Anda di halaman 1dari 18

Modul 2

PEMBUBARAN KARENA PERUBAHAN SEKUTU DAN


LIKUIDITAS
MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 1
Pembubaran Persekutuan karena Perubahan Sekutu
Ada empat jenis pembuambaran persekutuan sbb:
1 Dissociation / Pengunduran diri
Konsep hokum untuk pengunduran diri sekutu karena meninggal, pension atau
pengunduran diri sukarela atau tidak sukarela.
2 Dissolution / Pembubaran
Pengakhiran persekutuan pada akhir masa atau tujuan persekutuan atau dengan
persetujuan tertulis dir seluruh sekutu.
3 Termination / Terminasi
Akhir dari fungsi bisnis normal sebuah persekutuan, persekutuan tidak lagi
mengalami kesinambungan usaha pada saat penghentian.
4 Liquidation / Likuidasi
Penjualan aktiva persekutuan, pembayaran kewajiban dan pembagian aktiva
tersisa kepada masing-masing sekutu.
Pembubaran dapat disebabkan oleh beberapa hal sbb:
1 Pembubaran oleh Tindakan Sekutu
Tindakan tertentu seorang sekutu persekutuanfirma dapat menimbulkan
pembubaran meliputi :
Pencapaian waktu atau penyelesaian tujuan
Persetujuan yang saling menguntungkan
Pengunduran diriseorang sekutu2
2 Pembubaran karena Ketentuan Undang Undang
Persekutuan firma dengan sendirinya bubar karenakemungkinan kemungkinan
tertentu yang ditetapkanoleh undang undang yakni :
Kematian seorang anggota persekutuan firma
Kepailitan seorang sekutu atau persekutuan firma itusendiri
Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidaksyah lagi untuk bergerak atau
bagi masing masinganggota untuk menjalankan perusahaan sebagaipersekutuan
firma
Perang terhadap negeriseorang anggota yang menjadi penduduk itu
3 Pembubaran oleh Keputusan Pengadilan
Pengadilan dapat memutuskan pembubaran karena terbukti timbul hal hal sbb:
1 | Page

Seorang sekutu tidak waras (insanity) atau tak mampu untukmenyelesaikan setiap
masalah atau untuk memenuhi bagiannyadalam perjanjian persekutuan firma
Sikap seorang sekutu merugikan perusahaan yang sedang dijalankan
Perselisihan intern di antara para sekutu
Kelanjutan perusahaan tidak mungkin lagi menguntungkan
Alasan alasan lain yang menyebabkan pembubaran adil, , misalnyakecurangan
atau kesalah tafsiran dalam pembentukkan persekutuan firma

A Penerimaan Seorang Sekutu Baru


Seorang dapat diterima sebagaisekutu baru hanya dengankesepakatan semua sekutu
dan ini menimbulkan asosiasi baru dari perorangan perorangan dan ini merupakan
pembentukkanpersekutuan firma baru.Dengan masuknya seorang sekutu baru, maka
suatu persetujuan harus dirancang untuk menetapkan kepentingan sekutu pada
pembentukkan firma, pembagian laba dan rugi dimasa mendatang diantara para sekutu
dan semua hal lainnya yang menyangkut asosiasi baru ini.
Firma yang baru ini dapat terus menggunakan buku dan catatan dari perusahaan
semula, tetapisaldo perkiraan tertentu pada umumnya perlu dinilai kembali.Sepanjang
persekutuan firma awal ini terus beroperasi.Nilai pasar harus ditentukan untuk aktiva
yang ditetapkan pada organisasi baru dan saldo perkiraan harus dinilai kembali untuk
melaporkan nilaiseperti itu.
Persedian barang harus ditetapkan kembali dengan nilai pengganti
sekarang.Penyisihan yang memadai harus ditetapkan untuk piutang usaha.Surat surat
berharga harus dilaporkan dengan nilai pasar berjalan, aktiva tak lancar harus dilaporkan
dengan nilai yang ditaksirsekarang. Seluruh kewajiban harus ditetapkan dan dilaporkan
sesuai dengan yang tercantum dalam buku
Perubahan ini akan menimbulkan laba dan rugi yang dapat diberikanatau
dibebankan kepada para sekutu semula dalam rasio pembagian laba dan rugi awal. Jika
perubahan ini tidak dilaporkan dalam perkiraan, maka sekutu baru yang baru masuk akan
ikutserta dalam keuntungan dan kerugian yang terjadisebelum ia masuk sebagaisekutu
baru. Seorang sekutu yang baru masuk biasanya menyetorkan aktiva untuk memperoleh
kepentingan dalam persekutuan firma yang baru didirikan
Seorang dapat diterima sebagaisekutu tanpa menyetorkan investasi dan tanpa
penetapan kepentingan modal. Dalam halseperti ini, kepentingan modal akan timbul dari
investasi, pengambilan prive dan pembagian laba dan rugi dimasa mendatang. Walaupun
seorang yang diterima dalam persekutuan firma menjadi pemilik atassemua hartabenda
persekutuan firma pada tanggal ia diterima, namun tanggung jawabnya terhadap hutang
yang ada ditetapkan secara terbatas oleh uniform partnership Act. (UPA) ini menetapkan
bahwa Seseorang yang diterima sebagaisekutu dalam persekutuan firma bertanggung
jawab akan semua kewajiban yang timbul sebelum ia diterima, seolah olah ia telah

