Reno Virgianto
141.10.1083
Mikropaleontologi ( A, Kamis 15.00-16.40)
Pada umumnya, dasar laut yang disajikan dalam media cetak dan elektronik
digambarkan sebagai pelamparan terumbu karang, padang lamun, kerangkerangan dan biota lain yang beraktivitas di sekitar dasar laut. Selain biota, dasar
laut juga digambarkan sebagai pelamparan pasir atau lumpur yang oleh orang
awam dianggap seragam di satu tempat dengan di tempat lain. Kenampakan dasar
laut tersebut dapat dilihat secara langsung baik misalnya saat menyelam maupun
secara tidak langsung melalui hasil dokumentasi atau dideteksi dengan
menggunakan teknologi inderaja untuk mendapatkan data batimetri dan kondisi
terumbu karang. Namun sejauh ini kenampakan mikroskopis dasar laut belum
terlihat bagi orang awam dan hanya dinikmati terbatas oleh komunitas ilmuwan
tertentu. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami sajikan kenampakan material
dasar laut secara mikroskopis dengan harapan dapat memberi informasi dan
gambaran yang lebih spesifik.
Gambar 1.
Pendahuluan
Pada umumnya, dasar laut yang disajikan dalam media cetak dan elektronik
digambarkan sebagai pelamparan terumbu karang, padang lamun, kerang2
kerangan dan biota lain yang beraktivitas di sekitar dasar laut. Selain biota, dasar
laut juga digambarkan sebagai pelamparan pasir atau lumpur yang oleh orang
awam dianggap seragam di satu tempat dengan di tempat lain. Kenampakan dasar
laut tersebut dapat dilihat secara langsung baik misalnya saat menyelam maupun
secara tidak langsung melalui hasil dokumentasi atau dideteksi dengan
menggunakan teknologi inderaja untuk mendapatkan data batimetri dan kondisi
terumbu karang. Namun sejauh ini kenampakan mikroskopis dasar laut belum
terlihat bagi orang awam dan hanya dinikmati terbatas oleh komunitas ilmuwan
tertentu. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami sajikan kenampakan material
dasar laut secara mikroskopis dengan harapan dapat memberi informasi dan
gambaran
yang
lebih
spesifik.
Secara umum, dasar laut terdiri dari sedimen, mineral dan material biogenik
dimana kandungan dan komposisinya sangat bervariasi tergantung pada kondisi
lingkungan setempat. Material biogenik dalam sedimen yang berukuran
mikroskopis terdiri dari beberapa kelompok organisme yang menurut Haq dan
Boersma, 1984 dapat dibedakan berdasar bahan pembentuk cangkangnya yaitu
kelompok berdinding gampingan (misalnya foraminifera dan ostracoda),
berdinding silikatan (radiolaria), berdinding organik dan fosfat. Selain itu, di dasar
laut juga ditemukan moluska, pecahan koral, spikula dan lain-lain yang dapat
dilihat
secara
megaskopis.
meter di suatu cekungan (Tomascik dkk, 1997). Kemudian timbul pertanyaan, ada
apa di dasar laut di sekitar Pulau Nunukan-Sebatik, Kalimantan Timur?
Perairan Sekitar Pulau NunukanSebatik
Wilayah sekitar Pulau Nunukan-Sebatik, Kalimantan Timur dimana kegiatan
survei dilakukan pernah menjadi topik hangat di berbagai media massa baik yang
menyangkut isu tenaga kerja maupun yang menyangkut klaim sepihak dari negara
tetangga Malaysia berkaitan dengan kepemilikian Blok Ambalat di lepas perairan
Karang Unarang. Berdasarkan bukti geologi (tektonik dan penyebaran cekungan)
daerah telitian secara umum merupakan kelanjutan alamiah dari Kalimantan
Timur dan Selat Makasar.
Pengambilan sedimen dasar perairan sekitar P.Sebatik-Nunukan, Kalimantan
Timur menggunakan pemercontoh comot dan 47 sampel sedimen terpilih
digunakan untuk studi mikrofauna (foraminifera dan ostracoda). Kemudian
sebagian sampel sedimen dikeringkan dan dengan berat kering yang sama
dilakukan pencucian dalam ayakan berukuran 2, 3, dan 4 phi dan terakhir
dikeringkan. Studi ostracoda dilakukan hingga tingkat spesies bila memungkinkan
dan perhitungan spesimen/individu tiap spesies/jenis. Sedangkan analisis
foraminifera hanya dilakukan sepintas sebagai pembanding dan penunjang atau
informasi tambahan apabila tidak ditemukan ostracoda atau ada penemuan yang
menarik untuk dibahas dalam tulisan ini.
