Definisi
Abortus adalah pengakhiran kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup
berkembang untuk dapat hidup diluar kandungan.1.2 Di Amerika serikat dikhususkan
untuk pengakhiran kehamilan sebelum kehamilan 20 minggu yang didasarkan pada
tanggal hari pertama haid normal terakhir.1 Defnisi lain yang digunakan secara umum
adalah kelahiran janin-neonatus yang beratnya kurang 500 gr.1,3 Abortus habitualis adalah
abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi, sekurang-kurangnya 3 kali
berturut-turut.3
Frekuensi
Frekuensi abortus sukar ditentukan karen a abortus buatan banyak yang tidak
dilaporkan kecuali apabila terjadi omplikasi. Diperkirakan frekuensi abortus spontan
berkisar 10-15 %.3
Etiologi1
Hal- hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut:
1. Perkembangan zigot yang abnormal.
Penemuan morfologis yang abnormal yang paling sering terjadi dalam abortus dini
spontan adalah abnormalitas dalam perkembangan zigot, embrio, fase awal janin atau
kadang-kadang plasenta. Perkembangan janin yang abnormal khususnya dalam trimester
pertama kehamilan dapat diklasifikasikan menjadi perkembangan janin dengan
kromosom yang jumlahnya abnormal (aneuploidi) atau perkembangan dengan kromosom
yang normal (euploidi).
2. Faktor maternal
Infeksi Ureaplasma urealyticum merupakan penyebab utama karena dapat diisolasi dari
sebagian besar Traktus genitalia wanita yang mengalami abortus.
Penyakit kronis yang melemahkan Pada awal kehamilan penyakit kronis keadaan ibu
seperti tuberculosis atau carcinomatosis jarang menyebabkan abortus. Pada akhir
kehamilan persalinan premature dapat ditimbulkan oleh penyakit maternal sistemik yang
berat. Hipertensi jarang disertai dengan abortus pada kehamilan sebelum 20 minggu, tapi
keadaan ini dapat menyebabkan kematian janin dan persalinan prematur.
3. Pengaruh endokrin
Insiden abortus meningkat pada hipertiroid, diabetes mellitus dan defisiensi progesterone.
4. Nutrisi
Pada saat ini hanya malnutrisi umum yang sangat berat yang paling besar
kemungkinannya menjadi predisposisi meningkatnya kemungkinan abortus.
5. Obat reaksional dan toksin lingkungan
Tembakau dan alkohol
Abortus completes
Dikatakan apabila hasil konsepsi telah lahir lengkap. Pada abortus komplit perdarahan
segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalm 10 hari
perdarahan berhenti sama sekali. Cervix juga dengan segera menutup kembali. Kalau 10
hari setelah abortus masih ada perdarahan juga maka disebut abortus inkomplit atau
endometritis post aborum harus dipikirkan.
Penatalaksanaan(1,2,3)
Abortus imminens
Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat diopertahankan, maka dianjurkan:
Tirah baring
Diberi sedativa seperti luminal, codein, morphin
Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan untuk mengurangi
kerentanan otot-otot rahim.
Abortus incipiens
Untuk mempercepat pengosongan rahim, diberikan infus oksitosin 20 unit dalam
500 ml NS atau RL mulai dengan 8 tetes/ menit yang dapat dinaikkan hingga 40
tetes/menit.
Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan sedativa.
Ergometrin 0,2 mg IM dapat diberikan dan diulangi n15 menit kemuduan cukup
besar.
Misoprostol 400 mg po jika diperlukan diulangi 4 jam kemudian.
Abortus incompletes
Harus segera dibersihkan dengan kuretase karena selama masih ada sisa plasenta
akan terus terjadi perdarahan. Perdarahan berhenti, Ergometrin 0,2 mg IM atau
Misoprostol 400 mg po
Bila tidak ada tanda infeksi beri antibiotik profilaksis (Ampisilin 500 mg po atau
doksisiklin 100 mg).
Bla terjadi infeksi beri Ampisillin 1 gr dan Metronidazol 500 mg setoap 8 jam.
Bila pasien anemia sedang beri SF 600 mg/hari (2 minggu) jika berat, trasfusi.
Abortus komplit
Kondisi baik: tablet ergometrin 3x1 tablet/ hari untuk 3 hari
Anemia sedang SF 600 mg/hari (2 minggu) dengan anjuran makan makanan
bergizi seperti susu, telur, tahu, tempe.
Komplikasi 2,3
1. Perdarahan, dapat diatasi dengan pengosongan uterus dan sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah
2. Perforasi, dapat terjadi pada kerokan uterus jika uterus berada dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika ada tanda bahaya, segera lakukan laparatomi tergantung
luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
3. Infeksi, seperti juga pada abortus infeksiosa.
4. Syok, biasanya terjadi syok hemoragi karena terjadi perdarahan dan infeksi.
5. Kegagalan ginjal, biasanya disebabkan oleh berbagai macam efek dari infeksi
dan penggunaan bahan toksik untuk abortus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Gant NF, Mac Donald PC. Abortus. Willliams Obstetrics
18thedition . Alih bahasa: dr Joko S .Jakarta. EGC.1995, 571-595
2. Saifudin, Bari. Editor, Perdarahan pada kehamilan muda. Dalam. Acuan nasional
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta. Yayasan BPSP. 2001. 146151.
3. Winknjosastro H. Kelainan dalam lamanya kehamilan- Abortus. Dalam : Ilmu
kebidanan. Edisi III. Yayasan BPSP. Jakarta. 1996, 302-312.