2 | Page

menjadiseorang sekutu ketika kewajiban itu timbul, kecuali tanggung jawab ini akan
dipenuhi hanya dengan harta benda persekutuan firma
Dalam hal perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban, makaaktiva
pribadiseorang sekutu baru tidak dapat digunakan untuk memenuhi klaim terhadap
organisasi awal, tetapi aktiva pribadi sekutu baru ini dapat digunakan untuk memenuhi
kewajiban yang timbul akibat kegiatan usaha dari organisasi yang baru didirikan
ini.Seseorang dapat memperoleh kepentingan dalam persekutuan firma lewat :
Pembelian kepentingan ini dariseorang atau lebih sekutuawal
Investasi aktiva yang menimbulkan kenaikkan dalam modal persekutuan firma.
1

Perolehan kepentingan lewat pembelian


Jika semua sekutu setuju untuk menerima seorang pembeli kepentingan
sebagaisekutu, maka hal ini akan membubarkan persekutuan firma yang lama dan
menciptakan persekutuan firma yang baru. Jika para sekutu tidak setuju maka Uniform
Partnership Act menetapkan, bahwa ia hanyamemperoleh sesuai dengan perjanjian laba
dan atas pembubarankepentingan yang menjadi hak sekutu awal pemindahtanganan
kepentingandengan sendirinya tidak membubarkan perusahaan dan tidak pula
memberikan hak kepada pembeli untuk ikut campur dalam pengelolahan perusahaan.
Apabila seorang memperoleh sebagian atau seluruh kepentingan seorang sekutu
dalam perusahaan, maka kepentingan yang diperoleh ini dicatatsebagai modal sekutu
yang baru dan modal sekutu yang menjualkepentingan dikurangi dengan jumlah yang
sama. Pembayaran untukkepentingan ini tidak dicatat dalam buku persekutuan firma
karena hal inimerupakan transaksi antara 2 orang yang bertindak dalam kapasitas private
mereka.
Contoh:
Asumsikan bahwa A danB adalah 2 orang sekutu masing masing dengan modal
sebesar Rp30.000,- dan laba dibagi rata C membeli kepentingan dari B dengan harga
Rp18.000,- A setuju untuk menerimaC sebagaisekutu. Buku persekutuan firma yang lama
terus digunakan oleh firma A,B dan C yang baru. Satu satunya ayat jurnal yang
dibutuhkan dalam buku itu adalah :
Modal B
Rp15.000
Modal C .
Rp15.000
Ayat jurnal ini dibuat terlepas dari jumlah yang dibayar oleh C kepada B. Total
modal persekutuan firma tetap sebesar Rp60.000,-. A mempunyai kepentingan sebesar 50
% dalam perusahaan baru, B sebesar 25% dan C sebesar 25%

Perolehan kepentingan lewat investasi


Apabila seorang memperoleh kepentingan dengan melakukan investasi, maka
aktiva dan modal persekutuan firma akan bertambah.
Contoh:

3 | Page

Tidak adanya persetujuan khusus mengenai penerimaan masuk sekutu baru


Asumsikan bahwa D dan E mempunyai modal masingmasingsebesar Rp20.000,dan Rp10.000,- dan membagi rata laba. . Aktiva itu dinilai dengan layak. . Kemudian F
diterima sebagai sekutu baru dengan investasi sebesar Rp12.000,-. Laba dan rugi firma
yang baru dibagi rata.Buku persekutuan firma awal tetap digunakan untuk perusahaan
yang baru. Investasi F dicatat sbb:
Kas Rp12.000,Modal F Rp12.000,-

Adanya persetujuan khusus mengenai penerimaan masuk sekutu baru


Asumsikan, bahwa persetujuan antara D, E, dan F, menetapkansekutu F harus
menanamkan investasi dalam jumlah yang cukup untuk memperoleh kepentingan sebesar
atau 25% dalam perusahaan baru. Dalam hal ini, modal gabungan kedua sekutu awal
adalah Rp30.000,- yang merupakan bagian dari modal yang baru, dan sekutu baru
harus menanamkan investasi sebesar Rp10.000,- untuk kepentingan sebesar atau 25%.
Maka modal masing masing sekutu D, E, dan F adalah Rp20.000,- Rp10.000,- dan
Rp10.000,- kepentingan masing masing sekutu akan sebesar Rp20.000,-/Rp40.000,atau 50%, Rp10.000,-/Rp40.000,- atau 25% dan Rp10.000,-/Rp40.000,- atau 25%.
Investasi dengan pemberian bonus ataugoodwill kepada sekutu lama
Jika persekutuan firma telah beroperasi dengan sukses, maka para sekutu dapat
menerima masuk seorang sekutu dengan ketentuan, bahwa:
o Bagian dari investasisekutu baru akandiberikan sebagai bonus kepada sekutu
lama
o Goodwill persekutuan akan ditetapkan dan mengkreditsekutu lama
Bonus
Contoh:
Asumsikan bahwa persekutuan firma D dan E sukses dalamoperasinya,
sehingga F bersedia menanamkan investasisebesar Rp12.000,- untuk kepentingan
sebesar . Oleh karena aktiva bersih perusahaan, sebelum F menanamkan
investasi berjumlah Rp30.000,-maka investasi tambahan F sebesar Rp12.000,akan meningkatkan aktiva bersih menjadi Rp42.000,-. Jika perkiraan modal F
dikredit sebesar R12.000,- dan tidak ada perubahan dalam perkiraan modal D dan
E, maka kepentingan F akan menjadi 12/42, yang berartilebih besar daripada
kepentingan sebesar bagian yang diberikan kepadanya. Karena aktiva bersih
setelah F diterima masuk berjumlah Rp42.000,- maka kredit sebesar Rp10.500,untuk F akanmemberikan kepadanya kepentingan sebesar bagian yang
diberikan kepadanya.Jumlah kelebihan investasi atas kepentinganyang diberikan
kepada F dapat dipertimbangkan sebagai bonus kepada sekutu lama.Bonus
dibagikan kepada sekutu lama dalam rasio laba dan rugi awal. Karena D dan E
4 | Page

membagirata laba, makabonus sebesar Rp1.500,- akan menimbulkan


kenaikansebesar Rp750,- dalam masing masing modal sekutu lama.
Asumsikan, bahwa buku persekutuan firma lama terusdigunakan untuk
persekutuan firma yang baru, makaayat jurnal untuk mencatat investasi F adalah
sbb:
Kas
Rp12.000,Modal D. Rp750,Modal E . Rp750,Modal F.. Rp10.500, Goodwill
Contoh:
Penilaian F atas kepentingan sebesar bagian dengan investasi sebesar
Rp12.000,- dapat digunakan sebagai dasar untuk mencatatgoodwill yang
ditetapkan pada penyertaan atau setoran aktivabersih sekutu D dan E dalam
organisasi perusahaan baru. Jika modal F sebesar Rp12.000,-dinyatakan sebagai
bagian dari total modal, maka total modal ini harus berjumlah Rp48.000,dangan bunga modal D dan E harus sebesar Rp36.000,-. Karena modal D dan E
sekarang berjumlah Rp30.000,- maka saldo ini harus dinaikkan dengan Rp6.000.
Rasio laba dan rugi digunakan dalam mambagikenaikan modal sebesar Rp6.000,Ayat ayat jurnal untuk mencatat investasi F adalah :
Goodwill ..Rp6.000,Modal D ...
Rp3.000,Modal E
Rp3.000,Kas Rp12.000,Modal F
Rp12.000, Pembandingan MetodeBonus dan Goodwill
Kedua metode akan memberikan hasil yang sama apabila:
o Persentase pembagian laba rugi untuk sekutu yang barumasuk sama
dengan persentase kepentingannya dalam aktivaatas diterimanya ia
sebagaisekutu.
o Para sekutu lama terus membagi laba rugi diantara mereka sendiri
dalam rasio awal
Misalnya, jika bagian laba F dalam contoh diatasterbatassebesar
25% serta D dan E berbagi sisa laba masing masing sebesar 37% dan
37 %, maka baik metode bonus maupungoodwill akan memberikan
hasil akhir yang sama. Sebagai contoh, kita misalkan saldo dalam
contoh contoh itu adalah sbb:

Goodwill
5 | Page

Aktiva
Lainnya

Modal D

Modal E

Modal F

Rp42.000, Rp20.750, Rp10.750, Rp10.500,


Goodwil Rp6.000, Rp42.000, Rp23.000, Rp13.000, Rp12.000,
l
Dengan mengesampingkan perubahan dalam aktiva bersih,
makasaldo modal untuk D, E dan F dengan menggunakan
metodebonus dan goodwill,akanmenunjukkan angka angka sbb:
Aktiva
Goodwill
Modal D Modal E Modal F
Lainnya
Rp42.000, Rp20.750, Rp10.750, Rp10.500,
Bonus
Bonus

Goodwill

Rp6.000,
-

Rp42.000,
-

Rp23.000,
-

Rp13.000,
-

Rp12.000,
-

Dikurang
i
Goodwill
*

Rp
Rp
Rp
Rp
6.000,2.250,2.250,1.500,Rp
Rp42.000, Rp20.750, Rp10.750, Rp10.500,
0,*(Rugi yg dibagikan dalam rasio laba-rugi
Metode goodwill pada akhirnya menghasilkan saldo perkiraan
yang sama dengan saldo perkiraan yang dicapai dengan menggunakan
metode bonus.
Sebaliknya, asumsikan bahwa aktiva pada akhirnya direalisasikan
sebesar Rp48.000,- sehingga hal ini mengesahkan eksistensi goodwill.
Jika dalam mencatat investasi F digunakan metode bonus, maka
realisasi kelebihan sejumlah Rp6.000,-atas nilai buku aktiva akan
menghasilkan keuntungan yang dapat dibagikan kepada para sekutu
dalam rasio rugi laba. Dengan mengesampingkan perubahan yang
terjadi dalam aktiva bersih, maka saldo modal untuk D, E dan F pada
masing masing metode akan Nampak sbb:

Goodwill Aktiva
6 | Page

Modal D

Modal E

Modal F

Goodwill

Rp6.000,
-

Bonus

Lainnya
Rp42.000,
-

Rp23.000,
-

Rp13.000,
-

Rp12.000,
-

Rp42.000,
-

Rp20.750,
-

Rp10.750,
-

Rp10.500,
-

Ditambah
Goodwill Rp
Rp
Rp
Rp
*
6.000,2.250,2.250,1.500,Rp
Rp42.000, Rp23.000, Rp13.000, Rp12.000,
6.000,*(laba yg dibagikan dalam rasio laba rugi, 37%, 37% dan
25%
Metode goodwill dan bonus akan memberikan hasil yang identic
apabila bagian sekutu yang baru masuk dalam laba sama dengan
kepentingan awal yang diperoleh dan sekutu sekutu yang lama tetap
membagi laba rugi dalam rasio mereka yang semula. Jika tidak
demikian, maka hasil kedua metode akan berbeda.
Misalkan bahwa F diberikan kepentingan bagian atas
diterimanya ia sebagaisekutu, dalam aktiva tetapi hanya 1/3 dalam
bagiannya atas laba yang akan datang, D dan E membagi rata sisa laba.
Dalam hal seperti ini, penggunaan metode bonus akan memberikan
keuntungan akhir kepada F dan kerugian yang sama kepada D dan E.
asumsikan bahwa aktiva pada akhirnya hanya dapat direalisasi sebesar
Rp42.000,- dengan demikian gagal untuk mengkonfirmasi eksistensi
goodwill. Penghapusan akhir goodwill menghasilkan saldo modal sbb:
Aktiva
Goodwill
Modal D Modal E Modal F
Lainnya
Rp42.000, Rp20.750, Rp10.750, Rp10.500,
Bonus
Goodwill
Dikurang
i
Goodwill
*

Rp6.000,
-

Rp42.000,
-

Rp23.000,
-

Rp13.000,
-

Rp12.000,
-

Rp
Rp
Rp
Rp
6.000,2.000,2.000,2.000,Rp
Rp42.000, Rp21.000, Rp11.000, Rp10.000,
0,Keuntungan/Kerugia
Rp
(Rp250,-) (Rp250,-)
n pada metode bonus
500,*(rugi yg dibagikandalam rasio laba rugi, 37%,37% dan 25%
7 | Page

Keuntungan dan kerugian yang sama akan timbul dengan


mengasumsikan, bahwa aktivapada akhirnya direalisasisebesar
Rp48.000,-. Jadi mengesahkan eksistensi goodwill. Saldo modal akan
terlihatsbb:

Goodwill

Goodwill

Rp6.000,
-

Bonus

Aktiva
Lainnya
Rp42.000,
Rp42.000,
-

Modal D

Modal E

Modal F

Rp23.000,
-

Rp13.000,
-

Rp12.000,
-

Rp20.750,
-

Rp10.750,
-

Rp10.500,
-

Ditambah
Goodwill Rp
Rp
Rp
Rp
*
6.000,2.000,2.000,2.000,Rp
Rp42.000, Rp22.750, Rp12.750, Rp12.500,
6.000,Keuntungan/Kerugia
Rp
(Rp250,-) (Rp250,-)
n pada metode bonus
500,*(laba yg dibagikan dalam rasio laba rugi, 371/2%,371/2% dan
25%
Investasi dengan memberikan bonus ataugoodwill kepada sekutu baru
Persekutuan firma bisa saja membutuhkan dana-dana tambahan atau para sekutu
mungkinmenginginkan jasa jasa orang tertentu.Dalam hal seperti itu, seorang
sekutu baru dapat diterimadengan ketentuan bahwa :
a Bagian dari modal sekutu lama akan diberikansebagai bonus kepda sekutu
baru
b Goodwill akan ditetapkan dan dikredit pada sekutubaru
Bonus
Asumsikan, bahwa firma D dan E dalam contoh
membutuhkantambahan dan juga jasa jasa dari F, D, dan E setuju untuk
memberikan modal F dikredit sebesar Rp12.000,- dan tidak terjadiperubahan
dalam perkiraan modal D dan E, maka kepentingan F akan sebesar 12/42, yang
lebih kecil daripada 2/5 kepentingannya. Karena aktiva bersih persekutuan firma
setelah F diterima sebagai sekutu berjumlah Rp42.000,- maka kredit sebesar
Rp16.800,- untuk F akan memberikan kepadanya 2/5, kepentingan jumlah
kelebihan kepentingan yang diberikan kepada F atasinvestasisebesar Rp12.000,dapat dipertimbangkan sebagai bonus yang disumbangkan oleh sekutu lama.

