Bab Iii
Bab Iii
Kelompok XV
BAB III
METODOLOGI
54
a. Sebelum
b. Sesudah
Gambar 3.3. proses selindris pada bubut
Pembubutan dimulai dengan facing pada sisi-sisi permukaan untuk
menyesuaikan panjang komponen dengan produk yang diinginkan. Dimana pada
proses ini mengubah panjang spesimen dari 75 mm menjadi 70 mm.
Selanjutnya kita akan melakukan proses roughing pada silinder untuk
mengubah diameter komponen dari 32 mm menjadi 30 mm dengan panjang
pemotongan 70 mm. Dalam proses ini, kita akan melakukan roughing sebanyak 2 kali
dengan kedalaman pemotongan (a) 0,5 mm dan gerak makan (f) sebesar 0,12 mm/rev
serta putaran spindel (n) 180 rpm.
Lalu dilanjutkan dengan pembubutan silindrik bertujuan untuk mengurangi
dimensi benda kerja dari ukuran diameter 30 mm menjadi 20 mm dengan panjang
pemotongan (lt) 40 mm pada salah satu ujungnya dan 20 mm pada ujung lainnya.
Untuk mengurangi permukaannya kami melakukan 14 kali proses pada masing
55
masing bagian, dengan 9 kali roughing dan 5 kali finishing. Kedalaman pemotongan
(a) = 0,5 mm dengan 9 kali roughing dan (a) = 0,1 mm pada saat 5 kali finishing .
Pada proses bubut ini, putaran spindel yang di gunakan sebesar 180 rpm, gerak
makan (f) = 0,12 mm/rev pada saat roughing dan finishing, sehingga didapat bentuk
sesuai dengan gambar.
b. Pembuatan ulir
Gambar
a. Sebelum
b.
Sesudah
56
a. sebelum
b. sesudah
Gambar 3.5. proses pembuatan lubang
Proses selanjutnya adalah proses pembuatan lubang (drilling) dimana
lubang yang akan dibuat berdiameter 14 mm dengan panjang 20 mm. Untuk itu
kita menggunakan pahat drilling atau gurdi. Kita menggunkan pahat dengan
diameter 10 mm sebagai langkah aewal dalam menggurdi. Selanjutnya di
perbesar hingga menjadi diameter 14 mm. Putaran spindel (n) sebesar 400 rpm
dan kecepatan makan (Vf) sebesar 200 mm/min. Serta z = 2.
d. Pembuatan kepala baut
Proses yang dilakukan untuk membuat kepala baut yang berbentuk segi enam
adalah proses milling dengan menggunakan mesin freis tegak. Proses ini
memanfaatkan kepala bagi pada mesin freis. Adapun sudut yang kita gunakan pada
kepala bagi adalah 60o.
57
3.1.2
Pembuatan T-Slot
3.1.2.1 Komponen
58
a. Sebelum
b. sesudah
Gambar 3.7. Komponen T-Slot
3.1.2.2 Proses pembuatan T-Slot
Proses Sekrap
Pada pembuatan T-Slot kali ini kita menggunakan mesin sekrap. Pertama,
proses yang dilakukan adalah membersihkan permukaan benda kerja dan untuk
mengurangi dimensi benda kerja sesuai dengan dimensi yang di inginkan dengan
melakukan facing.
Bagian yang
difacing
59
60
menempatkan tap tirus ke dalam lubang tegak lurus pada bidang kerja mulai memutar
sambil mendesak tap menggunakan telapak tangan.
Cara mengetap dengan menekan ke bawah kedua ujung gagang sambil diputar
searah jarum jam, kemudian dibalik seperempat putaran. Pembalikkan putaran ini
digunakan untuk memutukan geram-geram yang jatuh ke bawah melalui alur tap.
Berikut merupakan urutan proses pengetapan yang dilakukan :
1. Tap Konis
Tap konis ialah tap yang mata pahat potong awalnya diserong antara 8 hingga
10 ulir. Digunakan pada awal pembuatan ulir.
2. Tap Antara
Tap antara ialah tap yang mata pahat potong awalnya diserong antara 2
sampai 3 ulir. Tap ini dipakai setelah pengetapan dengan tap konis.
3. Tap Rata
Tap rata mempunyai ulir dengan ukuran penuh. Tap ini digunakan untuk
penyelesaian akhir pembuatan ulir.
Bagian yang ditap
Mesin Bubut
Mesin gurdi
62
Alat Bantu
1. Ragum
3.2.3
Alat Ukur
63
1.
Jangka sorong
64