Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Tugas Kelompok Stase Keperawatan Anak
Program Pendidikan Profesi Keperawatan (Ners) PSIK UMP

Disusun Oleh :
Dimas Anggara Ndaru Nirre 1411040071
Toto Budihutomo

1411040118

Widya Gita Yuliani

1411040095

Sulistio Dedi Arie P

1411040092

Dwi Haryani

1411040081

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015

SAP TERAPI BERMAIN


Pokok Bahasan

: Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit

Sub Pokok Bahasan

: Terapi Bermain Anak Usia Sekolah

Tujuan

: Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak

Tempat

: Ruang Kanthil RSUD Banyumas

Waktu

: Selasa, 22 September 2015

Sasaran

: Anak Usia Sekolah

A. Latar Belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan
akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan
menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,
memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan
yang diberikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan
pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain.
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan
perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal

sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah


berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan
bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi
terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat
dirumah sakit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu
:
a) Bisa merasa tenang selama dirawat.
b) Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat
c) Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
C. Media Penyuluhan
Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah:
1. Lembar Balik
2. Buku gambar
D. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:
1. Ceramah
2. Bermain bersama

E. Pengorganisasian
1. Penyaji
2. Fasilitator
3. Observer

: Widya Gita Yuliani, Dimas Anggara


: Sulistio Dedi Ap dan Dwi Haryani
: Toto Budihutomo

F. Setting Tempat

Keterangan :
A.

:
:
:
:
:

Layar LCD
Peserta
Observer
Presenter / Penyaji
Fasilitator

G. Kegiatan Penyuluhan
No
1

Terapis
Persiapan

Waktu

a.

Menyiapkan

Subjek terapi
Ruangan,alat,anak

dan

keluarga siap

ruangan.
b.

Menyiapkan
alat-alat.

c.
2

Menyiapkan

anak dan keluarga


Proses :
a.

Memb
uka proses terapi bermain
dengan

mengucap

kan 2 menit

salam,

memperkenalkan

diri.

Memperkenalkan
3 menit

b.

Menjawab

salam,
diri,

Memperhatikan

Menjel
askan

pada

anak

dan

keluarga tentang tujuan


dan

manfaat

menjelaskan

bermain,
cara 20 menit

permainan.
c.

Bermain bersama dengan


antusias
mengungkapkan

Menga

perasaannya

dan

jak anak bermain .


d.

Menge
valuasi respon anak dan
keluarga.

Penutup (1 menit).
Menyimpulkan,

5 menit

Memperhatikan

dan

menawab salam

mengucapkan salam

H. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Mahasiswa mampu mengarahkan anak sesuai dengan instruksi dan anak
mengikuti
Evaluasi Proses
Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Evaluasi Hasil
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi dengan perawat
Orangtua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas
b.

bermain

Standart Operasional Prosedur (SOP)

TERAPI BERMAIN
Prosedur Tetap
1 Pengertian

PENJELASAN
1. Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan
konflik dirinya yang tidak disadari (Wong, 1991)
2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

Standart Operasional Prosedur (SOP)

TERAPI BERMAIN
Prosedur Tetap

Tujuan

Indikasi

Kontra
indikasi
Persiapan
Pasien

Alat

Persiapan
Perawat

Cara Kerja

PENJELASAN
kesenangan
yang
ditimbulkannya
tanpa
mempertimbangkan hasil akhirnya (Hurlock, 1978)
3. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
dalam mengatasi konflik dari dalam dirinya yang
tidak disadari serta dengan keinginan sendiri untuk
memperoleh kesenangan (Roster, 1987).
1. Meminimalisir tindakan keperawatan yang traumatis
2. Mengurangi kecemasan
3. Membantu mempercepat penyembuhan
4. Sebagai fasilitas komunikasi
5. Persiapan untuk hospitalisasi atau surgery
6. Sarana untuk mengespresikan perasaan
Dapat dilakukan diruang rawat inap, poli tumbuh
kembang, poli rawat jalan dan tempat penitipan anak.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pasien dan keluarga diberitahu tujuan bermain


Melakukan kontrak waktu
Tidak ngantuk
Tidak rewel
Keadaan umum mulai membaik
Pasien bisa dengan tiduran atau duduk sesuai dengan
kondisi pasien
a. Rancangan program beramain yang lengkap dan
sistematis
b. Alat bermain sesuai dengan umur/jenis kelamin dan
tujuan
a. Lakukan pengkajian : umur, baca catatan keperawatan
dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain
membantu jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan kontrak waktu
2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel,
keadaan
umum
membaik/kondisi
yang
memungkinkan)
B. Tahap Orientasi
1. Membreikan salam kepada pasien dan menyapa
nama pasien

Standart Operasional Prosedur (SOP)

TERAPI BERMAIN
Prosedur Tetap

Evaluasi

1
0

Dokumentasi

Lampiran Materi

PENJELASAN
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesipan pasien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
3. Memulai terapi bermain diawali dengan bermain
konsenterasi (Menjawab Warna pada Kata Warna)
4. Terapi kedua mendengarkan cerita lalu menjelaskan
kembali apa yang diceritakan dengan singkat serta
menjawab pertanyaan seputar cerita tersebut
5. Terapi bermain konsenterasi kedua (Menjawab
dengan cepat kalimat pengecoh)
6. Terapi terakhir mengisi jawaban pada pertanyaan di
buku gambar
7. Beri reinforcemen positif untuk anak dan beri door
prize
8. Memberikan anak pulas warna untuk mewarnai
gambar pada buku gambar yang diberikan
9. Menanyakan perasaan anak saat bermain
10. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang
permainan
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi kegiatan sesuai tujuan
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcemen positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
a. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan pada catatan keperawatan
b. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
c. Dokumentasi evaluasi tindakan : SOAP

A. DEFINISI
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa
yang ada di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan
apapun yang mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain
dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang
yang penting untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah
selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit
Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat
penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan
keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan
dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih
banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008). Bermain adalah cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan
media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkatakata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan
memperoleh kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: Kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain
sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak,
belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan
lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental
serta sosial anak.

B. FUNGSI BERMAIN
1.

Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan


melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini
aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh
bayi dapat dilakukan rangsangan

taktil,audio dan visual melalui

rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal


tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau
dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya
akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru
dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau
dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
2.
Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal
ini dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba
melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek
permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan
dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan
berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi
bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif
selanjutnya.
3.

Meningkatkan Sosialisasi Anak


Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh
dimana pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap
kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada
usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini
sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain
peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi
seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain,
kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan
teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi

4.

dengan teman dan orang


Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas,
dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada

dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan


sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti
5.

bermain bongkar pasang mobil-mobilan.


Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang
merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau

belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.


6.
Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman
sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat
7.

bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.


Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada
anak, hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah
dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya,
dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus
dilakukan tidak boleh dilanggar.

C. MANFAAT BERMAIN
Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:
1.
Membuang ekstra energi.
2.
Mengoptimalkan
pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
3.
Aktivitas yang dilakukan
dapat merangsang nafsu makan anak.
4.
5.
6.

Anak belajar mengontrol diri.


Berkembanghnya
berbagai
ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
Meningkatnya

daya

kreativitas.
7.

Mendapat

kesempatan

8.

menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.


Merupakan
cara

9.

mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.


Kesempatan untuk bergaul
dengan anak lainnya.

untuk

10.

Kesempatan untuk mengikuti


aturan-aturan.

11.

Dapat

mengembangkan

kemampuan intelektualnya.
D. MACAM - MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumahrumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan
dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat
dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti
dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
E. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat


mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1.

Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan


yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri
dari motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda,
bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting,

2.

pensil, bola, balok, lilin, dll.


Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara,
menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku

3.

bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.


Pengembangan aspek kognitif,

yaitu

dengan

pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan :


4.

buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam
hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, dan lain-lain.

F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

H. TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI


Tujuan kegiatan :

a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.

Memberi informasi.
Memicu normalisasi.
Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
Mendesain tanda selamat dating.
Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak
Memicu orang tua membawa foto dan mainan
Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
Proaktif melakukan permainan.

I. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT


Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :
1) Kelompok umur yang sama
2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur
yang sama agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan
usia dan tingkat perkembangan anak.
3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang
4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi
silang dapat dihindari
5) Tidak banyak energi serta permainan singkat
6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk
bermain sehingga permainan yang diberikan harus merupakan permainan
yang tidak menguras tenaga energi yang besar
7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua
8) Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan
orang tua dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan
penyakit dapat segera diketahui secara dini.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Sekolah.
Diakses Pada Tanggal 21 September 2015. www.nursingbegin.com
Kaplan H.I, Sadock. B.J Grebb J.A. 2005. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan
Perilaku, Psikiatri. Klinis, Alih Bahasa : Kusuma W,edisi Wiguna
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai