Anda di halaman 1dari 5

ADAABUTH-THA'AM

TIK : 1. Adik mentor mengetahui adab makan sesuai dengan Sunnah Nabi
2. Adik mentor termotivasi untuk melaksanakan adab makan yang
baik dalam kehidupan sehari-hari
Makan adalah suatu kegiatan keseharian yang tidak luput dari ajaran
Islam.Islam yang kaamil ( sempurna ) juga mengajarkan kita tata cara makan.
Sebagai suatu ajaran Islam, kita selaku umat Islam harus mengamalkannya
sebagai rasa cinta kita kepada Allah, juga dengan mengikuti sunnah Rasulullah
SAW ( QS 3 : 31-32 ). Banyak sekali suri tauladan dan ajaran Rasulullah yang
dapat kita aplikasikan.Salah satunya adalah teladan beliau dalam tata krama
makan ( adaabuth-tha'aam ).
Hukum minum sambil berdiri
Dari abu na'im dari mis'ar dari Abdul Malik bin Maisarah dari An-Nazzaal
berkata : Ali ra pernah masuk pintu serambi ( mesjid Kufah ) kemudian dia
minum sambil berdiri, lalu ia berkata :"sesungguhnya orang-orang tidak suka
minum sambil berdiri, padahal saya pernah melihat Rasulullah SAW melakukan
hal yang serupa dengan yang telah aku kerjakan " ( HR Bukhari )
Diceritakan dari abu na'im dari sufyan dari Ashim Al-ahwal dari Asy-Sya'by
dari Ibnu Abbas berkata : " Nabi Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah minum air
zamzam sambil berdiri."
Dari Anas bahwa Rasulullah SAW melarang minum sambil berdiri. ( HR
Muslim )
Dari abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW melihat seorang
lelaki
yang
sedang
minum
sambil
berdiri
kemudian
beliau
bersabda:"muntahkanlah!", lelaki tersebut berkata :"kenapa ?" Nabi pun
menjawab:" apakah kamu akan senang jika kamu minum dengan seekor
kucing?" sahabat tersebut menjawab :"tidak", Nabi bersabda: "sesungguhnya
kamu minum bersama dengan mahluk yang lebih jelek dari kucing, yaitu
syaitan." ( HR Muslim )
Jumhuur ulama ( kebanyakan ulama ) menyatakan bahwa minum sambil
berdiri itu dibolehkan dengan berdalih dengan hadist Ali r.a yang minum sambil
berdiri. Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa ada sebagian ulama yang tidak
memperbolehkan minum sambil berdiri dengan berdalih hadist dari anas dan abu
hurairah diatas. Ulama sepakat bahwa meninggalkan minum sambil berdiri
merupakan sesuatu yang lebih utama. Nah, mulai sekarang jangan lupa untuk
minum sambil duduk dan ada juga ulama yang menyebutkan alasan
ketidakbolehan minum sambil berdiri karena alasan medis.

Giliran Minum
Dari Isma'il dari Malik dari Ibnu Syihab dari anas bin malik r.a,
sesungguhnya Rasulullah SAW pernah diberi susu yang pernah dicampur
dengan ari, disamping kanannya ada orang Arab a'raby dan di samping kirinya
ada Abu Bakar. Nabi pun meminumnya,lalu memberikan ke orang a'raby seraya
bersabda:"( gilirannya) dari kanan terus kekanan."
( H.R Bukhari )
Hadist ini menerangkan kepada kita bahwa Rasulullah SAW lebih
mendahulukan yang kanan daripada yang kiri dalam segala hal, termasuk
dalam giliran minum.
Menyebut asma Allah ketika Makan dan
Makan dengan Tangan Kanan
Dari Umar bin Abu Salamah berkata :" ketika saya masih kecil dan berada
di rumah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, saya pernah makan dengan
tangan kesana kemari mengambil makanan dari piring, lalu Rasulullah
menegurku :" Wahai anak! Sebutlah asma Allah dan makanlah dengan tangan
kananmu, dan makanlah dari apa yang terdekat darimu," cara makanku
berubah sejak saat itu.( H.R Bukhari )
Sebutlah asma Allah. Sabda Rasulullah ini mengadung arti bahwa
membaca Basmalah ketika hendak makan adalah merupakan amalan sunnah
agar syaitan tidak ikut menemani prosesi makan. Membaca Bismillah
merupakan sunnah kifayah, artinya : jika sudah ada orang yang membaca
basmalah maka sudah mencakup orang lain yang sedang makan bersama
juga. Contoh sunnah kifayah lain ketika seseorang sedang bersama-sama,
seperti :menjawab salam, atau mendoakan orang yang telah bersin. Jumhuur
ulama ( kebanyakan ulama ) justru berpendapat bahwa membaca basmalah
termasuk amalan sunnah bagi semua orang walaupun sedang makan
berjamaah
( bersama-sama).
Imam nawawi berpendapat bahwa bacaan basmalah yang paling pendek
adalah bismillah, sedangkan bacaan basmalah yang afdhal ( lebih utama )
adalah bismillaahirrahmaanirraahiim.
Makanlah dengan tangan kanan. Hal ini termasuk sunnah Rasulullah.
Diriwayatkan juga bahwa syaitan membiasakan makan dengan tangan kiri.
Akankah kita seperti syaitan dalam hal makan ? Bahkan Imam Syafi'I, dalam
kitab Al-Um dan Ar-Risalah, menyatakan bahwa membaca basmalah
merupakan amalan yang wajib karena adanya ancaman dari Rasulullah bagi
orang yang makan dengan tangan kiri. Hal ini bisa dilihat dalam hadist yang

diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Salamah bin Al-Akwa' tentang hadist yang
senada dengan hadist di atas.
"Dari a'isyah r.a berkata " Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda: " jika seseorang diantara kamu hendak makan, maka sebutlah asma
Allah, jika lupa untuk menyebut asam Allah pada saat hendak makan, maka
hendaklah mengucapkan " Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu."( HR. Abu
Dawud dan Tirmidzi )
Dari jabir r.a berkata : " saya pernah mendengar dari Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: " jika seseorang masuk ke rumahnya
dengan menyebut asma Allah pada saat masuknya dan pada saat dia hendak
makan, maka syaitan akan berkata ( kepada temannya): " tidak ada tempat bagi
kalian dan tidak ada jamuan makan bagi kalian."Dan jika seseorang masuk
kerumahnya tanpa menyebut asma Allah pada saat masuk, maka syaitan akan
berkata :" kalian telah mendapatkan tempat." Dan jika seseorang tidak menyebut
asma Allah ketika hendak makan, maka syaitan akan berkata:" kalian telah
mendapat jamuan makan." (HR.Muslim)
Dari Umayyah bin Makhsyiyyi ash-Shahaaby r.a berkata : Rasulullah
pernah duduk disamping orang yang sedang makan dan tidak menyebut asma
Allah sampai makanannya tinggal satu suapa lagi. Ketika dia hendak
mengangkatnya ke mulutnya, dia mengucapkan : "Bismillaahi awwalahu wa
aakhirahu,"kemudian Nabi pun tersenyum seraya bersabda:" tadinya syaitan
makan bersamanya. Kemudian ketika dia menyebut asma Allah syaitan
langsung memuntahkan apa yang diperutnya." ( HR.Abu Dawud dan Nasai)
Hadist di atas jelas menerangkan bahwa kita dianjurkan membaca
basmalah ketika hendak makan. Akan tetapi, jika kita lupa tidak membaca
basmalah maka bacaannya adalah "
Bismillaahi awwalahu wa
aakhirahu."Seketika itu juga, syetan la'natullah'alaih ( semoga Allah
melaknatinya) akan memuntahkan makanan yang dia makan bersama orang
yang tidak membaca basmalah.
Sudah semestinyalah bagi kita umat Islam untuk selalu membaca
basmalah ketika hendak melakukan segala amal pekerjaan yang baik, termasuk
hendak makan. Akankah kita makan bersama syaitan yang jelas-jelas musuh kita
sejak Nabi Adam hingga akhir zaman nanti? Nggak lah yau
Menjilat Jemari
Dari Ka'ab bin Malik r.a berkata : " saya melihat Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam makan dengan tiga jari. Kemudian ketika selesai, beliau
menjilatnya."(HR. Muslim)
Dari jabir r.a, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
memerintahkan untuk menjilat jemari dan piring seraya bersabda:"sesungguhnya
kalian tidak tahu keberkahan ada pada makanan yang mana." (HR.Muslim)

