Wanita 33 tahun dengan kemerahan di tangan dan munculnya vesikel kecil, kulit mengelupas,
dan kulit retak yang berselang, yang terasa gatal pada telapak tangan, jari, dan punggung
tangan. Wanita tersebut memiliki dua anak dan bekerja sebagai perawat di rumah sakit.
Wanita tersebut memiliki riwayat eksim saat masa kanak dan alergi kontak terhadap nikel.
Bagaimana penangan kasus ini?
MASALAH KLINIS
Eksim tangan, disebut juga dermatitits tangan, merupakan inflamasi pada kulit tangan;
beberapa orang dengan eksim tangan juga mengalami eksim kaki. Tanda klinis khas
diantaranya kemerahan, infiltrasi kulit, kulit mengelupas, oedem, vesikel, area hiperkeratosis,
kulit retak, dan erosi. Hal ini umum terjadi dengan prevalensi 4% diantara dewasa pada
keseluruhan populasi, dan prevalensi satu tahun mencapai 10%, tergantung dari keparahan
penyakit. Insiden kasus terkait pekerjaan (yang mana biasanya lebih parah daripada kasus
pada keseluruhan populasi) dilaporkan terjadi pada tenaga kesehatan dengan 0,7-1,5 kasus
per 1.000 pekerja tiap tahun, dengan insiden lebih tinggi diantara pekerjaan tertentu, seperti
penata rambut.
Manifestasi eksim tangan cenderung beragam keparahan dan penampakannya. Kulit
retak dan kulit melepuh mungkin menghambat separuh atau keseluruhan performa dari
pekerjaan manual, yang mengakibatkan disabilitas dan kerugian ekonomi.
Penyebab eksternal tersering dari eksim tangan adalah kontak dengan iritan atau agen
beracun (contohnya air, sabun), mengakibatkan dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak
alergika lebih jarang daripada dermatitis kontak iritan dan menggambarkan kontak alergi
dengan substansi spesifik, seperti karet, nikel, atau parfum. Dermatitis atopik merupakan
penyebab endogen dari eksim tangan; sepertiga sampai setngan pasien dengan eksim tangan
memiliki atopi, dan atopi bermanifestasi secara eksklusif sebagau dermatitis pada tangan.
Pada banyak pasien, eksim tangan terjadi karena berbagai penyebab. Sebagai tambahan,
terdapat beberapa tipe eksim tangan dengan penyebab yang tidak diketahui. Diantaranya
eksim hiperkeratotik, eksim vesikuler rekuren (pompholyx, eksim dishidrosis), eksim
numular, dan pulpitis (dermatitis jari kronik). Istilah eksim dishidrosis dan pompholyx
biasanya dipakai untuk eksim vesikuler akut yang berlawanan dengan eksim vesikuler kronik.
Tes cukit, atau menentukan IgE spesifik alergen di dalam serum, secara umum
memiliki hasil yang terbatas, meskipun hal ini sangat berguna pada kasus dermatitis kontak
preotein atau urtikaria kontak yang disebabkan oleh preotein latex atau protein ikan. Urtikaria
kontak berulang dapat menjadi eksim, mempersulit diagnosa klinis; pada beberpa kasus, tes
cukit dapat berguna. Menguji sensitivitas pada alergen inhalasi (contohnya debu, bulu ucing,
serbuk bunga) sangat tidak dianjurkan, sejak tidak adanya bukti kuat yang menunjukan
paparan terhadap alergen tersebut dapat mempovokasi eksim tangan.
Penatalaksanaan
Meskipun tampak logis untuk berasumsi bahwa identifikasi dan eliminasi faktor
penyebab dapat menyembuhkan eksim tangan, hal ini jarang berhasil pada praktiknya karena
penyebab dari penyakit bersifat multfaktorial, terutama pada pasien dengan eksim tangan
kronik. Meskipun demikian, terapi tidak akan berhasil jika faktor penyebab atau faktor
kontribusi tidak dieliminasi.
Terapi segera dianjurkan karena eksim tangan memiliki kecenderungan untuk menjadi
kronik, yang mana pada kasus resisten terhadap terapi topikal sangat sering terjadi. Strategi
terapi terbaru berdasarkan pengalaman klinis dan mungkin berbeda pada tiap negara.
Beberapa terapi sudah dievaluasi menggunakan penelitian acak terkontrol, dan penelitian
tersebut tidak membedakan tipe eksim.
Pelembab, Pelembut, dan Pelindung Kulit
Penggunaan teratur dari pelembab dan pelembut kulit secara rutin sangat dianjurkan;
pada banyak penelitian tentang terapi lain untuk eksim tangan, penggunaan pelembut kulit
diperbolehkan. Salep lebih dianjurkan daripada krim, karena krim mungkin berisi pengawet
yang berpotensi mensensitisasi dan pengemulsi yang iritatif. Pelembut berbahan petrolatum
dan yang berisi ceramide (lemak kulit) berpengaruh baik pada terapi. Tidak terdapat
keuntungan yang signifikan terhadap penambahan pelembab yang berisi urea pada pemakaian
glukokortikoid topikal (betamethason). Krim pembatas sering dianjurkan untuk mencegah
dermatitis kontak karena pekerjaan, namun tidak memiliki efek perlindungan jangka panjang.
Terdapat keuntungan dari edukasi perawatan kulit dan konseling individu. Intervensi
termasuk instruksi oral dan tertulis pada penggunaan sarung tangan dan rekomendadi
penghindaran iritan di rumah dan tempat kerja.
