1 disebut ketidakpastian
Kesalahan acak sering dapat dikuantisasi melalui analisis statistic , sehingga efek
kesalahan acak terhadap besaran atau hokum fisika dapat ditentukan . Kesalahan acak
dihasilkan dari ketidakmampuan pengamat untuk melakukan pengukuran secara presisi .
B. Penulisan Hasil Pengukuran
Cara memperkirakan dan menyatakan kesalahan pengukuran , bergantung pada cara
pengukuran yang dilakukan , yaitu pengukuran berulang ataukah pengukuran tunggal
.Hasil pengukuran dituliskan sebagai
x=x x
tingkat kesalahan dan ketelitian , selain hasil pengukuran , juga dituliskan kesalahan dan
taraf ketelitian yang dirumuskan sebagai berikut :
Kesalahan mutlak
= x
x
Kesalahan relative
=
x
Kesalahan persen
Kesalahan ketelitian
( xx ) x 100
(1 xx ) x 100
C. Angka Penting
Ketika akan menuliskan hasil pengukuran maka perlu di pahami dengan baik mengenai
angka penting . Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran ,
yang terdiri dari angka eksak (pasti) dan saru angka taksiran (angka terakhir) . Adapun
aturan dari angka penting sebagai berikut :
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 4,57 memiliki 3 angka penting
2. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 2,03 memiliki 3 angka penting
3. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka angka yang ditulkis di
belakang koma decimal adalah angka penting .
Contoh : 0,3340 memiliki 4 angka penting
4. Angka-angka nol yang diogunakan hanya untuk tempat titik decimal adalah bukan
angka penting .
Contoh : 0,0334 memiliki 3 angka penting
5. Semua angka sebelum orde pada notasi ilmiah adalah angka penting .
Contoh : 2,50 x 103 memiliki 3 angka penting .
ALAT-ALAT UKUR
A. PANJANG
Pada pengukuran besaran panjang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat
ukur , misalnya mistar , jangka sorong , micrometer sekrup , meteran kain , meteran
tanah dan meteran besi .
1. MISTAR
Pengertian
Letakkan mistar tepat di sisi permukaan benda yang akan diukur misalnya saja
panjang gabus .
Posisikan mistar dan gabus tepat sejajar dengan mata ketika akan membaca
penunjukkan skalanya .
- Selanjutnya tinggal membaca hasil penunjukkannya .
Batas Skala/Batas Ukur
:
= 0 90 cm
Jumlah Skala
:
= 900
NST Mistar
:
= Batas ukur / Jumlah Skala
= 90 cm / 900
= 0, 1 cm
Penulisan Fisika
:
1
= 2 x NST Mistar
1
= 2
x 0,1 cm
= 0,05 cm
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 2 angka di belakang koma .
Hasil Pengukuran
:
HP = NST Mistar x Penunjukan Skala
2. JANGKA SORONG
Pengertian
Fungsi
Prinsip
Cara kerja
:
- Siapkan terlebih dahulu benda yang akan di ukur misalnya benda yang akan
-
(skala geser ) .
NST Skala Utama(SU)
- Batas Ukur
- Jumlah Skala
- NST Skala Utama
:
= 0 - 15 cm
= 150
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 15 cm / 150
= 0,1 cm
- Jumlah Skala Nonius = 20
NST Jangka Sorong
:
= NST Skala Utama/Jumlah Skala Nonius
= 0,1 cm/20
= 0,005 cm
Penulisan Fisika
:
= 1 x NST Jangka Sorong
=1 x 0,005 cm
= 0,005 cm
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 3 angka di belakang koma
Hasil Pengukuran
:
HP = ( PSU x NST SU ) + ( NST Jangka Sorong x Penunjukan Skala Nonius)
10
Pada gambar 1.2, penunjukan nol skala nonius terhadap skala utama
adalah 4,2 lebih. Sedang skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama
adalah skala ke-3, maka hasil pengukurannya adalah :
HP = 4,2 cm + 3 (NST).
HP = 4,2 + 3 (0,01) = (4,2 + 0,03) cm.
HP = 4,23 cm.
3. MIKROMETER SEKRUP
Pengertian
:Alat ukur
yang memiliki
putar .
Fungsi
:Digunaka
Cara kerja
:
- Siapkan terlebih dahulu benda yang akan di ukur misalnya benda yang akan
-
diukur ketebalannya.
Sebelumnya , buka mulut micrometer sekrup dengan memutar ke kanan kunci
yang berada tepat di sisi lengkung micrometer .
berada pada ujung skala putar hingga terdengar bunyi KLIK 1 kali .
Setelah cincin tidak dapat bergerak lagi maka kunci micrometer dengan memutar
kuncinya ke kiri .
Kemudian ukur berapa penunjukkan skala pada skala utama dan skala nonius
(skala putar ) .
:
= 5 mm
= 10
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 5 mm / 10
= 0,5 cm
- Jumlah Skala Putar
= 50
NST Mikrometer Sekrup :
= NST Skala Utama/Jumlah Skala Nonius
= 0,5 mm/50
= 0,01 mm
Penulisan Fisika
:
1
= 2 x NST Mikrometer Sekrup
1
= 2
x 0,01 mm
= 0,005 mm
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 3 angka di belakang koma
Hasil Pengukuran
:
HP = ( PSU x NST SU ) + ( NST Micrometer Sekrup x Penunjukan Skala Putar)
Hasil pengukuran dari suatu mikrometer dapat
membaca penunjukan ujung bagian skala putar terhadap skala mendatar dan
garis mendatar pada bagian skala mendatar terhadap skala berputar.
ujung skala putar
35
30
SU (SM)
garis mendatar
25
SP (SN)
B. MASSA
Pengukuran massa pada umumnya menggunakan neraca . Neraca yang biasa di jumpai
adalah nerasa ohauss 310 , neraca ohauss 311 , neraca ohauss 2610 dan neraca pegas .
Dapat pula dengan menggunakan timbangan . Timbangan diantaranya adalah timbangan
dewasa , timbangan baby , timbangan kue , timbangan beras , timbangan daging dan
timbangan emas .
Pengertian
Fungsi
Prinsip
skala
utamanya
dijumlahkan
dan untuk
akan
Cara kerja
:
- Sebelum menggunakan alat , terlebih dahulu alat di kalibrasi .
- Kemudian siapkan beban yang akan di ukur .
- Letakkan beban pada posisinya kemudian massa beban akan di ukur .
- Geser penunjuk nilai pada lengan I . Jika penunjuk keseimbangan masih belum
bergerak maka geser lagi penunjuk nilainya hingga penunjuk keseimbangan
mulai bergerak .
Kemudian geser penunjuk nilai pada lengan II. Jika penunjuk keseimbangan
noniusnya .
NST Neraca Ohauss 310
Lengan I
- Batas Ukur
- Jumlah Skala
- NST Lengan I
= 0 - 200 g
=2
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 200 g / 2
= 100 g
Lengan II
-
Batas Ukur
Jumlah Skala
NST Lengan II
= 0 100 g
= 10
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 100 g / 10
= 10 g
Skala Putar
-
Batas Ukur
Jumlah Skala
NST Skala Putar
Skala Nonius
- Batas Ukur
- Jumlah Skala
Penulisan Fisika
= 0 10 g
= 100
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 10 g / 100
= 0,1 g
= 0 0,10 g
= 10
1
2
1
= 2
= 0,005 g
Artinya , penulisan hasil
pengukurannya harus 3 angka di
koma
belakang
Hasil Pengukuran
HP = ( P. Skala Lengan I
:
x NST
Lengan I ) + ( P. Skala
Lengan
II x NST Lengan II ) +
( P. Skala
Pengertian
utama .
Fungsi
:Digunakan untuk mengukur massa beban hingga 311 g
Prinsip
: Nilai skala utamanya akan dijumlahkan .
Cara kerja
:
- Sebelum menggunakan alat , terlebih dahulu alat di kalibrasi .
- Kemudian siapkan beban yang akan di ukur .
- Letakkan beban pada posisinya kemudian massa beban akan di ukur .
10
Geser penunjuk nilai pada lengan I . Jika penunjuk keseimbangan masih belum
bergerak maka geser lagi penunjuk nilainya hingga penunjuk keseimbangan
mulai bergerak .
Geser penunjuk nilai pada lengan II . Jika penunjuk keseimbangan masih belum
bergerak maka geser lagi penunjuk nilainya hingga penunjuk keseimbangan
mulai bergerak .
Geser penunjuk nilai pada lengan III . Jika penunjuk keseimbangan sudah mulai
lengan IV .
NST Neraca Ohauss 311
Lengan I
- Batas Ukur
- Jumlah Skala
- NST Lengan I
= 0 - 200 g
=2
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 200 g / 2
= 100 g
Lengan II
-
Batas Ukur
Jumlah Skala
NST Lengan II
= 0 100 g
= 10
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 100 g / 10
= 10 g
Lengan III
-
Batas Ukur
Jumlah Skala
NST Skala Putar
Lengan IV
- Batas Ukur
- Jumlah Skala
- NST Skala Nonius
Penulisan Fisika
1
= 2 x NST Lengan IV
= 0 10 g
=1
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 10 g / 1
= 10 g
= 0 0,1g
= 10
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 0,1 g / 10
= 0,01 g
:
11
1
= 2
x 0,01 g
= 0,005 g
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 3 angka di belakang koma
Hasil Pengukuran
:
HP = ( P. Skala Lengan I x NST Lengan I ) + ( P. Skala Lengan II x NST Lengan II )
+ ( P. Skala Lengan III x NST Skala Lengan III ) + ( P. Skala Lengan IV x NST
Lengan IV )
Pengertian
Fungsi
g
Prinsip
: Nilai skala utamanya akan dijumlahkan .
Cara kerja
:
- Sebelum menggunakan alat , terlebih dahulu alat di kalibrasi .
- Kemudian siapkan beban yang akan di ukur .
- Letakkan beban pada posisinya kemudian massa beban akan di ukur .
- Geser penunjuk nilai pada lengan I . Jika penunjuk keseimbangan masih belum
bergerak maka geser lagi penunjuk nilainya hingga penunjuk keseimbangan
mulai bergerak .
Geser penunjuk nilai pada lengan II . Jika penunjuk keseimbangan sudah mulai
= 100 g / 2
= 10 g
Lengan II
-
Batas
Ukur
=0
500 g
Jumlah
Skala
=5
Lengan II
NST
Lengan III
Batas Ukur
Jumlah Skala
NST Skala Putar
Penulisan Fisika
1
= 2 x NST Lengan III
1
= 2
= 0 10 g
= 100
= Batas Ukur/Jumlah Skala
= 10 g / 100
= 0,1 g
:
x 0,1 g
= 0,05 g
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 2 angka di belakang koma
Hasil Pengukuran
:
HP = ( P. Skala Lengan I x NST Lengan I ) + ( P. Skala Lengan II x NST Lengan II )
+ ( P. Skala Lengan III x NST Skala Lengan III )
4. Neraca Pegas
13
Pengertian
x 10 g
=5g
Artinya , penulisan hasil pengukurannya tidak memakai koma .
Hasil Pengukuran
:
HP = NST neraca pegas x Penunjukan Skala
14
C. WAKTU
Pada pengukuran besaran waktu kita dapat menggunakan alat ukur stopwatch dan jam .
Jenis stopwatch cukup banyak dan biasanya memiliki tiga tombol yaitu tombol start ,
stop dan reset . Tombol start biasanya berwarna hijau yang berfungsi untuk menjalankan
stopwatch dan tombol stop biasanya berwarna merah berfungsi untuk menghentikan
stopwatch . Sedangkan , tombol reset biasnya terletak di tengah dan berwarna putih
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk ke posisi nol .
1. Stopwatch (30 sekon)
Pengertian
tombol
pada stopwatch
sehingga jarum
.
Tekan
lepaskan
tersebut
Tekan
untuk
dan
tersebut
saat
Fungsi
Prinsip
Cara kerja
- Tekan
dan
selesai .
- Kemudian baca
Batas Skala/Batas
= 0 30 sekon
Jumlah Skala
:
= 60
NST Stopwatch
= Batas ukur / Jumlah Skala
= 30 sekon / 300
= 0, 1 sekon
Penulisan Fisika
:
kembali
tombol
memulai pengukurannya
lepaskan
lagi
tombol
pengukuran
waktu
telah
penunjukan skalanya .
Ukur
:
15
1
2
1
= 2
x NST Stopwatch
x 0,1 sekon
= 0,05 sekon
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 2 angka di belakang koma .
Hasil Pengukuran
:
HP = NST Stopwatch x Penunjukan Skala
Pengertian
x 0,2 sekon
= 0,1 sekon
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 1 angka di belakang koma .
Hasil Pengukuran
:
16
Pengertian
x 0,2
Jam
jam
= 0,1 jam
Artinya ,
harus 1 angka
Hasil
HP = NST Jam
di belakang koma .
Pengukuran
x Penunjukan Skala
17
D. SUHU
Pada pengukuran besaran suhu dapat digunakan thermometer seperti thermometer
badan , termometer celcius dan thermometer ruangan . Termometer terbuat dari bahan
kaca dengan di dalamnya adalah air raksa . Pada thermometer sangat sensitive terhadap
suhu .
1. Termometer Badan
Pengertian
penunjukan skalanya .
Batas Skala/Batas Ukur
= 350C - 420C
Jumlah Skala
= 80
NST Termometer
:
:
:
18
x 0,10C
= 0,050C
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 2 angka di belakang koma .
Hasil Pengukuran
:
HP = NST Termometer Badan x Penunjukan Skala
2. Termometer Celcius
Pengertian
Jumlah Skala
= 200
= 10C
Penulisan
1
= 2 x
1
= 2
Fisika
= 0,50C
Artinya ,
angka di
Hasil
HP = NST
belakang koma .
Pengukuran
:
Termometer Celcius x Penunjukan Skala
3. Termometer Ruangan
Pengertian
x 0,20C
= 0,10C
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 1 angka di belakang koma .
Hasil Pengukuran
:
HP = NST Termometer ruangan x Penunjukan Skala
E. KUAT ARUS
Pada
pengukuran
dilakukan
dengan
berbagai
micrometer sekrup ,
besi .
1. Amperemeter
Pengertian
masukan rangkaian .
Hubungkan juga kutub negative dari amperemeter ke keluaran rangkaian listrik .
Hubungkan pula masukan dan keluaran dari amperemeter ke power supply .
Nyalakan power supply dan perhatikan gerakan jarus pada amperemeter .
Selanjutnya tinggal membaca hasil penunjukkannya .
21
x1A
= 0,5 A
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 1 angka di belakang koma .
Untuk Skala Bawah
1
= 2 x NST Amperemeter
1
= 2
x2A
=1A
Artinya , penulisan hasil pengukurannya tidak memakai koma .
Hasil Pengukuran
:
Skala Penunjukan x NST Amperemeter
HP =
x Batas Ukur
jumlah skala maksimum
2. Multimeter
22
Pengertian
x 0,2 A
= 0,1 A
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus memakai 1 angka dibelakang koma
Untuk Skala Bawah
1
= 2 x NST Multimeter
1
= 2
x 0,2 A
= 0,1
Artinya , penulisan hasil pengukurannya harus 1 angka di belakang koma .
Hasil Pengukuran
:
Skala Penunjukan x NST Amperemeter
HP =
x Batas Ukur
jumlah skala maksimum
23
24