Hadist diatas menerangkan bahwa makanan yang kita makan


mengandung keberkahan dari Allah Subhaanahuu Wa Ta'aala, tetapi kita tidak
tahu makanan mana yang mengandung keberkahan itu. Bisa jadi sebulir nasi
yang tertinggal di piring itu justru satu-satunya yang mengandung berkah dari
Allah. Bisa jadi kuah yang menempel dijemari kita justru malah yang
mengandung berkah dari Allah. Wallahu a'lam.
Sudah semestinya juga kita untuk meniru suri tauladan kita, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam, untuk melakukan sesuai hadist diatas.Mafhum
muwafaqah ( konklusi positif ) dari hadist diatas adalah bahwa kita juga tidak
diperbolehkan menyisakan makanan walau sebulir. Bahkan, makanan yang
terjatuh dari piring bila perlu dicuci dan dimakan kalau keadaannya masih layak
untuk dimakan.
Makan seperlunya
Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata :" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam pernah bersabda :" makanlah untuk dua orang itu sebenarnya cukup
untuk tiga orang, makanan untuk tiga orang sebenarnya cukup untuk empat
orang. (HR.Bukhari)
Dari Nafi' berkata;"ibnu umar tidak akan mulai akan sampai dia
memanggil seseorang miskin untuk diajak makan bersamanya.Pada suatu hari
saya membawa seseorang laki-laki untuk makan bersamanya, kemudian orang
tersebut makan terlalu banyak. Umar pun berkata: wahai Nafi' jangan sekali-kali
membawa orang seperti itu kepadaku, saya pernah mendengar Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :" orang mukmin makan dengan satu usus
sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus. (HR.Bukhari)
Sifat seorang mukmin akan hilang dan berganti menjadi kafir jika dia
makan terlalu banyak. Kenapa? Karena seorang mukmin itu tidak rakus dan
tidak terlalu rakus dalam hal makanan, dan makanan dan minumannya selalu
mendapat berkah, sehingga ia akan merasa kenyang dengan makan dan minum
sedikit. Orang kafir? Ia sangat rakus dan tamak dalam hal makanan sampai
Rasulullah pun membandingkannya dengan tujuh usus sebagai gambaran.
Sifat diatas tidak bisa dipukul rata, karena ada juga orang yang mukmin
yang makan banyak karena alasan tertentu seperti karena sakit perut dan yang
lainnya. Sedangkan orang kafir akan makan sedikit hanya dengan alasan
tertentu, mungkin karena alasan kesehatan dari seorang dokter atau alasan yang
datang dari rahibnya. Jelas, bahwa alasan dan sifat orang mukmin dan kafir itu
berbeda seratus delapan puluh derajat. Akankah kita seperti mereka?
Perlu diketahui juga orang mukmin harus tahu bahwa maksud memakan
makanan secara syara' adalah untuk menghalau rasa lapar dan untuk
memperkuat amalan ibadah disertai rasa takut akan hisab terhadap apa yang
dimakan.
Dari hadist yang diriwayatkan dari Abu umamah:" barangsiapa yang
banyak berpikir, maka dia akan menyedikitkan makannya dan barangsiapa yang

sedikit berpikit, maka dia akan memperbanyak makannya dan akan keraslah
hatinya."
Dari Ibnu Abbas berkata ;" telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam:" sesungguhnya orang yang kenyang di dunia akan menjadi yang
lapar diakhirat kelak." (HR.Thabrani)
Bernafas ketika minum serta meniupnya
Dari ibnu Abbas r.a, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam:" melarang bernafas dalam wadah (minuman) atau meniupnya."
(HR.Tirmidzi)
Hadist ini secara jelas melarang bernafas ketika kita minum air, juga
melarang meniupnya. Kenapa? Ada suatu penelitian yang menerangkan bahwa
jika ada air panas yang menguap, maka uap air ( H2O) yang keluar akan
bereaksi dengan udara pernafasan kita (CO2) sehingga akan menimbulkan
Asam karbonat( HCO3 ) yang bersifat korosif terhadap paru-paru bila kita hidup.
Tidak Makan sambil Berbaring
Dari Abu Juhaifah, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam:" sesungguhnya saya tidak pernah makan sambil muttaki
( berbaring )." (HR.Bukhari)
Muttaki dalam hadist diatas mempunyai dua pengertian, bisa berarti
berbaring atau duduk yang lama untuk makan. Ulama ada yang beristimbath
bahwa hadist ini menjelaskan pada kita bahwa makan sambil berbaring itu
makruh hukumnya, karena hal ini merupakan sifat para pembesar terdahulu
seperti raja-raja terdahulu lohIbrahim An-Nakha'i berkata bahwa para ulama
melarang gaya makan sambil tidur karena ada kemungkinan menyebabkan perut
menjadi besar.
Tidak Mencela Makanan
Dari Abu hurairah r.a, berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
tidak pernah mencela makanan sekali pun , jika beliau menginginkannya beliau
pun makan, jika beliau tidak suka beliau pun meninggalkannya." (HR.Bukhari )
Dalam hadist diatas jelas bahwa Rasulullah tidak pernah mencela
makanan, baik yang hasil buatan siapa pun. Beliau tidak pernah berkata:" ah,gak
enak, asin .Belum mateng lagi." Atau ucapan-ucapan yang senada.
Maraji'
Al-qasthalaany, Irsyaad Asy-Syaari, Bairut, Libanon
Riyadhus Sholihin

Anda mungkin juga menyukai