3
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
5,5
5,2
5,5
5,4
Belum tumbuh
Belum tumbuh
-
Perlakuan 4
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
4,5
4,0
5,0
6,2
6,5
5,6
2
-
Belum tumbuh
Belum tumbuh
-
Perlakuan 5
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
Cyperus rotundus 7
Cyperus rotundus 8
4,2
3,0
3,8
2,8
12,0
3,7
4,7
3,4
2
5
-
Belum tumbuh
Belum tumbuh
-
Belum tumbuh
Belum tumbuh
31
Tabel 2. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu ke-2 (18 Maret
2015)
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman
Jumlah
(cm)
Daun
15,1
3
27,6
15
Perlakuan
Pengamatan
Keterangan
Perlakuan 1
(Kontrol)
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Perlakuan 2
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
31,2
31,1
0
0
4
4
Belum tumbuh
Belum tumbuh
-
Perlakuan 3
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
6,5
31
36,4
12,6
42,6
4
7
4
1
3
Mati
-
Perlakuan 4
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
7,5
13,7
18,1
10,1
-
2
8
2
1
-
Mati
Mati
Mati
Mati
Perlakuan 5
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
Cyperus rotundus 7
Cyperus rotundus 8
32,6
30,2
6,6
44,3
9,0
10,1
31,2
29,6
15,2
18,7
9
6
2
3
1
3
3
4
2
4
Tabel 3. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu ke-3 (25 Maret
2015)
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman
Jumlah
(cm)
Daun
31,0
6
29,0
14
Perlakuan
Pengamatan
Perlakuan 1
(Kontrol)
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Perlakuan 2
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
1,0
1,0
44,0
30,5
1
4
4
Keterangan
-
32
Perlakuan 3
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
25,0
31,0
46,5
40,0
61,0
11
8
4
5
4
Mati
Ada tunas baru
-
Perlakuan 4
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
10,5
15,0
3,5
7,0
10,5
18
-
5
9
1
3
2
2
-
Mati
Ada tunas baru
Ada tunas baru
Mati
Perlakuan 5
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
Cyperus rotundus 7
Cyperus rotundus 8
34,0
36,6
24,0
5,0
9,5
29,0
54,0
37,0
42,0
38,0
15
13
4
4
2
4
5
4
4
5
Tabel 4. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu ke-4 (01 April
2015)
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman
Jumlah
(cm)
Daun
39,0
6
-
Perlakuan
Pengamatan
Keterangan
Perlakuan 1
(Kontrol)
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Perlakuan 2
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
20,8
9,9
43,6
31,6
4
4
4
4
Perlakuan 3
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
30,5
26,5
43,0
40,5
27,5
9
3
5
3
4
Mati
-
Mati
33
Perlakuan 4
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
10,5
14,5
11,0
18,2
14,5
-
5
9
2
3
3
-
Mati
Ada tunas baru
Ada tunas baru
Mati
Mati
Perlakuan 5
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
Cyperus rotundus 7
Cyperus rotundus 8
34,0
37,0
56,3
41,0
42,5
67,0
36,5
50,0
50,0
8
10
4
5
4
5
4
4
4
Mati
-
Tabel 5. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu ke-5 (08 April
2015)
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman
Jumlah
(cm)
Daun
42,2
12
-
Perlakuan
Pengamatan
Keterangan
Perlakuan
1
(Kontrol)
Perlakuan
2
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
38,8
24,1
48,5
32,5
7
8
4
4
Perlakuan
3
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
30,5
58,9
60,1
59,0
8
9
4
4
Mati
Mati
-
Perlakuan
4
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
13,2
16,0
14,0
22,3
14,5
18,2
-
4
8
2
2
3
2
-
Mati
tunas baru
tunas baru
Mati
Perlakuan
5
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
44,0
51,0
5
4
Mati
Mati
-
Mati
34
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
Cyperus rotundus 7
Cyperus rotundus 8
4,0
44,0
69,0
76,0
56,0
49,5
1
4
5
3
4
4
Tunas baru
Tunas baru
-
