LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama
: KAR
Usia
: 36 tahun
Agama
: Hindu
Pekerjaan
Alamat
Bangsa
: Indonesia
Status Perkawinan
: Menikah
Nama Suami
: MM
Pekerjaan
: Petani
Tanggal MRS
Tanggal Pemeriksaan
3.2.Anamnesis
1. Keluhan Utama
Sakit perut hilang timbul sejak pukul 07.00 WITA (27 Oktober 2013). Sakit
perut awalnya dirasakan dari perut bawah dan atas dan juga dirasakan menjalar
sampai ke pinggang, makin lama makin sering dan dirasakan makin keras dan
makin sering serta tidak hilang dengan istirahat.
Keluar air (+) pada pukul 13.00 WITA (27 Oktober 2013).
Gerak anak dirasakan baik oleh pasien, awalnya di bagian atas pusat tetapi
terakhir terasa pindah ke bagian bawah.
2. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 14 tahun, dengan siklus teratur setiap 28 hari, lamanya 3-5 hari
tiap kali menstruasi
: 14 Januari 2013
Taksiran Partus
: 21 Oktober 2013
3. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah satu kali dengan suami yang sekarang sudah 8 tahun.
4. Riwayat Persalinan :
1. Laki-laki, 2.900 gram, spontan, RSUD, 7 tahun
2. Hamil saat ini
5. Riwayat Ante Natal Care (ANC)
Pasien memeriksaan kehamilannya di bidan secara teratur. Dikatakan terjadi
peningkatan berat badan selama kehamilan 12 kg, tekanan darah selama kehamilan
normal (110-120/80 mmHg). Imunisasi TT 2x dan tablet SF 1 kali setiap hari sejak
trimester kedua. Gerak anak mulai dirasakan sejak bulan Mei 2013. Pasien pernah
melakukan USG 2 kali dengan hasil dikatakan normal.
6. Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
7. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu dan dalam keluarga seperti asma,
penyakit jantung, diabetes melitus, dan hipertensi
3.3 Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum
: Baik
Tinggi Badan
: 153 cm
Berat Badan
: 60 kg
Kesadaran
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Respirasi
: 20x/menit
: 37,7C
Status General
Kepala
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
: Akral hangat:
Oedem:
Status Obstetri
Mammae
Inspeksi
Hiperpigmentasi areola mammae +/+
Abdomen
Inspeksi
Tampak perut membesar ke depan, disertai adanya striae gravidarum (striae albicantes),
tidak tampak bekas luka sayatan operasi.
Palpasi
Pemeriksaan Leopold
I. TFU 3 jari dibawah processus xiphoideus. Teraba bagian bulat dan lunak. Kesan bokong.
II. Teraba tahanan keras di kiri (kesan punggung) dan teraba bagian kecil di kanan.
III. Teraba bagian bulat, keras dan susah digerakkan (kesan kepala).
PLT
BT
: 110 (1-5)
CT
: 720 (5-15)
3.5 Diagnosis
G2P1001, 40-41 minggu, Tunggal/Hidup, PK I (keluar air), Kasep
PBB : 3410 gram
3.6 Penatalaksanaan
Tx : Usul SC
Mx : Keluhan, VS
KIE: Pasien dan keluarga tentang keadaan janin dan rencana tindakan
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Respirasi
: 20x/menit
: 36,9C
Status general
Status obstetri
Abdomen
Vagina
Assesment
Pdx
Tx
:
-
Mx
KIE
Tabel observasi 2 jam post operasi
Jam
I
II
Waktu
TD
Suhu
Tinggi
Kontraksi
Kandung
Perdarahan
(mmHg)
(x/mnt)
(C)
f. uteri
uterus
kemih
aktif
21.30
21.45
130/80
130/80
80
82
36,7
1 jr bpst
1 jr bpst
+
+
kosong
kosong
22.00
120/80
84
1 jr bpst
kosong
22.15
22.30
23.00
120/80
120/70
120/70
88
84
82
1 jr bpst
2 jr bpst
2 jr bpst
+
+
+
kosong
kosong
kosong
36,6
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
Diagnosis
Sesuai dengan definisinya, partus kasep mrupakan suatu keadaan dimana
persalinan mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga menimbulkan
komplikasi baik pada ibu ataupun anaknya. Kemacetan persalinan yang berakibat
pada lamanya proses persalinan dapat diakibatkan oleh power (tenaga), passage
(ukuran panggul), passenger (bayi) atau provider (penolong). Komplikasi yang
dapat terjadi pada ibu berupa vulva/portio edema, demam atau febris, gangguan
keseimbangan asam basa atau elektrolit dan asidosis, infeksi intrauterin sampai
sepsis, dehidrasi sampai syok, dan robekan jalan lahir sampai robekan rahim
(ruptur uteri). Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dapat berupa
caput succedaneum, gawat janin bahkan sampai kematian janin.
Pada pasien ini didapatkan kemacetan dalam proses persalinan sehingga
berlangsung lama. Hal ini diketahui dari pembukaan serviks yang tidak maju (dari
pukul 15.00 sampai 19.30, pembukaan serviks tetap 8 cm). Temuan ini kemudian
dimasukkan ke dalam partograf WHO dan didapatkan kesimpulan sudah melewati
garis waspada. Penyebab kemacetan yang dicurigai pada pasein ini adalah
mungkin diakibatkan oleh faktor penolong atau terdapatnya lilitan tali pusat.
Kecurigaan ini didasarkan oleh karena tidak ditemukannya kelainan pada faktor
tenaga, panggul, dan janin. Faktor tenaga tidak ditemukan kelainan didapatkan
dari his yang adekuat yaitu sebanyak 3-4 kali setiap10 menit selama 35 40 detik.
Ukuran panggul bisa dianggap normal karena pada kehamilan pertama, pasien
melahirkan secara pervaginam. Meskipun demikian, harus dilakukan pemeriksaan
lanjutan untuk membuktikan kenormalan faktor panggul tersebut. Adapun dari
faktor bayi bisa dikatakan normal karena perkiraan berat bayi sebesar 3410 yang
masih bisa dilahirkan secara pervaginam. Selain itu bersasarkan pemeriksaan fisik
dan USG didapatkan bayi dengan posisi letak kepala tanpa kelainan yang dapat
mengganggu proses persalinan pervaginam.
Selain proses persalinan yang berlangsung lama, persalinan kasep ditandai dengan
ditemukannya komplikasi pada ibu dan janin. Pada pasien ini ditemukan
komplikasi berupa hipertermia (37,7oC) , leukositosis (23,31 x 103/L), dan portio
edema. Sedangkan komplikasi pada bayi ditemukan adanya caput succedaneum.
4.2.
Penatalaksanaan
Prinsip utama penatalaksanaan persalinan kasep adalah mempercepat proses
persalinan disamping mempertahankan keadaan ibu dan bayi tetap stabil.
Persalinan pervaginam tetap dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti vakum
ataupun forceps dan apabila syarat untuk persalinan pervaginam atau syarat untuk
penggunaan alat bantuan tidak terpenuhi maka dipertimbangkan untuk melakukan
operasi.
Pada pasien ini syarat untuk persalinan pervaginam terpenuhi jika dilihat dari
faktor power (tenaga), passage (ukuran panggul), dan passenger (bayi). Akan
tetapi karena terjadi kemacetan persalinan, maka pilihan selanjutnya adalah
persalinan pervaginam dengan bantuan alat berupa forceps atau vakum apabila
syarat penggunaan alat terpebuhi. Syarat penggunaan vakum adalah pembukaan
minimal 7 cm serta harus ada kontraksi uterus dan ada tenaga mengejan,
sedangkan syarat untuk dilakukannya forceps adalah janin harus dapat lahir
pervaginam, pembukaan serviks lengkap, kepala janin sudah cakap, kepala janin
harus dapat dipegang oleh forceps, janin hidup, serta ketuban sudah pecah. Pada
pasien ini terdapat beberapa syarat pengunaan alat yang tidak terpenuhi,
diantaranya adalah pembukaan yang belum lengkap sehingga tidak bisa digunakan
forceps. Penggunaan vakum sebenarnya masih bisa dilaksanakan tapi karena pada
bayi terdapat caput succedaneum dan efek samping vakum adalah timbulnya caput
succedaneum, maka penggunaan vakum tidak bisa dilakukan. Karena persalinan
pervaginam dengan bantuan alat tidak bisa dilakukan, maka pada pasien ini
dikerjakan operasi untuk terminasi kehamilannya.
BAB V
KESIMPULAN
1. Partus kasep merupakan suatu keadaan persalinan yang mengalami kemacetan dan
berlangsung lama sehingga menimbulkan komplikasi pada ibu dan janin. Faktor
predisposisinya adalah kelainan tenaga, kelainan panggul, kelainan janin, dan faktor
penolongnya sendiri.
2. Adapun tanda dan gejalanya adalah tergantung pada komplikasi yang terjadi pada
ibu maupun janinnya. Sedangkan penatalaksanaannya sangat tergantung pada
kecepatan dan ketepatan dalam mengambil tindakan seperti memperbaiki keadaan
umum ibu dan terminasi kehamilan sesuai dengan kondisi ibu dan bayi.
3. Pada pasien ini didiagnosis mengalami persalinan kasep karena pembukaan serviks
yang tidak maju (dari pukul 15.00 sampai 19.30, pembukaan serviks tetap 8 cm).
4. Pada pasien ini dilakukan operasi untuk terminasi kehamilan karena terdapat
beberapa syarat yang tidak terpenuhi untuk persalinan pervaginam dengan bantuan
alat.