Anda di halaman 1dari 17

Bismillah Membangun Generasi

JOURNAL
Khaira
READING
Ummah
Antiepileptic drug treatment in pregnancy: Changes in drug
disposition and their clinical implications

Disusun oleh :
Halimatus Anita Saputri

01.210.6170

Fakultas Kedoteran
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
2014

ABSTRAK
Pada kehamilan terjadi suatu perubahan
farmakokinetik yang lebih jelas dan lebih
cepat dari pada periode lainnya
Artikel ini bertujuan untuk meninjau literatur tentang
efek kehamilan terhadap farmakokinetika AED
generasi lama dan generasi yang lebih baru, dan
mendiskusikan implikasi untuk pengobatan epilepsi
pada wanita selama kehamilan.
Kehamilan dapat mempengaruhi farmakokinetik AED
pada setiap tingkat dari penyerapan, distribusi,
metabolisme,
eliminasi.
Efeknya
bervariasi
tergantung pada jenis AED.

ABSTRAK
Resiko ibu dan janin meningkat dengan adanya
kejang epileptic yang tidak terkontrol yang harus
diseimbangkan dengan obat antiepilepsi yang
memiliki efek samping pada janin. Manajemen
penatalaksanaan epilepsy pada kehamilan
dipersulit dengan efek ireversibel pada janin yang
tidak dapat dimonitor
Keguguran janin dilaporkan sebagai salah satu
efek kejang yang lama, seperti pada status
epileptikus, dan kejang tonik-klonik yang sering
selama kehamilan dihubungkan dengan
perkembangan kognitif yang buruk pada anak yang
dilahirkan.

ABSTRAK
Sebaliknya AED dapat
menyebabkan
teratogenik, sehingga
meningkatkan resiko
dari malformasi
kongenital seperti efek
buruk pada kognitif.
Studi terakhir dari
daftar epilepsy dan
kehamilan
menyarankan bahwa
potensi teratogenik
pada AED dan efek
negative lainnya
terhadap janin
merupakan efek yang

Sehingga rekomendasi
terapi yang paling baik
adalah sebelum
terjadinya konsepsi,
dengan memilih AED
yang paling baik bagi
tiap wanita, sehingga
mendapatkan manfaat
obat dengan
mengurangi resiko
teratogenik , dan
memilih obat dengan
dosis paling rendah
yang paling efektif
sebelum kehamilan.

Mekanisme Kehamilan yang


Mempengaruhi Perubahan pada
Disposisi Obat

Perubahan
fisiologis selama
kehamilan dapat
berpengaruh pada
setiap tingkat
disposisi dari
obat,

ABSORBSI
PH lambung dan laju pengosongan, motilitas usus
kecil dapat menurun selama kehamilan yang akan
menurunkan penyerapan AED, dan parameter
konsentrasi maksimal farmakokinetik (CMax) dan
waktu konsentrasi puncak (TMax).
Malaise dan muntah pada awal kehamilan dapat
mempengaruhi absorbs AED yang diminum
secara oral. Gangguan penyerapan obat dapat
menghasilkan penurunan konsentrasi serum dari
AED dan menurunkan efektifitas.

DISTRIBUSI
Serum albumin dan tingkat a1-asam glikoprotein
menurun saat kehamilan, dan ini merupakan
pengangkut AED dalam aliran darah.
Penurunan serum albumin dan kapasitas pengikatan
protein, dan perpindahan AED pada senyawa
endogen, dapat menyebabkan perubahan dari rasio
antara konsentrasi ikatan protein obat total dengan
yang tidak terikat, sebagai contoh fenitoin, stiripentol,
tiagabine, dan valproate, AED dengan ikatan protein
yang berkisar antara 90-99%.

METABOLI
SME

Total clearance AED yang dimetabolisme oleh hati


bergantung pada fungsi clearance dari hati. Jalur utama
adalah fase I metabolism oksidatif melalui sitokrom P450
(CYP) . Ada beberapa isoenzim CYP yang berbeda, masing
masing merupakan produk gen tertentu dengan
karakteristik subspesifik dimana CYP 3A4, CYP2C9,
CYP2C19 adalah salah satu yang paling penting untuk
metabolism AED.
Fase I enzim CYP serta fase II enzim uridine glukoronil
transferase (UGT) dapat diinduksi selama kehamilan. Induksi
enzim menjadi hal yang paling penting untuk AED yang
dimetabolisme melalui gukoronidasi seperti lamotrigin,
oxcarbazepin (atau derivate MHD) dan valproate. Perubahan
saat kehamilan yang berefek pada metabolism AED beragam
tiap pasien dan sulit untuk diprediksi.

EKSKRESI
Selama kehamilan terdapat peningkatan signifikan dalam
aliran darah ginjal dan laju filtrasi ginjal, hingga 50-80% dari
sebelum masa kehamilan. Proses ini berlangsung sesaat
setelah konsepsi dan berlanjut hingga trimester kedua dan
menurun pada bagian akhir dari kehamilan. Peningkatan
pengkosongan ginjal dapat mempengaruhi konsentrasi
serum AED yang sebagian besar dieksresi di ginjal, seperti
gabapentin, levetiracetam, pregabalin, dan vigabratin.
Beberapa masalah masih belum dapat diketahui karena
buruknya studi, misalnya , beberapa isoenzim dioeriksa
hanya untuk satu obat, efek transport protein selama masa
kehamilan yang belum jelas, seperti efek kehamilan
terhadap obat yang dieliminasi melalu non-CYP/UGT atau
beberapa jalur lainnya.

Perubahan dalam Kinetika AED


yang Dipengaruhi Kehamilan

Perubahan dalam Kinetika AED


yang Dipengaruhi Kehamilan

Perubahan dalam Kinetika AED


yang Dipengaruhi Kehamilan

Perubahan dalam Kinetika AED


yang Dipengaruhi Kehamilan

Implikasi Klinis dan Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai