Anda di halaman 1dari 18

Abstrak

Otot adalah alat gerak aktif karena otot dapat menggerakan bagian-bagian tubuh yang
lain. Otot bertanggung jawab menimbulkan tonusvaskular, kontraksi usus, fungsi
genitourinari, dan denyut jantung. Terdapat tiga jenis otot: otot rangka, jantung, dan polos.
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia. Di dalam anatomi terdapat
tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah. Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari
tentang struktur jaringan. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik
manusia, hewan, serta tumbuhan dan dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan
diagnosi penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ. Histologi
memiliki jaringan pada setiap tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah. Fisiologi merupakan
ilmu yang sangat menarik dan memberikan penjelasan tentang keingintahuan manusia
tentang mekanisme kerja seluruh bagian tubuhnya sendiri.
Kata Kunci: Tonusvaskular, genitourinari, histologi anatomi mikroskopis, fisiologi ilmu
menarik.
Abstract
Locomotor muscle is active because the muscles can move the parts of the body. Muscles
responsible for causing tonusvaskular, contraction of the intestines, genitourinary function,
and heart rate. There are three types of muscle: skeletal muscle, cardiac, and smooth.
Anatomy is the study of the structure of the human body. Contained in the anatomy of bones,
muscles, nerves, and blood vessels. Histology is the field of biology that studies of the
structure of the network. Histology can also be referred to as microscopic anatomy. Histology
is very useful in studying the physiological function of cells in the body, whether human,
animal, and plant and in the form of histopathologic diagnosi it useful in the enforcement of a
disease that involves changes in physiological function and organ deformation. Histology
have a network in every bone, muscle, nerves and blood vessels. Physiology is the science of
the extremely interesting and provide an explanation of human curiosity about the mechanism
of action throughout the body.
Keywords: Tonusvaskular, genitourinary, histology microscopic anatomy, physiology
exciting science.

Pendahuluan
Latar Belakang
Anatomi dan fisiologi adalah suatu ilmu yang sangat berhubungan. Seperti pada
contoh kasus yaitu pembengkakan yang terjadi pada jari tangan. Pembengkakakan pada jari
tangan terjadi karena pecahnya pembuluh darah di dalam. Namun, pembengkakan jari tangan
juga dapat berhubungan dengan anatomi dan fisiologi manusia. Untuk lebih jelas kita akan
membahasnya di makalah ini.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mengetahui penyebab terjadi
pembengkakan pada jari tangan serta mengetahui hubungan antara anatomi dan fisiologi
terhadap pembengkakan pada jari tangan.
Contoh Kasus
Skenario 4
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan jari-jari
tangan kanan terjepit pintu sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan ditemukan jari 2,3, dan 4
bengkak dan kesulitan menggenggam sesuatu dan menulis.
Gambar 1.

Fisiologi
Jari tangan 2,3, dan 4
anak 10 tahun
terjepit pintu sejak 2
hari yang lalu
sehingga bengkak
dan kesulitan
menggenggam
sesuatu dan menulis
2

Gambar 2.

Macrospfic

Anatomi

Gambar 3.

Tulang

Pembuluh
Darah

Macrosofic
(anatomi)

Saraf

Otot

Gambar 4.s

Jaringan
pada
Otot

Microsofic
(histologi)

Gambar 5

Fisiologi

Cara Kerja
Otot
4

Struktur Tulang Secara Macrosofic.

1. Tulang Manusia

Struktur Otot pada Manusia.

2. Otot Manusia
Definisi Otot
Otot adalah alat gerak aktif karena otot dapat menggerakan bagian-bagian tubuh yang
lain. Otot bertanggung jawab menimbulkan tonus vaskular, kontraksi usus, fungsi
genitourinari, dan denyut jantung. Terdapat tiga jenis otot: otot rangka, jantung, dan polos.
a . Otot Rangka
Berhubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakan tulang. Bila diamati dibawah
mikroskop maka tampak adanya garis melintang yang terang diseling gelap, sehingga disebut
otot seran lintang. Kerja otot lurik sadar karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar, reaksi
terhadap rangsang cepat, dan mudah lemah.
b . Otot Jantung
Secara anatomi otot ini sebenarnya otot lurik. Tetapi serabut ototnya bercabang dan
saling bertautan yang disebut sinsitium. Kerja otot jantung tak sadar, reaksi terhadap
rangsangan lambat.
c . Otot Polos
Ditemukan pada saluran pencernaan, pembuluh darah, saluran pernapasan, saluran
pelepasan air seni, saluran genital, dan otot pada rambut dan kulit. Bentuk seperti
kumparan/gelendong (panjang dan langsing), dibawah mikroskop tampak beriti satu, tidak
tampak serabut dan garis-garis melintang maka disebut sebagai otot polos. Kerja otot polos
tidak sadar, lambat, dan tidak cepat lelah.
Definisi Anatomi dan Fisiologi
Anatomi
Istilah anatomi diambil dari bahasa Yunani atau Latin. Cabang Ilmu Anatomi dibagi
menjadi 2 yaitu:
1 . Anatomi (makro)

