Anda di halaman 1dari 35

KESEHATAN &

KESELAMATAN KERJA

KESEHATAN KERJA
(Occupational Health)
Kesehatan kerja : ilmu yang mendalami
masalah hubungan dua arah antara pekerjaan
dan kesehatan.
Kesehatan
pekerjaan
Hub antara status kesehatan pekerja dengan
kemampuannya untuk melakukan tugas yang
harus dikerjakannya.
Tuj utama : mencegah timbulnya gangguan
kesehatan daripada mengobatinya.

Pada thn 1950, satu komisi bersama


antara ILO dan WHO menyusun definisi
kesehatan kerja.

Merup.promosi dan pemeliharaan


kesejahteraan fisik, mental, dan sosial
pekerja pada jabatan apapun dengan
sebaik-baiknya.

Sejumlah kaum profesional terlibat dalam


bidang ini :
- dokter
- perawat
- ahli higiene industri
- ahli toksikologi
- ahli mikrobiologi
- ahli ergonomi
keselamatan

- sarjana hukum
- ahli laboratorium
- ahli epidemiologi
- insinyur

TAHAPAN
PETUGAS
YANGKesehatan
BERTANGGUNGJAWAB
Pengendalian
Bahaya
UNTUK MENGENDALIKAN

Penemuan gangguan
kesehatan

Pekerja/petugas keselamatan/perawat/dokter

Diagnosis penyakit
Terapi (mungkin)
Penemuan penyebab
lingkungan

Perawat/dokter
Dokter
Ahli higiene/perawat/dokter/ahli toksikologi

Pemantauan &
pengendalian penyebab

Ahli higiene/insinyur keselamatan/ahli ergonomi


dan/atau dokter

Pemantauan kesehatan
pekerja

Perwata/dokter/ahli epidemiologi/ahli toksikologi

Status kesehatan seseorang , menurut Blum (1981)


ditentukan oleh 4 faktor :
1. Lingkungan : lingk.fisik (alami,buatan), kimia
(organik/anorganik, logam berat, debu), biologi
(virus,bakteri,mikroorganisme) dan sosial budaya
(ekonomi, pendidikan dan pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. Pelayanan kesehatan : promotif, preventiv, perawatan,
pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi.
4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap
manusia.

Hubungan antara pekerjaan dan kesehatan


seseorang mulai dikenal sejak beberapa
abad lalu, antara lain didapatkannya
penyakit akibat cacing atau gejala sesak
nafas akibat timbunan debu dalam paru pada
pekerja pertambangan.
Status kesehatan pekerja
produktivitas kerja
Kesehatan kerja (Sumamur, 1976) : spesialisasi ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan
agar pekerja/masy.pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap
penyakit gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor pekerjaan dan lingk.kerja serta terhadap penyakit
umum.

Kesehatan kerja lebih memfokuskan lingkup


kegiatannya pada peningkatan kualitas
hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya
kesehatan yang bertujuan untuk :
1.
2.

3.
4.

Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan


pekerja.
Melindungi dan mencegah pekerja dari semua
gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja atau
pekerjaannya.
Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan
fisik, mental dan pendidikan atau keterampilannya.
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Rekomendasi Komite Bersama ILO/WHO pada tahun 1995 :


menekankan upaya pemeliharaan, peningkatan kesehatan
dan kapasitas kerja, perbaikan lingk dan pekerjaan yang
mendukung keselamatan dan kesehatan pekerja serta
mengembangkan organisasi dan budaya kerja agar
tercapai iklim sosial yang positif, kelancaran produksi dan
peningkatan produktivitas.

Kesehatan kerja : promotif, preventif, kuratif dan


rehabilitatif.
Upaya promotif : penyuluhan, pelatihan dan
peningkatan pengetahuan tentang upaya hidup sehat
dalam bekerja.
Upaya preventif : disiplin dalam bekerja.

FAKTOR RESIKO DI TEMPAT KERJA


Hazard atau potensi bahaya : menunjukkan adanya
sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera
atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat
dialami oleh tenaga kerja atau perusahaan.
Kesehatan dan kinerja sesorang pekerja sangat
dipengaruhi oleh :
1. Faktor mesin/peralatan : cedera, kecelakaan kerja.
2. Fisiologik dalam beban kerja : gangguan
muskuloskeletal, low back pain, kelelahan.
3. Faktor fisik : noise induced hearing loss, gangguan
neuro vaskuler, efek radiasi.
4. Faktor kimia : intoksikasi, alergi, kanker.

5. Faktor biologik : infeksi, alergi.


6. Faktor psikologik : stress psikis, depresi, ketidakpuasan.
7. Faktor psikososial : konflik, monotoni, kualitas kerja.
Dalam tindak lanjut pengendalian potensi bahaya
kesehatan, masing-masing aktivitas dan
penanggungjawabnya adalah :
- Pengenalan pengaruh thd kesehatan : pekerja, bagian
keselamatan kesehatan kerja, paramedik/dokter.
- Diagnosis penyakit/gangguan kesehatan :
paramedik/dokter.
- Penetapan faktor penyebab di lingk.kerja : ahli
higiene/kerja, paramedik/dokter, ahli toksikologi.

- Monitoring, pengendalian faktor penyebab : ahli higiene


industri, ahli keselamatan kerja, ahli ergonomi, dokter.
- Monitoring kesehatan : paramedik/dokter, ahli
epidemiologi, ahli toksikologi.
Ilmu kedokteran kerja (occupational medicine) : aspek
klinik berupa diagnosis, pengelolaan dan pencegahan
penyakit akibat kerja.

LINGKUNGAN KERJA DAN KESEHATAN


PEKERJA
Hubungan Lingk.Kerja dan Kesehatan Kerja
Potensi/resiko
bahaya

Pekerja

Lingk.kerja

Terpapar/terpajan

Terserap

Identifikasi
pengujian
pengendalian

Pemeriksaan kes.
pemantauan biomedik

Gangguan
kesehatan

Berakibat

Tidak berakibat

Manajemen Kesehatan Kerja


Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Adanya komitmen dan kebijakan tertulis pihak
manajemen dalam aspek kesehatan kerja yang
sekaligus dikaitkan dengan aspek keselamatan
kerja
dan lingk.secara menyeluruh.
2. Ditetapkannya tujuan atau goal yang akan dicapai
melalui penerapan standar, pedoman, petunjuk dan
syarat kesehatan kerja lainnya.
3. Perlunya perencanaan sekaligus disertai program
kes.kerja yang terintegrasi dengan aspek
manajemen
lainnya.

4.

5.

1.
2.
3.
4.
5.

Penerapan yang didukung oleh kegiatan nyata berupa


pengukuran dan pemantauan lingk.kerja dan
pengujian kesehatan pekerja.
Dalam periode tertentu perlu dilakukan audit untuk
memperoleh gambaran tentang aspek kesehatan di
tempat kerja.
PROGRAM KESEHATAN KERJA
Identifikasi potensi bahaya.
Analisa resiko.
Survailan kesehatan pekerja.
Pemantauan biologik.
Pengendalian lingk.kerja.

6. Pelayanan kesehatan kerja.


7. Konsultasi dan komunikasi.
8. Pelatihan kesehatan kerja.
Beberapa hal yang perlu diperbaiki :
Kesehatan kerja seolah-olah hanya merupakan
tanggungjawab dokter/paramedis perusahaan atau
bag.dari poliklinik di perusahaan; sesungguhnya
yang tepat adalah penerapan kesehatan kerja
merupakan tanggungjawab setiap orang.
Keberadaan poliklinik atau rujukan ke pelayanan
kesehatan langganan perusahaan cenderung
untuk kuratif terhadap semua penyakit/gangguan
kesehatan; yang seharusnya lebih pada aspek
pelayanan kesehatan kerja yang terfokus pada
promotif dan preventif.

Pemberian makanan/minuman tambahan (extra


fooding) dianggap telah mewakili terselenggaranya
penerapan kesehatan kerja; dalam penerapan
kesehatan kerja seharusnya diupayakan kecukupan
kebutuhan kalori/gizi untuk bekerja (gizi kerja).
Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan terutama
secara periodik masih bersifat umum padahal
dalam pengertian kesehatan kerja, pemeriksaan
kesehatan bagi pekerja dilaksanakan dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan kerja tanpa
mengabaikan standar pemeriksaan kesehatan
menurut ilmu kedokteran.

Penyediaan dan penanggulangan alat pelindung diri


dianggap sebagai sarana utama untuk melindungi
tenaga kerja dari semua resiko di tempat kerja,
sedang yang lebih tepat penggunaan alat pelindung
diri merupakan alternatif terakhir bila pengendalian
teknis tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan
sebagai pendukung efektivitas teknologi
pengendalian lainnya.
Kondisi dan lingk.kerja dipandang senagai resiko
pekerjaan dan harus diterima dalam bekerja.
Melalui penerapan kesehatan kerja, tenaga kerja
diharapkan agar tetap sehat, melalui pemeliharaan
dan peningkatan status kesehatan, berkualitas dan
produktif.

KESELAMATAN KERJA
(Occupational safety)
Diartikan sebagai bidang kegiatan yang
ditujukan untuk mencegah semua jenis
kecelakaan yang ada kaitannya dengan
lingkungan dan situasi kerja.
Sec.filosofi : sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil karya dan
budayanya.

Secara keilmuan : suatu pengetauan dan


penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.

UU Keselamatan Kerja : UU No.1 Tahun 1970,


yang ruang lingkupnya berhubungan dengan
mesin, landasan tempat kerja dan lingk.kerja,
serta cara mencegah terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, memberikan
perlindungan kepada sumber-sumber produksi
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas.

Dalam konsep pengelolaan keselamatan kerja


modern (Modern safety Management) dikenal 2
definisi keselamatan kerja :
- bebas dari kecelakaan-kecelakaan atau bebas dari
kondisi sakit,luka atau bebas dari kerugian.
- sebagai pengontrolan kerugian.
KECELAKAAN KERJA
Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan
yang merugikan terhadap manusia,merusak harta
benda atau kerugian terhadap proses.

Kecelakaan (accident) dibagi atas 2


golongan :
1. Kecelakaan industri (industri accident):
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
karena adanya sumber bahaya atau bahaya
kerja.
2. Kecelakaan dalam perjalanan (community
accident) : kecelakaan yang terjadi diluar
tempat kerja yang berkaitan dengan adanya
hubungan kerja.

PENGERTIAN HAMPIR CELAKA


Hampir celaka (incident/near-miss/near
accident) : suatu kejadian atau peristiwa
yang tidak diinginkan dimana dengan
keadaan yang sedikit berbeda akan
mengakibatkan bahaya terhadap
manusia, merusak harta benda atau
kerugian terhadap proses.

KONSEP-KONSEP DASAR
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
SEBAB-SEBAB KECELAKAAN
1. Penyebab Langsung (immediate causes)
2. Penyebab dasar (basic causes)

Kekurangan
Kontrol
Tidak cukup
1.Program
2.Standar
Program
3.Pemenuhan
Program

Penyebab
Dasar
1. Faktor
manusia
2. Faktor
pekerjaan

Penyebab
Langsung

Insiden

1. Tindakan
yang tdk
standar
2. Kondisi
yang tdk
standar

Kontak
dengan
energi atau
bahan

Kerugian

1. Manusia
2. Harta
benda
3. Proses

PENYEBAB LANGSUNG
a. Tindakan-tindakan yang tidak aman

(unsafe acts) yaitu, tingkah laku atau


perbuatan yang akan menyebabkan
kecelakaan.
b. Kondisi-kondisi yang tidak aman
(unsafe condition) yaitu keadaan yang
akan menyebabkan kecelakaan.

Tindakan-tindakan yang tidak


Standar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.