8 | Page

Bonus ini dikurangi dari modal D dan E dalam rasio rugi laba semula.Maka ayat
jurnal yang diperlukan untuk mencatat investasi F adalah sbb:
Kas Rp12.000,Modal D .
Rp2.400,Modal E .Rp2.400,Modal F .Rp16.800, Goodwill
Asumsikan bahwa D dan E tidak menghendaki modal mereka dikurangi,
namun mereka bersedia memberikan 2/5 kepentingan dalam perusahaan kepada F
atasinvestasinya sebesar Rp12.000,-. Saldo modal sekarang parasekutu dapat
digunakan sebagai dasar untuk penetapan kepentingan yang harus diberikan
kepada F dan goodwill yang ia pertimbangkan. Jika modal D dan E sebesar
Rp30.000,- menyatakan 3/5 dari total modal maka total modal ini harussebesar
Rp50.000,- dan kepentingan F harussebesar Rp20.000,-. Goodwill
didebetsebesarselisih antara jumlah investasi F dan jumlah yang harus dikredit
pada perkiraan modalnya. . Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan F
sebagaisekutu terbaca sbb:
Kas .. Rp12.000,Goodwill ..
Rp8.000,Modal F ...
Rp20.000, Pembandingan MetodeBonus dan Goodwill
Sekutu F memperoleh 2/5 kepentingan dalam aktiva danbagian 1/3 dalam
laba, dengan menggunakan bonusataupun goodwill dalam contoh
diatas.Meskipun salahsatu dari kedua metode ini dapat digunakan
dalampenetapan kepentingan sekutu baru, namun akibat akhirnyaterhadap modal
sekutu tidak akan sama. Dalam keadaandemikian, F akan cenderung diterima baik
denganpemberian goodwill karena persentase kepentingannyadalam aktiva atas
diterimanya ia lebih besar daripadapersentase bagian dalam laba berikutnya.
B Penyelesaian dengan Pengunduran Diri Seorang Sekutu
Penyelesaian dengan sekutu yang mengundurkan diri dilakukan dengan :
a Pembelian kepentingannya oleh salah seorangsekutu yang lain
b Pembayaran kepadanya uang kas perusahaanatau aktiva lainnya untuk
memenuhi kepentingan.
Pembayaran kepada sekutu yang mengundurkan diridengan jumlah yang
melebihisaldo modal
Seorang sekutu yang mengundurkan diri dari persekutuan firma, yang telah
mengalami kemajuan pesat dapat menuntut jumlah yang melebihisaldo modalnya.
Dalam halseperti ini, para sekutu mungkin setuju,bahwa :
o Kelebihan jumlah yang dibayarkan akan dianggap sebagaibonus yang harus
dipikul oleh para sekutu yang meneruskanperusahaan
9 | Page

o Kelebihan jumlah yang dibayarkan akan digunakan sebagaidasar untuk


mencatat goodwill persekutuan firma
Bonus
Asumsikan, bahwa perkiraan modal J, K dan L masing masing sebesar
Rp10.000,- aktiva dinilai tepat dan masing masing sekutuberbagi laba dalam
rasio 50%, 25%, dan 25%. Para sekutu setuju untuk membayar L sebesar
Rp11.500,- dalam penyelesaiankepentingannya. . Jika kelebihan sebesar
Rp1.500,- harus dianggapsebagai bonus yang dapat dibebankan pada J dan K,
maka ayatjurnalnya sbb:
Modal L
Rp10.000,Modal J
Rp1.000,Modal K ...
Rp 500,Hutang yg harus dibayar kpd L... Rp11.500,Untuk mencatat persetujuan pembayaran Rp11.500,- kepada L dalam
penyelesaian sepenuhnya kepentingannya, maka bonus yang dapat dibebankan
pada J dan K adalah adalah dalam rasio 50:25.
Goodwill
Asumsikan bahwa J dan K tidak bersedia perkiraan modal mereka
berkurang, kendati mereka bersedia membayar L dengan Rp11.500,- dalam
penyelesaian kepentingannya. Pemberian kelebihan sebesar Rp1.500,- kepada L
atas kepentingannya ini dapat dipandang sebagai pembayaran untuk goodwill
yang menyangkut persekutuan firma, tetapi tidak dicatat dalam buku. . Oleh
karena L memperoleh bagian 25% dari goodwill yg ada sekarang, , dengan
demikian, total goodwill adalah Rp6.000,- untuk menetapkan goodwill
persekutuan firma seperti yang ditentukan dan untuk melaporkan kewajiban
darisekutu yang mengundurkan diri, maka dapat disusun ayat jurnalsbb:
Goodwill Rp6.000,Modal J.. Rp3.000,Modal K .... Rp1.500,Modal L Rp1.500,Untuk menetapkan goodwill persekutuan firma sebesar Rp6.000,- seperti
ditentukan pada penyelesaian dengan L, yang diberi Rp1.500,- untuk 25%
kepentingannya dalam goodwill.
Modal L ........
Rp11.500,Hutang yang harus dibayar kepada L
Rp11.500,Mencatat persetujuan untuk membayar L dengan Rp11.500,-