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia. Di dalam anatomi
terdapat tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah. Dan pada makalah ini akan dibahas tentang
tulang, otot, saraf , dan pembuluh darah pada tangan.
a . Tulang
Pada tangan terdapat tulang radius, ulna, os lunatum, caput ulnae, proc styloideus
radii, proc styloideus ulnae, os scaphoideum, os capitatum, os carpi (os triquetum, os
pisiforme, os hamatum, hamulus ossis hamati), tuberculum ossis trapezii, os trapezium, os
metacarpi, ossa sesamoidea, caput ossis metacarpi, ossa metacarpi I-V (os sesamoideum),
phalanx distalis, ossa digitorum, caput ossis metacarpi, corpus phalangis, caput phalangis,
basis phalangis, phalanx distalis, dan tuberositas phalangis distalis.
b . Otot
Pada tangan terdapat otot-otot punggung tangan m.extensor digitorum tendines,
ratinacullum musculorum extensorum, m.extensor carpi ulnaris tendo, m.extensor carpi
radialis brevis tendo, m. extensor carpi radialis longus tendo, m.extensor pollicis longus
tendo, m.extensor digiti minimi, m.extensor pollicics longus tendo, m.interosseus dorsalis II,
m.interosseus dorsalis I, connexus intertendinei, dan articulationes interphalangeae.
c . Saraf
Saraf-saraf yang terdapat pada tangan r. communicanscum nervo ulnari, r. profundus
(n. ulnaris), r.superficialis (n. ulnaris), nn. digitales palmares communes, nn. digitales
palmares communes, nn. digitales palmares proprii, dan nn. digitales palmares proprii.
d . Pembuluh Darah
Pembuluh darah yang terdapat pada tangan adalah a. radialis, a. ulnaris, a.radialis r.
palmarisuferpicialis, a. ulnaris r.carpalisdorsalis, a. ulnaris r.palmarisprofundus, Aa.
Digitalespalmarespropriae, dan Aa. Digitalespalmarescommumss.1
2 . Histologi (mikro)
Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna dalam
mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan dan
dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosi penyakit yang melibatkan
8

perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ. Histologi memiliki jaringan pada setiap
tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah.

a . Tulang, terdiri dari jaringan:


1 . Jaringan Tulang Primer
Dalam pembentukan setiap tulang, dan juga dalam proses perbaikan, jaringan tulang
yang pertama kali muncul adalah imatur. Ia bersifat temporer dan pada orang dewasa
digantikan dengan jaringan tulang sekunder kecuali pada sedikit sekali tempat di dalam
tubuh, misalnya, dekat sutura tulang-tulang pipih tengkorak, di dalam soket gigi, dan di
dalam insersi beberapa tendo. Di sampinh susunan serabut kolagennya yang tidak teratur,
sifat-sifat lain dari jaringan tulang primer adalah lebih sedikitnya kandungan mineral atau (ia
lebih mudah ditembus oleh sinar x) dan lebih tingginya presentase osteosit daripada di dalam
jaringan tulang sekunder.
2 . Jaringan Tulang Sekunder
Tulang sekunder adalah jenis tulang yang biasa ditemukan pada orang dewasa. Secara
khas, ia memperlihatkan serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel 3-7, yang
sejajar satu sama lain atau tersusun secara konsetris di sekitar suatu saluran vaskuler. Seluruh
kompleks yang terdiri dari lamel-lamel konsentris yang mengelilingi suatu saluran yang
mengandung pembuluh darah, saraf, dan jaringan penyambung longgar disebut sistem havers
atau osteon. Lakuna lakuna dengan osteosit ditemukan diantara dan kadang-kadang lamel
tersebut. Di dalam tiap-tiap lamel, serabut kolagen sejajar satu sama lain. Di sekitar sistem
harvers atau lamel yang berdekatan, sering ada suatu lapisan bahan amorf yang disebut zat
semen atau (cementimsubstance). Di dalam diafisis, lamel-lamel memperlihatkan suatu
susunan khas yang terdiri dari sistem havers, suatu sistem sirkumferensial luar, suatu sistem
sirkumferensial dalam, dan suatu sistem intermediate. Keempat sistem tersebut mudah
dikenali dalam potongan melintang. Jaringan tulang sekunder yang mengandung sistem
havers kadang-kadang disebut jaringan tulang havers. Ia biasanya hanya ditemukan di dalam
diafisism meskipun sistem havers kecil dapat ditemukan di tempat lain. Tiap sistem havers
merupakan suatu silinder panjang, sering bercabang dua, yang sejajar dengan diafisis. Ia
terdiri dari suatu saluran (havers) yang dikelilingi oleh 4-20 lamel konsentris. Setiap saluran
yang dilapisi oleh endosteum tersebut mengandung pembuluh darah, saraf, dan jaringan
9

penyambung longgar. Saluran havers berhubungan dengan rongga sum-sum, dengan


periosteum, dan dengan saluran havers lain melalui saluran melintang atau miring yang
disebut saluran volkman. Saluran volkman tidak mempunyai lamel-lamel kosentris tetapi
mereka menembus lamel tersebut. Semua saluran vaskuler di dalam jaringan tulang terbentuk
bila matriks diletakkan di sekitar pembuluh darah yang sudah ada. Pemerikasaan sistem
havers dengan cahaya terpolarisasi memperlihatkan lapisan annisotropik terang yang
berganti-ganti dengan lapisan isotropik gelak. Bila diamati dengan cahaya terpolarisasi yang
tegak lurus dengan panjangnya, serabut kolagen bersifat bias ganda (anisotropik). Aspek
berganti-ganti tersebut disebabkan oleh distribusi serabut kolagen di dalam lamel-lamel itu.
Dalam tiap lamel, serabu-serabut sejajar satu sama lain dan berjalan seperti spiral. Tetapi,
gelombang spiral tersebut berbeda untuk berbagai lamel itu, sehingga pada setiap titik
tertentu apa pun juga serabut-serabut lamel yang berdekatan bersilangan kira-kira tegak
lurus.2
b . Otot, terdiri dari jaringan:
1 . Jaringan Otot Polos
Susunan jaringan otot tediri dari sel/serat otot polos, jaringan penyambung antar serat
(umumnya jaringan penyambung jarang). Otot polos umunya terdapat di dalam organ
berlumen (pembuluh darah, saluran urin, saluran pernapasan, dan lain-lain). Bentuk serat otot
polos adalah fusiformis.
2. Jaringan Otot Skelet (rangka)
Sel atau serat otot skelet dan jaringan penyambung antar serat berfungsi menggerakan
otot skelet/rangka tulang. Bentuk serat otot skelet silindiris panjang dan ujung tumpul.
Panjang rata-rata 3 cm sampai dapat atau ada yang lebih panjang 15-30 cm. M. sartorius
adalah paling panjang dengan diameter 10-100 um. Susunan mikroskopik muskulus atau otot
skelet tiap serat otot skelet diliputi endomisium, beberapa otot skelet menyusun fasikulus atau
berkas, tiap fasikulus diliputi perimisium, beberapa fasikulus menyusun muskulus, muskulus
diliputi epimesium.
3 . Jaringan Otot Jantung
Sel atau serat otot jantung dan jaringan penyambung antar serat, bentuk serat silindris
bercabang bersifat seperti serat otit skelet bercorak. Di ventrikel jantung serat otot jantung
10

ada yang mengalami modifikasi dan berfungsi konduktif/menyalurkan rangsang yaitu serat
purkinye.

