Anda di halaman 1dari 11

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I

Kelompok XV

BAB III
METODOLOGI

3.1 Komponen dan prosesnya


3.1.1 Baut Khusus
3.1.1.1 Komponen

Gambar 3.1. Spesimen sebelum dibubut

Gambar 3.2. Spesimen sesudah dibubut


3.1.1.2 Proses pembuatan baut khusus
Proses Bubut
Proses bubut (turning) dilakukan dengan memutar benda kerja dengan
kecepatan tertentu, sehingga benda kerja bertemu dengan mata pahat. Benda kerja
yang diberi proses bubut adalah silinder pejal dengan diameter 32 mm dan panjang
75mm. Produk yang ingin dibuat adalah baut khusus dengan diameter 20 mm pada
masing-masing ujung poros.

54

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

Langkah awalnya adalah melakukan shawing untuk mendapatkan benda kerja


dengan ukuran 75mm, setelah itu dilakukan proses bubut (turning).
a. Pembuatan Selindris
Gambar

Bagian yang dibubut

a. Sebelum

b. Sesudah
Gambar 3.3. proses selindris pada bubut
Pembubutan dimulai dengan facing pada sisi-sisi permukaan untuk
menyesuaikan panjang komponen dengan produk yang diinginkan. Dimana pada
proses ini mengubah panjang spesimen dari 75 mm menjadi 70 mm.
Selanjutnya kita akan melakukan proses roughing pada silinder untuk
mengubah diameter komponen dari 32 mm menjadi 30 mm dengan panjang
pemotongan 70 mm. Dalam proses ini, kita akan melakukan roughing sebanyak 2 kali
dengan kedalaman pemotongan (a) 0,5 mm dan gerak makan (f) sebesar 0,12 mm/rev
serta putaran spindel (n) 180 rpm.
Lalu dilanjutkan dengan pembubutan silindrik bertujuan untuk mengurangi
dimensi benda kerja dari ukuran diameter 30 mm menjadi 20 mm dengan panjang
pemotongan (lt) 40 mm pada salah satu ujungnya dan 20 mm pada ujung lainnya.
Untuk mengurangi permukaannya kami melakukan 14 kali proses pada masing

55

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

masing bagian, dengan 9 kali roughing dan 5 kali finishing. Kedalaman pemotongan
(a) = 0,5 mm dengan 9 kali roughing dan (a) = 0,1 mm pada saat 5 kali finishing .
Pada proses bubut ini, putaran spindel yang di gunakan sebesar 180 rpm, gerak
makan (f) = 0,12 mm/rev pada saat roughing dan finishing, sehingga didapat bentuk
sesuai dengan gambar.
b. Pembuatan ulir
Gambar

Bagian yang dibuat ulir

a. Sebelum

b.

Sesudah

Gambar 3.4. proses pembuatan ulir pada bubut


Benda kerja yang telah dibubut tersebut, akan dibuat ulir (gambar 3.4.). Pada
pembutan ulir, digunakan kecepatan spindel 85 rpm dan gerak makan (f) = 0,3
mm/rev dan p = 2mm. Panjang ulirnya sebesar 40 mm.
c. Pembuatan lubang
Gambar

Bagian yang akan di buat lubang

56

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

a. sebelum

b. sesudah
Gambar 3.5. proses pembuatan lubang
Proses selanjutnya adalah proses pembuatan lubang (drilling) dimana
lubang yang akan dibuat berdiameter 14 mm dengan panjang 20 mm. Untuk itu
kita menggunakan pahat drilling atau gurdi. Kita menggunkan pahat dengan
diameter 10 mm sebagai langkah aewal dalam menggurdi. Selanjutnya di
perbesar hingga menjadi diameter 14 mm. Putaran spindel (n) sebesar 400 rpm
dan kecepatan makan (Vf) sebesar 200 mm/min. Serta z = 2.
d. Pembuatan kepala baut
Proses yang dilakukan untuk membuat kepala baut yang berbentuk segi enam
adalah proses milling dengan menggunakan mesin freis tegak. Proses ini
memanfaatkan kepala bagi pada mesin freis. Adapun sudut yang kita gunakan pada
kepala bagi adalah 60o.

