A. Patofisiologi
Apabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan tersebut
mengakibatkan jaringan tidak mampu menahan kekuatan yang mengenainya. Maka
tulang menjadi patah sehingga tulang yang mengalami fraktur akan terjadi perubahan
posisi tulang, kerusakan hebat pada struktur jaringan lunak dan jaringan disekitarnya
yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan yang mengelilinginya
(Long, B.C, 2000). Periosteum akan terkelupas dari tulang dan robek dari sisi yang
berlawanan pada tempat terjadinya trauma. Ruptur pembuluh darah didalam fraktur,
maka akan timbul nyeri. Tulang pada permukaan fraktur yang tidak mendapat
persediaan
darah
akan
mati
sepanjang
satu
atau
dua
millimeter.
traksi
Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.
Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.
Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan (masase, perubahan posisi)
Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam, imajinasi
distal cedera.
2.
Hindarkan restriksi sirkulasi akibat tekanan bebat/spalk yang terlalu ketat.
3.
Pertahankan letak tinggi ekstremitas yang cedera kecuali ada kontraindikasi
adanya sindroma kompartemen.
4.
Berikan obat antikoagulan (warfarin) bila diperlukan.
5.
Pantau kualitas nadi perifer, aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan kulit
distal cedera, bandingkan dengan sisi yang normal.
Dx 5 Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan kehilangan volume cairan
Intervensi :
1. Observasi adanya kehilangan cairan yang tinggi
2. Pantau perdarahan
3. Pantau status hidrasi