Retinoid Oral
Retinoid oral berguna pada eksim tangan kronik, khususnya pada subtipe
hiperkeratotik. Retinoid cenderung lebih dipilih daripada immunosupresif oral karena
keamanan. Efek samping penggunaan retinoid diantaranya kulit kering (terutama bibir), dan
peningkatan lemak darah. Retinoid merupakan teratogenik, perlu kehati-hatian penggunaan
sebelum kehamilan.
Agen Imunosupresif Oral
Terapi imunosupresif diggunakan pada pasien eksim tangan yang tidak berespon
dengan penggunaan terapi topikal atau fototerapi (atau retinoid, saat penggunaanya
diperbolehkan). Penggunaan agen imunosupresif didasarkan pada bukti keberhasilan untuk
pengobatan dermatitis atopik. Cyclosporine merupakan agen yang paling sering digunakan.
Risiko potensial penguunaannya diantaranya hipertensi, penurunan fungsi ginjal, dan sekuele
imunosupresi. Beban dari eksim harus lebih berarti daripada risiko penggunaanya.
Agen lain yang biasanya digunakan pada praktik termasuk azathioprine,
mycophenolate mofetil, dan methotrexate dosis rendah, meskipun bukti masih sedikit yang
menunjukkan keberhasilan terapi. Semua terapi imunosupresif memiliki risiko serius efek
samping (keracunan hematologi dan hepatologi, infeksi, dan efek jangka panjang
imunosupresif lainnya).
KETIDAKPASTIAN
Jika eksim tangan menjadi kronik, pengklasifikasian menjadi tidak mungkin.
Pemahaman lebih baik mengenai klinikopatologis dari tipe yang berbeda pada eksim tangan
mungkin menambah klasifikasi dan pilihan terapi. Kemajuan penelitian mengenai
pemahaman terhadap peran genetik dan epigenetik dan perubahan pada fungsi pertahanan
kulit sudah ditemukan, namun masih perlu penelitian lebih lanjut.
PEDOMAN
Pedoman sudah dipublikasi oleh komunitas medis profesional di beberapa negara.
Terdapat tambahan konsensus dan pedoman pakar. Terdapat juga pedoman penggunaan
glukokortikoid topikal dan penggunaan fototerapi untuk eksim tangan.
LAMPIRAN
o Dermatitis
Kontak o Dermatitis
Iritan
Terlihat
Manifestasi:
eksim
vesikuler
ketiadaan
mengelupas.
Dermatitis
eksim
o Dermatitis
dari
tipe
biasanya
ini
dan
muncul
bersamaan
Vesikuler o Eksim Nummular
o Pulpitis
Berulang
Pada
eksim dishidrosis
anak
merupakan
Tidak ada tes yang berguna untuk menilai reaksi iritan; diagnosis
biasanya
berdasarkan
ketiadaan
kontak
alergi,
yang
dinilai
kontak iritan.
Dermatitis Kontak Alergi
Kondisi ini biasanya menggambarkan tipe terlambat, mediasi limfosit t
kontak alergi terhadap substansi kimia.
Alergen kontak khas biasanya nikel (peralatan, perhiasan), chromate
(kulit, semen), karet (sarung tangan), kosmetik.
Penyerapan jumlah alergen dapat memprovokasi eksim tangan,
biasanya jarang.
Diagnosis didukung oleh riwayat paparan dikominasikan dengan reaksi
Kondisi ini umum pada geriatri dan pria. Penyebab belum diketahui.
Dermatitis Jari Kronik / Pulpitis
Kondisi ini bermanifestasi kering, retak, terkelupas pada jari, dengan
terdapat vesikel. Merupakan kontak alergi. Meskipun manifestasinya
sedang, kondisi ini cenderung menjadi hambatan pekerjaan di kantor.
o Psoriasis
o Pustulosis
Palmoplamtaris
o Mikosis
Vesikel
berkelompok,
Pustul
Steril,
pustular
psoriasis
o Self-Induced Lessions
Riwayat
tidak
Satu
tangan,
merah
dan
Poin Klinis
o Intervensi cepat dibutuhkn pada eksim tangan karena cenderung menjadi
kronis
o Pada banyak kasus, menggambarka kombinasi dari dermatitis kontak iritan
dan faktor endogen (atopi), namun kontak alrgi harus dikesampingkan
o Penghindaran iritan, penggunaan salep pelembut kulit, penggunaan
glukokortikoid topikal merupakan lini pertama pengobatan
o Pasien yang tidak berespon dengan terapi awal, pilihan selanjutnya
menggunakan fototerapi atau oral retinoid
o Agen imunosupresi oral (cyclosporine)
merupakan
pilihan
terakhir.
Penatalaksanaan Eksim
Saat Pemeriksaan Awal
Anamnesis Lengkap (Pekerjaan)
Paparan alergen dan iritan
Singkirkan infeksi
Inisiasi program perlindungan
kulit: penghindaran alergen/iritan,
pemakaian pelembab topikal
Rujukan - Sekunder
Evaluasi Diagnosis
Anamnesis Mendetail
Tes Tempel
Pertimbangan Tes Cukit ? Serum
IgE
Evaluasi Penatalaksanaan dan
perlindungan kulit, modifikasi
dosis dan jenis topikal
Pertimbangkan tacrolimus
YA
Cek Ketaatan
Evaluasi 4
mggu
Lanjutkan
Terapi
PERBAIKAN?
TIDAK
Acitcretin
Alitretinoin
YA
PUVA
Cyclosporin
Azathioprine
Oral Glukokortikoid
YA
TIDAK
RUJUK
Tapering Dose
Glukokortikoid
Methotrexate, Mycophenolate
Methotrexate, Mycophenolate