57

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

Gambar 3.6 Baut Khusus


Pada proses ini, kita menggunakan kecepatan spindel (n) sebesar 283 rpm dan
kecepatan potong (vf) sebesar 213 mm/min. Kedalaman (a) yang digunakan
adalah 0,3 mm dengan z = 4 dan d = 20 mm. Nilai lv = 0 dan lw = 9,5 mm.

3.1.2

Pembuatan T-Slot

3.1.2.1 Komponen

58

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

a. Sebelum

b. sesudah
Gambar 3.7. Komponen T-Slot
3.1.2.2 Proses pembuatan T-Slot
Proses Sekrap
Pada pembuatan T-Slot kali ini kita menggunakan mesin sekrap. Pertama,
proses yang dilakukan adalah membersihkan permukaan benda kerja dan untuk
mengurangi dimensi benda kerja sesuai dengan dimensi yang di inginkan dengan
melakukan facing.

Bagian yang
difacing

59

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

Gambar 3.8. Proses Facing Sekrap


Dalam pembuatan alur kami menggunakan mesin sekrap
Bagian yang disekrap
alur

Gambar 3.9. Proses Sekrap Alur


Proses Drilling (Pembuatan Lubang)
Setelah kita melakukan proses sekrap, selanjutnya kita menggunakan mesin
drilling untuk membuat lubang pada komponen.
Bagian yang didrill

Gambar 3.10. Proses Drilling


Pada proses drilling atau gurdi, kami memakai putaran spindel sebesar 400 rpm.
Kecepatan makan (vf) sebesar 200mm/min dan diameter lubang (d) yang kami buat
sebesar 10 mm. Laju aliran geramnya sebesar 2 cm3/min.
Proses mengetap
Tap yang dipergunakan untuk mengulir dalam (ulir kiri atau kanan). Pada
bagian tap diberikan ujung segiempat untuk tempat pemasangan gagang tap. Selalu

60

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

menempatkan tap tirus ke dalam lubang tegak lurus pada bidang kerja mulai memutar
sambil mendesak tap menggunakan telapak tangan.
Cara mengetap dengan menekan ke bawah kedua ujung gagang sambil diputar
searah jarum jam, kemudian dibalik seperempat putaran. Pembalikkan putaran ini
digunakan untuk memutukan geram-geram yang jatuh ke bawah melalui alur tap.
Berikut merupakan urutan proses pengetapan yang dilakukan :
1. Tap Konis
Tap konis ialah tap yang mata pahat potong awalnya diserong antara 8 hingga
10 ulir. Digunakan pada awal pembuatan ulir.
2. Tap Antara
Tap antara ialah tap yang mata pahat potong awalnya diserong antara 2
sampai 3 ulir. Tap ini dipakai setelah pengetapan dengan tap konis.
3. Tap Rata
Tap rata mempunyai ulir dengan ukuran penuh. Tap ini digunakan untuk
penyelesaian akhir pembuatan ulir.
Bagian yang ditap

Gambar 3.11 Bentuk T-Slot

3.2 Peralatan yang digunakan


3.2.1

Mesin Perkakas yang digunakan


61

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

Mesin Bubut

Gambar 3.12 Mesin Bubut


Mesin sekrap

Gambar 3.13. Mesin Sekrap

Mesin gurdi

62

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

Gambar 3.14 Mesin Gurdi


3.2.2

Alat Bantu
1. Ragum

Gambar 3.15 Ragum


Ragum merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencekam benda
kerja agar posisinya tidak berubah saat diproses.

3.2.3

Alat Ukur
63

Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi I


Kelompok XV

1.

Jangka sorong

Gambar 3.17 Jangka sorong


Jangka sorong digunakan mengukur panjang suatu material, bisa
juga untuk mengukur ketebalan suatu material. Pada jangka sorong
terdapat dua skala yaitu skala utama dan skala nonius.
2. Mistar

Gambar 3.18 Mistar


Mistar digunakan untuk mengukur panjang suatu material. Satuan
yang terdapat pada mistar adalah centimeter (cm) dan millimeter
(mm).
3. Stopwatch

Gambar 3.19 Stopwatch


Stopwatch digunakan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan
selama proses pengerjaan.

64

Anda mungkin juga menyukai