LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
2.1.1 Definisi
Menurut Nurmianto (1996, p1) istilah ergonomi berasal dari bahasa latin
yaitu Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum alam, sehingga
ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, teknik,
manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga human factors, karena
didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang system dimana manusia, fasilitas kerja
dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan
suasana kerja dengan manusianya.
Tujuan utama dari ergonomi adalah upaya memperbaiki performan kerja
manusia seperti keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang
berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat dan
menghasilkan suatu produk yang nyaman, enak di pakai oleh pemakainya. Disamping
itu diharapkan juga mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia dan
meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human
errors).
optimum
membutuhkan
pendekatan
ilmiah
daripada
hanya
dengan
menggunakan trial and error. Menurut numianto (1996, p5) dasar keilmuan dari
ergonomi dibagi menjadi :
-
Kinesiologi :
mekanika pergerekan manusia.
Biomekanika :
aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisis system kerangka-otot
manusia.
Antropometri :
kalibrasi tubuh manusia.
Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk
waktu lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap
atau dalam posisi miring.
perlu diperhatikan antara lain jarak jangkau yang bisa dilakukan operator,
batasan ruang yang cukup untuk ruang gerak operator dan kebutuhan area
minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Rapid Entire Body Assessment merupakan suatu metode yang ditemukan oleh
Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn McAtamney , seorang ahli ergonomi yang berasal dari
Inggris, yaitu sebuah metode untuk menilai postur tubuh seseorang akan resiko sikap
tubuh seseorang ketika melakukan pekerjaannya (Cuergo.web,2002).
Berdasarkan Nexgen Ergonomic, inc (Web, 2002) metode Rapid Entire Body
Assessment (REBA) telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan suatu
metode yang secara spesifik didesain untuk menganalisa postur tubuh pekerja
khususnya dibidang kesehatan dan industri. REBA didesain untuk mengevaluasi
suatu pekerjaan yang menyebabkan ketidaknyamanan anggota tubuh dalam bekerja
(punggung, leher, pundak, lengan atas, lengn bawah, pergelangan tangan, kaki).
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik sebaiknya kita menggunakan software
REBA daripada menghitung nilai REBA dengan manual. oftware ini akan
mengintegrasikan proses analisa postur dan pergerakan kerja mulai dari proses
perhitungan sudut, proses penentuan range sudut, coupling, beban yang diangkat
sampai ke level resiko dan tindakan perbaikan. Selain itu juga terdapat fasilitas
database untuk menyimpan postur yang telah dihitung dan juga fasilitas cetak.
Merupakan metode analisa yang peka terhadap resiko kerangka otot dalam
berbagai pekerjaan.
- Bagian A
Batang Tubuh / Punggung
Batang tubuh atau punggung dapat melakukan gerakan berputar, menekuk,
o
ketika
melakukan pekerjaan. Namun gerakan yang terbaik dengan ditandai nilai REBA
terkecil adalah ketika posisi batang tubuh netral, seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini.
Leher
Leher dapat melakukan pergerakan memutar kesamping, menunduk dan
o
Kaki
Kaki dapat melakukan pergerakan stabil, tidak satabil, membentuk sudut
o
antara 30 hingga 60 dan juga lebih dari 60 ketika melakukan suatu pekerjaan.
pergerakan kaki stabil apabila kedua kaki mendapatkan tumpuan yang baik, dan
dikatakan tidak stabil apabila salah satu kaki atau bahkan kedua kaku tidak
mendapatkan tumpuan yang baik. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
- Bagian B
Lengan Atas
o
Lengan atas dapat membentuk sudut <-20 sampai dengan >+20 ketika
melakukan pekerjaan, selain itu lengan atas juga dapat terangkat dan disangga
dengan baik. Namun posisi lengan atas terbaik dengan ditandai nilai REBA
terkecil ketika lengan tidak terangkat dan disangga dengan baik, seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini.
17
Lengan Bawah
o
ketika
melakukan pekerjaan, semakin kecil sudut yang dibentuk maka posisi lengan
bawah semakin baik dengan ditandai nilai REBA terkecil. seperti yang terlihat
pada gambar dibawah ini.
18
Pergelangan Tangan
o
ketika melakukan pekerjaan, selain itu lengan atas juga dapat melekuk dan
berputar. Namun posisi pergelangan tangan terbaik dengan ditandai nilai REBA
terkecil ketika lengan tidak berputar ketika melakukan pekerjaan, seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini.
19
- Bagian C
untuk nilai bagian A, setelah menentukan besarnya nilai dari pergerakan
masing-masing bagian tubuh yang sesuai (batang tubuh, leher, dan juga kaki)
ditambahkan berat benda yang bervariasi antara 0 kg sampai dengan >10 kg. Untuk
Besarnya nilai ditunjukan pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Perhitungan Nilai Bagian A
20
mulai dari good sampai acceptable, untuk besarnya nilai ditunjukan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2.2 Perhitungan Nilai Bagian B
21
22
2.3 Anthropometri
2.3.1 Pengertian Anthropometri
Istilah Anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan
metriyang berarti ukuran. Menurut Nurmianto (1996, p50), Anthropometri adalah
satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik ukuran tubuh
manusia, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari ata tersebut untuk penangan
masalah desain.
Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dan
sebagainya) berat dan lain-lain yang berbeda antara satu dengan lainnya. Secara luas,
antropometri akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam
memerlukan interaksi manusia. Data Anthropometri akan diaplikasikan secara luas
antara lain dalam hal :
Perancangan area kerja.
Perancangan peralatan kerja.
Perancangan produk konsumtif.
Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan menentukan
bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang dirancang dan
manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut. Dengan ini,
maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari
populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut.
23
24
tubuh
manusia
berbeda-beda
menurut
usia,
semakin
25
Cacat Tubuh
Suatu
perkembangan
yang
menggembirakan
yaitu
dengan
26
Pengukuran Dimensi
Fungsional Tubuh
(Functional
Body
Dimensions)
Pada pengukuran ini dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat
berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan
dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Cara pengukuran
semacam ini akan menghasilkan data dynamic anthropometry.
Anthropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang
dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan
fasilitas ataupun ruang kerja.
Data anthropometri baru dapat ditentukan apabila tersedia nilai rata-rata dan
jug standar deviasi yang berdistribusi normal. Untuk nilai persentil dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 2.5 Perhitungan persentil
27
28
29
2.3.4
30
-Bahu
-Siku
- Lutut
31
32
lebih dekat kepada garis optimum pandangan sebesar 15 . Seperti yang terlihat pada
gambar dibawah ini.
33
34
Menempatkan seluruh alat dan material dalam area kerja yang normal
Pada setiap gerakan, jarak sangat berpengaruh. Semakin besar jarak yang
ditempuh, semakin besar tenaga, waktu dan kontrol yang dikeluarkan. Maka dari itu
penting untuk mengurangi jarak. Selain itu ada baiknya seluruh alat dan material
35
ditempatkan pada tempat yang pasti agar dapat mengurangi waktu mencari alat
teresebut.