TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi, morfologi tumbuhan, sistematika tumbuhan,
nama daerah, kandungan senyawa kimia dan khasiat tumbuhan.
2.1.1 Morfologi tumbuhan
Pacar air merupakan tanaman terna berakar serabut, berbatang basah,
lunak, bulat, bercabang, warna hijau kekuningan. Pacar air biasanya ditanam
sebagai tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. arah tumbuhnya tegak dan
percabangannya monopodial. Pacar air mempunyai daun tunggal, tersebar,
berhadapan atau dalam karangan. Bentuk daun lanset memanjang, pinggirnya
bergerigi, ujung meruncing, tulang daun menyirip. Warna daun hijau muda tanpa
daun penumpu, jika ada daun penumpu bentuknya kelenjar. Bagian bawah
membentuk roset akar. Tulang daun menyirip. Luas daunnya sekitar 2 sampai 4
inchi. Pangkal daun bergerigi tajam, ujung daun runcing. Buah pada tumbuhan
pacar air terdiri dari bakal buah menumpang, beruang 4-5. Dalam satu ruangan
tersebut terdapat dua atau lebih bakal biji. Buah membuka kenyal dan termasuk
buah batu dengan 5 inti. Bentuk buah elliptis, pecah menurut ruang secara kenyal.
Benihnya endospermik. embrio akan mengalami diferensiasi. Tumbuhan ini juga
memiliki aneka macam warna bunga, ada yang putih, merah, ungu, kuning,
jingga. Jika pacar air yang berbeda warna disilangkan, maka akan terbentuk
keturunan yang beraneka ragam, berkelamin 2, di ketiak. Daun kelopak 3 atau 5,
lepas atau sebagian melekat, bertaji. Daun kelopak samping berbentuk corong
miring, berwarna dan terdapat noda kuning di dalamnya, sedikit di atas pangkal
20
daun mahkota memanjang menjadi taji dengan panjang 0,2-2 cm. Daun mahkota
5, lepas. Daun mahkota samping berbentuk jantung terbalik dengan panjang 2-2,5
cm, yang 2 bersatu dengan kuku, yang lain lepas tidak berkuku dan lebih pendek.
Ada 5 benangsari dengan tangkai sari yang pendek, lepas, agak bersatu. Kepala
sarinya bersatu membentuk tudung putih. Bunga terkumpul 1-3. Setiap tangkai
hanya berbunga 1 dan tangkainya tidak beruas, memiliki 5 kepala putik
(Anonim,2009).
2.1.2 Sistematika tumbuhan
Sistematika tumbuhan pacar air adalah sebagai berikut:
Devisi
: Spermatophyta
Sub devisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Subkelas
: Dialypetalae
Ordo
: Sapindales
Famili
: Balsaminaceae
Genus
: Impatiens
Jenis
: Impatiens balsamina L.
(Depkes, 1994)
21
22
O1
6
6
3
10
5
23
glukosa, ramnosa, galaktosa dan gentiobiosa sehingga glikosida tersebut masingmasing disebut glukosida, ramnosida, galaktosida dan gentiobiosida.
Flavonoida dapat ditemukan sebagai mono, di atau triglikosida dimana
satu, dua atau tiga gugus hidroksil dalam molekul flavonoida terikat oleh gula.
poliglikosida larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut organik seperti eter,
benzen, kloroform dan aseton.
2.2.3 Glikosida
Glikosida adalah suatu senyawa yang jika dihidrolisis akan menghasilkan
bagian gula yang disebut glikon dan bagian bukan gula disebut aglikon. Gula
yang dihasilkan biasanya adalah glukosa, ramnosa dan lain sebagainya. Jika
bagian gulanya adalah glukosa maka disebut glukosida, sedangkan jika bagian
gulanya selain glukosa disebut glikosida.
Menurut farnsworth (1996), pembagian glikosida berdasarkan atom yang
menghubungkan bagian gula dan bagian bukan gula adalah sebagai berikut:
1. O-glikosida: jika bagian gula dan bukan gula dihubungkan oleh atom O.
2. S-glikosida: jika bagian gula dan bukan gula dihubungkan oleh atom S.
3. N- glikosida: jika bagian gula dan bukan gula dihubungkan oleh atom N.
4. C-glikosida: jika bagian gula dan bukan gula dihubungkan oleh atom C.
2.3 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu kegiatan penelitian kandungan kimia yang dapat
larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut sehingga menggunakan
pelarut cair.
24
25
c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40-500C.
d. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-980C)
selama waktu tertentu (15-20 menit).
e. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ( 30 0C) dan temperatur
sampai titik didih air (Depkes, 2000).
2.4 Kromatografi
Kromatrografi adalah metode pemeriksaan berdasarkan proses minggrasi
dari komponen-komponen senyawa diantara dua fase yaitu fase diam dan fase
gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media sehingga terpisah dari zat
terlarut lainnya yang terelusi lebih awal atau lebih akhir, umumnya zat terlarut
dibawah melalui media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau
gas yang disebut toluena. Fase diam dapat bertindak sebagai penyerap, seperti
alumina dan slika gel atau dapat bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi
partisi antara fase diam dan fase gerak. Dalam proses ini suatu lapisan cairan pada
penyangga yang inert berfungsi sebagai fase diam (Ditjen POM, 1995).
Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari
fase diam, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fase diam berupa zat
padat disebut kromatografi serapan, jika berupa zat cair disebut kromatografi
26
partisi. Karena fase gerak dapat berupa zat cair atau gas maka terdapat empat
macam sistem kromatografi, yaitu :
1. Fase gerak cair-fase diam dan padat (kromatografi serapan) :
Kromatografi kolom
Kromatografi kertas
27
beberapa
senyawa
atau
untuk
mengurangi
kelarutan
yang
lainnya
(Sastrohamidjojo, 1991).
Fase gerak terdiri dari satu atau beberapa pelarut dan bila diperlukan dapat
menggunakan sistem pelarut multi komponen, berupa suatu campuran sederhana
mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen. Pada pemisahan senyawa
organik selalu menggunakan pelarut campur, tujuannya untuk memperoleh
polaritas yang tepat sehinga diperoleh pemisahan senyawa yang baik. Kombinasi
pelarut berdasarkan atas polaritas masing-masing pelarut sehingga dengan
demikian diperoleh sistem penggabung yang cocok (Stahl, 1985).
Jarak pengembang senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan
dengan harga Rf (Stahl, 1985).
Rf =
Jarak yang ditempuh oleh tiap bercak dari titik pentotolan diukur dari
pusat bercak dan harga Rf berada antara 0,001,00. Harga Rf sangat beguna untuk
mengidentifikasi suatu senyawa (Eaton, 1989).
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah sebagai berikut:
(Sastrohamidjojo,1991).
1. Struktur kimia senyawa yang dipisahkan
2. Sifat penyerap
3. Tebal dan kerataan lapisan penyerap
4. Pelarut dan drajat kemurniannya
5. Drajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana
6. Teknik percobaan
7. Jumlah cuplikan yang digunakan
28
Menurut
Sastrohamidjojo
(1991),
kromatografi
kertas
dapat
29
senyawa bila dilihat dibawah sinar ultraviolet yang mudah diamati pada kertas.
Kedua, tekniknya mudah dipelajari, memberikan hasil yang cepat dan
memerlukan peralatan yang tidak mahal. Selain itu, metode kromatografi kertas
merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi campuran senyawa flavonoida
dengan jumlah yang sedikit (Gaissman, 1962).
2.5 Spektrofotometri Ultraviolet
Spektrofotometri ultraviolet adalah suatu metode spektrofotometri serapan
dengan cara mengukur serapan radiasi elektromagnetik suatu larutan pada panjang
gelombang tertentu. Spktrum ultraviolet digambarkan sebagai hubungan antara
panjang gelombang (frekuensi serapan) dengan insensitas serapan (transmitansi
atau absorbansi) (Sastrohamidjojo, 1985)
Apabila suatu molekul menyerap radiasi ultraviolet, maka didalam
molekul tersebut terjadi perpindahan atau tranmisi tingkat energi elektron-elektron
ikatan diorbital molekul paling luar dari tingkat energi yang lebih mudah (orbital
ikatan ) ketingkat energi yang lebih tinggi (orbital anti ikatan *). Keuntungan
dari serapan ultraviolet adalah selektifnya dimana gugus-gugus yang khas dapat
dikenal dalam molekul-molekul yang sangat kompleks (Noerdin, 1985).
Serapan molekul didalam daerah ultraviolet bergantung pada struktur
elektronik dari molekul, apabila suatu molekul menyerap radiasi ultraviolet
didalam molekul terjadi perpindahan tingkat energi elektron-elektron ikatan pada
orbital molekul paling luar dari tingkat energi yang lebih rendah ketingkat energi
yang lebih tnggi (Silverstein, 1986)
.
30
Pita I (nm)
Jenis Flavonoida
250-280
310-350
Flavon
250-280
330-350
250-280
350-385
245-275
310-330
Isoflavon
275-295
300-330
230-270
340-390
Khalkon
230-270
380-430
Auron
270-280
465-560
Antosianin
31
32
33
34