Fisiologi
Fisiologi merupakan ilmu yang sangat menarik dan memberikan penjelasan tentang
keingintahuan manusia tentang mekanisme kerja seluruh bagian tubuhnya sendiri.
Otot di Tubuh Manusia
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop)
dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan
mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai
periode istirahat berkali-kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus
oleh fasia super fasialis.
Kebanyakan otot rangka menyambungkan tulang ke tulang; ada yang menggerakkan
bagian tertentu tanpa melibatkan tulang, misalnya kelopak mata, otot sfinkter, lidah. Otot
rangka hanya mampu menarik, tidak menolak. Oleh itu, untuk menggerakkan anggota
(pergerakan tulang) otot lazimnya berpasangan, disebut pasangan antagonis. Contoh: untuk
membengkokkan tangan, otot biseps mengecut dan pasangan antagonisnya, otot triseps
mengendur.
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos
tersusun dari sel sel yang berbentuk kumparan halus. Masingmasing sel memiliki satu inti
yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh
saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada dinding saluran
pencernaan, saluran-saluran pernapasan, pembuluh darah dan saluran kencing dan kelamin.
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabutserabutnya bercabang-cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.
Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat berjalur seperti otot rangka. Otot
jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi. Setiap sel bersambung-sambung dengan sel lain
11

melalui cakera interkalari yang berupaya mengalirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat:
supaya pengecutan jantung terselaras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara
spontan walaupun tiada rangsangan diterima dari sistem saraf pusat. Dengan demikian, otot
jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek
jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu kontraksibilitas yaitu kemampuan otot
untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang
melakukan kegiatan. Selain itu, ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan
lebih panjang dari ukuran semula. Elastisitas juga suatu karakter otot yaitu kemampuan otot
untuk kembali pada ukuran semula. Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu
filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua
filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut
otot menyusun satu otot.3
Mekanisme Kontraksi Otot.
Setelah struktur otot dan komponen-komponen penyusunnya ditinjau, mekanisme
atau interaksi antar komponen-komponen itu akan dapat menjelaskan proses kontraksi otot.
a. Filamen-filamen Tebal dan Tipis yang Saling Bergeser Saat Proses Kontraksi
Menurut fakta, kita telah mengetahui bahwa panjang otot yang terkontraksi akan lebih
pendek daripada panjang awalnya saat otot sedang rileks. Pemendekan ini rata-rata sekitar
sepertiga panjang awal. Melalui mikrograf elektron, pemendekan ini dapat dilihat sebagai
konsekuensi dari pemendekan sarkomer. Sebenarnya, pada saat pemendekan berlangsung,
panjang filamen tebal dan tipis tetap dan tak berubah (dengan melihat tetapnya lebar lurik A
dan jarak disk Z sampai ujung daerah H tetangga) namun lurik I dan daerah H mengalami
reduksi yang sama besarnya. Berdasar pengamatan ini, Hugh Huxley, Jean Hanson, Andrew
Huxley dan R.Niedergerke pada tahun 1954 menyarankan model pergeseran filamen
(=filament-sliding). Model ini mengatakan bahwa gaya kontraksi otot itu dihasilkan oleh
suatu proses yang membuat beberapa set filamen tebal dan tipis dapat bergeser antar
sesamanya.4

12

Gambar 3. Susunan filament di otot lurik6


b. Aktin Merangsang Aktivitas ATPase Miosin
Model pergeseran filamen tadi hanya menjelaskan mekanika kontraksinya dan bukan
asal-usul gaya kontraktil. Pada tahun 1940, SzentGyorgi kembali menunjukkan mekanisme
kontraksi. Pencampuran larutan aktin dan miosin untuk membentuk kom-pleks bernama
Aktomiosin ternyata disertai oleh peningkatan kekentalan larutan yang cukup besar.
Kekentalan ini dapat dikurangi dengan menambahkan ATP ke dalam larutan aktomiosin.
Maka dari itu, ATP mengurangi daya tarik atau afinitas miosin terhadap aktin. Selanjutnya,
untuk dapat mendapatkan penjelasan lebih tentang peranan ATP dalam proses kontraksi itu,
kita memerlukan studi kinetika kimia. Daya kerja ATPase miosin yang terisolasi ialah sebesar
0.05 per detiknya. Daya kerja sebesar itu ternyata jauh lebih kecil dari daya kerja ATPase
miosin yang berada dalam otot yang berkontraksi. Bagaimanapun juga, secara paradoks,
adanya aktin (dalam otot) meningkatkan laju hidrolisis ATP miosin menjadi sekitar 10 per
detiknya. Karena aktin menyebabkan peningkatan atau peng-akti-vasian miosin inilah,
muncullah sebutan aktin. Selanjutnya, Edwin Taylor mengemukakan sebuah model hidrolisis
ATP yang dimediasi / ditengahi oleh aktomiosin.
Pada tahap pertama, ATP terikat pada bagian miosin dari aktomiosin dan
menghasilkan disosiasi aktin dan miosin. Miosin yang merupakan produk proses ini memiliki
13

