BIOFARMASETIKA
Percobaan II
PENETAPAN WAKTU PENGAMBILAN CUPLIKAN, PEMILIHAN DOSIS
DAN ASUMSI MODEL KOMPARTEMEN
Disusun oleh:
1. Nur Eka Aprilinda (1041311113)
2. Nurul Fitri Rizkilla (1041311118)
3. Poppy Yoananda
(1041311123)
PROGRAM S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI
SEMARANG
2014/2015
Percobaan 2
PENETAPAN WAKTU PENGAMBILAN CUPLIKAN, PEMILIHAN DOSIS
DAN ASUMSI MODEL KOMPARTEMEN
I.
TUJUAN
1. Mampu memperkirakan model kompartemen kinetika obat berdasarkan
kurva semi logaritmik kadar obat dalam darah terhadap waktu.
2. Mampu menetapkan jadwal dan jumlah cuplikan serta lamanya sampling
untuk pengukuran parameter farmakokinetika berdasarkan model
kompartemen yang telah ditetapkan.
3. Mampu menentukan dosis obat bagi hewan uji dengan tepat.
II.
DASAR TEORI
Pada eliminasi zat aktif suatu obat dipahami dengan waktu paruh yang
menunjukkan periode waktu, dimana jumlah zat aktif suatu obat berkurang
sampai dengan setengahnya. Sebagai ukuran adalah kadar yang diukur di
dalam plasma dan dipakai istilah waktu paruh plasma. Adanya pengertian
waktu paruh suatu obat dimungkinkan suatu perkiraan lamanya obat dalam
dosis tunggal berefek. Dengan demikian waktu paruh adalah sebagai dasar
terpenting untuk pembuatan skema pemberian obat. Aspek-aspek berikut
adalah penting sebagai pedoman klinis :
1. Apabila waktu paruh diketahui lebih pendek daripada interval pemberian
obat, maka ada kemungkinan suatu periode di mana obat yang tidak
berefek. Sebaliknya apabila waktu paruh ternyata lebih panjang daripada
interval pemberian obat, maka memberikan kemungkinan akumulasi obat
tersebut di dalam tubuh.
2. Pemberian dosis dobel memperpanjang lamanya obat berefek hanya
sekitar satu waktu paruh. Pada obat-obatan yang mempunyai waktu paruh
pendek, mengharapkan terapi yang intensif dengan cara memberikan dosis
yang lebih besar adalah tidak banyak berarti.
(Dr. Untung Widodo,1993)
adalah
model
kompartemental,
dimana
keadaan
tubuh
Model Kompertemen
Kompartemen bukan suatu daerah anatomi yang nyata, melainkan
dianggap sebagai suatu jaringan yang mempunyai aliran darah dan afinitas
obat yang sama. Model kompartemen di dasarkan atas anggapan linier
yang menggunakan persamaan diferensial linier. (Shargel, dkk., 2005).
Tetapan laju reaksi digunakan untuk menyatakan semua proses laju
obat masuk dan keluar dari kompartemen. Untuk menganalisis data yang
diperoleh dari percobaan, model kompartemen dapat dibedakan menjadi
sistem satu dan dua kompartemen terbuka. (Shargel, dkk., 2005).
Model kompartemen dibagi menjadi dua yaitu :
ke
Volume
Obat masuk
(V)
Obat keluar
(Wagner.JG.1993)
Kompartemen
pusat
Kompartemen
perifer
Ke
Obat keluar
Gambar 2. Model kompartemen dua terbuka
(Wagner.JG.1993)
yang berubah menjadi metabolit berdasarkan data dosis tunggal dari obat
dan metabolitnya. Pada pemberian obat dosis tunggal, sample darah hanya
diambil sampai waktu tertentu (t* ) dan konsentrasi tertentu (C*). Oleh
karena itu pada perhitungan AUC dari t sampai t~ (AUCo) mengikuti 2
langkah, langkah yang pertama yaitu perhitungan AUC dari t sampai t*
dengan menggunakan metode trapezium, sedangkan langkah kedua yaitu
menghitung dari t* sampai t~. Dengan persamaan sebagai berikut :
8. C . dt = C* .............(1)
t* K
Harga k = 2,303 slope fase terminal kurva logaritma kadar lawan waktu.
Klirens merupakan sebagai fungsi dan kemampuan intrinsik yang dapat
memetabolisme suatu obat dari organ khusus seperti ginjal dan liver.
Kecepatan obat yang masuk melalui organ sama dengan hasil kali
aliran darah dengan konsentrasi darah di vena, sedangkan kecepatan obat
yang meninggalkan organ sama dengan hasil kali aliran darah dengan
konsentrasi di vena. Perbedaan antara kecepatan masuk dan kecepatan
keluar obat disebut dengan kecepatan eliminasi, yaitu dengan persamaan =
Q (CA CV).............(2)
Acetaminophen (BM:151,16)
OH
O
N
H
acetaminophen
Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian
Kelarutan
Labu takar
Mikro pipet
Pipet ukur
Pipet volume
Tabung reaksi
Scalpel
Holder
Evendrop
Vortex mixer
Centrifuge
Kuvet
Spektrofotometer
BAHAN
Paracetamol
TCA 20 %
NaNO2 0,1%
Asam sulfamat 0,5%
N (1-naftil ) etilendiamin 0,1%
NaOH 0,1 N
Aquadest
Heparin
HEWAN UJI
IV.
Tikus
SKEMA KERJA
PARACETAMOL
Pembuatan Larutan Stock Kurva Baku Paracetamol
Ditimbang Paracetamol 100,0 mg
DAFTAR PUSTAKA