Tabel 6. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu ke-6 (15 April
2015)
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman
Jumlah
(cm)
Daun
45,1
16
-
Perlakuan
Pengamatan
Keterangan
Perlakuan 1
(Kontrol)
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Perlakuan 2
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
45,6
36,9
57,3
32,7
14
10
4
4
Perlakuan 3
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
47,0
60,2
54,0
9
4
4
Mati
Mati
Mati
-
Perlakuan 4
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
21,8
26,5
10,0
20,0
-
3
3
2
3
-
mati
mati
Tunas baru
mati
tunas baru
Mati
Perlakuan 5
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
Cyperus rotundus 7
Cyperus rotundus 8
43,3
51,2
34,8
44,2
83,4
35,9
55,2
49,2
3
4
3
4
5
6
4
4
Mati
Mati
-
Mati
Tabel 7. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu ke-7 (22 April
2015)
35
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman
Jumlah
(cm)
Daun
41,5
16
-
Perlakuan
Pengamatan
Keterangan
Perlakuan 1
(Kontrol)
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Perlakuan 2
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
50,9
74,5
52,2
32,2
17
8
4
4
Perlakuan 3
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
48,8
60,8
55,2
7
4
4
Mati
Mati
Mati
-
Perlakuan 4
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
21,7
25,0
21,0
17,1
-
3
3
2
3
-
mati
mati
mati
Mati
Perlakuan 5
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
Cyperus rotundus 7
Cyperus rotundus 8
43,9
51,1
44,4
44,1
88,9
76,6
55,3
49,2
4
4
4
4
6
7
7
4
Mati
Mati
-
Mati
Tabel 8. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu ke-8 (29 April
2015)
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman
Jumlah
(cm)
Daun
-
Perlakuan
Pengamatan
Perlakuan 1
(Kontrol)
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Perlakuan 2
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Perlakuan 3
Allium cepa 1
Keterangan
mati
mati
32,0
51,0
50,0
32,5
18
8
4
4
mati
36
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
48,0
60,8
55,0
7
4
3
mati
mati
-
Perlakuan 4
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
23,0
25,0
28,0
-
3
3
2
-
mati
mati
mati
mati
mati
Perlakuan 5
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
Cyperus rotundus 7
Cyperus rotundus 8
43,0
53,0
48,0
45,0
53,0
38,0
55,0
49,0
4
4
5
4
6
7
7
3
mati
mati
-
Keterangan
mati
mati
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
2,40
1,00
0,47
0,56
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
0,97
0,62
1,17
mati
mati
mati
-
Perlakuan
Pengamatan
Perlakuan 1
(Kontrol)
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Perlakuan 2
Perlakuan 3
37
Perlakuan 4
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
0,30
1,33
0,71
-
mati
mati
mati
mati
mati
Perlakuan 5
Allium cepa 1
Allium cepa 2
Cyperus rotundus 1
Cyperus rotundus 2
Cyperus rotundus 3
Cyperus rotundus 4
Cyperus rotundus 5
Cyperus rotundus 6
Cyperus rotundus 7
Cyperus rotundus 8
0,92
0,52
0,43
0,61
1,23
0,30
0,40
0,92
mati
mati
-
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa terjadi kompetisi
intraspesies dan interspesies. Dari hasil yang diperoleh, yang terlihat sekali adalah
persaingan interspesies dimana Cyperus rotundus sebagai tumbuhan gulma lebih
cepat tumbuh dibandingkan Allium cepa. Allium cepa baru tumbuh pada minggu
kedua pengamatan.
Pada minggu berikutnya terlihat bahwa Allium cepa dan Cyperus rotundus
Perlakuan 2 lebih subur dibandingkan perlakuan lainnya, termasuk kontrol.
Praktikan menduga hal ini terjadi karena perbedaan kualitas Allium cepa yang
ditanam. Namun minggu ke 6 sampai minggu ke 8 semakin dapat dilihat
persaingan antar jenis tanaman. Allium cepa mulai mengalami defisiensi dan
bahkan mati.
