133
134
135
136
137
pihak yang bebas risiko yaitu kreditur dan ada pihak yang tidak bebas
risiko yaitu debitur.
Kreditur yang pasti menerima pendapatan yang berupa bunga
ini bertentangan teori resiko dan sunnatullah. Resiko sebagai
kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan.
Besarnya keuntungan yang diharapkan dari setiap sekuritas tidak sama
tergantung pada besarnya resiko yang harus ditanggung investor.
Namun yang dapat dilakukan investor adalah meminimalkan risiko
dengan memperhatikan besarnya pengaruh masing-masing faktor
tersebut, (Husnan , 1996:43). Block dan Hirt (1987:126) mengartikan
resiko adalah, A measure of uncertainty about the outcomes from a
given event. The greater the variability of possible outcomes, on both
the high side and low side, the greater risk. Dalam teori portofolio,
risiko dinyatakan sebagai tingkat penyimpangan terhadap keuntungan
yang diharapkan. Cantilon (Pressman, 2002:17) berpendapat tentang
tidakpastian masa depan dan risiko yang akan terjadi bahwa masa
depan itu penuh dengan ketidakpastian dan bawa semua kegiatan
ekonomi pada dasarnya mengandung resiko. Tetapi seseorang harus
mengambil resiko dimasa sekarang demi mendapatkan keuntungan
dimasa depan. Jika tidak, tidak akan ada kegiatan produksi yang
dilakukan. Pengusaha yang mengambil resiko, karena it sangat
penting bagi perputaran proses produksi untuk menjalankan proses ini
dengan baik dan untuk memakmurkan ekonomi.
Sunnatullah yang dimaksudkan adalah manusia tidak tahu
hasil dari apa yang mereka usahakan besok karena itu merupakan
urusan Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al Quran surat Al
Luqman ayat 34:
138
139
Bagi Hasil
Bunga
140
141
142
143
144
TR = P
(7)
Persamaan-persamaan di atas akan digunakan untuk
menganalisis dampak pembayaran bagi hasil terhadap harga. Besarnya
nisbah bagi hasil disimbolkan x persen untuk pemberi pembiayaan
dan y persen yang akan diterima oleh pengambil pembiayaan.
Untuk memudahkan analisis maka analisis ini menggunakan
asumsi produk yang terjual adalah hanya satu unit produk sehingga
pendapatan (TR) sama dengan P dan total pembayaran nisbah bagi
hasilnya disimbolkan Hx, untuk perunitnya disimbolkan hx.
Analisis pertama, nisbah bagi hasilnya sama untuk semua
model bagi hasil (RSS, GPSS, OPSS dan NPSS) maka:
xRSS = xGPSS = xOPSS = xNPSS maka hxNPSS < hxOPSS < hxGPSS
(8)
<hxRSS
Berdasarkan pada persamaan (8) maka pembayaran bagi hasil
pada model revenue sharing adalah yang terbesar dan model net profit
sharing yang terkecil.
Analisis kedua, nisbah bagi hasilnya berbeda-beda untuk setiap
model bagi hasil (RSS, GPSS, OPSS dan NPSS) tetapi yang sama
adalah nilai rupiah yang dibayarkan. Untuk mendapatkan nilai rupiah
pembayaran bagi hasil yang sama untuk semua model maka nisbah
bagi hasilnya akan meningkat apabila nilai rupiah dari hasilnya
semakin kecil atau secara matematis dapat dituliskan:
hxRS = hxGPS = hxOPS = hxNPS = hx
(9)
Nisbah bagi hasil NPS adalah paling besar, keduanya OPS,
ketiganya GPS dan yang terkecil adalah RS atau dapat tulis sebagai
berikut:
xRS < xGPS < xOPS < xNPS
(10)
1. Perhitungan Nisbah dan Pembayaran Nisbah Pada model
Revenue Sharing System (RSS)
Misalkan nisbah yang akan diterima oleh pemberi pembiayaan
pada model RSS dengan asumsi nisbah bagi hasilnya sama untuk
semua model bagi hasil adalah sebesar x persen:
hxRSS = xRSS.R = xRSS.P
(11)
hxRSS = xRSS.[vc + fc + m (vc+fc)]
145
h xRSS
c(1 + m)
(13)
Besarnya nisbah bagi hasil bagi pemberi pembiayaan pada
persamaan (13) dapat dihitung juga dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Tingkat pengembalian pasar x Besarnya nilai pembiayaan
x RSS =
x 100%
Pendapatan dalam satu periode
(14)
x RSS =
x RSS =
rm . N p
Q.P
x 100%
rm . N p
Q. c(1 + m)
x 100%
(15)
Maka besar nisbah bagi penerima pembiayaan (yRSS) adalan 100%
dikurangi nisbah bagi pemberi pembiayaan (xRS).
Dimana:
: Nisbah bagi hasil bagi pemberi pembiayaan pada
xRSS
model revenue sharing
: Nisbah bagi hasil bagi penerima pembiayaan pada
yRSS
model revenue sharing
: Besarnya pembayaran bagi hasil dari penerima
hxRSS
pembiayaan kepada pemberi pembiayaan.
: Tingkat pengembalian pasar dalam persentase
rm
: Besarnya nilai pembiayaan yang diberikan dalam
Np
rupiah.
Q
: Jumlah unit yang terjual satuan dalam unit
P
: Harga persatuan unit produk dalam rupiah
m
: tingkat margin keuntungan perunit produk (mark up
harga perunit produk) yang diinginkan dalam
persentase
146
Xt = X X.
A n -1
Np
A n -1
X t = X .1
(17)
N
p
Dimana:
: Nisbah bagi hasil bagi pemberi pembiayaan pada
xt
periode ke t
dalam persentase (%)
x
: Nisbah bagi hasil bagi pemberi pembiayaan pada
periode ke satu
dalam persentase (%)
A
: Besaran angsuran pokok pembiayaan setiap periode
dalam rupiah (Rp)
n
: Periode anguran ke
: Besarnya nilai pembiayaan dalam rupiah (Rp)
Np
Rumus (17) berlaku untuk semua sistem bagi hasil (RSS,
GPSS, OPSS dan NPSS).
Pada saat ini perhitungan nisbah bagi hasil, khususnya nisbah
bagi hasil pembiayaan pada umumnya masih didasarkan pada tingkat
pengembalian yang terjadi di pasar atau masih menjadikan tingkat
bunga pasar yang terjadi yang dijadikan acuan tetapi pembayaran bagi
hasilnya tetap berbasiskan pada hasil (based of income) dari usaha
yang dijalankan.
147
148
x RSS =
x RSS =
0,15 x 1.000.000.000
x 100%
1.500.000.000
xRSS = 10%
Maka besarnya nisbah bagi penerima pembiayaan (emiten) adalah:
yRSS = 100% - 10% = 90%
Sehingga nisbahnya:
149
b. Menggunakan Persamaan 15
Karena investor mengharpkan pendapatannya sama dengan
pendapatan obligasi konvensional yaitu sebesar 15%, maka nilai nominal yang
diharapkan oleh investor adalah senilai = 15% x Rp. 1.000.000.000,- = Rp.
150.000.000,- pertahun.
x RSS =
rm . N p
Q. (c(1 + m)
x 100%
(15)
rm : 15%
Q : 100.000 pasang
c : Rp. 10.000,m : 50%
maka xRSS adalah sebesar;
0,15. 1.000.000. 000 p
x 100%
100.000. (10.000(1 + 0,5)
150.000.00 0
x RSS =
x 100%
1.500.000. 000
x RSS =
XRSS = 10%
2. Tingkat Pengembalian investasinya
Misalnya saja pada bulan Januari perusahaan mampu menjual 10.000
pasang sepatu.
Pembayaran bagi hasilnya adalah sebagai berikut::
Pendapatan (revenue) yang diperoleh perusahaan (TR) pada bulan Januari
adalah;
Penerimaan total investor pada bulan Januari 2007 dapat langsung dihitung
berdasarkan pendapatan totalnya pada bulan Januari,
TR = P.Q
= Rp. 15.000/unit x 10.000 unit
= Rp. 150.000.000,Bagi hasil yang diterima oleh investor adalah sebesar= 10% x Rp.
150.000.000,- = Rp.15.000.000,- sehingga yang diterima emiten adalah
sebesar 90% x Rp. 150.000.000,- = Rp. 135.000.000,-.
Apabila investornya lebih dari seorang maka nilai sebesar
Rp.15.000.000 dibagi sebanyak investor berdasarkan proporsi investasinya.
Misalnya terdapat 5 investor dengan proporsi investasinya sama (masing
20%) makan masing investornya akan menerima sebesar = 20%x
15.000.000,- = Rp. 3.000.000,- perinvestor.
Hasil investasi ini mempunyai tingkat rasio pengembalian
investasinya terhadap nilai modal (dana) yang diinvestasikan (return on
investment, ROI) perbulan Januari 2007 sebesar;
ROI =
pendapatan
x100%
total investasi
150
Rp. 15.000.000,
x100%
Rp. 1.000.000.000,
ROI = 1,5%
Kalau dirata-rata dalam setahunnya sebesar = 18%.
Hasil ini lebih tinggi dari hasil obligasi konvensional yang hanya
memberikan tingkat hasil sebesar 15% pertahun atau 1,25% perbulan.
Obligasi konvensional berapapun pendapatan yang peroleh perusahaan,
maka pendapatan yang akan diterima investor adalah tetap sebesar 15% x
nilai obligasinya (Rp. 1.000.000.000,-) = Rp.150. 000.000,- pertahun atau Rp.
12.500.000,- perbulan, sedangkan dengan sistem bagi hasil besarnya tidak
tetap melainkan tergantung dari pendapatan yang diperoleh setiap bulannya,
dapat lebih rendah atau lebih tinggi dari Rp. 15.000.000,- perbulan. Atau
bahkan tidak akan mendapat bagi hasil sama sekali.
Bagaimana apabila terjadi flutuasi harga dan pendapatan serta
bedanya dengan obligasi konvensional, dapat lihat pada tabel di bawah ini:
ROI =
Fluktuasi
(b)
Bunga
=1,25%/bln)
(c)
Harga1
Januari
Rp12,500,000
Rp15,000
10000
Rp15,000,000
Rp15,000,000
Rp150,000,000
Pebruari
Rp12,500,000
Rp16,000
9500
Rp15,000,000
Rp16,000,000
Rp142,500,000
Maret
Rp12,500,000
Rp17,500
9000
Rp15,000,000
Rp17,500,000
Rp135,000,000
April
Rp12,500,000
Rp14,500
12000
Rp15,000,000
Rp14,500,000
Rp180,000,000
Mei
Rp12,500,000
Rp12,500
15000
Rp15,000,000
Rp12,500,000
Rp225,000,000
Juni
Rp12,500,000
Rp18,000
14500
Rp15,000,000
Rp18,000,000
Rp217,500,000
Juli
Rp12,500,000
Rp18,000
14500
Rp15,000,000
Rp18,000,000
Rp217,500,000
Agustus
Rp12,500,000
Rp18,000
14500
Rp15,000,000
Rp18,000,000
Rp217,500,000
September
Rp12,500,000
Rp14,500
11500
Rp15,000,000
Rp14,500,000
Rp172,500,000
Oktober
Rp12,500,000
Rp14,500
10500
Rp15,000,000
Rp14,500,000
Rp157,500,000
Nopember
Rp12,500,000
Rp18,500
Rp15,000,000
Rp18,500,000
Rp187,500,000
Desember
Rp12,500,000
Rp18,500
Rp15,000,000
Rp18,500,000
Rp180,000,000
Rp2,182,500,00
0
(1)
Bulan (2007)
Total
Setahun
Rp150,000,000
(d)
Volume
Penjuala
n2
12500
12000
(e)
Konstan3
Rp180,000,000
Fluktuasi
(f)
Harga4
Rp195,500,000
(g
Pendapatan5
151
vc
[fc + m (vc + fc)]
x GPSS = x RSS
+
[fc
+
m
(vc
+
fc)]
[fc + m (vc + fc)]
vc
x GPSS = x RSS
+ 1
[fc + m (vc + fc)]
vc
+ 1
x GPSS = x RSS
fc + m.c
(18)
152
x GPS =
(19)
x GPS =
x GPS =
rm . N p
Q.(P - vc)
x 100%
rm . N p
Q. (fc + m.c)
x 100%
(20)
Persamaan (19) dan (20) adalah besarnya nisbah bagi hasil bagi
pemberi pembiayaan atau yang harus dibayarkan oleh penerima
pembiayaan pada model Gross Profit Sharing Syatem (GPSS), maka
besar nisbah bagi penerima pembiayaan (yGPSS) adalan 100%
dikurangi nisbah bagi pemberi pembiayaan (xGPS).
Misalkan besarnya xRSS seperti pada peraga 7.1, yaitu sebesar
15 maka xGPSS adalah sebesar;
vc
x GPSS = x RSS
+ 1
fc + m.c
9.000
x GPSS = 10%x
+ 1
1.000
+
(0.5
x
10.000)
x GPSS = 10%x[1.5 + 1]
xGPSS = 25%
Maka besarnya nisbah bagi hasil bagi investor berdasarkan
laba operasi bersih adalah sebesar 25% sedangkan nisbah bagi hasil
bagi emitennya adalah sebesar 75%.
Ilustrasi contoh perhitungannya data-datanya dapat digunakan
pada peraga 7.1. di atas. Besarnya hasil perunit yang akan diterima
investor pada bulan Januari 2007 adalah sebesar;
hxGPSS = xGPSS.(fc + m. c)
= 25%.(Rp. 1.000,- + 0,5. Rp.10.000)
= 25%.(Rp. 6.000,0)
= Rp. 1.500,- per pasang sepatu.
Penerimaan pada bulan Januari 2007 adalah 10.000 x
Rp.1.500,- = Rp. 15.000.000,-
153
x OPSS =
vc
fc
m (vc + fc)
x OPSS = x RSS
+
+
[m
(vc
+
fc)]
[
m
(vc
+
fc)]
m
(vc + fc)
vc
fc
x OPSS = x RSS
+
+ 1
m (vc + fc) m (vc + fc]
vc + fc
x OPSS = x RSS
+ 1
m (vc + fc]
x OPSS = x RSS
+ 1
m.c
(23)
154
x OPSS =
rm . N p
Q.(P - vc - fc)
rm . N p
Q. m.c
x 100%
x 100%
(25)
Persamaan (23) dan (24) adalah besarnya nisbah bagi hasil bagi
pemberi pembiayaan atau nisbah yang harus dibayarkan oleh
penerima pembiayan pada model Operating Profit Sharing (OPS),
maka besar nisbah bagi penerima pembiayaan (yOPS) adalan 100%
dikurangi nisbah bagi pemberi pembiayaan (xOPS).
Persamaan (23) adalah besarnya nisbah bagi hasil bagi
pemberi pembiayaan atau nisbah yang harus dibayarkan oleh
penerima pembiayan pada model Operating Profit Sharing System
(OPSS).
Contoh gunakan data pada peraga 7.1. maka;
c
x OPSS = x RSS
+ 1
m.c
10.000
x OPSS = 10%.
+ 1
0,5.10.000
155
NP = m.c.(1 t)
Maka besarnya pembayaran nisbah bagi hasilnya adalah
sebesar:
hxNPSS = xNPS.[ m.c.(1 t)]
(27)
xNPSS adalah nisbah bagi hasil bagi pemberi pembiayaan atau
yang harus dibayarkan oleh penerima pembiayaan pada model net
profit sharing dan hxNPS adalah besarnya pembayaran bagi hasil dari
penerima pembiayaan kepada pemeberi pembiayaan. Persamaan (27)
adalah besarnya nilai rupiah pembayaran bagi hasil.
Apabila nilai pembayaran bagi hasil pada model net profit
sharing dengan model revenue sharing, model gross profit sharing
dan model operating profit sharing harus sama maka hxRSS = hxGPSS =
hxOPSS = hxNPSS sehingga nisbah yang harus dibayarkan dapat dihitung
sebagai berikut:
hxRSS = hxGPSS = hxOPSS = hxNPSS
xRSS.[vc + fc + m (vc+fc)] = xNPSS.[ m.c.(1 t)]
x
NPSS
RSS
vc
fc
m .c
x NPSS = x RSS
+
+
c + m.c
x NPSS = x RSS
m.c (1 - t)
c(1 + m)
x NPSS = x RSS
m.c (1 - t)
156
1+ m
x NPSS = x RSS
m(1 - t)
(28)
(29)
x NPS =
x NPS =
rm . N p
Q.(P - vc - fc - t)
rm . N p
Q. m. c. (1 - t)
x 100%
x 100%
(30)
Persamaan (28) dan (29) adalah besarnya nisbah bagi hasil bagi
pemberi pembiayaan atau yang harus dibayarkan oleh penerima
pembiayaan pada model Net Profit Sharing (NPS), maka besar nisbah
bagi penerima pembiayaan (yNPS) adalan 100% dikurangi nisbah bagi
pemberi pembiayaan (xNPS).
Persamaan (28) adalah besarnya nisbah bagi hasil bagi
pemberi pembiayaan atau yang harus dibayarkan oleh penerima
pembiayaan pada model Net Profit Sharing (NPS).
Contoh gunakan data pada peraga 7.1. maka;
1+ m
x NPSS = x RSS
m(1 - t)
0,5(1 - 0,3)
157