Anda di halaman 1dari 4

Sistem produksi microbial lipid

Oleaginous, mempunyai biomasa lebih dari 20%. Hanya beberrapa


persenya merupakan lipid.
Lipid yang diproduksi oleh spesies oleaginous
kebanyakan dalam bentk triasilgliserol. Tingkat akumulasi lipid dapat berkisar
antara 20% hingga 70% dari berat sel yang diekstrak. Kisaran kandungan
minyak dari berbagai macam mikroorganisme dapat dilihat pada tabel 1

Proses akumulasi lipid dimulai dengan sel-sel yang tumbuh dalam media yang
mengandung nutrisi. Biasanya, seiring dengan pertumbuhan sel, nitrogen dalam
bentuk garam amonium, menjadi semakin menipis. Sebagai akibat dari capaian
ini, sel tidak bisa lagi tumbuh dan berkembang biak, tetapi mereka hars tetap
mengonsumsi gula yang ada di dalam medium. Gulla-glla inilah yang nantinya
dapat menjadi sumber karbon untuk biosintesis lipid.

Dibawah kondisi pertumbuhan yang minim nitrogen, sel berhenti


untuk
mengghasilkan energi yang tidak lagi diperlukan untuk sintesis makromolekul
baru, (misalnya, protein dan asam nukleat) akibatnya, sel tidak dapat tumbuh
dan membelah karena kurangnya nitrogen (yang diperlukan untuk protein
biosintesis). Sebuah enzim kunci dalam siklus asam sitrat (siklus krebs atau
trikarboksilat siklus asam), isositrat dehidrogenase, menjadi tidak aktif setelah
penipisan nitrogen. Hal ini menyebabkan Isositrat tidak dimetabolisme, dan
akibatnya asam sitrat dengan yang berada dalam kondisi setimbangan, cepat
menumpuk. Peristiwa ini terjadi di mitokondria sel, tetapi sitrat yang diangkut
keluar dari kompartemen ke dalam sitoplasma sel oleaginous segera dibelah
oleh enzim yang dikenal sebagai ATP: liase sitrat (1):

Reaksi ini membentuk unit C2 (asetil-CoA) untuk biosintesis asam lemak. Tanpa
adanya enzim ini (coenzim A), Acetil koa tidak akan diproduksi. Oksaloasetat
yang dihasilkan dalam reaksi pembelahan ini segera diubah menjadi malat oleh
dehidrogenase malat dan kemudian, malat diubah menjadi piruvat oleh aksi
enzim malat (2).

Ini adalah enzim kunci yang kedua, diperlukan untuk menghasilkan lemak.
Reaksi yang dikatalisis secara bersamaan akan menghasilkan komponen yang

benar-benar dipelukan,dimana rantai acyl berasal dari asetil koenzim-A ,dan


direduksi menjadi asam lemak rantai panjang. Terjadinya biosintesis asam
lemak berakibat pada akumulasi lipid, membutuhkan pasokan secara terus
menerus
dari
asetil-CoA
dan
mengurangi
daya
(NADPH).
Bagaimana mikroorganisme oleaginous kemudian menghasilkan jumlah variabel
lipid (lihat Tabel 1) terletak pada aktivitas enzim malat bukan di ATP: liase sitrat.
Aktivitas enzim malat dikendalikan oleh genetik dari sel: sel yang mengandung
lipid yang tinggi (sampai dan bahkan di atas 70%), gen yang mengontrol sintesis
enzim malat disimpan diaktifkan sewaktu-waktu, sedangkan di sel rendah lemak,
gen dimatikan setelah terjadi penipisan nitrogen. Ketika ini terjadi, aktivitas
enzim malat dan akumulasi lipid berhenti. Hal inilah yang mengakibatkan jumlah
akmulasi lipid dapat bervariasi pada masing-masing mikroorganisme.

SCOS
pembuatan SCO memerlukan biaya modal yang tinggi karena adanya
penggunaan fermentor besar dan mesin terkait lainya. Jika tujuan utamaproduksi
minyak mikroba adalah untuk dieksploitasi secara komersial, maka SCO harus
dikomersialkan dengan harga premium. Pada kenyatanya, SCO ini boleh
diproduksi jika memang ditujukan untuk konsumsi manusia dan tidak
tersedianya minyak dari sumber lain, yaitu hewan dan tumbuhan. Lain halnya
dengan LC-PUFA yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Saat ini, kurang dari
95 % produksi SCO dibagi menjadi dua asam lemak yang berbeda, yaitu ARA
dan DHA. Keduanya diproduksi baik secara langsung oleh, atau di bawah kontrak
Martek Biosciences Corporation, MD. Campuran SCO diproduksi oleh Martek
sebagai suplemen gizi neonatus (untuk dimasukkan dalam formula bayi) hal ini
sudah menjadi tren diseluruh dunia pada beberapa tahun yang lalu, sampai
produksinya mencapai ratusan ton per tahun. Perkiraan telah dibuat bahwa
untuk tahun 2003, sekitar 560 ton SCOs akan diproduksi, mayoritas yang akan
SCOs kaya baik ARA atau DHA , jumlah ini akan meningkat pada setiap tahunya.
ARA dan DHA adalah LC-PUFA yang memiliki rantai karbon lebih dari 18 karbon
dan tidak tersedia dari sumber tanaman. Tanaman pertanian biasanya
menghasilkan
hanya 18 karbon (atau lebih pendek) asam lemak. Hewan (termasuk) merupakan
sumber potensial dari banyak asam lemak tak jenuh ganda dengan rantai karbon
22
dan
dan
mempunyai
enam
ikatan ganda. Namun, minyak hewan ini memiliki potensi masalah pada
umumnya seperti penerimaan untuk berbagai sektor masyarakat berdasarkan
agama atau gaya hidup. Selain itu, ada kekhawatiran tentang adanya virus dan
prion bahan asal hewan, ada kekhawatiran mengenai ketersediaan jangka
panjang mereka sebagai sumber daya yang murah.
SCOs memiliki keuntungan lebih dari sumber-sumber tradisional untuk
penyediaan LCPUFA dengan alasan bahwa mereka diproduksi dengan metode
fermentasi. Kualitas dan pasokan SCO dapat dikontrol ketat dan dijamin dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan mikro-organisme yang sangat pesat dibandingkan

dengan tanaman pertanian dan hewan, biasanya fermentasi berlangsung sekitar


4 sampai 10 hari. Akibatnya, pasokan SCO dapat jauh lebih mudah disesuaikan
dengan
kebutuhan
pasar.
Awalnya,
keengganan
masyarakat
untuk
mengkonsumsi minyak mikroba karena masih adanya cadangan lemak dari
hewan dan tumbhan yang cukup. Namun, dengan metode pemasaran yang
bagus (dengan melakukan rebranding) dari SCO sebagai minyak fermentasi, ''
minyak desainer, '' atau''vegetarian oil'' kemungkinan besar dapat meningkatkan
penerimaan publik.

Anda mungkin juga menyukai