Anda di halaman 1dari 17

1.

o
o
o
o
o
o

Kardiomiopati adalah suatu penyakit miokard yang menyerang pada otot jantung (Myocard)
dan penyebabnya tidak diketahui.
Penyakit ini dapat ditemukan pada semua jenis kelamin pria dan wanita, pada semua
golongan umur.
Pembagiannya :
Kardiomiopati Kongestif/Dilatatif.
Kardiomiopati Kongestif adalah suatu penyakit miokard yang primer atau idiopatik yang
ditandai dengan adanya dilatasi dari rongga-rongga jantung dan gagal jantung kongestif.
Mulainya secara perlahan, gejala payah jantung menjadi progresif dalam kurun waktu
beberapa bulan.
Etiologinya :
Tidak diketahui.
Ada hubungannya dengan;
Pemakaian alkhohol yang berlebihan.
Gravidarum dan puerperium.
Hipertensi sistemik.
Infeksi virus.
Kelainan autoimun.
Pengaruh zat-zat fisik dan kimiawi.
Gejalanya :
Payah jantung komgestive terutama kiri.
Capek dan lemas.
Dapat disertai tanda-tanda emboli sistemik dan paru.

2.

Kardiomiopati Hipertrofik.
Kardiomiopati Hipertrofik adalah Hipertrofi ventrikel tanpa penyakit jantung atau sistemik
lain yang dapat menyebabkan Hipertrofi ventrikel ini. Ditandai dengan penebalan
(hipertrofik) ventrikel kiri, dimana penebalan septum interventrikularis lebih mencolok.
Etiologi

Tidak diketahui.

Diduga berhubungan dengan sebab :


o
Genetik, famili, turunan.
o
Kelainan pada pembuluh darah koroner.
Gejala :

Dyspnoe, Angina pectoris.

Capek, palpitasi, sincope.


3.

Kardimiopati Restriktif.
Ditandai dengan adanya gangguan pada fungsi diastolik, dinding ventrikel sangat kaku dan
menghalangi pengisian ventrikel.
Etiologi:
Tidak diketahui.
Sering ditemukan pada : hemokromatosis, Deposisi glycogen, Endomyocardial, fibrosis,
eosinophilia.
Gejala :
Lemah, sesak nafas, payah jantung sebelah kanan, Tanda serta gejala sistemik;
hemokromatosis.

Kompliasi / penyulit :
Sinkope, gagal jantung, aritmia dan trombosis.
Pengkajian:
Type I :

Jantung dapat membesar sekali, bunyi jantung ke 3 dan 4 dapat terdengar.

Type II:

Pembesaran jantung ringan.

Pada apek teraba getaran sistolik dan kuat.

Bunyi jantung ke 4 biasanya terdengar.

Bising sistolik yang mengeras pada tindakan valsava.

Type III :

Pembesaran jantung sedang.

Bunyi jantung ke 3 dan ke 4 .

Regurgitasi mitralis atau trikuspidalis.

Pemeriksaan penunjang ;

Foto Thorax, pada kardiomiopathi dilatatif akan didapatkan kardiomegali dan edema
paru.

EKG, Akan tmpak Left Ventrikel hypertropi pada jenis kardiomiopati hypertropi..

Ekocardiografi ; dapat dilihat adanya dilatasi, penebalan pada jantung.

Pengobatan / penatalaksanaan:
Type I:

Tidak ada pengobatan spesifik, karena manifestasi klinis gagak jantung, pengobatan
gagal jantung, serta pemberian antikoagulan untuk mencegah trombosis.

Type II:

Karena manifeatasi klinis berupa Aritmia beta bloker. Obstruksi outflow saluran
ventrikel kiri, pemebadahan septum partial / dilakukan reseksi.

Type III:

Karena manifestasi klinis berupa gagal jantung; pengobatan gagal jantung, obat-obat
aritmia. Pembedahan reseksi endokard yang menebal.