Ruang merupakan faktor yang penting dalam persaingan antar spesies
karena ruang sebagai tempat hidup dan sumber nutrisi bagi tumbuhan. Ruang
yang besar dapat menyebabkan tingginya tingkat persaingan. Faktor utama yang
memengaruhi persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya adalah
kerapatan. Pengaruh kerapatan tanaman terhadap diameter dan tinggi tanaman
38
yaitu semakin besar kerapatan tanaman maka semakin kecil diameter dan tinggi
tanaman dan semakin kecil kerapatan tanaman maka semakin besar diameter dan
tinggi tanaman yang ada. Hal ini disebabkan karena kerapatan yang besar berarti
jumlah tanaman sejenis banyak tumbuh di ruang sempit, saling berkompetisi
untuk mendapatkan air, dan nutrisi yang jumlahnya terbatas (Budi, 2009). Teori
ini sesuai dengan hasil pengamatan yang diperoleh pada beberapa minggu
menjelang minggu ke-6 sampai ke-8 bahwa semakin tinggi kerapatan tanaman
maka semakin besar maka jumlah jumlah tanaman yang sejenis dan semakin
tinggi tingkat kompetisi untuk mendapatkan air, nutrisi yang jumlahnya terbatas.
Kompetisi yang dapat dilihat adalah Allium cepa mulai layu bahkan beberapa ada
yang mati.
Kemudian kompetisi interspesies juga terjadi antara Allium cepa dengan
Cyperus rotundus. Pada pengamatan awal dapat dilihat bahwa yang tumbuh
pertama adalah perlakuan kontrol yang tidak terdapat Cyperus rotundus.
Sedangkan perlakuan yang diberi gulma (Cyperus rotundus) belum tumbuh juga.
Dari hasil tersebut dapat dibuktikan telah terjadi kompetisi interspesies untuk
memperebutkan nutrisi dan hara yang terdapat di dalam tanah.
Faktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan
tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah,
oksigen, unsur hara dan karbon dioksida. Selain faktor yang diperebutkan terdapat
pula faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman
tersebut. Adapun faktor eksternal tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan
penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi tanah, kelembaban tanah dan udara serta
angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan (Setiadi, 1989).
Pada umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji
tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi
39
hasilnya semakin menurun. Dalam hal ini, memang kecepatan tumbuh pada
rumput teki 2 kali lipat dibanding pada bawang melihat dari dominasi rumput teki
terhadap bawang di lokasi lahan. Semakin rapat salah satu gulmanya, maka
persaingan yang terjadi antara kedua jenis gulma akan semakin hebat,
pertumbuhan salah satu jenis gulma semakin terhambat, dan hasilnya semakin
menurun. Hubungan antara kerapatan salah satu jenis gulma dengan pertumbuhan
dari jenis gulma lain merupakan suatu korelasi negatif. Hal ini dapat dilihat dari
persaingan kedua jenis gulma yaitu antara tumbuhan bayam liar dengan rumput
teki yang berada di suatu lahan yang sudah tidak ditanami tanaman budidaya lagi.
Gulma dari rumput teki terlihat sangat rapat sekali pertumbuhannya dan juga
ketebalan tajuknya (Budi, 2009).
Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya rumput teki dan bawang, persaingan
antara keduanya juga membutuhkan banyak air untuk hidupnya. Jika ketersediaan
air dalam suatu lahan menjadi terbatas, maka persaingan air menjadi parah. Air
diserap dari dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan
hanya sekitar satu persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Persaingan
memperebutkan air terjadi serius pada pertanian lahan kering atau tegalan dalam
hal ini tempat kedua jenis gulma. Disini, tumbuhan bawang lebih membutuhkan
banyak air daripada rumput teki. Walaupun dalam perebutan air tumbuhan
bawang lebih dominan, tetapi untuk daya tahan terhadap lingkungan yang ekstrem
ternyata rumput teki lebih mampu beradaptasi. Hal ini dikarenakan rumput teki
memiliki umbi batang yang berada dalam tanah yang dapat bertahan sampai
berbulan-bulan lamanya (Risyanti, 2009).
Kompetisi yang terjadi antara Allium cepa dan Cyperus rotundus juga
terlihat pada berat bersih kedua tumbuhan tersebut (Tabel 9.) dimana total berat
bersih Allium cepa lebih kecil daripada total berat bersih Cyperus rotundus,
karena jumlah yang lebih banyak sehingga menyerap air dan unsur hara pada
41
tanah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah air dan unsur hara yang diserap
oleh Allium cepa. Tumbuhan yang menyerap air dan unsur hara lebih banyak akan
memiliki akar yang lebih panjang dibandingkan dengan tumbuhan yang menyerap
air dan unsur hara dengan jumlah sedikit akan memiliki akar yang lebih pendek.