10 | P a g e

Pembandingan Metode Bonus dan Goodwill


Metode ini akan memberikan hasil yang sama hanya apabila parasekutu
yang ada terus membagi laba dalam rasio semula.
Contoh:
Asumsikan bahwa J dan K setuju membagi laba Firma J dan K dengan
cara seperti diwaktu yang lalu atau 2 : 1 masingmasing. Jika metode bonus yang
digunakan dan goodwill ditetapkan kemudian, maka penetapan akanmenimbulkan
akibat yang sama terhadap modal J dan K sepertipada penetapan atas
pengunduran diri L. Sebaliknya, jika metodegoodwill digunakan dan goodwill
dihapuskan sebagai kerugian, maka pengurangan modal J dan K akan sama
dengan penguranganmodal mereka dalam penggunaan metode bonus atas
pengundurandiri L.

Pembayaran kepada sekutu yang mengundurkan diridengan jumlah yang lebih kecil
daripada saldomodalnya
Apabila sekutu yang mengundurkan dirisetuju menerimajumlah yang lebih kecil
daripada jumlah yang dilaporkan dalam perkiraan modalnya, maka selisihnya dapat
dipandang :
a Sebagai bonus yang harus diberikan kepada sekutu lainnyayang
melanjutkan
b Dimana goodwill telah dicatatsebelumnya sebagai imbanganterhadap
saldo goodwill
Bonus
Asumsikan, bahwa L setuju untuk menerima Rp8.500,- dalampenyelesaian
secara penuh kepentingan sebesar Rp10.000,-. Jika selisih sebesar Rp1.500,harus ditanganisebagai bonus kepadasekutu lainnya yang melanjutkan
perusahaan, maka ayat jurnalnyaadalah:
Modal L .. Rp10.000,Hutang yang harus dibayar kepada L.
Rp8.500,Modal J .....
Rp1.000,Modal K ...
Rp500,Untuk mencatat persetujuan pembayaran kepada L sebesar Rp8.500,dalampenyelesaian secara penuh kepentingannya, , dengan bonus sebesar
Rp1.500,-diberikan kepada J dan K dalam rasio yang berlaku antara mereka
50:25:20
Goodwill
Asumsikan bahwa buku buku persekutuan firma menunjukkansaldo
goodwill.Saldo perkiraan modal L menggambarkan aktivatak berwujud sebagian.
Dalam hal iniseperti itu, para sekutu dapatmenganggap bahwa pembayaran
kepada L dalam jumlah yang lebih kecil daripada saldo modalnya ini, sebagai
penurunan dalamgoodwill dan bukan sebagai kenaikan dalam modal para
sekutuyang melanjutkan persekutuan firma. Asumsikan bahwa L dibayar

11 | P a g e

Rp8.500,- untuk kepentingan yang dilaporkan sebesar Rp10.000,- dengan


kelebihan kredit yang ditanganisebagai penguranganterhadap goodwill, maka ayat
jurnal yang harus disusun sbb:
Modal L Rp10.000,Goodwill .............................
Rp1.500,Hutang yang harus dibayar kepada L
Rp8.500,Untuk mencatat persetujuan pembayaran kepada L sebesar Rp8.500,dalam penyelesaian secara penuh kepentingan dengan kredit sebesar Rp1.500
yang timbul dari penyelesaian dibebankan pada goodwill. Untuk menetapkan
seluruh penurunan dalam goodwill persekutuan firma ke dalam penyelesaian
dengan L. Karena penurunan sebesar Rp1.500,- menyangkut 25% kepentingan,
maka seluruh penurunan goodwill dapat dipertimbangkan sebesar Rp6.000,-dan
ayat jurnalnya adalah sbb:
Modal J Rp3.000,Modal K Rp1.500,Modal L Rp10.000,Goodwill
Rp6.000,Hutang yang harus dibayar kepada L
Rp8.500, Pembandingan metode bonus dangoodwill
Meskipun metode bonus maupun goodwill dapatdigunakan untuk
mencatat pengunduran dirisekutu L, namun perlu diamati bahwa metodealternatif
akan memberikan hasil akhir yang sama hanya apabila sekutu melanjutkan
persekutuan firma terus membagi laba rugi dalam rasio semula.
C Penyelesaian Dengan Ahliwaris
Jika seorang sekutu meninggal dunia, perusahaanakan dilanjutkan oleh sekutu
lainnya yang masih ada. Mereka dapat menyetujui untuk kepentingan sekutuyang
meninggal dengan :
a pembayaran dari aktiva persekutuan firma
b pembayaran oleh masing masing sekutu yang memperoleh kepentingan ini
c pembayaran dari hasil asuransi persekutuan firma olehsekutu yang ada yang
memperoleh kepentingan almarhum.
Apabila perusahaan harus dilanjutkan oleh sekutu yang masih ada, maka
meninggalnya seorang sekutu dapat mengakibatkan pembubaran persekutuan lama dan
membentuk persekutuan firma yang baru.Kepentingan sekutu yang meninggal dunia pada
tanggal meninggalnya harus dipindahkan ke sebuah perkiraan wajib.Pembayaran kepada
ahliwaris dicatat sebagai pengurangan dalam saldo hutang.Jika persetujuan firma
menetapkan,bahwa kepentingan sekutu yang meninggal dunia tidak dihitung sampai
akhir periode fiscal biasa pada waktu buku persekutuan ditutup,maka kepentingan sekutu
yang meninggal akan ditentukan dengan memberikan bagian pradata ataslaba periode itu
12 | P a g e