Data persistem yang mungkin dapat muncul (kami identikkan dengan gagal jantung
congestif) dimana permasalahan pokoknya adalah kelemahan jantung yang menyebabkan
menurunnya cardiac out put.
Aktivitas / istirahat : Mungkin akan kita dapatkan data : insomnia, kelemahan / kecapaian
menurun , nyeri dada saat aktivitas, sesak nafas sat istirahat, perubahan status mental,
kelelahan, perubahan vital sign saat aktivitas.
Cirkulasi : adanya riwayat hipertensi, IMA, IMK, Irama ; disritmia, Edema, PVJ meningkat,
pembedahan jantung, endocarditis, anemia, SLE, shock septic, , penggunaan obat beta
bloker.
Eliminasi : penurunan pola, nocturia, warna kencing gelap, konstipasi, diare.
Makanan / cairan : anorexia, mual, muntah, pertamabahan beraat badan yang mencolok,
pembengkakan extremitas bawah, penggunaan deuretika, diet garam, distensi perut, oedema
anasarca, setempat, pitting udema. Diet tinggi garam, makanan olahan (diproses), lemak, gula
protein.
Kebersihan diri : indikasi penurunan kebersihan diri, kelelahan , menurunnya self care.
Nyaman / nyeri : Nyeri dada, menarik diri, perilaku melindungi diri, tidak tenang, gelisah,
sakit pada otot, nyeri abdomen ke atas, takut, mudah tersinggung.
Respirasi : sesak nafas , tidur stengah duduk, penggunaan banyak bantal, batuk dengan tanpa
sputum, nafas Crekles, Ronky (+), riwayat penyakit paru kronis, penggunaan alat bantu nafas.
Neuro sensori : kelemahan, pening, pingsan, disorientasi, perubahan perilaku, mudah
tersinggung.
Interaksi social : penurunan keikut serta dalam aktivitas social.

Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.

Penurunan cardiac output berhubungan dengan kerusakan otot miokard.


Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiac out put.
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongestif polmunal.
Rencana Keperawatan
Diagnosa Nomor 1.
Tujuan :Menurunkan beban jantung.
Kriterian : Vital sign dalam batas normal, bebas dari gejala gagal jantung, dyspnoe menurun.
Intervensi
Auskultasi nadi apical, kaji frekwensi,
irama jantung.
Catat bunyi jantung, palpasi nadi perifer,
pantau tekanan darah.
Kaji kulit terhadap pucat, dan sianosis.

Rasional.
Kondisi ini tachikardia.

Penurunan cardiac output tampak pada


nadi, dan tekakan darah.
Pucat indikasi penurunan perfusi ferifer,
cyanosis karena kongseti vena.
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi. Meningkatkan sediaan oksigen untuk
Tinggikan kaki, hindari tekanan pada
miokard.
bawah kulit lutut.
Menurunkan statis vena, dan insiden
Berikaan obat sesuai insruksi /
thrombus.
kolaborasi.: deuretika, Morphin,
Menurunkan preload, afterload .
Vasodilator

Diagnosa Nomor 2
Tujuan : Pasien dapat melakukan kegiatan sehari hari.
Kriterian : Dapat berpartisipasi dalam aktivitas, dapat memenuhi kebutuhan sendiri, vital sign
normal selama aktivitas.
Intervensi
Periksa vital sign sebelum dan segera
setalah latihan.
Catat respon cardiopolmunal terhadap
aktivitas.

Rasional.
Hypotensi ortostatik dapat terjadi karena
aktivitas.
Penurunan miokard untuk meningkatkan
secuncum selama aktivitas.
Kelemahan dapat terjadi karena efek obat.
Kaji penyebab kelemahan.
kelebihan aktivitas meningkatkan
decompensasi jantung.
Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas. Aktivitas tanpa mempengaruhi stress
Berikan bantuan dalam aktivitas, selingi
miokard/ kebutuhan oksigen berlebihan.
aktivitas dengan istirahat.
Peningkatan aktivitas bertahab
menghindari kerja jantung berlebihan.
Kolaborasi program rehabilitasii jantung /
aktivitas.

Diagnosa Nomor 3.
Tujuan :Pasien dan keluarga tahu pencegahan terulangnya gagal jantung Kongestif.
Kriterian : pasien dan keluarga mentaati program therapy, dapat menyebutkan tanda dan
gejala untuk intervensi cepat, merubah pola hidup yang dapat menimbulkan stress.
Intervensi
Diskusikan fungsi jantung normal dan
perbedaan kelainan pada jantung.
Kuatkan rasional pengobatan.
Diskusikan pentingnya menjadi seaktiv
mungkin, tanpa menjadi kelelahan dan
istirahat diantara aktivitas.
Diskusikan pentingnya pembatasan
natrium, berikan daftar kandungan natrium
pada makanan umum yang harus dibatasi.
Dskusikan obat, tuuan dan efek
sampingnya , berikan instruksi secara
verbal dan tertulis.
Anjurkan pasien makan makanan sesuai
dengan diet yang diberikan.

Rasional.
Pengatahuan meningkatan ketaatan pada
program pengobatan.
Pemahanan tentang obat dapat membantu
mengontrol gejala.
Aktivitas fisik berlebihan dapat berlanjut
menjadi kelemahan jantung.
Pemasukan diet natrium diatas 3 gr / hari
menghasilkan efek deuretik.
Pemahaman pasien dapat mencegah
terjadinya k0mplikasi.
Diat yang ditetapkan membatasi
masuknya natrium secara berlebihan.

Diagnosa Nomor 4.
Tujuan : Pertukaran gas adekwat dan pasien dapat bebas dari sesak.
Kriterian : Pasien tidak sesak, nilai GDA dalam batas normal.
Intervensi
Auskultasi bunyi naas, catat bunyi nafas,
romki, mengi,
Anjurkan pasien batuk efektif dan nafas
dalam.
Dorong perubahan posisi sesering
mungkin / setiap 2 3 jam .
Pertahankan tirah baring dengan dengan
kepala tempat tidur 20 30 derajat, posisi
semi fowler dan sokong tangan dengan
bantal.
Pantau GDA secara serial.
Berikan oksigen tambahan sesuai
indikasi.
Berikan obat sesuai indikasi. Deuretika:
Furosemid, bronkodilator. Aminophilin,

Rasional.
Indikasi kongesti paru / pengumpulan
skret.
Membersihan jalan nafas dan ,
memudahkan aliran oksigen.
Mencegah atelektasis dan pneumonia.
Menurunkan konsumsi oksigen,
meningkatkan ekspansi paru maksimal.
Hipoksemia dapat memberat selama
edema paru.
Meningkatkan konsentrasi oksigen
alveolar, mencegah hipoxemia jaringan.
Menurunkan kongesti alveolr,
meningkatkan pertukaran gas,

DAFTAR PUSTAKA
Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.
Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.
Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC.
Jakarta.
Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media aesculapius Universitas Indonesia.
Jakarta.
Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. EGC Jakarta.
Lewis T. (1993). Disease of The Heart. Macmillan. New York.
Marini L. Paul. (1991). ICU Book. Lea & Febriger. Philadelpia.
Morris D. C. et.al, The Recognation and treatment of Myocardial Infarction and ItsComplication.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. (1993). Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Krdiovaskuler. Departemen Kesehatan. Jakarta.
Tabrani. (1998). Agenda Gawat Darurat. Pembina Ilmu. Bandung.
(1994). Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Penyakit Jantung. Fakultas Kedokteran
Unair & RSUD dr Soetomo Surabaya

laporan kasus
ASUHAN KEPERAWATAN.klien dengan KARDIOMIOPATI
di ruang jantung rsud dr.soetomo surabaya
Nama Mahasiswa
NIM

: Subhan.
: 010030170-B.

Pengkajian Data :
Identitas :
Nama Klien
Umur
Jenis kelamin
Suku/Bangsa
Agama
Pekerjaan
Pendiikan
Alamat

: Tn Kholik
Tgl. MRS : 18 Mei 2002
: 25 tahun.
Dx. : Cardiomyopathy +
: Laki-laki.
Decompensasi Cordis FC II.
: Jawa / Indonesia.
: Islam.
: (-)
: S D.
: Pulo wonokromo Pasir No 52 Surabaya.

Keluhan utama : Badan lemas sesak nafas.


Upaya yang sudah dilakukan : berobat ke Rumah Sakit Katolik.
Terapi yang pernah dijalani : obat obat.
Riwayat keperawatan :
Riwayat penyakit sebelumnya :
Lima hari yang lalu (sebelum MRS yang sekarang Klien pernah MRS di RSUD dr. Soetomo
dengan diagnosa medis Thyfoid
Riwayat penyakit sekarang :
Klien datang dengan keadaan sesak nafas yang memberat. Keadaan lemah, jantung terasa
berdebar-debar. Dinyatakan perawatan di rumah sakit (opname) dengan Cardiomyopati dan
decompensasi kordis FC II.
Riwayat kesehatan keluarga.:
Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita
klien saat ini.

Aktifitas Sehari-hari / ADL:


Makanan / minuman
Makan frekensi: 3 x sehari
Bentuknya; Bubur kasar.
Pantangan : Garam
Jumlahnya 2 3 sendok.
Kesukaannya; Buah-buahan.
Minum frekensi: > 3 kali sehari Jumlah ; 200 cc,
Bentuknya: air putih , ateh, susu.
Eliminasi
Frewkwnsi BAB : 1 x / hari
Frewkwnsi BAK : 4 5 x / hari.

Jumlah urine 1000 cc/ 24 jam, warna urine kuning pekat.


Baunya : Khas.
Aktivitas
Tidur : sekitar 6 7 jam sehari sering bangun, dan sulit dideteksi karena selalu
menutup mata.
Cuci rambut Selama dirumah sakit belum pernah melakukan.
Potong kuku ; kuku tampak pendek / tidak tampak.
Keadaan kesehatan lingkungan.
Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih.

Riwayat kesehatan lainnya :


Alat bantu yang dipakai
Gigi palsu : tidak ada.
Kacamata : tidak pakai.
Pendengaran : tidak pakai.
Lain-lain : -

Observasi dan pemeriksan fisik :


Suhu : 36,7 0C .(Axila)
Nadi : 118 X / menit ( tidak teratur)
Tekanan darah : 100 / 70 mmHg ( Lengan kanan )
Respirasi : 24 X / menit ( irama tidak teratur )

Body System.
Pernafasan :
Lewat hidung.
Suara tambahan :
Wheezing, tidak ada.
Ronchi : (-).
Rales, lokasi : (-)
Crackles, lokasi : (-)
Bentuk dada : simetris.

Cardiovasculer :
Nyeri dada : (-), palpitasi,
Suara jantung : irama Gallop
Tidak diketemukan adanya edema pada extremitas atas, bawah, kakan, kiri.

Persrarafan :
Kesadaran : Compos mentis.
GCS : Eyes : 4, Verbal : 5, Motorik: 6, Total nilai : 15

Kepala dan wajah : Mata sclera : putih.


Conjunctica : tidak anemis.

Pupil : isokor.
Leher : kaku kuduk tidak ada, Jugolaris Vena Presur (JVP) tidak meningkat.
Reflek spesifik : (-).

Persepsi sensori :
Pendengaran kanan, kiri : normal.
Penciuman : norma.
Pengecapan : dapat merasakan manis, asam, asin, pahit.
Penglihatan : kanan, kiri normal.
Perabaan: Panas, dingin, tekanan masih dapat dirasakan dengan norma.

Perkemihan (Eliminasi uri):


Produksi urine : 1000 cc/ 24 jam.
Warna urine : kuning muda.
Pencernaan ( Eliminasi Alvi )
Mulut dan tenggorokan : mulut, bibir kering, tidak ditemukan stomatitis.
Abdoment : tidak ada distensi, asites, keadaan simetris, bekas operasi tidak ada, tidak teraba
masa, atau isi colon, peristaltik baik, terasa nyeri pada palpasi ulu hati.
BAB : norma.
Konsistensi : lunak
Lain : (-)
Diet : makanan bubur selalu dihabiskan diet yang dari rumah sakit.

Tulang / otot / integumen:


Kemampuan pergerakan sendi : bebas.
Tidak diketemukan kelainan pada extreimitas atas.
Tidak diketemukan kelainan pada ektremitas bawah.
Akral : Hangat.

Sistem Endokrin:
Tidak pernah didapatkan terapi hormonal.

Sosial interaksi :
Hubungan dengan klien : kenal.
Dukungan keluarga : aktif hanya beberapa orang saja.
Dukungan kelompok / teman / masyarakat : kurang.
Reaksi saat interaksi : kooperatif, bicara lancar.

Spiritual:
Konsep keluarga tentang pengusaha kehidupan : Allah.
Sumber kekuatan / harapan keluarga di saat sakit : Allah.
Ritual agama yang bermakna / berarti / yang diharapkan saat ini : sholat 5 waktu.
Sarana yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini; musolla.
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan agama : tidak ada.
Keyakian bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi masalah ini : ada.
Persepsi terhadap penyakitnya : Memang sudah saatnya / kodrati.

Hasil Pemeriksaan Penunjang:


Laboratorium :
Darah lengkap tanggal : 27 Mei 2002
WBC : 7,0
(L 4,3 10
P 4,3
11,3)

RBC : 4,53 juta/ul (4,33 5,95).


HGB : 13,3 (L 13,4 17,7
P
11,4 15,1)
HCT : 40,9 %
(L 40 47
P 38
42)

MCV : 90,3
(80 93)
MCH : 29,4
(27 31)

MCHC : 23,5 %
(30 35)

PLT : 330
(150 350)

% LYMPH : 15,6 % (25 33)%

% MONO : 11,7 %

% GRAN : 72,7 %

LYMPH : 1,1

MONO : 0,8
GRAN : 5,1
Tanggal.Mei 2002
Hb : 13,6 mg/dl (L 13,5 18,0 P 11,5
16,0 mg/dl)
Leukosit : 5.500 4000 11.000
Trombosit : 5,8
PCV : 0,42

Elektrolit tanggal : 28 Mei 2002


Kalium serum : 4,2 meq/ 1 L.(3,8-5,5)
Natrium Serum : 129 meq /1L (136
144)
Chlorida : 28 (97-113)
Faal Hati
SGPT : 56 U/L (L < 40 P < 31).
Albumin : 3,24 gr/dl
(3,2 3,5 gr/dl)
Analisa Gas Darah tanggal : 21 Mei 2002
PH : 7,376 (7,3 7,45)
PCO2: 48,9 mmHg. (35 45)
PO2 : 81,9 mmHg. (80 104)
HCO3 : 28,0 mmcl/L (21,25)
BE : 2,9 mmcl/L (- 2,5 - + 2,5 mmol/L)
O2 Sat : 99,2 %
Ct CO2 : 29,5

ECG: Irama

Cor

Photo Thorax:
: tampak membesar dengan CTR 62 %.
Pulmo : tampak pervasculer infiltrat di pericardial kiri dan kanan sinus phrinicocostalis kiri
dan kanan tampak tumpul, tampak hemithorax kiri dan kanan tertutup perselubungan
Therapi :
Captopril 3 X 25
Furosemid 1 X 1 tab.
Aldactan 1 X 50 mg.
Alinamin F 2 x 1 tab.

KSR 1 X 1
Digoxin 1 X 1 tab.
Bisoprolol 1 X 2,5 mg
Walfarin 1 X 1 mg

Analisa data
Data
S:O:
Auscultasi: irama tidak
teratur. Suara gallop.
PCO2: 48,9 mmHg.( (35
45)
PO2 : 81,9 mmHg.(80
104).

Etiologi
Cardiomiopaty

Fungsi ventrikel kiri

Kontraktil myocard

Stroke volume

Cardiac out put

Problem
Cardiac Out Put

S : Pasien mengatakan
nafasnya sesak,
O:
Pernafasan : 24 X/mnt.
ABG :
PH : 7,376.
PCO2 : 48,9 mmHg.
PO2: 81,9 mmHg.
HCO3 : 28,0 mmcl/L.
BE: 2,9 mmcl/L
O2 Sat : 99,2 %
Ct CO2 : 29,5.
Cardiomegali dengan
CTR 62 %.

Cardiomiopaty

Fungsi ventrikel kiri

Cardiac out put

darah ke paru

Kongesti paru

Pertukaran gas

Pertukaran Gas

S : Pasien mengatakan
seluruh badannya pegal,
lemah.
O:
ABG :
PH : 7,376.
PCO2 : 48,9 mmHg.
PO2: 81,9 mmHg.
HCO3 : 28,0 mmcl/L.
BE: 2,9 mmcl/L
O2 Sat : 99,2 %
Ct CO2 : 29,5.

Cardiac out put

darah ke extremitas

Hypoxia

Metabolisme anaerob

Ganggauan pemenuhan
ADL Intoleransi
Aktivitas.

2 ATP Asam laktat

capek
lelah
S : Pasien mengatakan,
minumnya dibatasi,
kencingnya sedikit.
O : Urine : 1000 ml/hr.

Kontraktil

Suplly

Keseimbangan cairan,
elektrolit
Keseimbangan asam
basa.

kuning pekat.
Na Serum : 129 meq /1L
Chlorida : 28
Restriksi minuman.

Ginjal

GFR

Oluguria

Cairan , Elektrolit,

S : Pasien mengatakan,
minumnya dibatasi,
kencingnya sedikit.
O : Urine : 1000 ml / hr.
kuning pekat
Na Serum : 129 meq /1L
Chlorida : 28
Restriksi minuman.

Kontraktil

Suplly Ginjal

parenchym

hypoxia

ekskresi

Sisa metabolisme

intoksikasi

Resiko Gagal ginjal


Resiko Intoksikasi.

Diagnosa keperawatan :
1.
2.

Penurunan Cardiac out put berhubungan dengan Penurunan kontraklitilas miocardium.


Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Kongestif polmunal.secunder dari penurunan
fungsi ventikel kiri.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan suply ginjal menurun
(oliguria).
4. Gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari (ADL) berhubungan dengan penurunan pefusi ke
jaringan secundr dari Penurunan Cardiac out put.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan pefusi ke jaringan secunder dari
Penurunan Cardiac out put.
6. Resiko Gagal Ginjal Akut berhubungan dengan penurunan suplay keparenchym ginjal
secunder dari Penurunan Cardiac out put.
7. Gangguan keseimabngan asam basa berhubungan dengan suplay ginjal menurun. scunder
dari Penurunan Cardiac out put.
8. Resiko intoksikasi berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal secunder dari Penurunan
Cardiac out put.
9. Ganggun rasa nyman (nyeri perut) berhubungan dengan iritasi mukosa lambung sekunder
dari peningkatan H+.
10. Intake tidak adekwat berhubungan dengan mual, nafsu makan menurun, secunder dari
penumpukan gas di saluran pencernaan.

Rencana tindakan keperawatan


No

Diagnosa
Keperawatan
Penurunan Cardiac
out put
Tujuan: Setelah
tindakan
keperawatan
Kesadaran
meningkat, akral
hangat,
Urine meningkat.

Rencana Intervensi

Rasional

Ausculatsi nadi apical, kaji


frekwensi, irama jantung.
Catat bunyi jantung, palpasi
nadi perifer,, pantau TD.
Kaji adanya sianosis, pucat
pada kulit.

Deteksi tachicardi.

Berikajn oksigen tambahan


intermiten
Tinggikan kaki dengan
menganjal bantal , hindari
tekanan bawah kulit.
Kolabrosasi pemberian:
deuretik

Gangguan
pertukaran gas .
Setelah dilakukan
perawatan pasien
tidak sesak dengan
kriteria : Nafas : 16
20 X,
AGD :
pH: 7,35-7,45
PCO2: 35-45
PO2: 75-100
HCO3: 24-28
BE: +2 (-2)

Ausculatsi bunyi nafas, catat


ronky, bunyi nafas.
Anjurkam pasien batuk
efektif dan nafas dalam
Ubah posisi pasien dan
ajarkan pasien dan keluarga
untuk merubah posisi setiap
2 3 jam .
Pertahankan posisi tirah
baring dengan kepala lebih
tinggi / posisi fowler, sokong
dengan bantal.
Pantau ABG serial ; pH,
PCO2, PO2, HCO3, BE.
Berikan oksigen tambahan I
lt./ menit setengah jam
istirahat beberapa waktu
diberikan lagi.
Kolabrosasi pemberian :
deuretik.

Gangguan
keseimbang

Pantau produk urine, warna


jumlah dalam 24 jam.

Penurunan CO tampak
pada nadi dan tekanan
darah
Pucat indikasi
penurunan perfusi
perifer.
Meningkatkan oksigen
untuk miocard.
Menurunkan statis vena,
insiden trombus.
Menurunkan preload,
afterload.

Indikator kongesti paru.


Jalan bersih oksigen
lancar.
Mencegah aktelek tasis
dan pneumonia.
Menurunkan konsumsi
oksigen dan
meningkatkan ekspansi
paru
Hipoksia dapat
memberat selama edema
paru.
Meningkatkan
konsentrasi oksigen
alveolar, cegah
hypoxemia jaringan.
Menurunkan kongesti
alveolar, meningkatkan
pertukaran gas.

