Anda di halaman 1dari 7

GAYA TEKTONIK

Nama: Putri Windy Aryanti


NIM: 113140077
Tugas: Geologi Kelautan

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


VETERAN YOGYAKARTA

. Gerak Tektonik Orogenesa


Gerak tektonik orogenesa adalah gerakan kulit bumi yang relatif cepat meliputi daerah yang
sempit. Arah gerakan lapisan kulit bumi secara vertikal maupun horizontal. Arah gerakan inilah yang
menyebabkan terjadinya pengangkatan dan penurunan permukaan bumi. Misalnya pembentukan
Deretan Sirkum Pasifik merupakan contoh dari Gerak Tektonik Orogenesa ini.
Proses orogenesa ini akan menghasilkan tekanan pada lapisan batuan, jika tenaga tersebut terjadi
pada lapisan kulit bumi yang keras maka akan menyebabkan terjadinya patahan. Kekuatan tenaga
endogen mampu menekan struktur batuan yang keras sehingga struktur batuan terpisah atau lepas.
Hasil gerak orogenesis biasanya berupa pegunungan lipatan (contoh pegunungan Kendeng di pulau
Jawa) dan pegunungan patahan seperti pegunungan selatan pulau Jawa dan pulau Nusa
Kambangan. Keseluruhan proses pembentukan pegunungan disebut orogenesis.
Gerak orogenesa menyebabkan terjadinya patahan, lipatan, pelengkungan dan peretakan. Gerak
orogenesis juga dapat menyebabkan depresi kontinental yaitu tanah turun sehingga permukaan
bumi lebih rendah dari sekitarnya.

1. Patahan
Patahan terjadi karena 2 hal, yaitu:
1) Tenaga endogen yang bergerak secara bersamaan baik horizontal maupun vertikal pada lapisan
batuan yang keras dan melampaui elasitas batuan, sehingga kulit bumi menjadi patah atau retak.
2) Terdapat pengurangan isi lapisan dalamkerak bumi seperti akibat letusan vulkanisme.
Bidang tempat patah atau retaknya kulit bumi disebut bidang patahan. Bidang yang mengalami
pergeseran disebut Sesar / Fault.Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa karena
rapuh.
Bentuk-bentuk Patahan
a. Graben / Slenk
Bagian dari patahan yang lebih rendah dari sekitarnya / bagian yang mengalami pemerosotan atau
penurunan.
b. Horst / sembul
Bagian kulit bumi yang terangkat atau bagian patahan yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya.

Patahan bisa terjadi baik karena gaya regang maupun gaya tekan (arah panah gaya tekan saling berhadapan)

c. Patahan Normal
Kedua bagian terpatah, sehingga satu bagian batuan naik dan bagian lainnya turun.

Pada patahan normal kelihatan lapisan batuan terangkat naik

d. Patahan Rebah / Thrush Fault


Patahan yang terjadi setelah terbentuknya lipatan. ini terjadi karena tekanan salah satu sisi lipatan
lebih kuat sehingga struktur batuan / lapisan batuan rebah dan terjadi patahan, sehingga lapisan
tengah terbalik susunannya.
e. Sesar Geser
Struktur patahan yang bergeser horizontal searah dengan garis poros.

Berbagai kenampakan Sesar

Pembentukan pegunungan oleh proses diastropisme tidak disertai dengan pembentukan magma,
sehingga pegunungan yang terbentuk bukanlah pegunungan berapi atau pegunungan aktif.
Pegunungan berapi terbentuk apabila diatas pegunungan patahan atau lipatan tersebut terbentuk
pegunungan baru akibat aktifitas vulkanisme.

2. Lipatan
Lipatan adalah bentuk permukaan bumi yang bergelombang disebabkan oleh tenaga endogen yang
arahnya mendatar (horizontal) pada lapisan kulit bumi yang elastis.

Proses terjadinya lipatan

Pada saat tenaga endogen bergerak secara mendatar pada lapisan kulit bumi yang elastis, lapisan
batuan mendapat tekanan yang kuat dan mengakibatkan lapisan kulit bumi terangkat dan apabila
tenaga endogen itu terus bekerja akan mengakibatkan lipatan miring. Hal ini mengakibatkan
terbentuknya perbukitan (antiklinal) dan lembah (sinklinal)daerah lipatan yang tinggi yang
merupakan puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan sedangkan bagian yang rendah / lembah
disebut sinklinal.
Bentuk-bentuk lipatan

a. Lipatan Normal

Lipatan normal terjadi jika dua tenaga penekanan mempunyai kekuatan yang sama dan saling
berhadapan. Bentuk lipatan ini meiliki dua lapisan yang seimbang lerengnya.
b. Lipatan Asimetris
Lipatan asimetris terjadi apabila salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain. Bentuk
lipatan ini memiliki lereng yang curam.
c. Lipatan Tumpang Tindih
Lipatan tumpang tindih terjadi jika salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain, sehingga
terdapat lapiisan batuan yang menumpang pada batuan lainnya akibatnya terbentuk lapisan batuan
yang hampir paralel.
Contoh Lipatan :
Lipatan pegunungan tua (pegunungan ural dan pegunungan allegani).
Lipatan pegunungan muda (rangkaian pegunungan mediterania dan sirkum pasifik).
Pegunungan lipatan terbentuk oleh gerakan mendatar kulit/kerak bumi pada lipatan endapan yang
lentur dan elastis.
Jenis-jenis struktur lipatan:
a) Jalur pegunungan lipatan, yaitu rangkaian pegunungan lipatan yang sangat panjang melintasi
beberapa benua dan berdampingan dengan pulau di dasar laut. Hal ini terjadi karena tumbukan
lempeng samudera dan lempeng benua, lempeng benua yang lebih berat massanya akan
menyusup ke bawah, sedangkan lempeng samudera yang ringan akan terangkat.
b) Dome, adalah pegunungan lipatan yang membulat karena tekanan mendatar datang pada arah
dan waktu yang sama, misalnya dome Sangiran di Jawa Tengah. Basin adalah cekungan yang
membulat karena daerah disekitarnya terangkat naik.
c) Lipatan tunjam, adalah struktur pegunungan lipatan yang bagian garis porosnya menunjam
membentuk sudut terhadap bidang datar.
d) Lipatan komplek, adalah jenis lipatan yang terdapat di jalur pegunungan besar. Jalur pegunungan
sebagai antiklinal besar, sedangkan jalur diatasnya terdapat antiklinal dan sinklinal kecil berbagai
tipe.

3. Pelengkungan

Lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapatkan tekanan vertikal akan membentuk
struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan
dapat mengarah ke bawah membentuk seperti mangkuk yang disebut basin.

4. Retakan
Retakan terjadi karena adanya gaya regangan pada lapisan batuan sehingga menyebabkan batuan
menjadi retak.

Retakan

B. Gerak Tektonik Epirogenesa


Gerak epirogenesa adalah gerak kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung lama dan meliputi
daerah yang luas. Arah gerakan epirogenetik adalah naik turun atau gerakannya ada yang keatas
atau kebawah.
Gerakan epirogenetik akan membentuk dataran tinggi sebagai akibat adanya pengangkatan pada
lapisan batuan dan juga mengakibatkan turunya daratan sehingga membentuk dataran rendah.

Gerak tektonik epirogenesa dibagi 2 macam


1. Gerak eprogenetik positif, yaitu gerak yang menyebabkan turunnya lapisan kulit bumi atau
daratan sehingga permukaan air laut seakan-akan naik. Contoh : turunnya pulau-pulau di Indonesia
Bagian Timur, seperti Kepulauan Maluku dan Pulau-Pulau Barat Daya sampai Pulau Banda.
Turunnya muara sungai Hudson di Amerika. Turunnya lembah sungai Kongo di Afrika.

2. Gerak Epirogenetik negatif, yaitu gerak yang menyebabkan naiknya daratan sehingga permukaan
air laut seakan-akan turun. Contoh : naiknya dataran tinggi di Colorado di Amerika. Naiknya Pulau
Timor dan Pulau Buton di Indonesia.

Jadi gerakan epirogenetik menyebabkan terbentuknya Dataran Tinggi dan Dataran Rendah pada
permukaan bumi.

Sumber: http://azanulahyan.blogspot.co.id/2014/08/gerak-tektonik-orogenesa-dan-epirogenesa.html

Anda mungkin juga menyukai