sampai dengan tanggal meninggal, dengan bunga atas saldo modal dari tanggal itu
sampai dengan tanggal penyelesaian dengan ahkiwarisnya.
D Mengubah Persekutuan Firma Menjadi Perseroan Terbatas
Para sekutu dapat memutuskan untuk mengubah persekutuanfirma menjadi
perseroan terbatas, agar dapat memperoleh keuntungan yang terdapat dalam bentuk
perseroan terbatas. Apabila akte yang menetapkan perseroan terbatas diberikan, maka
perseroan terbatasini akan bertindak untuk memperoleh aktiva bersih persekutuan firma,
untuk ditukar dengan sahamnya. Saham yang diterima oleh persekutuan firma dibagikan
kepada para sekutu dalam menyelesaikan kekayaan mereka.Dengan demikian, perseroan
terbatas mengambil alih aktiva persekutuan firma dan menanggung kewajiban
persekutuan firma.Dalam mencatat kegiatan perseroan terbatas yang baru dibentuk, buku
persekutuan firma dapat terus digunakan atau sebuah buku baru dibuka.
1 Buku persekutuan firma terus digunakan
Jika buku firma terus digunakan, maka ayat-ayat jurnal dibutuhkan untuk
melaporkan:
a Perubahan dalam aktiva dan kewajiban sertadalam kepentingan para
sekutu sebelum diubahmenjadi perseroan
b Perubahan dalambentuk pemilikan
2 Penggunaan buku baru untuk perseroan terbatas
Jika untuk perseroan terbatas dibuka buku baru, maka semua perkiraan firma
ditutup.Dalam menutup perkiraan persekutuan firma, ayat ayat jurnal dibuat
untukmencatat mencatat pemindahan aktivadan kewajiban ke perseroan terbatas,
penerimaan saham dalampembayaran aktiva bersih dipindahkan, dan pembagian
saham kepada para sekutu.
Jika dikehendaki untuk menyusun ikhtisar yang lengkapmengenai transaksi yang
mengakhiri persekutuan firma, maka ayat ayat jurnal juga dapat dibuat untuk
melaporkan penilaiankembali aktiva bersih dan kepentingan para sekutu
sebelumpemindahan aktiva dan kewajiban dicatat.
MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 2

LIKUIDASI PERSEKUTUAN

Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah suatu proses yang meliputi merubah
aktiva non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah aktiva non kas menjadi
kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua kas yang dimiliki kepada masingmasing anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya. Sedangkan menurut Harry Simon (1990)
likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas, menyelesaikan dengan
para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-kelompok pemilikan.
13 | P a g e

Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi terjadi apabila
semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta aktiva non-kasnya dijual.
Secara keseluruhan, likuidasi akan diselenggarakan dengan melakukan pelunasan kewajiban
pada kreditor dan apabila masih terdapat sisa harta akan dibagikan pada para sekutu melalui
serangkaian kegiatan berikut ini.
1. Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas.
Tahap yang kedua ini disebut Realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih kecil
dibandi nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu dengan mengurangkan
modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih besar dibanding nilai
bukunya maka keuntungkan akan menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian
labanya. Rugi-laba tersebut diakui sebagai rugi laba realisasi.
2. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi (berupa ratio
pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai dengan metode pembagian laba. Tahap ini
hanya diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan pada awal atau akhir periode.
3. Melunasi semua hutang persekutuan.
Setelah penjualan aktiva non-kas (realisasi) maka hasilnya akan menambah kas, kemudian kas
ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus digunakan terlebih dahulu untuk:
a. Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu)
Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak ketiga yang
jumlahnya besar terlebih dahulu.
b. Melunasi hutang sekutu
Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi maka menyusul pelunasan hutang sekutu
yang biasanya bila hanya hutang pada seorang sekutu maka dilakukan bersama-sama
dengan pengembalian modal pada likuidasi sederhana. Apabila hutang lebih dari satu
sekutu maka dilakukan pelunasan dengan prioritas sekutu yang modalnya lebih besar.
Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk melunasi hutang maka sekutu yang
bersangkutan harus membayar hutang dengan harta pribadi.
4. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu.
Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi. Tujuan pembagian
sisa kas ini adalah:
a. Untuk mengembalikan modal kepada para sekutu sebagai wujud pembagian hak kepada
sekutu.
Pengembalian modal ini sebesar modal bersih (modal setelah dikurangi laba-rugi realisasi dan
hutang) masing-masing sekutu.
b. Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab sekutu tidak terbatas
maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran utang kepada sekutu dilakukan
bersama-sama dengan pengembalian modal kepada sekutu.