ikatan dengan ATP. Selanjutnya, pada tahap kedua, ATP yang terikat dengan miosin tadi
terhidrolisis dengan cepat membentuk kompleks miosinADP-Pi. Kompleks tersebut yang
kemudian berikatan dengan Aktin pada tahap ketiga. Pada tahap keempat yang merupakan
tahap untuk relaksasi konformasional, kompleks aktin-miosin-ADP-Pi tadi secara tahap demi
tahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP sehingga kompleks yang tersisa hanyalah
kompleks AktinMiosin yang siap untuk siklus hidrolisis ATP selanjutnya. Akhirnya dapat
disimpulkan bahwa proses terkait dan terlepasnya aktin yang diatur oleh ATP tersebut
menghasilkan gaya vektorial untuk kontraksi otot.5
c. Model untuk Interaksi Aktin dan Miosin Berdasar Strukturnya
Rayment, Holden, dan Ronald Milligan telah memformulasikan suatu model yang
dinamakan kompleks rigor terhadap kepala S1 miosin dan F-aktin. Mereka mengamati
kompleks tersebut melalui mikroskopi elektron. Daerah yang mirip bola pada S1 itu berikatan
secara tangensial pada filamen aktin pada sudut 45 terhadap sumbu filamen. Sementara itu,
ekor S1 mengarah sejajar sumbu filamen. Relasi kepala S1 miosin itu nampaknya
berinteraksi dengan aktin melalui pasangan ion yang melibatkan beberapa residu Lisin dari
miosin dan beberapa residu asam Aspartik dan asam Glutamik dari aktin.
d. Kepala-kepala Miosin Berjalan Sepanjang Filamen-filamen Aktin
Hidrolisis ATP dapat dikaitkan dengan model pergeseran-filamen. Pada mulanya, kita
mengasumsikan jika cross-bridges miosin memiliki letak yang konstan tanpa berpindahpindah, maka model ini tak dapat dibenarkan. Sebaliknya, cross-bridges itu harus
berulangkali terputus dan terkait kembali pada posisi lain namun masih di daerah sepanjang
filamen dengan arah menuju disk Z. Melalui pengamatan dengan sinar X terhadap struktur
filamen dan kondisinya saat proses hidrolisis terjadi, Rayment, Holden, dan Milligan
mengeluarkan postulat bahwa tertutupnya celah aktin akibat rangsangan (berupa ejeksi ADP)
itu berperan besar untuk sebuah perubahan konformasional (yang menghasilkan hentakan
daya miosin) dalam siklus kontraksi otot. Postulat ini selanjutnya mengarah pada model
perahu dayung untuk siklus kontraktil yang telah banyak diterima berbagai pihak.4

14

Gambar 4. Hidrolisis ATP menjalankan siklus asosiasi dan disosiasi aktin dan miosin6
Pada mulanya, ATP muncul dan mengikatkan diri pada kepala miosin S1 sehingga celah aktin
terbuka. Sebagai akibatnya, kepala S1 melepaskan ikatannya pada aktin. Pada tahap kedua,
celah aktin akan menutup kembali bersamaan dengan proses hidrolisis ATP yang
menyebabkan tegaknya posisi kepala S1. Posisi tegak itu merupakan keadaan molekul
dengan energi tinggi (jelas-jelas memerlukan energi).
Pada tahap ketiga, kepala S1 mengikatkan diri dengan lemah pada suatu monomer aktin yang
posisinya lebih dekat dengan disk Z dibandingkan dengan monomer aktin sebelumnya. Pada
tahap keempat, Kepala S1 melepaskan Pi yang mengakibatkan tertutupnya celah aktin
15

