1. Tekanan Uap
Besarnya tekanan uap jenuh dipengaruhi
oleh jumlah zat dan suhu. Makin besar
tekanan uap suatu cairan, makin mudah
molekul-molekul cairan itu berubah menjadi
uap. Tekanan uap suatu larutan dapat diukur
dengan alat manometer merkurium.
2. Titik Beku
Penurunan titik beku larutan mendiskripsikan bahwa
titik beku suatu pelarut murni akan mengalami
penurunan jika kita menambahkan zat terlarut di
dalamnya. Sebagai contoh air murni membeku pada
suhu 0 C akan tetapi jika kita melarutkan contoh sirup
atau gula di dalamnya maka titik bekunya akan menjadi
dibawah 0 C. Sebagai contoh larutan garam 10% NaCl
akan memiliki titik beku -6 C dan 20% NaCl akan
memiliki titik beku -16 C.
3. Titik Didih
Berlawanan dengan penurunan titik beku larutan
. "Kenaikan Titik Didih Larutan" merupakan
fenomena meningkatkan titik didih suatu pelarut
disebabkan adanya zat terlarut di dalam pelarut
tersebut. Ini berarti bahwa titik didih pelarut
akan lebih kecil jika dibandingkan dengan titik
larutan. Sebagai contoh Pada saat merebus air
titik didih air murni adalah 100 C jika kita
melarutkan gula atau garam dapur ke dalam air
maka titik didihnya akan lebih dari 100 C.
4. Tekanan Osmotik
Pengaplikasisan tekanan osmotik dalam bidang kesehatan,
yaitu tekanan osmosis dalam cairan infus.
Jika seseorang memerlukan nutrisi dari injeksi cairan infus,
maka tekanan osmotik cairan infus harus sesuai dengan
tekanan osmotik darah (isotonik/isoosmotik). Cairan Isotonik
adalah cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan)
cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus
menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan
cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan
hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (nacl 0,9%).
Jika tekanan dalam sel darah merah < tekanan cairan infus (hipotonik),
maka sel darah merah akan menyerap air sehingga dinding sel akan
mengembang dan pecah. Cairan hipotonik adalah cairan infuse yang
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+
lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan
menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai
akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel
mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis)
dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula
darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang
membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam
pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.
Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
Kesimpulan sifat koligatif tekanan osmotik berguna bagi bidang medis.
Daftar Pustaka
http://onetricks.blogspot.com
http://reizazulkarnaen.blogspot.com
http://renideswantikimia.wordpress.
com