Panjang akar tersebut akan mempengaruhi berat pada tumbuhan. Tumbuhan
dengan akar yang lebih panjang akan lebih berat. Sehingga dapat dikatakan bahwa
tumbuhan yang berhasil dalam kompetisi akan lebih berat dibanding tumbuhan
yang gagal dalam kompetisi.
Hal ini didukung oleh pendapat Gersani et.al.,(2001) yang menyatakan
bahwa Kompetisi tanaman juga terjadi di akar. Hal tersebut terjadi karena
tanaman satu dengan yang lainnya sering memperebutkan tempat untuk tumbuh.
Keadaan untuk berbagi tempat tumbuh kepada tanaman lainnya mendorong
tanaman untuk secara maksimal mungkin memperebutkannya. Jika salah satu
tanaman kalah dalam kompetisi maka akan terjadi penurunan pertumbuhan akar
sehingga sulit tumbuh dan akan menghasilkan akar tanaman yang lebih kecil
dibandingkan yang lain.
42
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat ditari kesimpulan sebagai berikut,
1. Kompetisi intraspesies terjadi pada Allium cepa dan Cyperus rotundus dimana
terjadi kompetisi dari dua species yang berbeda, dan Cyperus rotundus
berhasil dalam kompetisi.
2. Kompetisi interspecies terjadi antar sesama Allium cepa. Hasil akhir kompetisi
interspecies adalah Allium cepa yang berkompetisi sama-sama mati.
5.2. Saran
Sebaiknya praktikan untuk melakukan penyiraman secara teratur selama
pengamatan dan membuang semua gulma penganggu yang tidak termasuk ke
dalam perlakuan selama praktikum. Sehingga hasil yang didapatkan lebih efektif
dan akurat.
43
DAFTAR PUSTAKA
Budi, G.P. dan O.D. Hajoenitijas. 2009. Kemampuan kompetisi beberapa varietas
kedelai (Glicyne max) terhadap gulma alang-alang (Imperata cylindrica)
dan teki (Cyperus rotundus). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah 7: 127129.
Clapham, W. B. 1973. Natural Ecosystem. Mc.Millan Publishing, Inc. New York.
Elfidasari, D. 2007. Jenis interaksi intraspesifik dan interspesifik pada tiga jenis
kuntul saat mencari makan di sekitar cagar alam Pulau Serang Dua,
Provinsi Banten. Jurnal Biodiversitas 8: 266-269.
Fuller, J. H. and L. B. Caronthus. 1964. The Plant World (4rd edition). Holt,
Ricard Winston, Inc. USA.
Gardner, J. N., Baldridge, W. S., Gribble, R., Manley, K., Tanaka, K., Geissman, J.
W., Gonzalez, M., and Baron, G., 1990, Results from Seismic Hazards
Trench #1 (SHT-1). Los Alamos Seismic Hazards Investigations; Los
Alamos National Laboratory unpublished report EES1.
Gersani, M., Joel S.B., Erin E.O., Godfrey M.M., and Zvika A. 2001. Tragedy of
the commons as a result of root competition. Journal of ecology. 89 : 660669.
Harter, H. L. 1961. Expected values of normal order statistics. Bwmetrika, 48,
151-165.
Irwan, Z. O.1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas,
Dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press. Yogyakarta.
Odum, E. P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan
Srigandono, B). Penerbit Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. CBS College Publishing. United States of
America.
Risyanti. 2009. Emping Rumput
Muhammadiyah Malang.
Teki
(PKM-K).
Malang:
Universitas
Setiadi, Dedi, Muhadiono, dan Ayip, Yusron. 1989. Penuntun Praktikum Ekologi.
PAU Ilmu Hayat IPB. Bogor.
Soejono, A.T. 2009. Ilmu Gulma. Diakses pada tanggal 7 April 2013.
44
Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UIPress. Jakarta.
45