sehingga afinitas kepala S1 terhadap aktin membesar. Keadaan itu disebut keadaan transien.
Selanjutnya, pada tahap kelima, hentakan-daya terjadi dan suatu geseran konformasional
yang turut menarik ekor kepala S1 tadi terjadi sepanjang 60 Angstrom menuju disk Z. Lalu,
pada tahap akhir, ADP dilepaskan oleh kepala S1 dan siklus berlangsung lengkap.4,5
Pengaturan untuk Kontraksi Otot
Gerakan otot lurik tentu dibawah komando atau suatu kontrol yang disebut impuls saraf
motor.
a. Ca2+ Mengatur Kontraksi Otot dengan Proses yang Melibatkan Troponin dan Tropomiosin
Sejak tahun 1940, ion Kalsium diyakini turut berperan serta dalam pengaturan kontraksi
otot. Kemudian, sebelum 1960, Setsuro Ebashi menunjukkan bahwa pengaruh Ca2+ ditengahi
oleh Troponin dan Tropomiosin. Ia menunjukkan aktomiosin yang diekstrak langsung dari
otot (sehingga mengandung ikatan dengan troponin dan tropomiosin) berkontraksi karena
ATP hanya jika Ca2+ ada pula. Kehadiran troponin dan tropomiosin pada sistem aktomiosin
tersebut meningkatkan sensitivitas sistem terhadap Ca2+. Di samping itu .subunit dari
troponin, TnC, merupakan satu-satunya komponen pengikat Ca2+.
b. Impuls Saraf Melepaskan Ca2+ dari Retikulum Sarcoplasma
Sebuah impuls saraf yang tiba pada sebuah persambungan neuromuskular (= sambungan
antara neuron dan otot) akan dihantar langsung kepada tiap-tiap sarkomer oleh sebuah sistem
tubula transversal /T. Tubula merupakan pembungkus-pembungkus semacam saraf pada
membran plasma fiber. Tubula tersebut mengelilingi tiap miofibril pada disk Z masingmasing. Semua sarkomer pada sebuah otot akan menerima sinyal untuk berkontraksi
sehingga otot dapat berkontraksi sebagai satu kesatuan utuh. Sinyal elektrik itu dihantar
(dengan proses yang belum begitu dimengerti) menuju retikulum sarkoplasmik (SR). SR
merupakan suatu sistem dari vesicles (saluran yang mengandung air di dalamnya) yang pipih,
bersifat membran, dan berasaldari retikulum endoplasma.
Sistem tersebut membungkus tiap-tiap miofibril hampir seperti rajutan kain. Membran
SR yang secara normal non-permeabel terhadap Ca2+ itu mengandung sebuah transmembran
Ca2+-ATPase yang memompa Ca2+ kedalam SR untuk mempertahankan konsentrasi [Ca2+]
bagi otot rileks. Kemampuan SR untuk dapat menyimpan Ca2+ ditingkatkan lagi oleh adanya
protein yang bersifat amat asam yaitu kalsequestrin (memiliki situs lebih dari 40 untuk
16

berikatan dengan Ca2+). Kedatangan impuls saraf membuat SR menjadi permeabel terhadap
Ca2+Akibatnya, Ca2+ berdifusi melalui saluran-saluran Ca2+ khusus menuju interior miofibril,
dan konsentrasi internal [Ca2+] akan bertambah. Peningkatan konsentrasi Ca2+ ini cukup
untuk memicu perubahan konformasional dalam troponin dan tropomiosin. Akhirnya,
kontraksi otot terjadi dengan mekanisme perahu dayung tadi. Saat rangsangan saraf
berakhir, membran SR kembali menjadi impermeabel terhadap Ca2+ sehingga Ca2+ dalam
miofibril akan terpompa keluar menuju SR. Kemudian otot menjadi rileks seperti sediakala.5
Kesimpulan
Hipotesa diterima, terdapat kelainan pada tulang tangan serta pecahnya pembuluh
darah tangan seorang anak laki-laki sehingga mengalami bengkak yang menyebabkan tidak
bisa menggenggam dan susah menulis.

17

Daftar Pustaka.
1. Putz R. Sobotta Atlas anatomi manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2007, 172;210;215;223.
2. Jonqueira, Luis C. Histologi dasar Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2002, 137-9.
3. Sherwood. L ; alih bahasa, Brahm U. Human Physiology: from cells to system.
2nd edition. Jakarta.EGC : 2001: 212-38.
4. Barbara Y. John W.H. Wheaters Functional Histology. 4th Edition. Churchill
livingstone; 2002.
5. Murray R.K. Granner D.K. Rodwell V.W ; alih bahasa, Brahm U. Pendit.
Biokimia Harper. 27th edition. Jakarta.EGC; 2009: 582-604.

18

Anda mungkin juga menyukai