Kenampakan mikroskopis dasar laut
Dasar perairan di daerah penelitian yang diuraikan dalam tulis ini lebih
difokuskan pada material biogenik dan material lain yang dominan. Kandungan
dan komposisi material tersebut bervariasi di satu titik lokasi dengan di titik lokasi
lain, terutama pada zona dekat pantai dan laut lepas. Kenampakan mikroskopis
pada beberapa titik lokasi mewakili dasar perairan sekitar P.Nunukan-Sebatik
yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata secara rinci. Secara umum tampak
adanya perubahan kenampakan mikroskopis dasar laut seperti sisa tanaman
dijumpai dominan pada titik lokasi yang tidak jauh dari daratan, di sebelah selatan
Penutup
Kenampakan dan kehadiran material biogenik dasar laut secara mikroskopis dapat
mencerminkan dinamika dasar perairan tersebut. Keterdapatan ostracodaforaminifera secara melimpah dan dalam warna cangkang yang berbeda dari
keadaan normal dapat mengindikasikan adanya perubahan kondisi lingkungan.
Kami mengucapkan terima kasih atas dorongan yang diberikan oleh Bapak Ir.
Subaktian Lubis untuk menyajikan tulisan ini.
Demikian juga kepada Tim Sebatik atas kerja sama, diskusi dan saran yang
diberikan kepada kami.
Ulasan
Oleh : Reno Virgianto-141.10.1083
Secara umum, dasar laut terdiri dari sedimen,
mineral
dan
material
biogenik
dimana
sekitar
P.Sebatik-Nunukan,
pengambilan
Kalimantan
Timur
sedimen
dasar
menggunakan
cukup tinggi. Ada beberapa spesies yang dijumpai sangat melimpah pada titik
lokasi tertentu seperti Foveoleberis cypraeoides sangat dominan, Phlyctenophora
orientalis dan Hemicytheridea reticulata.
Dalam hal ini, kondisi perairan sekitar pulau nunukan dan pulau sebatik
mengindikasikan bahwa adanya perubahan lingkungan yang menyebabkan
ostracoda dab foraminifera melimpah dan berbeda dari keadaan normal.
Daftar Pustaka
Boltovskoy, E. & Wright, R., 1976. Recent Foraminifera. W. Junk. B.v. Publisher,
The Haque, 515 hal.
Haq,B.U.,& Boersma, A., 1984. Introduction to Marine Micropaleontology.
Elsevier 375 hal.
Renema, W., & Troelstra. S., 2002. Larger foraminifera distribution on the
mesotrophic carbonate shelf in the SW Sulawesi, Indonesia. Paleogeography,
Paleoclimatology and Paleoecology 175 (1-4): 125-146.
Tomascik, T., A. Janice, A. Nontji, & M. K. Moosa. 1997. The Ecology of
Indonesian Seas Part Two. Periplus Edition, Little Road, Jakarta, Sydney,
Kawasaki dan Oxford, 688 hal.
Whatley, R.C., 1988. Population structure of ostracods: some general principles
for the reoconitioan of paleoenvironemnts. Dalam DeDeckker, P., Colin, J.P.,
& Peypouquet, J.P., 1988. Ostracdoa in the Earth Sciences. 245-256.
Whatley, R.C. & Watson, K., 1988. A preliminary account of the Distribution of
Ostracoda in Recent Reef and Reef Associated Environments in Pulau
Seribu or Thousand Island Group, Java Sea. In Hanai, T., Ikeya, N., and
Ishizaki, K., (eds). Evolutionary Biology on Ostracoda:Proceeding of the
Ninth International Symposium on Ostracoda, Shizuoka, 399 411.
Dewi, Kresna Tri dkk, 2010, Ada Apa di Dasar sekitar Laut pulau Nununkan &
Sebatik Kalimantan Timur ?, http://www.mgi.esdm.go.id/content/, diakses
pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2015
10