14 | P a g e

Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan serentak
karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya kas
walaupun realisasinya belum tuntas.
1. Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih Mampu
Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation)
Likuidasi sekaligus/ sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian
kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya. Disamping itu sering disebut juga
sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non aktivanya hanya sekali saja dan menyeluruh.
Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual
dan hutang kepada pihak ketiga maupun kepada sekutu telah dilunasi.
Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus, yaitu:
a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu
yang bersangkutan.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang-piutang
sekutu yang bersangkutan.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus
menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak ketiga.
Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana semua
sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas mengenai likuidasi sederhana
dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan tidak mampu dan realisasi yang terlalu kecil
sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada pihak ketiga.
a. Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif.
Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya namun
kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing sekutu setelah
realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan utang kepada
sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif
(defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah seorang sekutu
15 | P a g e

tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu.

Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu.
6. Pembagian kas.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang
kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif
(defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada hutang persekutuan kepada
salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian
hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran kas.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang dibebankan
kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu
tidak mampu.
d. Likuidasi Dengan Kondisi Khusus: Sekutu Secara Pribadi Tidak Mampu
Likuidasi Sederhana dengan kondisi khusus meliputi 2 (dua) kondisi yaitu:
Sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang dan
sekutu yang bersangkutan dalam keadaan tidak mampu untuk menyetor modal.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif
(defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar dibanding hutang persekutuan
terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang bersangkutan juga tidak mampu menyetor modal
maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan modal sekutu lainnya yang masih
mampu.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
16 | P a g e

5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase


yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang bernilai
negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk menutup hutang kepada pihak
ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang kepada pihak ketiga dapat ditutup dengan setoran
kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan hutang persekutuan kepada salah satu sekutu.
Langkah-langkahnya:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pembayaran sebagian utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan hutang sekutu.
5. Penutupan defisit sekutu yang tidak mampu dengan modal sekutu sesuai prosentase yang
telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
2. Likuidasi Berangsur

Pengertian likuidasi Berangsur


Yaitu likuidasi yang nilai realisasi non-kasnya diketahui secara bertahap sehingga
realisasinya juga dilakukan secara berangsur. Proses realisasi kadang memakan waktu
lama karena memerlukan prediksi dan proyeksi yang akurat untuk harga realisasi. Oleh
karena itu pembagian kas dapat dilakukan sebelum selesainya realisasi. Setelah semua
hutang kepada pihak ketiga berarti ada sisa kas lagi yang dapat dibagi dan menjadi hak
sekutu.
Kemudian untuk menentukan besarnya pembagian kas ada dua cara, yaitu:
a. Perhitungan pembagian kas
Prosedur yang harus dilakukan dalam perhitungan pembagian kas:
1. Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah pelunasan utang kepada
pihak ketiga.
2. Menghitung rugi potensial yang maksimal. Besarnya rugi potensial maksimal sama dengan
nilai buku aktiva non kas yang belum direalisasi ditambah kas yang disisakan dalam
pembagian.
3. Membagi rugi potensial kepada semua sekutu.
4. Menghitung saldo modal bersih setelah diperhitungkan rugi potensial.
5. Membagi modal bersih sekutu yang defisit.
b. Program Pembagian Kas
Prosedur penyusunan rencana (program) pembagian kas adalah sebagai berikut:
1. Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu. Besarnya saldo modal bersih
masing-masing sekutu sama dengan:

17 | P a g e

Saldo awal rekening modal


xxxx
Hutang kepada sekutu
xxxx +
Jumlah
xxxx
Dikurangi:
Saldo debit rekening prive xxxx
Saldo piutang kepada sekutu xxxx +
(xxxx)
Modal Bersih
xxxx
2. Menghitung kemampuan masing-masing sekutu untuk menanggung rugi persekutuan,
besarnya rugi maksimal sebesar modal bersih dikalikan persentase rasio pembagian laba
sekutu yang bersangkutan.
3. Menyusun urutan (ranking) kemampuan masing-masing sekutu di dalam menanggung rugi
dan menghitung selisih antar ranking tersebut.
4. Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk masing-masing
sekutu:
a. Prioritas pertama, yaitu sekutu yang berada di ranking Satu.
Besarnya bagian kas prioritas pertama = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 1
dengan ranking 2.
b. Prioritas kedua, yaitu sekutu yang berada di ranking satu dan dua.
Besarnya bagian kas prioritas kedua = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 2 dengan
ranking 3.
c. Prioritas terakhir, yaitu semua sekutu yang berada di ranking 1 sampai ranking terakhir.
Besarnya bagian kas prioritas terakhir = rasio rugi-laba X kemampuan ranking terakhir.

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai