KAJIAN PUSTAKA
12
13
ia
mencoba
mempraktikan
salah
satu
kemungkinan
14
Belajar
tidak
hanya
sekedar
menghafal.
Siswa
harus
berjalan
terus
seiring
dengan
perkembangan
organisasi
Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain
15
Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia
menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa
akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.
16
Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses
penilaian yang benar
dengan
mempelajari
memperhatikan detailnya.
secara
keseluruhan,
kemudian
17
pengetahuan
dan
pengalaman
tersebut
(applying
refleksi
terhadap
strategi
pengetahuan
pengembangan
(reflecting knowledge), hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses
perbaikan dan penyempurnaan strategi.
B. Langkah Pembelajaran
Menurut Depdiknas (2006) menyatakan secara garis besar langkahlangkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar dalam kelompok-kelompok.
5. Hadirkan model sebagai contoh belajar.
18
(2009:110)
mengemukakan
bahwa
CTL
sebagai
suatu
merupakan
landasan
berpikir
pendekatan
Pengetahuan
dan
ketrampilan
yang diperoleh
siswa
19
20
Tabel 2.1
Komponen Pembelajaran Dalam Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Penutup
21
22
kemampaun
yang
dibutuhkan
pada
pembelajaran
ketika
bereksperimen.
Keterampilan proses sains yang dimaksud adalah keterampilan proses
menurut Karen L. Lancour terdiri dari kemampuan dasar dan kemampuan
terintegrasi. Kemampuan dasar terdiri dari 6 aspek yakni observasi (observing),
pengukuran (measuring), interpretasi data (inferring), klasifikasi (classifying),
memprediksi (predicting), mengkomunikasikan (communicating). Kemampuan
terintegrasi
(describing
relationships
between
variables),
merencanakan
23
and their data), memahami hubungan sebab akibat (understanding cause and
effect relationships), memformulasikan model (formulating models).. Adapun
mengenai KPS dan indikatornya menurut Karen L. Lancour adalah sebagai
berikut
Tabel 2.3
Deskripsi Tiap Aspek KPS
No
Aspek KPS
Deskripsi
Keterampilan Proses Sains Dasar
Observasi
Mengukur
Mengambil
Kesimpulan
Klasifikasi
Prediksi
Komunikasi
1
2
24
No
4
5.
6.
7.
8
Aspek KPS
Menjelaskan
hubungan antara
variabel
Merencanakan
Percobaan
Deskripsi
Menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Menjelaskan tingkat kesebandingan
variabel bebas dengan variabel terikat
Merancang eksperimen berdasarkan alat dan bahan
yang tersedia dan menyusun langkah percobaan
yang cocok untuk menguji hipotesis
Melakukan
Melakukan eksperimen dengan hati-hati dan sesuai
Percobaan
dengan prosedur percobaan dan memverifikasi data
dengan mengulangi percobaan beberapa kali
Mengumpulkan
Mengumpulkan data data kualitatif dan kuantitatif
Data
dari hasil observasi dan hasil pengukuran.
Membuat Tabel dan Membuat tabel dan grafik dari data yang sudah
Grafik
dikumpulkan.
Menganalisis Data
10
Memahami
hubungan sebab
akibat
Merumuskan model Menerima hasil percobaan dan membandingkan
objek dan kejadian lain.
11
25
dilakukan
dengan
menggunakan
tes
prestasi
(achievement test).
b. Prestasi belajar merupakam hasil perbuatan individu itu sendiri
bukan hasil perbuatan orang lain terhadap prestasi itu.
c. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasar atas
kriteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut standar
yang dicapai oleh kelompok.
d. Prestasi belajar yang diperoleh para siswa tidak hanya bersifat
kognitif intelektual, tetapi juga bersifat kognitif nonitelektual yang
antara lain diwujudkan dalam bentuk kualitas kepribadian.
Prestasi belajar berbeda dengan hasil belajar. Surapranata (2004:19)
mengungkapkan prestasi belajar hanya meliputi dua aspek , yaitu aspek
kognitif dan psikomotor. Sedangkan hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar juga meliputi pembentukan
watak seseorang peserta didik.
Syambasri Munaf (2001: 67) mengemukakan bahwa ranah kognitif
meliputi kemampuan menyatakan konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan
kemampuan intelektual. Bloom membagi ranah kognitif ke dalam enam
jenjang kemampuan secara hierarki, yaitu :
1. Pengetahuan/C1 (recall)
Hafalan merupakan kemampuan menyatakan konsep, prinsip,
prosedur, atau istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau
26
dapat menggunakannya. Jenjang ini adalah jenjang yang paling rendah tapi
menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Kata kerja yang dapat
digunakan, misalnya: menyebutkan, mendefinisikan.
2. Pemahaman/C2 (comprehension)
Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan proses
berfikir yang menuntut siswa untuk memahami yang berarti mengetahui
tentang sesuatu hal dan dapat melihatnya dari beberapa segi (Syambasri
Munaf, 2001: 69). Siswa dituntut untuk dapat menafsirkan bagan, diagram
atau grafik, meramalkan, mengungkap suatu konsep atau prinsip dengan
kata-kata
sendiri.
Kata
kerja
yang
dapat
digunakan,
misalnya:
27
5. Sintesis/C5 (synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian
materi sehingga menjadi satu gabungan yang berpola dan berkaitan satu
sama lain. Contoh kemampuan sintesis adalah kemampuan merencanakan
eksperimen. Kata kerja yang dapat digunakan, misalnya: mensintesis,
menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan.
6. Evaluasi/C6 (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan tertinggi yang merupakan pemberian
penilaian atau keputusan terhadap suatu situasi, nilai-nilai, atau ide-ide.
Pemberian keputusan dapat dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja,
pemecahan, metode, materi, berdasarkan kriteria tertentu. Untuk dapat
menilai, seseorang harus dapat menerapkan, mampu mensintesis, dan
menganalisa (Syambasri Munaf, 2001: 74). Kata kerja yang dapat
digunakan, misalnya: menilai, menentukan, memutuskan.
Pada pengukuran prestasi belajar pada ranah kognitif tersebut maka
instrumen yang digunakan haruslah disesuaikan dengan usia perkembangan
anak.
28
Tabel 2.3
Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget
Periode
Usia
Deskripsi Perkembangan
(tahun)
1. Sensorimotor
02
Skema-skemanya
berbentuk
refleks-refleks
baru
sederhana,
26
3. Operasi
Konkret
6 11
miliki.
Mereka
dapat
29
Periode
Usia
Deskripsi Perkembangan
(tahun)
4. Operasi
formal
Lebih
dari 11
dapat
berhubungan
peristiwa-peristiwa
hipotesis
dengan
atau
abstrak
dan
memecahkan
masalah
melalui
pengujian
semua
Prestasi belajar fisika merupakan hasil yang dicapai setelah belajar fisika
pada ranah kognitif. Hasil ini berbentuk skor yang diperoleh siswa dari skor tes
hasil belajar.
30
Tabel 2.4
Keterkaitan Komponen Pendekatan Kontekstual dengan
Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa
Komponen
Pembelajaran
Aspek Prestasi
Belajar
Konstruktivisme
Observasi, Mengukur
Pengetahuan (C1)
Bertanya
Mengambil Kesimpulan,
Pngetahuan (C1),
Komunikasi
Pemahaman (C2)
Observasi, Mengukur,
Pemahaman (C2),
Klasifikasi, Prediksi
Penerapan (C3)
Masyarakat Belajar
Prediksi, Komunikasi
Pemahaman (C2
Pemodelan
Klasifikasi, Mengambil
Penerapan (C3)
Inkuiri
Kesimpulan
Refleksi
Penilaian Autentik
Komunikasi
Pengetahuan (C1)