Gagal untuk memberi peringatan
Gagal untuk mengamankan
Bekerja dengan kecepatan yang salah
Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi
Memindahkan alat-alat keselamatan
Menggunakan alat yang rusak
Menggunakan alat dengan cara yang salah
Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara
benar
10. Membongkar secara salah

11. Menempatkan/menyusun secara salah


12. Mengangkat secara salah
13. Mengambil posisi yang salah
14. Memperbaiki alat/peralatan yang sedang jalan/hidup/bergerak
15. Bersenda gurau di tempat kerja
16. Mabuk karena minuman berakohol dan atau minuman/obat keras
lainnya

Kondisi-kondisi yang tidak aman


1. Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau
tidak memnuhi syarat
2. Bahan. Alat-alat/peralatan rusak
3. Terlalu sesak/sempit
4. Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai.

5. Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan


6. Kerapihan/tata letak (house keeping) yang jelek
7. Lingkungan berbahaya/beracun : gas,debu,asap,uap, dll.
8. Bising
9. Paparan radiasi
10. Ventilasi dan penerangan yang kurang

PENYEBAB DASAR (Basic Cause)


Terdiri dari 2 : faktor manusia/pribadi (personal factor) dan faktor
kerja/lingkungan kerja (job/work environment).
a. Faktor manusia/pribadi, antara lain karena

Kurangnya kemampuan fisik,mental dan psikologi.

Kurangnya/lemahnya pengetahuan dan


keterampilan/keahlian
Stres
Motivasi yang tidak cukup/salah

b. Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :

Tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan


Tidak cukup rekayasa (engineering)
Tidak cukup pembelian/pengadaan barang
Tidak cukup perawatan (maintenance)
Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan barang-barang
Tidak cukup standar-standar kerja
Penyalahgunaan

KURANGNYA KONTROL TERHADAP PROGRAM K3


Program K3 sedikitnya harus mengandung unsur:
What? Apa yang dikerjakan.
Who? Siapa yang mengerjakan?
When? Kapan? Berapa sering?

PENCEGAHAN KECELAKAAN
Lingkungan Mikro (Micro System)
Peningkatan usaha keselamatan dan kesehatan kerja
dapat ditujukan pada :
a. Melalui perencanaan mesin/peralatan dengan
memperhatikan segi-segi keselamatan dan kesehatan
kerjanya.
b. Merancang peralatan/lingkungan kerja yang sesuai
dengan batas kemampuan pekerjaan agar tercipta
The Right Design for Humans.

c. Pada tingkat pembelian harus diperhatikan mutu


dan syarat keselamatan dan kesehatan dari barang yang
dibeli.
d. Pengelolaan (misalnya : penyusunan) bahan-bahan
produksi harus secara benar.
e. cara pembuangan bahan buangan memperhitungkan
kemungkinan bahayanya, baik bagi masyarakat
maupun lingkungan.

Usaha kedua : sistem manajemen dari


perusahaan atau unit kerja yang bersangkutan,
yang meliputi :
a.
b.

c.

Penyebaran Health & Safety Policy Statement, yang


diikuti dengan pelaksanaan dan pengawasannya.
Penentuan struktur, pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab dalam segi keselamatan dan
kesehatan kerja yang jelas dan tegas, dan petugas
operasi dinilai berdasar atas keberhasilannya dalam
melaksanakan Safe Production (Keselamatan kerja
terpadu dalam produksi).
Menentukan, melaksanakan, dan mengawasi
sistem/prosedur kerja yang benar.

d.

e.
f.
g.

Membuat suatu sistem untuk menentukan dan


mengatasi bahaya yang mungkin timbul di tempat
kerja.
Menciptakan sistem pendidikan (termasuk dalam segi
K3 yang terpadu).
Penggunaan standar dan kode yang up to date
(mutakhir) dan dapat diandalkan.
Menciptakan sistem pengamat yang dapat
menunjukkan adanya ketimpangan pada sistem
manajemen yang ada.

Lingkungan Makro (Macro System)

Perbaikan yang dilakukan antara lain :


- memasukkan materi manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagai
salah satu mata pelajaran di PT.
- mengawasi pelaksanaan UU Keselamatan
Kerja beserta peraturan pelaksanaannya
dan
menindak tegas setiap
pelanggarannya.
- memasukkan segi keselamatan dan
kesehatan kerja ke dalam program Litbang
Teknologi Tinggi Research & Development of
Advanced Technology).

Anda mungkin juga menyukai