Anda di halaman 1dari 5

1) Cynodon dactylon

a) Identifikasi
Nama Ilmiah: Cynodon dactylon
Nama umum: Rumput grinting
Nama lokal/daerah: kakawatan (Sunda), sukit grinting (Jawa).
b) Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Sub kingdom: Tracheobionta
Super divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Sub kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Cynodon
Species: Cynodon dactylon (L.) Pers.
c) Deskripsi
Akar: Akar serabut dengan permukaannya yang halus dan rimpang coklat karena
tertutupi oleh tanah.
Batang: Batang langsing, sedikit pipih, dengan rongga kecil
Daun: Daun terdiri dari 2 baris dan lidahnya sangat pendek.

Helaian daun bentuk garis, tepi kasar, berwarna


berambut atau gundul, 2.5 15 kali 0.2 0.7 cm.

hijau,

Bunga: Bunga bulir, terdapat sekam, benang sari 3, putik 2, dan


termasuk bunga lengkap.
Buah:
Perbanyakan: Perbanyakan diri atau perkembangbiakannya dengan
stek batangnya atau bijinya. Bulir-bulirnya mudah menempel pada
bulu burung dan diterbangkan kemana-mana.
Habitat: Rumput Grinting tumbuh paling bagus pada suhu diatas 24 0C
dan tahan terhadap kekeringan. Tumbuh paling baik pada tanah yang
berdrainase baik tapi toleran terhadap banjir yang berkepanjangan.
pH optimal yaitu diatas 5,5. Juga toleran terhadap kesuburan tanah
yang rendah tetapi tidak toleran terhadap naungan. Daerah dengan
musim kemarau yang tegas, di daerah cerah matahari dengan
ketinggian 1 1650 m.
Pengendalian:

2) Eleusine indica
d) Identifikasi
Nama Ilmiah: Eleusine indica
Nama umum: Rumput Belulang
Nama lokal/daerah: jaba (Batak Karo), suket lulangan (Jawa),
jampang carulang (Sunda)
e) Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Sub kingdom: Tracheobionta

Super divisi: Spermatophyta


Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Sub kelas: Commelinidae
Ordo: Cyperales
Famili: Poaceae
Genus: Eleusine
Species: Eleusine indica (L.) Gaertn.
f) Deskripsi
Akar: Akar Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) memiliki
system perakaran serabut. Akar rumput membentuk tali halus.
Akar serabut yang kecil-kecil memiliki percabangan yang sangat
banyak, selain itu juga memiliki bulu yang halus.
Batang: Batang Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.)
membentuk rumpun yang kokoh dengan perakaran yang lebat.
Tumbuh tegak atau ada kalanya merambat. Membentuk cabang.
Sering membentuk akar pada buku terbawah. Tingginya 12-85 cm.
Daun:
Daun Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) memiliki helai
daun panjang. Bentuk garis. Bagian pangkal tidak menyempit.
Ujungnya runcing atau tegak tumpul. Pada pangkalnya selalu
terdapat beberapa rambut panjang.
Bunga:
Bunga Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) tegak atau
condong ke samping. Dengan dua sampai tujuh bulir yang tumbuh
menjari (digitatus) pada ujung batang. Bulir lainnya (nol sampai
tujuh) tumbuh di bawah atau tersebar atau rapat satu sama lain.
Sumbu bulir lurus dan rata-rata 2,5-15 cm panjangnya. Muncul di
ujung batang.
Buah: Buah Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.)
berbentuk elips meruncing. Benang sarinya berwarna kekunungkuningan. Mempunyai rambut-rambut papus putih menyerupai
perak. Buah sangat ringan. Memiliki putik.
Perbanyakan: Jenis ini diperbanyak dengan biji. Semai akan
tumbuh dan siap dipindahkan setelah umur 3-4 minggu, jika
tempat persemaiannya diairi teratur. Keadaan tersebut biasanya
akan menghasilkan tanaman yang lebih baik jika dibandingkan
dengan penanaman secara langsung dari biji, walaupun
memerlukan tenaga lebih intensive.Penanaman atau penebaran
benih dilakukan pada kedalaman 2.5 cm dengan jarak antar deret
biasanya 25 cm, antar tanaman 10-12.5 cm. Rata-rata per ha
menghasilkan biji sebesar 6-20 kg, tergantung pada metode
penanamannya. Seringkali ditanam tumpangsari dengan jenis
lainnya seperti sorghum, jagung, kacang-kacangan.

Habitat: Jenis ini tumbuh di daerah tropik dari permukaan laut


sampai ketinggian 2400 m alt (di Nepal dapat mencapai ketinggian
3150 m), lebih menyukai lokasi denagn panjang siang hari selama
12 jam. jenis ini termasuk tumbuhan C4-cycle photosynthetic
pathway. Temperatur optimum rata-rata antara 18C sampai 27C.
Jneie ini membutuhkan curah hujan 750 mm pada saat
pertumbuhan (rata-rata curah hujan tahunan 900-1200 mm). Jenis
ini tidak setoleran sorghum dan pearl millet terhadap kekeringan,
tidak juga seperti padi dan jagung, tidak akan tumbuhan dengan
baik pada curah hujan tinggi. Saat panen memerlukan pereode
kering. Jenis ini tumbuh pada type tanah bervariasi, namun subur,
lebih menyukai tanah lempung berpasir dnegan drainase baik
dengan pH 6.5-8. Tidak toleran terhadap tanah tergenang. Di Asia
Tenggara jenis ini tumbuh di daerah agak kering sampai agak
basah.
Pengendalian:

3) Elephantopus spicatus
g) Identifikasi
Nama Ilmiah: Elephantopus spicatus
Nama umum:
Nama lokal/daerah:
h) Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Sub kingdom: Tracheobionta
Super divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Elephantopus
Species: Elephantopus spicatus
i) Deskripsi
Akar:
Batang:
Daun:
Bunga:
Perbanyakan:
Habitat:
Pengendalian:
4) Fimbristylis milicea
j) Identifikasi

Nama Ilmiah: Fimbristylis milicea


Nama umum:
Nama lokal/daerah:
k) Klasifikasi
Kingdom:
Sub kingdom:
Super divisi:
Divisi:
Kelas:
Sub kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Species:
l) Deskripsi
Akar:
Batang:
Daun:
Bunga:
Perbanyakan:
Habitat:
Pengendalian:
5) Panicum repens
m) Identifikasi
Nama Ilmiah: Panicum repens
Nama umum:
Nama lokal/daerah:
n) Klasifikasi
Kingdom:
Sub kingdom:
Super divisi:
Divisi:
Kelas:
Sub kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Species:
o) Deskripsi
Akar: akar rimpang sepanjang 12-40 cm, menjalar di bawah
permukaan tanah, tebal rimpang hingga 20 mm, putih, berdaging
Batang:

Daun: Daun berukuran 4-30 cm x 3-9 mm berbentuk garis dengan


kaki lebar dan ujung runcing
Bunga: Bunga majemuk berupa malai agak jarang sepanjang 8-22
cm
Perbanyakan:
Habitat:
Pengendalian:

Anda mungkin juga menyukai