Urine pekat ada nya


penurunan perfusi ginjal.

an cairan dan
elektrolit
Tujuan : keadaan
elektrolit dan cairan
seimbang, dengan
kriteria:
Kal serum : 3,8-5,5
Na Serum : 136
144
Chlorida : 97-113
Produk kencing
diatas 1000 cc/.24
jam.

Pertahankan posisi bedrest /


fowler selama fase akut.

Terlentang
meningkatkan filtrasi
ginjal dan menurunkan
produksi ADH.
Pantau keseimbang an intake Kontrol pembatasan
dan out put, Berikan jadwal
cairan.
pemasukan cairan.30 cc/kg
bb/hari
Timbang berat badan
berkala.
Deuretika
mempengaruhi
penurunan berat badan .
Auskultasi bunyi nafas, catat Kelebihan cairan
bunyi tambahan, adanya
menyebabkan kongestif
peningkatan sesak nafas,
paru, dispnoe
ortopnoe.
merupakan gejala gagal
jantung kanan.
Indikator kelebihan
Pantau tekanan darah. Nadi. cairan.
Berikan makanan yang
Motilitas usus
mudah dicerna, porsi kecil
berhubungan dengan
dan sering.
absorbsi dan ketidak
nyamanan.
Kolaborasi pemberiaan :
Meningkatkan deuresis
Deuretika : Furosemid dan
tanpa menghilangkan
Spironolacton
absorbsi kalium,
Tambahkan kalium: KSR.
menambah keperluan
Batasi makanan pengandung kalium.
Natrium (asin).

Gangguan
pemenuhan ADL..
Tujuan : Meningkat
kan kemam puan
klien dalam
pmenuhan ADL.
Kriteria :
Keperluan seharihari terpenuhi,
badan bersih,
makan dan minum
terpenuhi.

Berikan makanan sedikit


tapi sering, bentuk bubur,
berikan makanan tambahan
sesuai dietnya./ mengurangi
garam.
Berikan tambahan susu /
makanan berkalium, seperti;
pisang hijau
Bersihkan mulut klien
setelah selesai makan.basahi
bibir dengan air stiap 1 jam.
Konsultasikan bagian diet,
untuk makanan pengganti
yang bisa diberikan.

Mudah dicerna,
mengurangi distensi
perut.

Mencegah defisit
kalium lebih lanjut.
Mencegah stomatitis.
Perlu diet yang tepat
cukup kalori dengan
pembatasan natrium

Tindakan keperawatan.
Waktu
28-5-2002
08.00

10.00
12.00

13.00

Tindakan
Menghitung dan menanyakan jumlah cairan out put pada urine bag.
Memberikan obat oral, Lasix 1 tablet. Aldactan 50 mg.
Memberikan diet pasien dan meminta keluarga pasien untuk
menyuapnya, memberikan makanan tambahan berupa susu, atau sun.
Memeriksa Vital sign, tekanan darah, Nadi, dan auscultasi paru dan
jantung.
Mengobservasi keadaan pasien.
Membenarkan posisi pasien semi fomler dengan mepertahankan
dengan bantal.
Membenarkan posisi slang nasal untuk oksigen 1 liter / menit.

Mengevaluasi vital sign, Tekanan darah, Nadi, Suhu, respirasi,


29-5-2002
ausculatasi thorax Cor / pulmonum.
15.00
Meminta keluarga pasien untuk memberikan massage sedikit saat
pasien miring dan memberikan talk.
Memberikan diet pasien,
17.00
Memiringkan pasien kekiri dengan keluarganya.
Diskusi dengan keluarga pasien tentang permasalahan yang ada pada
pasien dan bentuk perawatan yang perlu dari keluarga, seperti
19.00
membantu aktivitas pasien, memberikan posisi, serta pemberian
nutrisi.
30-5-2002 Menghitung dan menanyakan jumlah cairan out put pada urine bag.
Menanyakan seberapa banyak pasien minum dan makan selama 24
08.00
jam.
Memberikan obat oral, Furosemid 1 tablet. Aldactan 50 mg.
Memeriksa vital sign pasien, Nadi, suhu, tekanan darah, serta
09.00
auscultasi thorak.
Membenarkan posisi pasien semi fomler dengan mepertahankan
dengan bantal.
10.00
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang tambahan nutrisi untuk pa
12.00

Anda mungkin juga menyukai